Anda di halaman 1dari 1

Preposisi nya adalah

 kaum positivisme menolak pandangan yang menyatakan bahwa ada realitas yang
melampau fakta.
 Positivisme tidak bersifat metafisik dan tidak menjelaskan ttg esensi
 Tidak menjelaskan gejala gejala alam sebagai ide abstrak
 Positivisme menempatkan fenomena yang dikaji sebagai objek yang dapat
digeneralisasi sehingga dapat diprediksi kedepannya
 Positivisme meyakini bahwa suatu realitas dapat direduksi menjadi unsur unsur yang
saling terkait membentuk sistem yang dapat diamati.

Positivisme dalam ilmu ilmu sosial. Kita akan melihat fenomena sosial sebagai sebuah
inisiasi. Objektivitas ini nyata keberadaannya karena ketika seorang ilmuwan sosial
melakukan penelitian pada masyarakat itu, tindakannya dalam meneliti proses ritual inisiasi
tidak berpengaruh pada perubahan proses dan bentuk dari inisiasi itu sendiri. Artinya,
subjektivitas dapat terlepas dari objek penelitiannya. Dengan demikian, eksistensi
objektivitas dalam ilmu sosial bisa diterapkan seperti halnya ilmu alam.

Dalam pandangan positivisme, masyarakat adalah realitas tersendiri, maka dari itu mereka
bisa dipelajari secara ilmiah. Masyarakat dapat dipelajari sebagai sebuah benda atau gejala
alam yang mempunyai karakteristik dan sistem tertentu. Implikasinya yaitu studi tentang
masyarakat dilakukan menggunakan metode penelitian seperti halnya yang dipraktekkan
dalam mempelajari obyek alam.

Piramida ilmu pengetahuan (dari atas ke bawah)


1. Tradisi : biasanya tidak memiliki landasan ilmiah, dilakukan terus menerus karena
sudah biasa dilakukan dalam jangka waktu yang panjang
2. Otoritas : sesuatu yang dianggap benar karena hal tersebut dikatakan oleh “ ahli “
3. Trial and Error : digunakan untuk mendapatkan pengetahuan yang terbaik melalui
percobaan berkali kali
4. Penalaran logis : proses sistematis yang menggabungkan pengalaman pribadi,
kecerdasan dan sistem berpikir formal untuk memperoleh pengetahuan
5. Metode ilmiah : puncak dari piramida ilmu pengetahuan dimana dalam metode ilmiah
meliputi pemeriksaan sistematis, empiris, pengontrolan, dan titik proposisi kritis pada
hipotesis.

Sumber :
buku filsafat ilmu klasik hingga kontemporer karya Dr. Akhyar Yusuf Lubis
Jurnal sosiologi walisongo

Anda mungkin juga menyukai