Anda di halaman 1dari 7

Nama : Robbi Yasinnadiva

No. : 042011333061
Kelas : L

ANALISIS RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2005-2025


Bab I Pendahuluan
Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang menjelaskan sejarah pembentukan Provinsi
Kepulauan Riau serta latar belakang yang menjelaskan perlunya penyusunan RPJP Daerah.
Selain itu, juga dijelaskan maksud dan tujuan RPJPD, proses penyusunan, landasan hukum
penyusunan, dan hubungan RPJP Daerah dengan dokumen perencanaan lainnya.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bab II menjelaskan kondisi umum daerah serta prediksi atau perkiraan kondisi daerah di
waktu yang akan datang serta tantangan yang dihadapi. Kondisi ini menggambarkan potensi
daerah baik dari aspek geomorfologi, lingkungan, kependudukan, ekonomi, maupun sumber
daya alam. Disamping itu juga memuat tentang kondisi dan potensi social budaya. Pada bab
ini juga dilengkapi dengan tantangan yang akan dihadapi selama 20 tahun ke depan dan
modal dasar pembangunan.
Bab III Analisa Isu-Isu Daerah Strategis
Bab III memuat isu strategis yang berkaitan dengan pencapaian visi dan misi yang telah
direncanakan. Isu yang disajikan berupa kekuatan atau potensi, kelemahan, peluang dan
tantangan. Identifikasi dari isu tersebut menghasilkan rumusan masalah dari kondisi yang ada
di daerah.
Bab IV Skenario Pembangunan Jangka Panjang
Bab ini menguraikan scenario panjang Provinsi Kepulauan Riau yang meliputi prediksi
ekonomi selama rencana pembangunan.
Bab V Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Bab ini merupakan isi pokok dari RPJP Daerah yang didahului oleh dasar filosofis daerah
yang tertuang dalam motto daerah “Berpancang Amanah Bersauh Marwah” yang selanjutnya
memuat visi dan misi pembangnan jangka panjang daerah beserta penjelasannya.
Bab VI Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Bab VI memuat susunan arah pembangunan yang ingin diwujudkan dalam 20 tahun serta
arah kebijakan yang ditempuh untuk menuju arah yang ditetapkan. Arah pembangunan secara
umum juga dilengkapi dengan arahan pembangunan menurut periode pembangunan yang
dituangkan dalam RPJM ke-1, RPJM, ke-2, RPJM ke-3, dan RPJM ke-4.
Bab VII Kaedah Pelaksanaan
Bab VII memuat kaedah pelaksanaan pembangunan mulai dari penjelasan periodesasi dan
tanggung jawab serta pembiayaan dalam menjalankan RPJP. Bab ini juga menjelaskan
ketentuan perubahan RPJP Daerah dimasa yang akan datang serta perlunya menjamin
keberhasilan rencana jangka panjang dengan melibatkan semua pihak yang terkait secara
langsung.
Bab VIII Penutup
Bab ini menjelaskan kaedah umum pelaksaan RPJP Daerah yang mencakup penegasan
tentang peranan RPJP Daerah dalam pembangunan daerah.

ANALISIS RPJMD Kabupaten Luwu Tahun 2014-2019


Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen,
sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bab ini memuat aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek
pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.
Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan
Bab ini memuat kinerja keuangan masa lalu, kebijakan pengelolaan keuagan masa lalu, dan
kerangka pendanaan.
Bab IV Analisis Isu Strategis
Bab ini memuat permasalahan pokok pembangunan daerah dan isu-isu strategis.
Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Bab ini memuat arah RPJPD Kabupaten Luwu tahun 2005-2025, prioritas pembangunan
nasional tahun 2010-2014, visi dan misi, serta tujuan dan sasaran RPJMD tahun 2014-2019.
Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan
Bab ini memuat strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan
dari setiap strategi yang terpilih.
Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Bab ini memuat kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target
capaian indikator kerja, serta program pembangunan yang dikelompokkan ke dalam agenda
dan prioritas pembangunan daerah.
Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Bab ini memuat urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi
tanggung jawab SPKD serta pencapaian target indikator kinerja per urusan disertai kebutuhan
pendanaan.
Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Bab ini memuat indikator kinerja makro pemerintah daerah dalam pencapaian outcome
tahunan selama periode 2014-2019.
Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Bab ini memuat ketentuan peralihan untuk penyusunan RPKD transisi, kaidah pelaksanaa,
pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan dari rencana yang telah disusun.

