Anda di halaman 1dari 3

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : PEMBELAJARAN BAHASA ARAB


B. Kegiatan Belajar : KB 1 Konsep Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa Arab

C. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses yang di
pergunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis
yang makin bertambah rumit, ataupun teori –teori yang masih terpendam
yang mungkin sekali terjadi, dengan ucapan–ucapan orang tuanya sampai
dia memilih, berdasarkan suatu ukuran atau takaran penilaian, tata bahasa
yang paling baik serta paling sederhana dari bahasa tersebut.
Teori pemerolehan Bahasa
1. Behaviorisme oleh B.F Skinner, perilaku kebahasaan sama dengan
perilaku yang lain, dikontrol oleh konsekuensinya. Apabila ada
reinforcement yang cocok, perilaku akan berubah.
2. Nativisme oleh Chomsky, perilaku berbahasa adalah sesuatu yang
diturunkan, setiap Bahasa memiliki pola perkembangan yang sama dan
lingkungan memiliki peran kecil dalam proses pematangan Bahasa
3. Kognitivisme. Bahasa berasal dari kematangan kognitif yang distrukturi
oleh nalar. Urutan perkembangan kognitif menentukan perkembangan
Konsep
Bahasa.
1 Pemerolehan
4. Interaksionisme. Pemerolehan Bahasa merupakan hasil interaksi antara
Bahasa Arab
kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan Bahasa.
Tahap Pemerolehan Bahasa
 0 - <5 tahun
a. Mendekut(kebanyakan mengandung bunyi vokal). Contoh tangisan.
b. Meraban/mengoceh(mengandung bunyi konsonan dan vokal).
c. Ucapan satu kata. Usia 12-18 bulan mampu menguasai 3-100 kata. Contoh
: ma (adek mau mama disini), mik (adek minta minum), mam (adek minta
makan).
d. ucapan dua kata dan ujaran telegrafik. Usian 18-20 bulan. Contoh: ma mik
(mama adek minta minum)
e. struktur kalimat dasar orang dewasa. Sejak usia 2 tahun, kosakata
berkembang pesat hingga 1000 kata. Hingga di usia 5 tahun anak mengerti
dan mampu memproduksi konstruksi kalimat yang kompleks.
 10 tahun
Bahasa anak sudah sama seperti orang dewasa.
Pembelajaran Bahasa Arab merupakan kegiatan belajar mengajar yang
memosisikan guru sebagai fasilitator dan siswalah yang aktif. Dengan tujuan
memudahkan peserta didik memahami bahasa Arab beserta ruang
lingkupnya.
Guru perlu memiliki pengetahuan mendalam tentang bahasa Arab dan
bahasa yang digunakan pembelajar. Sebab guru menghadapi siswa yang
bukan penutur asli. Pengajaran bahasa Arab bervariasi karena perbedaan
fungsi bahasa. Di antara fungsi bahasa adalah:
(1)fungsi sosial, artinya mengkristalkan pengalaman manusia berbangsa-
bangsa dalam bahasa lisannya, dan manfaat lain dari budaya pemiliknya,
(2) fungsi psikologis, dalam arti bahasa menjadikan bahasa sebagai
sarana analisis intelektual manusia untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan
(3) fungsi intelektual, sarana untuk menonjolkan pemikiran. Disebut juga
sebagai fungsi komunikasi, sebagai sarana mengungkapkan perasaan/
menyampaikan gagasan dan merupakan alat pemahaman antar manusia.
Ada perbedaan pendapat tentang manakah yang lebih efektif dalam
menggunakan bahasa pengantar saat pembelajaran. Bagi siswa lanjutan,
akan lebih efektif jika menggunakan bahasa arab sebagi pengantar.
Bahasa mengalami perkembangan disebabkan beberapa faktor. Di
antaranya: alasan dialek, perkembangan teknologi, sistem politik, perbedaan
agaam, ekonomi, dan perubahan sistem sosial.
Pendidikan bahasa arab di Indonesia membutuhkan usaha yang besar dari
Konsep
para guru, dan mereka harus fokus pada poin penting. Di antaranya: 1)
2 Pembelajaran
Mengajarkan keterampilan berbahasa secara bertahap, 2) Mendorong siswa
Bahasa Arab
