Anda di halaman 1dari 4

Hipersensitivitas dentin

Enamel merupakan bagian gigi yang terkeras yang melapisi anatomi gigi yang berfungsi
melindungi gigi dari kerusakan yang diakibatkan oleh suasana mulut yang bersifat asam yang
dapat menyebabkan pengereposan dan keausan gigi. Email bisa keras karena tersusun oleh
kristal hidroksi apatit.
Dentin merupakan bagian terluas dari struktur gigi meliputi seluruh Panjang gigi dan sangat
peka terhadap sentuhan dan stimulan.

-Hipersensitivitas dentin merupakan rasa ngilu yang singkat dan tajam yang disebabkan oleh
dentin yang terbuka pada saat terpapar rangsangan yang bukan berasal dari kelainan pada gigi
atau penyakit gigi lain.
HD didefinisikan sebagai rasa nyeri yang akut, terlokalisir, cepat menyebar, dan bedurasi
singkat.
-HD terjadi di daerah gigi manapun, tetapi daerah yang paling sensitive adalah daerah servikal
dan permukaan akar gigi. Daerah enamel paling tipis itu terdapat di servikal.

 Banyak ditemukan pada wanita, pada rentang usia 21-30 tahun


 Banyak ditemukan pada gigi caninus, premolar 1, insisivus, second premolar, baru
molar. Karena gigi caninus dan premolar 1 berada dilengkung gigi sehingga banyak
terkena. Banyak didaerah buccal dan labial.
 HD karena Teknik sikat gigi, dan bagian servikal gigi sering terkena karena email nya tipis
disitu.

-ETIOLOGI:
Tidak ada hubungan antara indeks plak dengan hipersensitivitas dentin.
 Gigi sebelah kiri lebih banyak hipersensitivitas dripada kanan karena Teknik menyikat
gigi yang salah.

-Proses Dentin
 Lokalisasi lesi = dentin akan terekspos karena kehilangan enamel, resesi gingiva.
*Kehilangan enamel= atrisi (dicari penyebabnya, anamnesa yang tepat akan menghasilkan
perawatan yang benar), abrasi (kesalahan sikat gigi, berkaitan dengan Teknik dan bahan, waktu
menyikat gigi => habis makan menyikat gigi itu salah karena kondisi mulut lagi asam” nya,
disikat, mengakibatkan terekspos dentin), erosi (bahan kimia, bisa dari minuman yang mengikis
enamel), abfraksi =segitiga tajam beda dengan abrasi (penyebabnya adalah traumatic oklusi).
*Improper instrumentation.
*Tipe dari CEJ: -Overlapping (mahkota enamel dan sementum overlap, kebanyakan orang ini)
-Edge to edge (30%)
-Gap (5-10%, enamel dan sementumnya tidak bertemu, ini yang mengakibatkan
sensitivitas)

*Resesi gingiva: cara pemilihan sikat gigi dan proses menyikat gigi (sikat gigi, pasta gigi, waktu)
-kalau gigi ngilu, dipastikan dulu anamnesa nya dan etiologinya untuk terapi yang tepat
 Penyakit periodontal
 Periodontal surgical dan non surgical procedures (sehabis scalling)

 Lesi Insiasi = tubulus dentin yang terbuka


 Saat sikat gigi smear layer nya hilang akibat Tindakan abrasi dan penggunaan pasta gigi
yang mengandung detergen yang berbusa), makan dan minuman asam (softdrinkm
yogurt) yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin, erosi gigi (hilangnya dentin dan
melunak sehingga terjadi kerusakan fisik.

1. Teori hidrodinamik
Brainstorm dan Astron tahun 1964, ada tubuli dentin (seperti pipa”), tubuli dentin menutupi
pulpa, rasa nyeri yang diakibatkan pergerakan cairan di tubuli dentin, pergerakan
hidrodinamik ini akan meningkat ketika adanya rangsangan, seperti minum dingin. Di dalam
tubulus dentin, ada ion” K+ dan NA+. Dalam keadaan normal ion” ini posisinya akan
berimbang. Kalau dalam posisi istirahat, maka ekstrasel mengakibatkan ion NA+ nya lebih
besar dibandingkan di intrasel. Kalua ada rangsangan, Na+ masuk menyerang ke intrasel
yang banyak sehingga terjadi perubahan permeabilitas, dan ada loncatan neuron karena
pulpa yang bersebelahan dengan dentin yang dikelilingi dengan serabut saraf A, sehingga
loncatan itu menyebabkan cepat yaitu hipersensitivitas, rasa sakit yang langsung.

-Secara histologis, pada hipersensitivitas dentin menunjukkan adanya pelebaran tubulus


dentin 2 kali lebih lebar disbanding dentin yang normal.

 Faktor predisposisi hipersensitivitas dentin: resesi gingiva, bleaching, xerostomia,


atrisi, abfraksi, abrasi, erosi, scaling, OH buruk, bulimia, ekstrusi gigi, dan
bertambahnya usia (akan ada resesi gingiva).

