ANALISIS RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2005-2025
Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang menjelaskan sejarah pembentukan Provinsi Kepulauan Riau serta latar belakang yang menjelaskan perlunya penyusunan RPJP Daerah. Selain itu, juga dijelaskan maksud dan tujuan RPJPD, proses penyusunan, landasan hukum penyusunan, dan hubungan RPJP Daerah dengan dokumen perencanaan lainnya. Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah Bab II menjelaskan kondisi umum daerah serta prediksi atau perkiraan kondisi daerah di waktu yang akan datang serta tantangan yang dihadapi. Kondisi ini menggambarkan potensi daerah baik dari aspek geomorfologi, lingkungan, kependudukan, ekonomi, maupun sumber daya alam. Disamping itu juga memuat tentang kondisi dan potensi social budaya. Pada bab ini juga dilengkapi dengan tantangan yang akan dihadapi selama 20 tahun ke depan dan modal dasar pembangunan. Bab III Analisa Isu-Isu Daerah Strategis Bab III memuat isu strategis yang berkaitan dengan pencapaian visi dan misi yang telah direncanakan. Isu yang disajikan berupa kekuatan atau potensi, kelemahan, peluang dan tantangan. Identifikasi dari isu tersebut menghasilkan rumusan masalah dari kondisi yang ada di daerah. Bab IV Skenario Pembangunan Jangka Panjang Bab ini menguraikan scenario panjang Provinsi Kepulauan Riau yang meliputi prediksi ekonomi selama rencana pembangunan. Bab V Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang Daerah Bab ini merupakan isi pokok dari RPJP Daerah yang didahului oleh dasar filosofis daerah yang tertuang dalam motto daerah “Berpancang Amanah Bersauh Marwah” yang selanjutnya memuat visi dan misi pembangnan jangka panjang daerah beserta penjelasannya. Bab VI Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Bab VI memuat susunan arah pembangunan yang ingin diwujudkan dalam 20 tahun serta arah kebijakan yang ditempuh untuk menuju arah yang ditetapkan. Arah pembangunan secara umum juga dilengkapi dengan arahan pembangunan menurut periode pembangunan yang dituangkan dalam RPJM ke-1, RPJM, ke-2, RPJM ke-3, dan RPJM ke-4. Bab VII Kaedah Pelaksanaan Bab VII memuat kaedah pelaksanaan pembangunan mulai dari penjelasan periodesasi dan tanggung jawab serta pembiayaan dalam menjalankan RPJP. Bab ini juga menjelaskan ketentuan perubahan RPJP Daerah dimasa yang akan datang serta perlunya menjamin keberhasilan rencana jangka panjang dengan melibatkan semua pihak yang terkait secara langsung. Bab VIII Penutup Bab ini menjelaskan kaedah umum pelaksaan RPJP Daerah yang mencakup penegasan tentang peranan RPJP Daerah dalam pembangunan daerah.
ANALISIS RPJMD Kabupaten Luwu Tahun 2014-2019
Bab I Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan. Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah Bab ini memuat aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan Bab ini memuat kinerja keuangan masa lalu, kebijakan pengelolaan keuagan masa lalu, dan kerangka pendanaan. Bab IV Analisis Isu Strategis Bab ini memuat permasalahan pokok pembangunan daerah dan isu-isu strategis. Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Bab ini memuat arah RPJPD Kabupaten Luwu tahun 2005-2025, prioritas pembangunan nasional tahun 2010-2014, visi dan misi, serta tujuan dan sasaran RPJMD tahun 2014-2019. Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan Bab ini memuat strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi yang terpilih. Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Bab ini memuat kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator kerja, serta program pembangunan yang dikelompokkan ke dalam agenda dan prioritas pembangunan daerah. Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Bab ini memuat urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab SPKD serta pencapaian target indikator kinerja per urusan disertai kebutuhan pendanaan. Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah Bab ini memuat indikator kinerja makro pemerintah daerah dalam pencapaian outcome tahunan selama periode 2014-2019. Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan Bab ini memuat ketentuan peralihan untuk penyusunan RPKD transisi, kaidah pelaksanaa, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan dari rencana yang telah disusun.