ANALISIS RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022


Buku I, Narasi RKPD Tahun 2022, terdiri atas:
Bab I Pendahuluan
Bab I memuat latar balakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, makdsud
dan tujaun, serta sistematika penyusunan RPKD.
Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah
Bab II memuat kondisi umum daerah, evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD
sampai tahun 2020 dan realiasi RPJMD sampai dengan tahun 2020, permasalahan
pembangunan daerah dan isu strategis pembangunan daerah.
Bab III Kerangka Ekonomi Daerah dan Keuangan Daerah
Bab III memuat kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, arah kebijakan
daerah, serta arah kebijakan keuangan daerah.
Bab IV Sasaran dan Prioritas Pembangunan Daerah
Bab IV memuat prioritas dan fokus pembangunan daerah tahun 2022 berdasarkan hasil
evaluasi dan analisis pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan
dalam RPJMD.
Bab V Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota
Bab V memuat arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota yang ditetapkan oleh provinsi
sebagai dasar penyusunan RKPD Kabupaten/Kota.
Bab VI Rencana Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Bab VI memuat rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan
evaluasi pembangunan tahunan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran, prioritas dan
fokus pembangunan daerah tahun 2022.
Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Bab VII memuat indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan
menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun Indikator Kinerja Utama Perangkat Daerah,
dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (IKPD) yang akan dicapai di
tahun 2022.
Bab VIII Penutup
Bab VIII memuat harapan berkenaan dengan pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022.
Buku II, Evaluasi Hasil Pelaksanaan RPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022, terdiri
atas:
a. Urusan wajib pelayanan dasar
b. Urusan wajib bukan pelayanan dasar
c. Urusan pilihan
d. Fungsi lainnya
Buku III, Rencana Program dan Kegiatan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2022.

ANALISIS KUA Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2019


Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang penyusunan kebijakan umum anggaran, maksud dan tujuan,
serta dasar yang digunakan dalam penyusunan KUA.
Bab II Kerangka Ekonomi Makro Daerah
Bab ini berisi perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun 2017 dan
perkiraan pada tahun 2019 yang terdiri dari pertumbuhan ekonomi, PDRB, dan inflasi;
rencana target ekonomi makro pada tahun 2019 yang terdiri dari tantangan perekonomian,
prospek perekonomian daerah tahun 2019.
Bab III Asumsi-Asumsi Dasar dalam Penyusunan RAPBD
Bab ini berisi asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan perencanaan APBD tahun
2019 yang meliputi asumsi dasar yang digunakan dalam APBD, laju inflasi, pertumbuhan
PDRB, dan asumsi lain yang berpengaruh dalam penyusunan APBD tahun anggaran 2019.
Bab IV Kebijakan Pendapatan, Belanja, dan Pembiayan Daerah
Bab ini berisi kebijakan pendapatan daerah yang terdiri dari pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah; kebijakan belanja daerah, yaitu
kebijakan terkait dengan perencanaan belanja daerah meliputi total perkiraan belanja daerah,
kebijakan belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan
keuangan, dan belanja tidak terduga, serta kebijakan pembangunan daerah, kendala yang
dihadapi, strategi dan prioritas pembangunan daerah yang disusun secara terintegrasi dengan
kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang akan dilaksanakan di daerah; kebijakan
pembiayaan daerah yang meliputi kebijakan penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
daerah.
Bab V Penutup
Bab ini berisi rangkuman atau kesimpulan dari bab-bab yang telah dijabarkan sebelumnya.