 Detektif pasien dentin hipersensitif:

- Sifat dari rasa sakitnya tajam, tumpul, atau menyakitkan


- Apakah sakitnya menetap atau segera hilang (kalua segera menghilang kemungkinan
hiperssensitif, kalua menetap mungkin ada lubang)
- Penyebab rasa sakit dipicu oleh dingin, panas, sentuhan atau pengunyahan
- Timbulnya rasa sakit tidak terduga sewaktu waktu
- Rasa tidak nyaman hanya mengenai satu gigi, beberapa gigi, atau seluruh gigi
- Rasa sakit meningkat di pagi hari
- Apakah menghindari makanan minuman tertentu
- Adakan makanan tertentu yang menimbulkan ketidaknyamanan, dan berapa lama
merasakan ketidaknyamanan

*MELAKUKAN OBJECTIVE ASSESSMENT => pakai semprotan udara atau sondasi, perkusi
dengan instrument tumpul, palpasi, radiologi
*Differential diagnose : bleaching, fraktur, karies atau pulpitis
 Faktor pemicu hipersensitivitas dentin:
-Rangsangan dingin: pemicu utama. Berdasarkan teori hidrodinamik, aliran cairan
tubulus dentin akan meningkat keluar menjauhi pulpa sebagai respon dari rangsangan
dingin dan menstimulus rasa nyeri.
-Rangsangan panas
-Rangsangan kimiawi: makanan yang mengandung asam (jeruk)
-Rangsangan taktil atau sentuhan: pasien menyentuh daerah sensitive dengan kuku jari
atau bulu sikat selama penyikatan gigi
-Rangsangan udara

*ph yang normal, saliva mampu berikatan dengan kalsium dan fosfat membentuk hidroksiapatit
dan endapan kalsium fosfat yang akan mengisi tubulus dentin.
*Apabila ph kurang dari normal, maka saliva tidak akan mampu berikatan dengan kalsium dan
fosfat sehingga tidak dapat mengisi tubulus dentin yang terbuka => menyebabkan
hipersensitivitas dentin.

 PERAWATAN NON INVASIVE


 Rata” HD bersifat reversible dan dapat ditangani dengan perawatan non invasive
sederhana.
 Di rumah: penggunaan pasta gigi desensitisasi yang mengandung potassium nitrat,
potassium chloride, atau potassium citrate
 Ion potassium dapat berdifusi sepanjang tubulus dentin dan akan mengurangi
rangsangan terhadap saraf interdental dengan cara mengubah potensial membrane
saraf tersebut. Lama kelamaan bisa hilang
 Di klinik: aplikasi bahan desensitisasi seperti fluoride, potassium nitrat, kalsium
fosfat, dan oxalate.

 PERAWATAN INVASIVE
 RESESI gingiva bisa dilakukan graft gingiva.
 Di klinik bisa pakai GIC, komposit, varnish, oxalate
 Terapi laser ND: Yag, CO2 dan ErYAG

-pasien harus diinstruksikan menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung bahan
desensitisasi dengan bulu sikat yang lembut dan sedikit air untuk menghindari terjadinya
pengenceran dari bahan aktifnya.

 CSPS (Calcium Sodium Phosphosilicate) atau Novamin


-Mengandung kalsium, sodium, fosfat, dan silica.
-Novamin => saat mengenai lingkungan berair, novamin dapat langsung berikatan dengan
jaringan yang terkalsifikasi dan memiliki reaksi pembentukan beberapa calcium apatit.
-Paparan Novamin ke lingkungan berair seperti saliva menyebabkan pelepasan ion natrium
yang terjadi sangat cepat sehingga dapat meningkatkan pH. Pelepasan ion natrium
membantu terjadinya pelepasan ion kalsium dan fosfat untuk membentuk lapisan kalsium
hidroksiapatit.
-Bahan ini bereaksi selama penyikatan gigi, Novamin yang telah menempel pada dentin
akan melepaskan kalsium dan fosfat terus menerus ke lingkungan sekitar.
-Novamin mampu menutupi lubang pada tubuli dentin. Setelah 5 hari mulai menutup tubuli
dentinnya.

-Penggunaan pasta gigi yang tepat untuk membantu pasien menanggulangi HD.

Penggunaan bahan desen:


-Persiapkan alat dan bahan
-Persiapan operator
-Pengatura posisi kerja
-Tentukan elemen yang hipersensitif
-Bersihkan gigi dengan brush, bersihkan, keringkan
-Isolasi dengan pumice
-Ulas permukaan gigi dengan bahan desensitisasi dengan tip applicator
-Light cure selama 20 detik
-Pengecekan dengan blow air, jika masih ngilu maka ulangi
-Instruksi kepada pasien untuk menghindari makanan dan minuman yang merangsang ngilu
selama 1 jam
-Menyikat gigi dengan metode bass
-Kontrol 1 minggu

Anda mungkin juga menyukai