Anda di halaman 1dari 35

Interaksi

Farmakokinetika

Oleh :
Amelia Rumi., M.Sc., Apt.
2

INTERAKSI FARMAKOKINETIK
 Interaksi dalam fase absorbsi di saluran
pencernaan
 Interaksi dalam fase distribusi
 Interaksi dalam fase metabolisme
 Interaksi dalam fase ekskresi
Interaksi fase absorpsi
 Interaksi  mengurangi kecepatan
absorpsi dan yang mengurangi jumlah
obat yang diabsorpsi.
 Biasanya interaksi pada fase absorpsi
tidak terlalu bermakna secara klinis

 dapat diatur dengan memisahkan waktu


pemberian.
4 10/3/2016

Interaksi Obat pada Fase


Absorbsi
1. Perubahan pH saluran pencernaan
2. Pembentukan kompleks dan khelat
3. Pengaruh waktu pengosongan lambung
4. Pengaruh kecepatan darah di usus
5. Efek makanan pd absorpsi obat
5 10/3/2016

1. Perubahan pH Saluran Pencernaan

 Bahan-bahan yang bersifat basa (garam


bikarbonat) akan menurunkan absorbsi
obat yang bersifat asam dgn pKa 2,5
sampai 7,5 (NSAID dan golongan penisilin)
 Bahan-bahan yang bersifat asam (asam
sitrat dan tartrat) akan menurunkan absorbsi
obat yang bersifat basa lemah dengan pKa
5 sampai 11 (reserpin dan propoksifen)
6 10/3/2016

Perubahan pH Saluran Pencernaan

 Untuk obat-obat yang bersifat basa


sangat lemah dengan pKa kurang dari 5
(kafein, pKa 0,8) absorbsinya tidak
tergantung dengan perubahan pH
lambung
7 10/3/2016

Contoh
 Interaksi antara tetrasiklin dengan simetidin
 Simetidin akan menurunkan menghambat
sekresi asam lambung, sehingga meningkatkan
pH lambung akibatnya menurunkan absorpsi
dari tetrasiklin
 Hal ini dapat menyebabkan kegagalan
pengobatan antibiotika
8 10/3/2016

2. Pembentukan Kompleks dan Khelat

 Kolesteramin dapat membentuk


kompleks tidak hanya dengan kolesterol
namun juga dengan obat-obat yang
mengandung asam karboksilat atau
gugus hidroksil
 Kolesteramin dapat menurunkan absorbsi
warfarin, NSAID dan sulfonamida
9 10/3/2016

Kolesteramin vs Warfarin
 Signifikansi : 2 Onset : Delayed
 Efek:
efek antikoagulan menurun
 Mekanisme:
absorbsi warfarin akan menurun dan dapat
terjadi peningkatan eliminasi
 Pengatasan:
waktu pemberian diberi selang waktu 3 jam,
monitor aktivitas warfarin, jika diperlukan
dosis dapat dinaikkan sedikit demi sedikit
10 10/3/2016

Pembentukan Kompleks dan Khelat

 Tetrasiklindapat membentuk kompleks


dengan ion kalsium, magnesium, besi,
dan aluminium
 Absorbsi tetrasiklin menjadi menurun
 Hal ini dapat menyebabkan kegagalan
pengobatan antibiotika
11 10/3/2016

Tetrasiklin vs Garam Kalsium


 Signifikansi :2 Onset : Delayed
 Efek:
Absorbsi tetrasiklin akan menurun
 Mekanisme:
Tetrasiklin akan membentuk khelat dengan
garam kalsium yang tidak larut
 Pengatasan:
Waktu pemberian diberi selang waktu 3
sampai 4 jam
12 10/3/2016

3. Pengaruh Waktu Pengosongan


Lambung
 Semakin lama obat tertahan di lambung,
absorbsinya akan semakin lama
 Peningkatan kecepatan pengosongan lambung
akan meningkatkan kecepatan absorbsinya
 Peningkatan kecepatan absorbsi dapat
menyebabkan efek toksik karena tingginya kadar
obat di dalam darah
13 10/3/2016