ANALISIS RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022
Buku I, Narasi RKPD Tahun 2022, terdiri atas: Bab I Pendahuluan Bab I memuat latar balakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, makdsud dan tujaun, serta sistematika penyusunan RPKD. Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah Bab II memuat kondisi umum daerah, evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD sampai tahun 2020 dan realiasi RPJMD sampai dengan tahun 2020, permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis pembangunan daerah. Bab III Kerangka Ekonomi Daerah dan Keuangan Daerah Bab III memuat kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, arah kebijakan daerah, serta arah kebijakan keuangan daerah. Bab IV Sasaran dan Prioritas Pembangunan Daerah Bab IV memuat prioritas dan fokus pembangunan daerah tahun 2022 berdasarkan hasil evaluasi dan analisis pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. Bab V Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota Bab V memuat arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota yang ditetapkan oleh provinsi sebagai dasar penyusunan RKPD Kabupaten/Kota. Bab VI Rencana Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Bab VI memuat rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran, prioritas dan fokus pembangunan daerah tahun 2022. Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Bab VII memuat indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun Indikator Kinerja Utama Perangkat Daerah, dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (IKPD) yang akan dicapai di tahun 2022. Bab VIII Penutup Bab VIII memuat harapan berkenaan dengan pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022. Buku II, Evaluasi Hasil Pelaksanaan RPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022, terdiri atas: a. Urusan wajib pelayanan dasar b. Urusan wajib bukan pelayanan dasar c. Urusan pilihan d. Fungsi lainnya Buku III, Rencana Program dan Kegiatan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022.
ANALISIS KUA Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2019
Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang penyusunan kebijakan umum anggaran, maksud dan tujuan, serta dasar yang digunakan dalam penyusunan KUA. Bab II Kerangka Ekonomi Makro Daerah Bab ini berisi perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun 2017 dan perkiraan pada tahun 2019 yang terdiri dari pertumbuhan ekonomi, PDRB, dan inflasi; rencana target ekonomi makro pada tahun 2019 yang terdiri dari tantangan perekonomian, prospek perekonomian daerah tahun 2019. Bab III Asumsi-Asumsi Dasar dalam Penyusunan RAPBD Bab ini berisi asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan perencanaan APBD tahun 2019 yang meliputi asumsi dasar yang digunakan dalam APBD, laju inflasi, pertumbuhan PDRB, dan asumsi lain yang berpengaruh dalam penyusunan APBD tahun anggaran 2019. Bab IV Kebijakan Pendapatan, Belanja, dan Pembiayan Daerah Bab ini berisi kebijakan pendapatan daerah yang terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah; kebijakan belanja daerah, yaitu kebijakan terkait dengan perencanaan belanja daerah meliputi total perkiraan belanja daerah, kebijakan belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga, serta kebijakan pembangunan daerah, kendala yang dihadapi, strategi dan prioritas pembangunan daerah yang disusun secara terintegrasi dengan kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang akan dilaksanakan di daerah; kebijakan pembiayaan daerah yang meliputi kebijakan penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah. Bab V Penutup Bab ini berisi rangkuman atau kesimpulan dari bab-bab yang telah dijabarkan sebelumnya.
