Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:
Pasien yang overweight harus melakukan modifikasi pola makan dan aktivitas fisik
agar memiliki berat badan ideal
Hindari makanan tinggi purin seperti jeroan, bir, bayam, dan kerang
Pasien harus menjaga hidrasi dengan minum air > 2 liter per hari[1,3,7]
Penatalaksanaan Farmakologi
Pada pasien dengan gout arthritis akut atau kolik renal akibat batu ginjal, dapat diberikan obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk meredakan nyeri. OAINS digunakan untuk
mengurangi nyeri dan sebagai antiinflamasi. Indomethacin dapat digunakan karena cepat
diabsorpsi, dimetabolisme dalam hati dengan demetilasi, deasetilasi, dan konjugasi
glukoronida. Hentikan pengobatan 3-4 hari setelah resolusi gejala.[7]
Penghambat xanthin oksidase digunakan pada hiperurisemia untuk mencegah serangan gout
dan nefropati. Agen yang sering digunakan adalah allopurinol dan febuxostat. Allopurinol
bekerja dengan cara mensintesis hipoxanthin asam urat tanpa mengganggu biosintesis purin.
Febuxostat bekerja dengan cara mencegah produksi asam urat dan mengurangi serum asam
urat dalam darah.
Secara umum, allopurinol lebih disarankan sebagai terapi lini pertama. Dosis inisial berkisar
antara 50-200 mg/hari, dengan dosis maksimal 900 mg. Penyesuaian dosis perlu dilakukan
pada pasien dengan klirens kreatinin 20-140 ml/menit atau laju filtrasi glomerulus 130
ml/menit/1,73m2.[7,10]
Pilihan terapi lain adalah lesinurad dan probenecid. Lesinurad adalah inhibitor reabsorpsi
asam urat selektif yang bekerja menghambat URAT1 yang bertanggung jawab terhadap
reabsorpsi asam urat ginjal. Sementara itu, probenecid adalah agen urikosurik yang secara
kompetitif menghambat reabsorpsi asam urat dalam tubulus ginjal proksimal, meningkatkan
ekskresi asam urat, dan menurunkan kadar asam urat serum.[7]