Anda di halaman 1dari 2

481651_Soepardjo 13_Dhevi Nur Choiru Untsa

Mengenal Lebih Dekat KBGO

Berdasarkan UNHCR kekerasan berbasis gender diartikan sebagai kekerasan


langsung pada seseorang yang didasarkan atas seks atau gender. Ini termasuk
tindakan yang mengakibatkan bahaya atau penderitaan fisik, mental atau seksual,
ancaman, paksaan, dan penghapusan kemerdekaan. Terdapat sembilan bentuk
kekerasan berbasis gender online yaitu Cyber Hacking, Cyber Harrasment,
Impersonation, Cyber Recruitment, Cyber Stalking, Malicious Distribution,
Revenge Porn, Sexting, dan Morphing. Contoh saja kasus pelecehan seksual
berbasis online dengan modus pelaku merayu korban dengan cara meminta
korban untuk mengirimkan foto – foto yang tidak senonoh. Dalam Internet
Governance Forum dipaparkan bahwa kekerasan gender online mencakup
spektrum perilaku, termasuk penguntitan, pengintimidasian, pelecehan seksual,
pencemaran nama baik, ujaran kebencian, dan eksploitasi. Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menyebutkan risiko
KBGO di internet terus meningkat. Oleh karena itu, Menteri Bintang mengimbau
agar semua sektor dapat bekerja sama untuk melakukan pencegahan. KBGO
menjadi tantangan tersendiri karena pelaku bisa berlindung dalam akun anonim
dan sulit ditemukan. Sehingga, kekerasan yang tadinya terbatas fisik dan waktu
kini jadi tidak terbatas lagi. Maka literasi digital diperlukan untuk mencegah hal
tersebut. Upaya pencegahan kasus KBGO membutuhkan kebijakan dan legislasi
yang jelas dan mendukung, terutama mengingat terjadinya peningkatan dalam
angka kasus kekerasan di lingkungan rumah tangga selama masa pandemi
COVID-19. Perlu ditekankan bahwa kesetaraan gender bukan hanya soal
perempuan atau laki – laki saja, tetapi ini terkait hak asasi manusia. Memastikan
bahwa semua orang dapat menikmati hak – haknya merupakan kewajiban yang
tertuang dalam kerangka komitmen internasional. Dengan mengedukasi dan
memberikan sosialisasi kepada masyarakat dalam bentuk poster terkait upaya
pencegahan KBGO. Ada dua solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah, yaitu
jalur litigasi dan nonlitigasi. Solusi litigasi dengan mengesahkan RUU PKS.
Sementara solusi nonlitigasinya dengan meningkatkan kemampuan aparat dalam
menangani KBGO menggunakan perspektif gender.

Anda mungkin juga menyukai