ANALISIS PPAS Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2016-2018
Bab I Pendahuluan Bab I memuat latar belakang, tujuan penyusunan PPAS, dan landasan hukum penyusunan PPAS. Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Bab II memuat target pendapatan daerah, pendapatan asli daerah, dana perimbangan, lain- lain pendapatan daerah yang sah, dan target penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. Bab III Prioritas Belanja Daerah Bab III memuat berbagai sasaran yang menjadi prioritas pembangunan, seperti meningkatkan pemerataan dan kualitas pelayanan pendidikan serta kesehatan. Bab IV Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Urusan Pemerintahan dan Program/Kegiatan Bab IV memuat plafon anggaran sementara berdasarkan urusan pemerintahan dan program/kegiatan pembangunan Kota Surabaya tahun 2018 yang telah mempertimbangkan rencana pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah serta prioritas pembangunan. Bab V Rencana Pembiayaan Daerah Bab V memuat rincian pembiayaan daerah yang meliputi APBD tahun 2018, sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya pada tahun 2017, serta proyeksi pengeluaran pembiayaan daerah tahun 2018. Bab VI Penutup Bab VI memuat pernyataan apabila terdapat perubahan terkait kebijakan pemerintah dan/atau belanja, pembiayaan, dan pendapatan, maka dapat dilakukan penambahan atau pengurangan program dan kegiatan, serta plafon anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah. ANALISIS RKA-SKPD Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2018 RKA ini berisi jenis urusan pemerintah, organisasi, subunit organisasi, dan identitas pengguna anggaran meliputi nama, NIP, dan jabatan. RKA terdiri dari beberapa kode, yaitu: RKA-SKPD: Ringkasan anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan perangkat daerah Belanja tidak langsung lebih besar daripada belanja langsung yang memiliki selisih kurang lebih Rp 100 juta RKA-SKPD 1: Rincian anggaran pendapatan satuan daerah SKPD RKA-SKPD 2.1: Rincian anggaran belanja tidak langsung SKPD Belanja tidak langsung paling besar adalah tunjangan jabatan, yaitu sekitar Rp 140 juta. RKA-SKPD 2.2: Rekapitulasi anggaran belanja langsung menurut program SKPD Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi memakan dana paling besar yaitu Rp 88,4 juta. RKS-SKPD 2.2.1: Rincian anggaran belanja langsung menurut program dan SKPD RKA-SPKD 3.1: Rincian penerimaan pembiayaan daerah RKA-SKPD 3.2: Rincian pengeluaran pembiayaan daerah
ANALISIS APBD Kabupaten/Kota Jawa Timur
Rata-rata pertumbuhan pendapatan 38 daerah di Jawa Timur Tahun 2010-2016 adalah sebesar 17,35%. Pertumbuhan ini ditopang oleh PAD, dengan rata-rata 27,79%, Dana Perimbangan 18%, dan lain-lain pendapatan yang sah 110%. Struktur pertumbuhan PAD ini, ditopang dengan pertumbuhan pajak daerah 33%, retribusi daerah 11%, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 30% dan lain-lain yang sah 68%. Sedangkan, rata-rata pertumbuhan belanja per-tahunnya adalah sebesar 17,25%. Maknanya adalah pertumbuhan pendapatan yang diperoleh daerah juga diimbangi dengan pertumbuhan belanja, yang angkanya sedikit lebih kecil dari pendapatannya. Jika dilihat dari struktur belanjanya, maka rata-rata pertumbuhan belanja langsungnya ternyata lebih besar dibandingkan dengan belanja tidak langsungnya ini menandakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir daerah-daerah di Jawa Timur semakin berkonsentrasi untuk melaksanakan pembangunan dan memberikan pelayanan pada masyarakat yang dibuktikan dengan semakin besarnya persentase belanja langsung. Rata-rata pertumbuhan belanja tidak langsungnya sebesar 13,56%, sedangkan pertumbuhan belanja langsungnya sebesar 26,34% artinya pertumbuhan belanja langsung secara umum lebih besar dibandingkan belanja tidak langsungnya sehingga dari tahun ke tahun pemerintah daerah di Jawa Timur mengalokasikan belanja pembangunannya semakin meningkat, bahkan ada daerah yang rata-rata pertumbuhan belanja langsungnya mencapai 40% yakni Kabupaten Mojokerto. Besarnya defisit, pada tahun 2010 berada pada rentang Rp 6 M sampai dengan Rp 940 M. Pada tahun ini ada satu daerah yang surplus Rp 3,349 M yakni Kota Blitar. Sedangkan pada tahun 2016, besarnya defisit pada rentang Rp 14 M sampai Rp 941 M. Daerah dengan defisit tertinggi adalah Kota Surabaya. Sedangkan Kabupaten Pasuruan defisit Rp 551 M dan Kabupaten Kediri deficit sebesar 399%. Ketiga daerah tersebut merupakan daerah dengan tingkat defisit terbesar di Jawa Timur.