memiliki semangat dalam praktik penerapannya, 3) menciptakan
lingkungan kebahasaan di dalam dan di luar kelas, dan 4) sering
menggunakan bahasa Arab(Mubarak, 2012: 71).
Oleh karena itu, kita perlu mengembangkan strategi dan sarana untuk
mengajarkan bahasa Arab lebih cepat, mendalam dan mudah. Salah satunya
adalah strategi kontekstual dan sarana Internet, atau yang disebut dengan
teknologi transportasi dan komunikasi. Strateginya berbeda sesuai dengan
perbedaan antara penutur dan bukan penutur asli.
Masalah Pembelajaran Bahasa Arab
1. Linguistik berkaitan langsung dengan bahasa. Termasuk masalah
fonemik(ada font baru yang tidak ditemui pada bahasa ibu), masalah kosa
kata(kata masya allah, dll), masalah tata bahasa, masalah struktural dan
masalah sintaksis.
2. non-linguistik tidak berhubungan langsung dengan bahasa, tetapi
mempengaruhi hasil pengajaran. Meliputi motif dalam mengajar, alat
peraga, kompetensi guru, metode pengajaran, waktu, dan lingkungan
kebahasaan disamping perhatian orang tua, evaluasi, dan
sebagainya(Fahrurrozi 162-164: 2014).
Namun kita harus optimis mengajarkan bahasa arab di Indonesia dengan
alasan, 1) bahasa yang kuat bahkan lebih dari 15 abad dan masih digunakan
dan sesuai
2) dari geografi linguistik, bahasa yang digunakan banyak negara (22
negara)
3) termasuk negara Teluk sangat penting dalam bidang ekonomi dunia
karena SDA dan lokasinya yang strategis sebagai jalur antara Eropa dan Asia
Tengah.
Mengajar Bahasa Arab di Indonesia
Mathan memaparkan empat aspek permasalahan pengajaran bahasa Arab,
yaitu:
1. Aspek pendidikan, artinya fasilitas, metode, dan guru belum memadai
dan perlu ditinjau ulang oleh yang mumpuni. Solusinya guru perlu
mendorong kemahiran berbahasa, menjelaskan banyak manfaat yang
dinikmati oleh pembelajar yang terampil bahasa Arab
2. Aspek sosial budaya, bahasa Inggris lebih banyak digunakan dalam
tuturan anak muda saat ini. Solusinya umat Islam perlu
memperhatikannya dan mendorong sesama Muslim dan anak-anaknya
untuk mempelajarinya.
3. Aspek kebahasaan, artinya sebagian besar siswa meyakini bahwa bahasa
Arab lebih sulit daripada bahasa lain. Solusinya guru perlu melatih secara
ekstensif tentang pola kebahasaan yang tidak ada padanannya dalam
bahasa ibu siswa.
4. Aspek politik dan diplomatik, artinya ada upaya serius untuk
memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan negara Arab,
meskipun ada kemungkinan kerjasama di antara mereka. Solusinya
mendirikan pusat studi bahasa Arab dan mengaktifkan IMLA, yaitu Ikatan
Guru Bahasa Arab di Indonesia, dalam memperkuat kapasitas politik
dalam pengembangan bahasa Arab di Indonesia.
Masrokan meneliti bahwa hambatan penyebaran bahasa di Indonesia
mengandung hambatan sosial, agama, ekonomi, pendidikan dan politik.
(Masrokan, 2012:73-84.).
Adapun peluang untuk mengajar bahasa Arab, yaitu:
a. Dalam bahasa Arab kita dapat menyerap dan mengembangkan studi
Islam.
b. Dalam bahasa Arab kita dapat mengembangkan profesi guru menjadi guru
yang profesional.
c. Perlu memantapkan dan kembali mendorong dan mengembangkan
metode pengajaran bahasa Arab
d. Memperluas terjemahan warisan Arab pada ilmu-ilmu umum Islam ke
bahasa Indonesia.
e. Memperluas kerjasama dan akses dengan pihak, seperti Kementerian
Agama, adalah fungsi diplomatik di dalamnya
f. Pengembangan alat peraga dan teknologi bahasa Arab
g. Perlu melahirkan karya-karya akademis yang bermanfaat untuk
mencerahkan masyarakat, seperti hasil-hasil penelitian ilmiah, teori-teori
modern, buku-buku dan metode-metode, dan lain-lain (Abdul- Wahhab,
2007 M: 14-16).

Anda mungkin juga menyukai