kaum positivisme menolak pandangan yang menyatakan bahwa ada realitas yang
melampau fakta.
Positivisme tidak bersifat metafisik dan tidak menjelaskan ttg esensi
Tidak menjelaskan gejala gejala alam sebagai ide abstrak
Positivisme menempatkan fenomena yang dikaji sebagai objek yang dapat
digeneralisasi sehingga dapat diprediksi kedepannya
Positivisme meyakini bahwa suatu realitas dapat direduksi menjadi unsur unsur yang
saling terkait membentuk sistem yang dapat diamati.
Positivisme dalam ilmu ilmu sosial. Kita akan melihat fenomena sosial sebagai sebuah
inisiasi. Objektivitas ini nyata keberadaannya karena ketika seorang ilmuwan sosial
melakukan penelitian pada masyarakat itu, tindakannya dalam meneliti proses ritual inisiasi
tidak berpengaruh pada perubahan proses dan bentuk dari inisiasi itu sendiri. Artinya,
subjektivitas dapat terlepas dari objek penelitiannya. Dengan demikian, eksistensi
objektivitas dalam ilmu sosial bisa diterapkan seperti halnya ilmu alam.
Dalam pandangan positivisme, masyarakat adalah realitas tersendiri, maka dari itu mereka
bisa dipelajari secara ilmiah. Masyarakat dapat dipelajari sebagai sebuah benda atau gejala
alam yang mempunyai karakteristik dan sistem tertentu. Implikasinya yaitu studi tentang
masyarakat dilakukan menggunakan metode penelitian seperti halnya yang dipraktekkan
dalam mempelajari obyek alam.
Sumber :
buku filsafat ilmu klasik hingga kontemporer karya Dr. Akhyar Yusuf Lubis
Jurnal sosiologi walisongo