Anda di halaman 1dari 2

Di Afrika dan Negara berkembang lainnya penyebab tingginya angka kematian ibu dikarenakan kurangnya tenaga kesehatan yang

terampil
dalam membantu proses persalinansehingga hal tersebut menjadi penyebab utama kematian ibu pada daerah tersebut. Dengan demikian,
perawatan intra-partum yang meliputi persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terampil sangat penting untuk mengurangi angka
kematian pada ibu (Abdurrahman, dkk, 2016: 64). Banyak penelitian di Indonesia yang menunjukan bahwa ibu-ibu di Indonesia tidak mau
meminta pertolongan tenaga terlatih untuk memberikan asuhan persalinan dan melahirkan bayi. Sebagian dari mereka beralasan bahwa
penolong terlatih tidak memperhatikan kebudayaan, tradisi dan keinginan pribadi para ibu dalam persalinan dan kelahiran bayinya. Penyebab
lain dari utilisasi atau pemanfaatan fasilitas kesehatan adalah peraturan yang rumit dan prosedur tak bersahabat/menakutkan bagi para ibu. 5
Asuhan persalinan normal ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya
melalui upaya yang terintegritas dan lengkap tetapi dengan intervensi, sehingga setiap intervensi yang akan di aplikasikan dalam asuhan
persalinan normal mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses
persalinan. Asuhan persalinan memegang kendali penting pada ibu karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses persalinannya,
membuat ibu lebih yakin untuk menjalani hal tersebut serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi dan ketidaknormalan dalam
proses persalinan (Aat Agustini, dkk, 2012: 2). Maka untuk melaksanakan standar Asuhan Persalinan Normal (APN) diperlukan pengetahuan dan
keterampilan sehingga dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar yang ada, salah satunya upaya yaitu perlunya bidan mengikuti
pelatihan APN terutama yang belum pernah mengikuti. Hubungan antara kompetensi bidan berdasarkan sikap dengan pelaksanaan Asuhan
Persalinan Normal (APN) juga dapat mempengaruhi dimana sikap bidan yang kurang mendukung dapat menyebabkan kurangnya kepatuhan
bidan dalam pelaksaan asuhan persalinan normal yang dilakukan. Sikap bidan terhadap asuhan persalina normal (APN) yaitu dibuktikan dengan
adanya tindakan yang sesuai saat persalinan berdasarkan 58 langkah asuhan persalinan normal yang merupakan salah satu faktor keberhasilan
bidan dalam menyelamatkan ibu dan bayi dimasa kritis yaitu masa persalinan dan nifas. Maka upaya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
APN dapat dapat dilakukan instansi kesehatan dengan menumbuhkan sikap bidan 6 yang mendukung terhadap pelaksaan APN melalui kegiatan
seminar, pelatihan dan pengawasan (Suyanti, 2015). 1. Standar Kompetensi Bidan Bidan menurut International Confederation Of Midwives
(ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International
Ginecologist Obstetrition (FIGO) tersebut adalah: Bidan adalah seseorang yang yang mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di
negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi)
untuk melakukan praktik bidan. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas. Memimpin persalinan atas
tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan
normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-
daruratan. Standar kompetensi bidan menurut Kepmenkes No. 369/MENKES/SK/III/2007 yang berkalitan dengan persalinan terdapat pada
kompetensi ke IV yaitu : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan,
memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita
dan bayinya yang baru lahir (Kepmenkes RI, 2007).

Anda mungkin juga menyukai