Anda di halaman 1dari 2

Dewan hakim yang kami hormati

Hadirin wal hadirat Rahimakumullah

Prof. Muhammad Alwi Dahlan seorang ahli komunikasi dari Universitas Indonesia mengungkapkan
bahwa Hoax merupakan manipulasi berita yang sengaja dilakukan yang bertujuan untuk memberikan
pengakuan atau pemahaman yang salah. Munculnya berita hoax ini juga tak lepas dari beberapa alasan.
Pertama, timbulnya pemasukan di media industry yang disebabkan oleh kemudahan dalam membuat
website setelah menutup konten periklanan. Kedua, munculnya media social selain menjadi alat
komunikasi modern juga menjadi ajang pencarian uang dengan memunculkan berita h oax yang
menghebohkan. Gaya Jual media social akan semakin banyak memberikan keuntungan. Dikutip dari
kementerian komunikasi dan informatika, mulai Agustus 2018 hinggal awal Tahun 2022 sekitar 9.546
berita hoax telah menyebar diberbagai platform media social. Meskipun awalnya media social dibuat
untuk kebahagiaan, tapi kalau tidak dibatasi dengan tuntunan Al-Quran bias menjadi sumber
permasalahan bahkan bias menjadi alat penghancur bagi kehidupan. Mengingat betapa pentingnya
menyikapi problematika Hoax, maka pada kesempatan ini sebuah topik yang akan kami bahas yaitu
Konsep Al-Quran Dalam Menyikapi Hoax dengan landasan teologis Quran Surah Annur ayat 11

‫ب ِمنَ ٱِإۡل ۡث ۚ ِم‬


َ ‫ر لَّ ُكمۡۚ لِ ُك لِّ ٱمۡ ِر ٖ ٕي ِّم ۡنهُم َّما ۡٱكت ََس‬ٞ ‫ة ِّمن ُكمۡۚ اَل ت َۡح َسبُوهُ َش ٗ ّرا لَّ ُكمۖ بَ ۡل هُ َو خ َۡي‬ٞ َ‫ُصب‬
ۡ ‫كع‬ ِ ‫ِإ َّن ٱلَّ ِذينَ َجٓا ُءو بِٱِإۡل ۡف‬
‫يم‬ٞ ‫َوٱلَّ ِذي ت ََولَّ ٰى ِك ۡب َر ۥهُ ِم ۡنهُمۡ لَهۥُ َع َذابٌ َع ِظ‬
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.
Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-
tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara
mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang
besar.

Hadirin Rahimakumullah

Menurut Syeikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafiz dalam tafsirnya Al-Madinah Al-Munawwarah menjelaskan
Allah membebaskan ummul mukmin dari tuduhan zina yang disebarkan oleh pemimpin kaum munafiq
Abdullah bin Ubay bin Salul dan Allah menerangkan hati keluarga Abu Bakar, Sedangkan secara Bahasa
lafadz al-ifku adalah bentuk mashdar dari fiil tsulatsi mujarrad yaitu afaka-ya’fiku-ifkan yang berarti
berbohong, memalsukan dan memanipulasi. Kalau kita kaji lebih dalam makna surah ini sama dengan
makna surah An-Nahl ayat 105 ‫ِب‬ َ ‫ ذ‬444‫ري ۡٱل َك‬444 ۡ
ِ ‫ا َيف َت‬444‫ ِإ َّن َم‬Sesungguhnya mereka hanya mengada-adakan
kebohongan. Menurut Imam Al-Wahidi di dalam Tafsir Al-basith jilid 13 mengatakan bahwa makna surah
ini dengan surah An-Nahl ayat 105 merupakan sama-sama menjelaskan tentang perilaku hubungan
manusia yang menyebarkan berita dengan dusta. Adapun dalam ayat ini Al-Quran menyebutnya dengan
iktasaba yang menunjukkan bahwa penyebaran isu itu dilakukan dengan kesungguhan. Bukan saja
dipahami dari kata kasaba yang mengandung makna usaha tapi juga dari tambahan huruf ta dari kata
kibrahu yang digunakan dalam arti terbayang dan tersebar. Lalu bagaimana gaya hidup para pendusta ?
Menurut Imam Al-Alusi dalm Tasir Ruhul Maani halaman 76 mengatakan