Efek Obat terhadap Waktu


Pengosongan Lambung
14 10/3/2016

4. Pengaruh kecepatan darah di usus

 Kecepatan aliran darah di usus dapat menjadi


rate-limiting step fase absorbsi untuk obat-obat
lipofilik
 Kecepatan aliran darah di usus dipengaruhi oleh
vasodilatasi dan vasokonstriksi pembuluh darah
Interaksi Farmakokinetik : Absorbsi
Perubahan Mekanisme Aksi
Obat terikat dlm sal. Fe berikatan khelat dgn ciprofloxacin 
cerna menurunkan absorbsi
Peningkatan motilitas GI disebabkan oleh
Motilitas GI metoklopramid yg dpt menurunkan absorbsi
cefprozil
Alkalinisasi GI oleh omeprazole dapat menurunkan
pH GI
absorbsi ketokononazol

Penurunan flora GI disebabkan oleh pemberian AB


Flora GI
yg dpt menurunkan efek antikoagulan dari warfarin

Metabolisme obat MAO (fenilefrin) di dinding sal. Cerna dpt dihambat


didinding sal. cerna oleh inhibitor MAO  peningkatan TD
In the GI Tract
 Sucralfate,
some • Block absorption
milk products, of quinolones,
antacids, and oral tetracycline, and
iron preparations azithromycin

 Omeprazole,
• Reduce absorption
lansoprazole, of ketoconazole,
H2-antagonists delavirdine

 Didanosine
• Reduces
ketoconazole
absorption
 Cholestyramine • Binds raloxifene,
thyroid hormone,
and digoxin
17 10/3/2016

5. Efek Makanan pada Absorbsi Obat


18 10/3/2016

Interaksi dalam Distribusi


 Interaksi dalam ikatan protein plasma
 Interaksi ini lebih nyata pada
penderita dengan hipoalbuminemia,
gagal ginjal, atau penyakit hati yang
berat, ikatan obat yang asam dengan
albumin, serta menurunnya eliminasi
obat
 Mempunyai ikatan yang kuat dengan protein
plasma (minimal 85%) dan volume distribusi
yang kecil
 Mempunyai batas keamanan yang sempit
19 10/3/2016

Teofilin vs Adenosin
 Signifikansi :2 Onset : Rapid
 Efek:
Efikasi adenosin untuk mengobati takikardi
menurun

 Mekanisme:
Teofilin bersifat sebagai antagonis reseptor
adenosin

 Pengatasan:
Monitoring efek dari adenosin, apabila diperlukan
dosis adenosin dapat ditingkatkan
20 10/3/2016

Interaksi Obat pada Fase


Metabolisme
 Biasanya terjadi ketika dua obat
dimetabolisme oleh enzim yang sama
dan saling memperngaruhi metabolisme
satu sama lain.
 Enzim sebagian besar obat CYP 450
 Inhibisi
 Induksi
Induksi
 Obat dapat menginduksi metabolisme
obatnya sendiri
 Konsekuensi penurunan konsentrasi obat
 Efikasi berkurang
Inhibisi
 Menghambat metabolisme obat
 Obat bebas meningkat
 Efek menjadi meningkat
23 10/3/2016

Inhibisi
24 10/3/2016

Obat-Obat yang Dapat


Menginduksi Enzim
25 10/3/2016

Rifampisin vs Kontrasepsi Oral


 Signifikansi :2 Onset : Delayed
 Efek:
Efikasi kontrasepsi oral menurun dan menyebabkan
siklus mentruasi menjadi tidak teratur
 Mekanisme:
 Rifampisin akan menginduksi enzim
pemetabolisme kontrasepsi oral
 Pengatasan:
Pasien disarankan menambah metode kontrasepsi
yang lain selama mendapat terapi rifampisin
26 10/3/2016

