Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELACAKAN DAN KONSELING GIZI BURUK


TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya
pada Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat 1 menyatakan bahwa upaya
perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan
dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,
perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan
kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu serta teknologi. Upaya pembinaan dan
intervensi gizi yang dilakukan oleh pemerintah secara bertahap dan
berkesinambungan yaitu dengan pelacakan gizi buruk.
Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara
miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan
masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju
cenderung dengan masalah gizi lebih (Soekirman, 2000). Saat ini di dalam era
globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia
menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang
pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan,
kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada
lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi
(Azrul,2004).
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah
bangsa dalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan
produktif. Pelaksanaan upaya pencegahan gizi buruk dibagi dalam tiga tahap
meliputi rencana jangka pendek untuk tanggap darurat dengan menerapkan
prosedur tatalaksana penanggulangan gizi buruk dengan melaksanakan system
kewaspadaan dini secara intensif melalui pelacakan kasus dan penemuan kasus
baru kemudian ditangani di puskesmas dan di rumah sakit. Kemudian tahap
pencegahan terhadap peningkatan status dengan koordinasi lintas program dan
lintas sektor, memberikan bantu an pangan, memberikan makanan pendamping
ASI (MP-ASI). Sedangkan tahap ketiga pengobatan penyakit, penyediaan air
bersih, memberikan penyuluhan gizi dan kesehatan terutama peningkatan ASI
eksklusif sejak lahir sampai 6 bulan kemudian diberikan makanan pendamping
ASI setelah 6 bulan dengan meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun.

II. LATAR BELAKANG


Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi
merupakan masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu
dengan berbagai sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi
berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan
masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi
oleh rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan dan
dampak kedepan jika kesehatan terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang
optmal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup masyarakat.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, sebanyak 17,7 % anak
berstatus gizi kurang dan gizi buruk. Keadaan ini berpengaruh pada masih
tingginya angka kematian bayi. Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi dan
anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi perlu
ditangani secara cepat dan tepat.
Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk
adalah dengan menjadikan tatalaksana gizi buruk sebagai upaya untuk
menangani setiap kasus yang ditemukan. Pada saat ini seiring dengan
perkembangan ilmu dan tehnologi tatalaksana gizi buruk menunjukkan
bahwa kasus ini dapat ditangani dengan dua pendekatan. Gizi buruk
dengan komplikasi dan gizi buruk tanpa komplikasi dapat dilakukan
secara rawat jalan.

III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Pelacakan dan konseling gizi buruk ini bertujuan untuk mengurangi
angka gizi buruk di wilayah UPT Puskesmas Binuang.

b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyuluhan ini bertujuan untuk:
1. Menemukan kasus baru balita gizi buruk, untuk ditangani secara cepat,
tepat dan komprehensif.
2. Memberikan edukasi kepada orang tua atau keluarga balita gizi buruk
mengenai penanganan serta asupan yang baik dan benar.
3. Meningkatkan status gizi balita gizi buruk secara bertahap
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Persiapan a. Mempelajari laporan balita gizi buruk
b. Menyiapkan alat antropometri
c. Menyiapkan instrument pelacakan (form
pelacakan gizi buruk)
d. Berkoordinasi dengan petugas
surveilans untuk melaksanakan
pelacakan gizi buruk
2. Pelaksanaan a. Klarifikasi laporan balita gizi buruk
b. Konfirmasi status balita
c. Bersama dengan petugas surveilans
dan petugas gizi untuk melakukan
penyelidikan kasus gizi buruk sesuai
dengan form pelacakan gizi buruk
(menimbang BB, mengukur TB, dan
melaksanakan konseling balita gizi
buruk)
d. Pencatatan dan pelaporan kasus balita
gizi buruk
e. Membuat rencana tindak lanjut
3. Evaluasi a. Bidan desa melaporkan pelacakan gizi
buruk kepada pengelola program gizi
b. Pengelola program gizi melakukan
evaluasi kegiatan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Cara melaksanakan kegiatan dengan melakukan pelacakan balita gizi buruk
diantaranya pemeriksaan antropometri, menggolongkan balita yang tergolong gizi
buruk menurut BB/U dan BB/TB atau BB/PB. Balita yang sudah terjaring gizi
buruk diberikan konseling gizi oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG). Jika terdapat
balita gizi buruk dengan gejala klinis, maka TPG harus merujuk pasien ke fasilitas
kesehatan Puskesmas atau Rumah Sakit.

VI. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini yaitu balita gizi buruk yang telah dilakukan
pemeriksaan antropometri oleh tenaga pelaksana gzi kompeten. Balita yang telah
diukur antropometri dan masuk kategori balita gizi buruk menurut BB/U (< -3 SD)
dan tergolong sangat kurus menurut BB/TB atau BB/PB (< -3 SD). Konseling gizi
buruk diberikan kepada orang tua atau wali balita penderita gizi buruk di wilayah
Kecamatan Binuang.
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No. Kegiatan Rincian Kegiatan Sasaran Cara
Pokok Melaksanakan
Kegiatan
1. Persiapan Pelacakan balita gizi Bayi dan balita di Pengukuran
buruk wilayah kecamatan BB, TB atau
Binuang PB
2. Pelaksanaan Konseling balita gizi Orang tua atau wali
Kegiatan buruk balita gizi buruk
3. Evaluasi Laporan kegiatan Tersusunnya format
laporan kegiatan

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


a. Evaluasi
Jadwal tersebut akan dievaluasi setahun sekali dan dilakukan oleh
penanggung jawab UKM.

b. Pelaporan
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat oleh penanggung
jawab UKM apabila terjadi perubahan jadwal atau penyimpangan jadwal.
Laporan ditujukan kepada Kepala Puskesmas dan tembusan kepada
Pengelola Program.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


a. Pencatatan
Laporan hasil kegitan menggunakan format laporan kegiatan yang
hasilnya direkap oleh Pengelola Program. Hasil rekapitulasi kemudian
dianalisis.
b. Pelaporan
Laporan rekapitulasi jumlah balita yang termasuk balita gizi buruk dan
mendapat konseling dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
c. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan. Apabila ada hal-hal
yang perlu dirubah atau diperbaiki maka untuk perbaikan kegiatan tahun
berikutnya.

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Binuang

Hj.Ida Rupaida S,ST


19760428 200701 2 2012

Anda mungkin juga menyukai