Anda di halaman 1dari 3

Nama: Syifa Fauzia

NIM: 7101421074

UNNES merupakan perguruan tinggi yang mempunyai 3 pilar didalmnya yang digunakan
sebagai pedoman dalam aktivitas serta kegiatannya. 3 pilar tersebut yaitu: 1. Pilar Nilai dan
Karakter, 2. Pilar Seni dan Budaya, 3. Pilar Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Ketiga pilar
tersebut juga dapat diimplementasikan untuk lingkungan diluar Unnes, seperti di lingkungan
disekitar kita. Namun dalam penerapannya juga terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi
dalam menerapkan tiga pilar Unnes tersebut.

Permasalahan yang dihadapi yang pertama untuk pilar nilai dan karakter yaitu
dilingkungan sekitar saya, masih ditemui pemasalahan dalam pembentukan nilai serta karakter
bagi para pemuda yang belum mempunyai nilai-nilai konservasi khususnya dalam nilai inovasi
serta kreatifitas dalam memanfaatkan suatu kesempatan untuk memperoleh penghasilan,
permasalahannya yaitu mereka masih bekerja pada bidang yang sama dengan orang tua mereka
sebagai petani, selain itu mereka belum bisa mengaplikasikan teknologi atau mengembangkan
kreatifitas mereka didalam bidang pekerjaan yang digeluti. Kemudian ada juga nilai karakter
konservasi yang belum dimiliki oleh masyarakat disekitar ada pada permasalahan terkait dengan
nilai kejujuran serta nilai sportifitas, contohnya dalam kasus pemilu yang mana para masyarakat
disini belum bisa menerapkannya karena pada kasus pemilihan kepala desa setiap pendukung
calon akan sama-sama melakukan kecurangan dengan adanya money politic. Tidak hanya itu
bahkan setelah adanya hasil pemilu para pendukungnya masih saja bermusuhan. Hal ini
dikarenakan budaya yang telah terjadi disini, ini juga dapat dipengaruhi pada faktor perselisihan
yang sudah lama antara para pendukung. Selain itu karakter masyarakat sekitar masih mudah
terpengaruh terhadap perilaku buruk dari orang lain disekitarnya, maksudnya disini yaitu
seseorang mudah dipengaruhi oleh orang lain yang mempunyai perilaku atau karakter buruk.

Kemudian berlanjut untuk permasalahan terkait penerapan pilar seni dan budaya, dalam
pilar ini permasalahan yang dihadapi yakni mulai tergerusnya budaya yang ada, dimana dalam
masyarakat saat ini khususnya anak-anak maupun remaja tidak mengenal budaya-budaya leluhur
kita. Fenomena tersebut juga terjadi dilingkungan disekitar saya, akar permasalahannya ada pada
ketidaktahuan serta sikap tidak mau tahu dari para remaja khususnya. Karena seiring
berkembangan zaman mereka mulai melupakan budaya, hal ini juga terkait pada penggunaan
teknologi saat ini, anak-anak mulai menggunakan handphone sejak kecil yang mengakibatkan
mereka tahu tentang budaya luar contohnya budaya kpop dan yang buruknya disini mereka
menganggap budaya tradisional sudah kuno. Bahkan tidak sampai situ, mainan tradisional saja
mereka saat ini tidak memainkannya karena sudah memainkan handphone. Selain itu masyarakat
disekitar saya juga belum memahami esensi dari suatu budaya, mereka cenderung hanya
melakukannya tanpa tahu maksud serta tujuan dari budaya maupun seni tersebut. Dilingkungan
sekitar saya juga tidak terdapat tempat atau wadah yang bisa digunakan untuk melatih, mengajari
dan mengembangkan suatu seni. Disini wadah seperti itu masih sangat minim untuk dibentuk,
hal ini menyebabkan generasi mudanya belum bisa mengembangkan seni tertentu. Hal ini
tentunya sangat bertolak belakang dengan pilar seni dan budaya, yang mana di unnes sendiri
menjunjung tinggi budaya serta menggalakan budaya asli Indonesia agar bisa dilestarikan oleh
para mahasiswa maupun semua warga unnes.

Kemudian beralih pada pilar Unnes yang ketiga yaitu pilar Sumber daya alam dan
lingkungan, dalam penerapannya dikehidupan masyrakat serta lingkungan disekitar saya ini
masih banyak terjadi permasalahan didalamnya. Secara rinci permasalahannya sebagai berikut
yaitu yang pertama masyarakat masih lalai atau abai bahwa menjaga lingkungan itu sangat
penting, hal ini karena disini masih alam masih bisa dimanfaatkan dengan baik, namun hal
tersebut justru yang membuat masyarakat abai terhadap lingkungan. Masyarakat disini masih
seenaknya membuang sampah di sungai, sampah tersebut berupa sampah rumah tangga mulai
dari popok, plastic bekas, limbah peralatan rumah tangga, dll. Ini disebabkan karena masyarakat
kurang pengetahuan serta belum pernah merasakan dampak perbuatan yang dilakukannya. Selain
membuang sampah di sungai, masyarakat disekitar juga kebanyakan menggunakan kanntong
plasti dalam kesehariannya, hal ini tentu bertentangan dengan pilar sumber daya alam dan
lingkungan yang dalam kebjakannya melarang atau mengurangi penggunaan barang-barang
plastic. Karena untuk saat ini masyarakat masih bingung mengganti plastic dengan bahan lainnya
selain itu juga karena keterbatasan pengetahuan serta biaya.
Daftar Pustaka

Mungin Eddy Wibowo, dkk. (2017). Tiga Pilar Konservasi. Semarang: UNNES PERSS.

http://konservasi.unnes.ac.id/tiga-pilar-konservasi/

Anda mungkin juga menyukai