Anda di halaman 1dari 4

INSPEKSI PEKERJAAN PASANGAN

1.0. Tujuan
Tujuan dari prosedur inspeksi pekerjaan pasangan adalah
memberikan panduan dalam melaksanakan pemeriksaan terhadap
pekerjaan pasangan, guna memastikan kualitas pekerjaan sesuai
dengan standard dan spesifikasi.
2.0. Ruang Lingkup
Pekerjaan inspeksi adukan semen, pasangan batu dan pasangan bata
merupakan pekerjaan yang tercakup dalam prosedur inspeksi
pekerjaan pasangan.
3.0. Kualifikasi Prosedure
Inspector dengan disiplin ilmu yang berhubungan, yaitu :
- Inspector Sipil
4.0. Referensi Document
476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry
207 : Hydrated Lime
T26 – 79 : Quality of Water to be used in Concrete
M85 – 89 : Portland Cement
013-81)
M45 – 89 : Agregate for Masonry Mortar
-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los
Angeles
– 2816 – 1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir untuk
O T22 – 90) Campuran Mortar dan Beton
– 3407 – 1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat
O T112 – 87) Terhadap Larutan Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat

5.0. Inspeksi Awal


5.1.1. Riview document design terhadap penggunaan proporsi campuran
adukan semen
5.1.2. Air yang digunakan untuk pencampuran adukan harus bersih dari
minyak, garam, asam, basa, gula atau organic. Air yang dapat
digunakan bilamana kuat tekan mortar(adukan semen) pada umur 7
hari dan 28 hari minimum 90% kuat tekan mortar dengan air suling
atau minum pada periode perawatan yang sama.
5.1.3. Bentuk batu yang digunakan untuk pasangan harus bersudut
runcing, bebas dari retak, tdak berrongga serta bebas dari
kotoran, minyak dan bahan – bahan lain yang mempengaruhi ikatan
dengan adukan semen
5.1.4. Bentuk bata yang digunakan untuk pasangan harus bersudut
dengan siku yang baik dan mempunyai bentuk pecah bahan terbelah
5.1.5. Pasir yang digunakan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari
5% (ditentukan terhadap berat kering), apabila melebihi pasir
harus dicuci
5.1.6. Pasir yang digunakan tidak boleh mengandung bahan organis
terlalu banyak. Kriteria kandungan organis terlalu banyak
ditentukan dengan pengujian larutan NaOH (Abrams – Harder). Pasir
dengan kandungan bahan organis tinggi apabila larutan yang telah
dicampur dengan pasir dan diendapkan selama 24 jam berwarna
kuning tua sampai coklat tua.
5.1.7. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk
adukan semen pasangan
6.0. Pekerjaan Pencampuran
6.1.1. Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak
yang rapat atau dalam alat pencampur adukan.
6.1.2. Air ditambahkan apabila campuran pasir dan semen telah
menunjukkan warna yang merata
6.1.3. Jumlah air tidak boleh melebihi 70% dari berat semen yang
digunakan
6.1.4. Adukan semen di campur hanya dalam kuantitas yang diperlukan
untuk penggunaan langsung
6.1.5. Adukan semen dapat diaduk kembali dengan air dalam waktu 30
menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah
waktu tersebut tidak diperbolehkan
6.1.6. Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air
di tambahkan harus dibuang
7.0. Pekerjaan Pemasangan
7.1.1. Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan
dari minyak atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya
7.1.2. Permukaan telah di basahi sampai merata sebelum adukan semen
di tempatkan
7.1.3. Air yang tergenang pada permukaan harus dikeringkan sebelum
penempatan adukan semen
7.1.4. Apabila adukan semen digunakan sebagai lapis permukaan, adukan
harus ditempatkan pada permukaan yang bersih dan lembab dengan
jumlah yang cukup sehingga menghasilkan tebal adukan minimum 1,5
cm dan harus dibentuk menjadi permukaan yang halus dan rata
7.1.5. Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban
tidak boleh bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan
atau di setujui
7.1.7. Landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus
di pasang pada formasi yang telah disiapkan
7.1.8. Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen
sedemikian rupa sehingga batu saling berdekatan. Tebal lapisan
diukur tegak lurus terhadal lereng
7.1.9. Rongga yang terdapat diantara batu harus diisi adukan dan
dikerjakan sampai hamper sama rata dengan permukaan lapisan
tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan
7.1.10. Tumit (cut off wall) dan struktur lain yang dibuat dalam
galian parit dimana terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah
harus dilaksanakn dengan mengisi galian atau cetakan dengan
adukan setebal 60% dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan
kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan yang belum
mengeras.
7.1.11. Material bata sebelum digunakan harus dalam kondisi jenuh
air, di dapat dengan cara merendam bata sampai gelembung udara
habis
7.1.12. Pada pekerjaan pasangan bata dibutuhkan kolom praktis dan
atau ring balk setiap jarak 3 m dan atau 12 m2
8.0. Inspeksi Hasil Pekerjaan
8.1.1. Sisi muka masing – masing batu dari permukaan pasanga batu
dengan mortar tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan
rata – rata.
8.1.2. Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar
haruslah 10 cm
8.1.3. Permukaan pekerjaan pasangna batu dengan mortar unuk struktur
yang terexspose harus diselesaikan dan dirawat seperti
disyaratkan pada prosedur inspeksi pengerjaan beton
8.1.4. Pada struktur penahan tanah jarak as ke as lubang rembesan
tidak lebih dari 2 m

Anda mungkin juga menyukai