Mereka berbuat olah seenaknya, menyebarkan berita dusta diberbagai tempat hanya semaata untuk
mendapatkan jabatan, kekuasaan dan kekayaan. Hanya demi sebuah jabatan mereka rela menyebarkan
kebohongan. Hanya demi sebuah kekuasaan mereka memproduksi berita bohong yang merugikan dan
hanya demi uang mereka lenyapkan fakta-fakta kebenaran. Jika para jurnalis dan para penulis sudah
terjangkit wabah kebohongan ini kami yakin Indonesia akan lebih hancur tatanan Negaranya
dibandingkan dengan wabah virus yang selama ini kita takuti. Mengapa demikian, jika virus hanya akan
menyerang dan mematikan orang-orang yang lemah antibodinya tapi wabah kebohongan bahayanya
bisa menyerang dan mematikan siapa saja. Tak pandang seorang penguasa, tak pandang seorang
ulama, tak pandang seorang pengusaha. Jika mereka sudah diposisikan mangsa oleh kejahatan media
pasti akan habis binasa oleh kekejaman para pendusta. Lalu bagaimana rumusan Al-Quran dalam
menyikapi berita Hoax. Mari kita dengarkan firman Allah Surah Al-Hujurat ayat 6

َ‫ُوا َعلَ ٰى َما فَ َع ۡلتُمۡ ٰنَ ِد ِمين‬


ْ ‫صبِح‬ ْ ‫صيب‬
ۡ ُ‫ُوا قَ ۡو ۢ َما بِ َج ٰهَلَ ٖة فَت‬ ُ ۢ ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ْا ِإن َجٓا َء ُكمۡ فَا ِس‬
ِ ُ‫ق بِنَبَ ٖإ فَتَبَيَّنُ ٓو ْا َأن ت‬
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka
periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

Hadirin yang berbahagia

Menurut Imam Qusyairy dalam Tafsir Al-Qusyairy halaman 516 mengatakan


Ayat ini mengisyaratkan tentang larangan menyimak informasi yang penuh dengan rekayasa,
mengadung unsur provokasi atau adu domba sehingga dapat menyinggung perasaan antar sesama.

Sedangkan menurut Imam Samarqandi di dalam tafsirnya bahrul ulum halaman 516 mengatakan

Yang dimaksud dengan fatabayyanu yaitu berupa himbauan kepada kita agar lebih dahulu memastikan
kebenaran berita serta jangan tergesa-gesa dalam mempercayainya. Berdasarkan kedua penafsiran ini
sangat jelas bagi kita bahwa untuk menyikapi maraknya informasi adalah melalui sikap selektif dan
reaktif. Selektif memiliki arti ketelitian untuk memilih dan memilah berita yang benar. Sedangkan reaktif
adalah terlibat aktif untuk menulusuri kebenaran informasi. Kita lihat kejadian bulan Mei yang lalu, ketika
media social digemparkan oleh meninggalnya seorang selebriti atau yang kita kenal dalam perannya
sebagai Lala dalam sinetron bidadari yang hingga saat ini faktanya sedang menjalani pengobatan di luar
Negeri. Ketika keluarganya berdoa akan kesembuhan sang anak tercinta, sebaliknya di sini terjadi
kejahatan media yang menyebarkan berita dengan dusta hanya karena untuk mendapatkan kesenangan
semata. Wahai para penyebar hoax ! apakah kalian tega melihat seorang ibu pahlawan tanpa jasa
seketika jatuh berderai air mata gara-gara memikirkan kesembuhan anaknya ? apakah kalian tega
melihata seorang ayah yang berwibawa seketika jatuh tak berdaya gara-gara memikirkan kesembuhan
untuk anaknya ? dan apakah kalian menutup mata menyebarkan berita dengan dusta hanya karena
untuk mendapatkan kepentingan belaka ? oleh karena itu solusi untuk menyelesaikan masalah ini adalah
melalui internalisasi nilai-nilai Al-Quran seperti MTQ ini. Melalui mimbar syarhil Quran ini kami
menghimbau kepada seluruh yang terlibat di dalam dunia media baik pembuat berita, pemilik berita
maupun penikmat media. Ingatlah bahwa profesi dan bisnis di bidang ini tidaklah akan pernah
mendapatkan keberkahan jika di dalamnya terdapat unsur kebohongan. Sebagaimana Allah
menegaskan dalam Surah An-Nur ayat 19

ْ ُ‫ِإ َّن ٱلَّ ِذينَ يُ ِحبُّونَ َأن تَ ِشي َع ۡٱل ٰفَ ِح َشةُ فِي ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
َ‫يم فِي ٱل ُّد ۡنيَا َوٱأۡل ٓ ِخ َر ۚ ِة َوٱهَّلل ُ يَ ۡعلَ ُم َوَأنتُمۡ اَل ت َۡعلَ ُمون‬ٞ ِ‫وا لَهُمۡ َع َذابٌ َأل‬
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan
orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui,
sedang, kamu tidak mengetahui.

Hadirin Rahimakumullah

Dari awal sampai akhir dapat disimpulkan bahwa konsep Al-Quran dalam menyikapi berita hoax adalah
mengedepankan sikap jujur saat menerima berita dan selektif saat menyebar berita. Demikianlah yang
dapat kami sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan. Semoga Allah menyelamatkan kita dari fitnah
akhir zaman yakni dampak buruknya berita bohong media social. Aaamiin Aamiin Yaa Rabbal alamin

Anda mungkin juga menyukai