Pada suatu kegiatan pertambangan yang merupakan kegiatan yang sangat
spesifik dalam memerlukan aktivitas penggalian terutama pada lokasi tambang yang menggunakan metode tambang permukaan, sehingga pastinya akan mengakibatkan perubahaan pada bentang alam . Adanya perubahan tersebut dapat menurunkan fungsi lingkungan yang akan berpotensi menimbulkan erosi dan adanya sedimentasi, kemudian terbentuknya air asam tambang, penurunan kualitas udara, dan penurunan produktivitas lahan.Selain itu kegiatan ini juga akan menghasilkan lubang bekas tambang, material sisa yang akan dibuang dan sisa hasil pengolahan atau tailing.
Artinya pada semua indistri khususnya pada pertambangan memiliki
dampak lingkungan yang tidak dapat dihindari, baik dampak positif maupun dampak negative sehingga adanya terjadi pertukaran antara lingkungan dan dampak lingkungan. Dan pemerintah Indonesia telah memutuskan bahwa tambang ini sangat penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia, dan pemerintah yang dimana telah mengatur bagaimana perusahaan pertambangan menjalankan usaha agar dapat memberikan manfaat ekonomi yang diinginkan oleh Indonesia, dan sementara sedapat mungkin bisa mengurangi dampak negative terhadap lingkungan.
Dalam hal ini untuk mempertahankan daya dukung lingkungan,
perusahaan harus menetapkan strategi yang benar. Perusahaan harus menerapkan kegiatan pembanguan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang memadukan lingkungan hidup, dan termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup pada generasi muda kita saat ini.
Diperlukannya pula sebuah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasaan
kegiatan pertambangan yang baikuntuk menghindari atau meminimalkan dampak lingkungan yang yang besar atau dengan istilah dengan manajemen tambang, dalm hal ini adanya pengolahaan lingkungan pertambangan dengan aspek penting yang prlu diperhatikan untuk menciptakan kawasan hidup berkelanjutan dan terpadu. Dalam hal ini Indonesia memiliki kekayaan alam luar biasa baik di permukaan maupun di bawah tanahnya. Kekayaan bawah tanah Indonesia berupa beragam produk pertambangan meliputi mineral, seperti emas, nikel,besi, batubara, dan lainnya. Sebagai SDA tidak terbarukan, aktifitas tambang di Indonesia diatur oleh pemerintah. Tujuannya agar aktivitas pertambangan dapat memerikan manfaat, baik untuk kepentingan perusahaan maupun pemenuhan kebutuhan minerba. Hal ini juga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan social secara menyeluruh.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) terus melakukan upaya untuk mengelola ekologi berkelanjutan yang terpadu dalam konteks aktivitas pertambangan. PPSDM Geominerba kembali hadir dalam kerangka peningkatan kapasitas Aparatur Sipil Negara Kementerian ESDM salah satunya melalui Diklat Manajemen Tambang yang tujuannya adanya pelatihan khusus yang diberikan kepada ASN dalam menjalankan suatu kegiatan pertambangan dengan memperhatikan lingkungan sekitar.
Dalam menangani dampak lingkungan yang besar dapat dilakukan sebuah
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pertambangan yang baik untuk menghindari/meminimalkan dampak lingkungan yang besar seperti lansekap yang tidak beraturan, bahkan lubang tambang, erosi dan sedimentasi yang tinggi, kesuburan tanah yang rendah tidak layal untuk budidaya, produksi air asam tambang yang dapat berlangsung hingga ratusan tahun sehingga dapat mematikan biota di perairan umum. Disamping itu penilaian potensi dan besaran dampak lingkungan dari sebuah kegiatan, termasuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan dampak, wajib untuk dikaji yang kemudian dituangkan dalam dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan/atau Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL). Dokumen tersebut, beserta dokumen-dokumen teknis lainnya seperti Rencana Reklamasi dan Rencana Pascatambang disusun untuk memastikan kegiatan pertambangan dilakukan dengan memperhatikan pengelolaan lingkungan secara bertanggungjawab yang berkesinambungan.