ANALISIS PPAS Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2016-2018


Bab I Pendahuluan
Bab I memuat latar belakang, tujuan penyusunan PPAS, dan landasan hukum penyusunan
PPAS.
Bab II Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah
Bab II memuat target pendapatan daerah, pendapatan asli daerah, dana perimbangan, lain-
lain pendapatan daerah yang sah, dan target penerimaan dan pengeluaran pembiayaan.
Bab III Prioritas Belanja Daerah
Bab III memuat berbagai sasaran yang menjadi prioritas pembangunan, seperti
meningkatkan pemerataan dan kualitas pelayanan pendidikan serta kesehatan.
Bab IV Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Urusan Pemerintahan dan
Program/Kegiatan
Bab IV memuat plafon anggaran sementara berdasarkan urusan pemerintahan dan
program/kegiatan pembangunan Kota Surabaya tahun 2018 yang telah mempertimbangkan
rencana pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah serta prioritas pembangunan.
Bab V Rencana Pembiayaan Daerah
Bab V memuat rincian pembiayaan daerah yang meliputi APBD tahun 2018, sisa lebih
perhitungan anggaran tahun sebelumnya pada tahun 2017, serta proyeksi pengeluaran
pembiayaan daerah tahun 2018.
Bab VI Penutup
Bab VI memuat pernyataan apabila terdapat perubahan terkait kebijakan pemerintah
dan/atau belanja, pembiayaan, dan pendapatan, maka dapat dilakukan penambahan atau
pengurangan program dan kegiatan, serta plafon anggaran pendapatan, belanja, dan
pembiayaan daerah.
ANALISIS RKA-SKPD Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2018
RKA ini berisi jenis urusan pemerintah, organisasi, subunit organisasi, dan identitas
pengguna anggaran meliputi nama, NIP, dan jabatan. RKA terdiri dari beberapa kode, yaitu:
RKA-SKPD: Ringkasan anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan perangkat daerah
Belanja tidak langsung lebih besar daripada belanja langsung yang memiliki selisih kurang
lebih Rp 100 juta
RKA-SKPD 1: Rincian anggaran pendapatan satuan daerah SKPD
RKA-SKPD 2.1: Rincian anggaran belanja tidak langsung SKPD
Belanja tidak langsung paling besar adalah tunjangan jabatan, yaitu sekitar Rp 140 juta.
RKA-SKPD 2.2: Rekapitulasi anggaran belanja langsung menurut program SKPD
Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi memakan dana paling besar yaitu
Rp 88,4 juta.
RKS-SKPD 2.2.1: Rincian anggaran belanja langsung menurut program dan SKPD
RKA-SPKD 3.1: Rincian penerimaan pembiayaan daerah
RKA-SKPD 3.2: Rincian pengeluaran pembiayaan daerah

ANALISIS APBD Kabupaten/Kota Jawa Timur


Rata-rata pertumbuhan pendapatan 38 daerah di Jawa Timur Tahun 2010-2016 adalah
sebesar 17,35%. Pertumbuhan ini ditopang oleh PAD, dengan rata-rata 27,79%, Dana
Perimbangan 18%, dan lain-lain pendapatan yang sah 110%. Struktur pertumbuhan PAD ini,
ditopang dengan pertumbuhan pajak daerah 33%, retribusi daerah 11%, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan 30% dan lain-lain yang sah 68%.
Sedangkan, rata-rata pertumbuhan belanja per-tahunnya adalah sebesar 17,25%. Maknanya
adalah pertumbuhan pendapatan yang diperoleh daerah juga diimbangi dengan pertumbuhan
belanja, yang angkanya sedikit lebih kecil dari pendapatannya. Jika dilihat dari struktur
belanjanya, maka rata-rata pertumbuhan belanja langsungnya ternyata lebih besar
dibandingkan dengan belanja tidak langsungnya ini menandakan bahwa dalam beberapa
tahun terakhir daerah-daerah di Jawa Timur semakin berkonsentrasi untuk melaksanakan
pembangunan dan memberikan pelayanan pada masyarakat yang dibuktikan dengan semakin
besarnya persentase belanja langsung. Rata-rata pertumbuhan belanja tidak langsungnya
sebesar 13,56%, sedangkan pertumbuhan belanja langsungnya sebesar 26,34% artinya
pertumbuhan belanja langsung secara umum lebih besar dibandingkan belanja tidak
langsungnya sehingga dari tahun ke tahun pemerintah daerah di Jawa Timur mengalokasikan
belanja pembangunannya semakin meningkat, bahkan ada daerah yang rata-rata
pertumbuhan belanja langsungnya mencapai 40% yakni Kabupaten Mojokerto.
Besarnya defisit, pada tahun 2010 berada pada rentang Rp 6 M sampai dengan Rp 940 M.
Pada tahun ini ada satu daerah yang surplus Rp 3,349 M yakni Kota Blitar. Sedangkan pada
tahun 2016, besarnya defisit pada rentang Rp 14 M sampai Rp 941 M. Daerah dengan defisit
tertinggi adalah Kota Surabaya. Sedangkan Kabupaten Pasuruan defisit Rp 551 M dan
Kabupaten Kediri deficit sebesar 399%. Ketiga daerah tersebut merupakan daerah dengan
tingkat defisit terbesar di Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai