1 Menyiapkan kebijakan dan 1. Mengidentifikasi peraturan tentang penerapan
sistem prosedur Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan operasioanal APU-PPT Terorisme. 2. Menetapkan pemberlakuan kebijakan internal tentang Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. 3. Membuat sistem prosedur operasional yang mengacu pada kebijakan internal tentang Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
2 Menyiapkan sumberdaya 1. Membentuk Unit Kerja Khusus (UKK).
manusaia dalam 2. Menetapkan Tugas dan tanggung jawab UKK Penerapan APU-PPT sesuai peraturan yang berlaku. 3. Menyusun mekanisme kerja UKK. 4. Memberikan pelatihan yang memadai mengenai kebijakan dan sistem prosedur kerja serta pengetahuan mengenai APU-PPT kepada seluruh pegawai operasional.
3-4 Menyiapkan Perangkat 1. Memastikan formulir terkait dengan informasi
Kerja Penerapan APU-PPT nasabah dan rekening nasabah sesuai dengan kebijakan yang berlaku. 2. Memastikan dokumen bukti transaksi memadai untuk penerapan APU-PPT. 3. Menyiapkan peralatan dan perangkat lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Customer Due Diligence (CDD) dan Enhanced Due Diligence (EHD). 5-7 Menerapkan Prinsip 1. Memastikan setiap nasabah dan calon nasabah Mengenal Nasabah memberikan informasi dan dokumen sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Mengelompokkan setiap nasabah sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Menetapkan setiap nasabah profil risikonya terhadap tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Mengidentifikasi transaksi nasabah kesesuaiannya dengan profil nasabah.
Outline Modul 1/2
Modul 24: Menerapkan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
Outline Modul
Sesi Topik Tujuan Pembelajaran
5. Menganalisis secara berkala terhadap seluruh
transaksi sesuai tingkat risiko masing-masing nasabah. 6. Menatausahakan data dan dokumen terkait dengan transaksi keuangan mencurigakan sesuai ketentuan yang berlaku. 8 Melakukan Pelaporan 1. Mengidentifikasi ketentuan kewajiban pelaporan Kepada Pihak Otoritas kepada pihak Otoritas. 2. Menetapkan kebijakan dan sistem prosedur operasional yang telah dilaporkan kepada pihak Otoritas. 3. Melaporkan Laporan transaksi tunai, laporan transaksi mencurigakan dan laporan lain yang diminta oleh pihak Otoritas terkait dengan pelaporan transaksi keuangan sesuai ketentuan yang berlaku.