Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ANTI KORUPSI

Nama : Firmansyah
NPM : 02110302101013
Prodi : Agribisnis

1. Kasus SN memenuhi unsur-unsur pidana yang terkandung dalam pasal 2 atau pasal 3
Undang-undang tipikor adalah karena dalam pasal 2 dinyatakan bahwa "Setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun
dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1
miliar. Sedangkan pasal 3 dinyatakan bahwa “Setiap orang yang dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan
yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama
20 tahun dan atau denda paling sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 1 miliar”.
Berdasarkan dari uraian pasal 2 dan pasal 3 tentang UU tipikor dijelaskan bahwa kasus SN
memenuhi pasal 2 dan pasal 3 karena SN merupakan seorang ketua DPR (pada saat itu)
yang dapat ditegaskan pada pasal 3 yaitu dalam kata pejabat sehingga SN saat melakukan
tindak pidana korupsi merupakan seorang pejabat yang menyalahgunakan kewenangan dan
kesempatan serta sarana. SN juga melakukan tindak pidana korupsi dalam proyek
pengadaan KTP elektronik (e-KTP) yang sudah dibuktikan dengan bukti-bukti yang sah
dimana dalam tindak pidana korupsi pada proyek KTP elektronik termasuk ke dalam pasal
2 dan pasal 3 yaitu upaya untuk menguntungkan diri sendiri yang merugikan keuangan
negara. Hukuman yang diberikan dalam kasus SN berupa denda 500 juta dan penjara 15
tahun hal tersebut disesuaikan dengan nominal uang yang dikorupsi dimana dalam pasal 2
dan 3 konsekuensi dari adanya tindakan korupsi adalah dipenjara dan didenda dengan
rentang jumlah dan rentang waktu yang disesuaikan.
2. FY pengacara SN dalam kasus E-KTP ini dinyatakan sebagai tersangka karena terkait
dugaan menghalang-halangi penyidikan terhadap SN yang sering disebut dengan Istilah
obstruction of justice yang berasal dari sistem hukum Anglo Saxon, yang artinha dalam
hukum pidana Indonesia ialah “tindak pidana menghalangi proses hukum”. hal ini
dibuktikan dengan dirinya yang memasukan tersangka SN ke salah satu rumah sakit untuk
dilakukan rawat inap, FY ini bekerja sama dengan seorang oknum dokter dikarenakan telah
melakukan manipulasi terhadap data medis SN. FY dinyatakan telah melanggar Pasal 21
UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berbunyi:
"Setiap orang yang dengan sengaja mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara
langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang
pengadilan terhadap tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam perkara korupsi,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 12 tahun dan atau
denda paling sedikit Rp150 juta dan paling banyak Rp600 juta." juncto Pasal 55 ayat 1 ke-
1 KUHP yang berbunyi: “Pasal 55 KUHP : (1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana: 1.
mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan
tindak pidana, dengan keseluruhan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara dan
denda maksimal Rp600 juta.
3. Terdakwa RR telah terbukti melanggar Pasal 11 UU No 31 tahun 1999 yang mana telah
diubah menjadi UU no 20 tahun 2001 mengenai pemberantasan tindak pidana korupsi
Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP yang berbunyi “ (1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana.
Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan
perbuatan.“ . Pada Pasal 21 UU No 31 Tahun 1999 mengenai pemberantasan tindak pidana
korupsi tidak diatur dengan atau secara tegas mengenai makna dari “mencegah, merintangi
atau mengagalkan penyidikan secara langsung atau tidak langsung”, adapun Pasal 21 UU
tipikor ini lengkapnya menyatakan bahwa “ setiap orang yang dengan sengaja
mencegah,merintangi,atau mengagalkan secara langsung atau tidak langsung
penyidikan,penuntutan,dan pemeriksaan disidang pengadilan terhadap tersangka atau
terdakwa ataupun para saksi dalam perkara korupsi, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 tahun dan paling lama 12 tahun dana tau denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00
dan paling banyak Rp.600.000.000,00”
4. Mantan aktivis mahasiswa Nurul huda, terjerat korupsi akibat menyelewengkan dana
bantuan sosial yang didanai dari APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun anggaran 2011. Ia
terbukti melanggar UU No. 31 tahun 1999 yang tekah diubah dengan UU no. 20 tahun
2001 tentang tindak pidana korupsi dalam sidang yang dipimpin oleh Hakim ketua
Sulistyo. Tindak pidana yang ia lakukan menyebabkan kerugian negara hingga Rp. 89,8
juta. Akibat tindak pidana korupsi yang dilakukannya ia menerima hukuman 1,5 tahun
Penjara.
5. Berdasarkan pasal 2 dan pasal 3 tipikor subjek dari setiap orang adalah manusia atau orang
perorangan atau korporasi yang menguntungkan diri sendiri dan bersifat merugikan
keuangan negara. Berdasarkan hal tersebut, uang yang diberikan oleh negara terhadap
organisasi mahasiswa bukan termasuk ke dalam tindak pidana korupsi dan tidak termasuk
ke dalam subjek dari “setiap orang” karena uang yang diberikan kepada organisasi
mahasiswa termasuk ke dalam alokasi dana pendidikan dimana dalam APBN 20% dari
PBN dilokasikan untuk dana pendidikan. Dana yang diberikan kepada organisasi
mahasiswa adalah dana yang digunakan untuk kepentingan dalam suatu organisasi
mahasiswa mengadakan suatu acara dimana acara yang diadakan oleh organisasi tersebut
diadakan dalam upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan soft skill dari mahasiswa
berupa bagaimana mahasiswa mengatur waktu antara akademik dan non akademik
bagaimana mahasiswa mengadakan suatu acara dengan melakukan kegiatan rapat dimana
dalam kegiatan rapat diajarkan bagaimana untuk berpendapat dan menghargai pendapat
orang lain sehingga dengan alokasi dana untuk organisasi mahasiswa diharapkan dapat
menciptakan mahasiswa dengan kualitas yang baik, unggul, cerdas dan juga kompeten.
Dalam alokasi dana tersebut organisasi mahasiswa juga tersusun atas struktur
kepengurusan yang di dalamnya terdapat bendahara yang mencatat dan melaporkan
seluruh hal yang berkaitan dengan keuangan organisasi serta dalam mengadakan suatu
acara suatu organisasi mahasiswa wajib menyerahkan proposal dan TOR kegiatan acara
kepada pihak kampus yang didalamnya memuat rencana keuangan yang dibutuhkan secara
detail untuk diajukan ke pihak kampus.

Anda mungkin juga menyukai