Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

Mata Kuliah Kebijakan Publik (C)


Dosen Pengampuh : Dr. Suryadi Lambali, M.Si

YOLANDA EVELYN RERUNG


E011201088

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
Wajib Belajar 9 Tahun Menjadi Model Kebijakan Pendidikan di Indonesia yang Pertama
Model suatu kebijakan pendidikan adalah desain bagaimana suatu kebijakan pendidikan itu harus
benar-benar menjadi kebijakan yang patut di ikutio dan menjadi kebijakan yang baik dan efektif.
Tentunya jika tidak ada model-model kebijakan pendidikan yang beragam maka pendidikan di
Indonesia akan staknan dan berdampak besar terhadap hasil pendidikan yang ada di Indonesia.
Model kebijakan pendidikan di Indonesia telah menjadi acuan bagi suatu lembaga pendidikan
untuk mengarahkan tujuan dari lembaga tersebut.
Di antara model kebijakan pendidikan di Indonesia yang sempat mengguncang berita pendidikan
adalah wajib bealajar sembilan tahun. Pemerintah Republik Indonesia mencanangkan yang
namanya wajib belajar bagi anak usia sekolah untuk pendidikan dasar yang meliputi sekolah dasar
dan Sekolah Menengah Pertama. Program wajib belajar sembilan tahun Pada dasarnya bertujuan
di samping ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia ada beberapa hal yang
ingin dituntaskan.
1) Angka partisipasi kasar SMP MTS dan setara diharapkan mencapai minimal 95%.
2) Terdapat kesetaraan gender dalam pendidikan dasar sehingga angka partisipasi
kasar untuk siswa perempuan di SMP MTS dan setara mencapai 95%.
3) Layanan pendidikan dasar berjalan dengan baik.
4) Meningkatkan prestasi siswa secara bertahap rasio siswa Guru diharapkan mencapai 18
untuk SD atau MI dan mempertahankan angka 16 untuk SMP atau MTS seperti yang telah
dicapai saat ini.
Wajib belajar sembilan tahun yang ditujukan kepada anak-anak usia 7 sampai 15 tahun yang
diharapkan mampu menjangkau anak-anak yang kurang beruntung baik secara geografis tinggal
daerah terpencil atau berada dalam masyarakat yang belum memiliki kesadaran baik terhadap
pendidikan.
Di samping itu, anak-anak perempuan perlu mendapat perhatian yang khusus karena fakta
menunjukkan bahwa di beberapa daerah tertentu tingkat partisipasinya mereka lebih rendah
dibandingkan anak laki-laki. karena pada hakikatnya masyarakat terdahulu lebih mempunyai
keyakinan bahwa anak perempuan setinggi apapun ia menmepuh pendidikan tetaplah ia akan
menjadi seorang Ibu.
Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Kemudian,
pada tahun 1994 melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1994 yang berisi Pelaksanaan Wajib
Belajar Pendidikan Dasar. Model Kebijakan Pendidikan ini sangat menarik partisipasi Masyarakat
untuk mengenyam pendidikan dan mensukseskan kebijakan dari pemerintah tersebut. Karena
adanya pernyataan di atas, maka model kebijakan pendidikan di Indonesia wajib belajar sembilan
tahun ini, menjadi mdoel kebijakan pendidikan yang sangat serius untuk diperbincangkan pada
ranah pendidikan. Agar pendidikan di Indonesia semakin maju.
Artikel : https://www.kompasiana.com/felinda/5bffe7e0677ffb660f5cab65/wajib-belajar-
sembilan-tahun-menjadi-model-kebijakan-pendidikan-di-indonesia-yang-pertama
Analisis Kebijakan Publik Wajib Belajar 9 Tahun berdasarkan Model Kebijakan
Kelembagaan

Seperti dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan nasional adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan secara konstitusional menjelma ke dalam UUD 1945 pasal
31 ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran,
sedang ayat (2) menegaskan kepada pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran nasional. Salah satu cara untuk dapat mencapai tujuan tersebut yaitu dengan
pendidikan. Dimana pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara, yang sangat berperan
penting bagi kesuksesan dan kesinambungan pembangunan suatu bangsa.

Menindaklanjuti tujuan tersebut, pemerintah telah mengeluarkan berbagai program dalam


bidang pendidikan guna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu program tersebut
adalah Program Wajib Belajar 9 Tahun yang dicantumkan dalam PP No. 47 tahun 2008 yang
merupakan kelanjutan dari UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Program ini dipermaklumkan oleh
Presiden Soeharto pada 2 Mei 1994 yang bertepatan pada hari Pendidikan Nasional.

Seperti yang kita ketahui bahwa model kebijakan Kelembagaan memiliki tiga karakteristik
dalam public policy, yaitu :

• Pemerintah menjalankan legitimasi kepada politik


• Universallitas atau kebijakan tersebut untuk semua masyarakat
• Memonopoli paksaaan

Berdasarkan karakteristik model kelembagaan dapat kita ketahui bahwa :

• Program Wajib Belajar 9 Tahun ini merupakan Model Kelembagaan karena program ini
diperintahkan oleh Presiden Soeharto pada 2 Mei 1994 kepada seluruh masyarakat dan
diselenggarakan oleh pemerintah. Program wajib ini merupakan perwujudan konstitusi
serta tekat pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk mewujudkan
masyarakat adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasr 1945.
• Sesuai dengan tujuan dasar, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa maka program ini
diperuntukkan bagi semua warga negara tanpa membedakan golongan, agam, suku bangsa
dan status ekonomi.
• Dalam konteks pembangunan nasuonal, wajib belajar 9 tahun adalah suatu usaha yang
harus dilakukan, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan untuk memahami dunianya, mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan, dan mampu meningkatkan kualitas hidup dan martabatnya.

Anda mungkin juga menyukai