Fenobarbital vs Kumarin
 Signifikansi :1 Onset : Delayed
 Efek:
Efek antikoagulan akan berkurang
 Mekanisme:
Fenobarbital akan menginduksi enzim
pemetabolisme kumarin
 Pengatasan:
 Monitor efek antikoagulan, jika diperlukan dosis perlu
ditingkatkan sedikit demi sedikit.
 Apabila penggunaan fenobarbital dihentikan,
kemungkinan dosis kumarin yang dibutuhkan juga lebih
rendah, sehingga perlu monitoring beberapa minggu.
27 10/3/2016

Inhibisi vs Induksi
28 10/3/2016

Propranolol vs Kontrasepsi Oral


 Signifikansi :4 Onset : Delayed
 Efek:
Efek dari propranolol dapat meningkat.
 Mekanisme:
Kontrasepsi oral dapat menurunkan first-pass
metabolism dengan cara menghambat enzim
mikrosomonal dalam hati.
 Pengatasan:
Monitoring kondisi pasien dan jika diperlukan penurunan
dosis propranolol.
CYP3A Inducers
 Carbamazepine
 Phenytoin
 Phenobarbital
 Morphine
 Rifampin
 Rifabutin
Interaksi pada eksresi obat
1. Perubahan pH urin
 Pada nilai pH tinggi ( basa), obat bersifat
asam lemah (pka 3-7,5) sebagian besar
sebagai molekul terionisasi larut lipid, yang
tidak dapat berdifusi ke dalam sel tubulus
dan akan dikeluarkan dalam tubuh.
 Nilai pH urin basa lemah pka 7,5-10.
sebaliknya
 Akibatnya perubahan pH akan
meningkatkan jumlah obat yang terionisasi
dan meningkatkan hilangnya obat.
31 10/3/2016

Amfetamin vs Sodium Sitrat


 Signifikansi :2 Onset : Rapid
 Efek:
Efek amfetamin dapat diperpanjang, bahkan apabila
melebihi dosis maksimum dapat menyebabkan toksisitas
 Mekanisme:
Sodium sitrat menyebabkan urin menjadi bersifat alkali
sehingga akan mengurangi eliminasi dari amfetamin
 Pengatasan:
Hindari penggunaan obat yang dapat merubah pH urin,
terutama ketika digunakan bersama-sama dengan
obat-obat psikotik.
2. Perubahan eksresi aktif
tubular renal
 Obat yang menggunakan sistem
transportasi yang sama di tubulus ginjal
dapat bersaing satu sama lain dalam hal
ekskresi.
 Contoh probenesid mengurangi eksresi
penisilin dan obat lainnya.
 Probenesid  menghambat sekresi ginjal
3. Perubahan aliran renal
 Aliran darah melalui ginjal dikendalikan
oleh produksi vasolidator prostaglandin
ginjal.
 Jika sintesis prostaglandin dihambat,
maka eksresi beberapa obat di ginjal
dapat berkurang
34 10/3/2016

Antibiotika Aminoglikosida vs NSAID


 Signifikansi :2 Onset : Delayed
 Efek:
Konsentrasi antibiotika aminoglikosida dapat
meningkat pada bayi prematur
 Mekanisme:
NSAID dapat menurunkan glomerular filtration
rate, sehingga terjadi akumulasi aminoglikosida
 Pengatasan:
Monitoring fungsi ginjal, apabila diperlukan dosis
aminoglikosida dapat diturunkan ketika
digunakan bersama-sama dengan NSAID
35 10/3/2016

Furosemid vs Paracetamol
 Signifikansi :5 Onset : Delayed
 Efek:
Efek dari furosemid dapat menurun.
 Mekanisme:
Parasetamol dapat meningkatkan ekskresi
porstaglandin ginjal dan menurunkan aktivitas
renin.
 Pengatasan:
Tidak diperlukan perlakuan terhadap pasien.

Anda mungkin juga menyukai