NIM : 2020102003
Prodi : Pendidikan Matematika
MK : AIK III dan KMD
Indonesia adalah negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di seluruh dunia.
Pada saat ini diperkirakan bahwa jumlah umat Muslim mencapai 207 juta orang,
sebagian besar menganut Islam aliran Suni. Jumlah yang besar ini mengimplikasikan
bahwa sekitar 13% dari umat Muslim di seluruh dunia tinggal di Indonesia dan juga
mengimplikasikan bahwa mayoritas populasi penduduk di Indonesia memeluk agama
Islam (hampir 90% dari populasi Indonesia). Namun, kendati mayoritas penduduk
beragama Islam, Indonesia bukanlah negara Islam yang berdasarkan pada hukum-
hukum Islam.
Justru, Indonesia adalah sebuah negara sekuler demokratik tetapi dengan pengaruh
Islam yang kuat. Sejak awal berdirinya negara ini, sudah ada banyak perdebatan
politik mengenai dasar ideologi negara Indonesia. Sejumlah kelompok Islam
konservatif (termasuk sejumlah partai politik) berpendapat bahwa Indonesia
seharusnya menjadi sebuah negara Islam. Namun, karena ada puluhan juta penduduk
non-Muslim - apalagi banyak penduduk yang menganut Islam di Indonesia bukan
orang Muslim yang mempraktekkannya dengan sangat ketat (nominal Muslim) -,
berdirinya sebuah negara Islam (sekaligus penerapan hukum syariah) selalu dianggap
sebagai pemicu perpecahan separatisme.
• Abangan; mereka adalah umat Muslim tradisionil yang berarti mereka masih
menerapkan dogma-dogma agama tradisional Jawa; yang mencampurkan ajaran Islam
dengan agama Hindu, Buddha, dan animism. Anggota dari kelompok ini umumnya
bertempat tinggal atau berasal dari wilayah pedesaan.
• Santri; kelompok ini bisa disebut sebagai umat Muslim ortodoks. Mereka umumnya
bertempat tinggal atau berasal dari wilayah perkotaan dan lebih berorientasi pada
mesjid dan Al-Quran.
Geertz sebenarnya juga menyatakan ada kelompok ketiga, yaitu priyayi (kelompok
bangsawan tradisional), namun karena ini merupakan kelompok kelas sosial dan
bukan kelompok agama, maka kelompok priyayi ini tidak kami masukkan dalam
pembagian masyarakat di atas.
Penyebaran Islam di Indonesia seharusnya tidak dipandang sebagai proses yang cepat
dan yang berasal dari satu asal atau sumber saja. Sebaliknya, lebih tepat kalau
dipandang sebagai proses yang didorong beberapa gelombang Islamisasi yang sangat
berkaitan dengan perkembangan internasional dalam dunia Islam; sebuah proses yang
terus berlanjut sampai dengan hari ini. Seperti yang telah dijelaskan di atas, para
pedagang Muslim yang datang ke wilayah kepulauan ini pada abad-abad pertama era
Islam bisa dianggap sebagai gelombang pertama. Gelombang kedua juga sudah kami
sentuh di atas, yaitu pendirian kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara (dan setelah raja
masuk agama Islam, rakyatnya biasanya mengikutinya). Topik ini dibahas jauh lebih
terperinci di bagian sejarah prakolonial Indonesia.
Dua gelombang reformasi penting lainnya yang bertujuan untuk mengembalikan
kemurnian Islam - seperti yang diterapkan pada masa Nabi Muhammad - adalah
gerakan Wahabi dan gerakan Salafi. Kedua gerakan ini datang dari jauh: gerakan
Wahabi datang dari Arab dan mulai memberikan pengaruh di wilayah kepulauan ini
sejak awal abad ke-19, sementara gerakan Salafi datang dari Mesir pada akhir abad
ke-19. Kedua gerakan ini memiliki dampak yang sangat kuat dalam proses
penyebaran agama Islam ortodoks di Nusantara.
Perkembangan penting lainnya di proses Islamisasi di Indonesia adalah pembukaan
Kanal Suez pada tahun 1869 yang mengimplikasikan - karena perjalanan ke Mekah
menjadi lebih mudah - adanya lebih banyak peziarah antara Indonesia dan Mekkah.
Hal ini menyebabkan semakin intensifnya komunikasi Indonesia dengan pusat-pusat
agama di Timur Tengah.
Kendati begitu, gelombang-gelombang Islamisasi juga menyebabkan ketegangan dan
perpecahan di dalam komunitas Islam Indonesia karena tidak semua orang setuju
dengan kedatangan gerakan Islam ortodoks. Contohnya, perbedaan antara komunitas
modernis (santri) dan komunitas tradisionalis (abangan) disebabkan karena reaksi
komunitas tradisionalis melawan gerakan reformasi di abad ke-19. Perbedaan ini
masih tampak dalam dua organisasi Islam yang paling berpengaruh di Indonesia pada
saat ini. Muhammadiyah, sebuah organisasi sosial yang didirikan pada tahun 1912 di
Jawa, mewakili komunitas Islam modernis yang menolak Islam Jawa yang mistis
(tradisional). Pada saat ini, kelompok ini memiliki sekitar 50 juta anggota. Sebagai
reaksi atas pendirian Muhammadiyah, para pemimpin tradisional Jawa mendirikan
Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1926. Para anggota NU masih dipengaruhi oleh
elemen-elemen mistis sebelum kedatangan agama Islam. Para pemimpin NU juga
cenderung lebih toleran pada agama-agama lain. Jumlah anggotanya saat ini mencapai
90 juta orang.
2. Tujuan Muhammadiyah
Dalam pandangan organisasi ini, prinsip Islam yang dimaksud menyangkut seluruh
aspek kehidupan. Meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat duniawiyah.
Beberapa aspek ini harus dilaksanakan dengan baik dalam kehidupan perseorangan
maupun bermasyarakat. Berdasarkan alasan tersebut, diharapkan terwujudnya agama
Islam yang menjadi rahmatan lil-’alamin dalam kehidupan di muka bumi.
Sehingga menjadi rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan
menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah swt
dalam kehidupan di dunia ini.
Untuk mencapai visi organisasi, Muhammadiyah juga menetapkan beberapa misi yang
bisa menjadi sarana dan media yang bisa dilakukan. Misi organisasi Muhammadiyah
adalah sebagai berikut :
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt
yang dibawa oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga
Nabi Muhammad saw.
2. Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa
ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan
kehidupan yang bersifat duniawi.
3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai
kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakat. Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39
Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2005 di Kota Sawahlunto.