Disusun Oleh :
ALFIAN EKO ARDIYANTO, SP
NIP. 19860618 201001 1 014
V. Pemecahan Masalah/Rekomendasi
1. Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan, petani Desa Kutuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam membudidayakan tanaman bawang merah
dan cabai yang dikenal cukup sulit dilakukan karena kedua tanaman tersebut
rentan terhadap serangan OPT;
2. Hal ini terbukti dengan luas tanam yang cukup besar dan hasil yang diperoleh
cukup tinggi hingga lebih dari 10 ton/ha setiap panennya;
3. Dengan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan petani yang dimiliki, Desa
Kutuk cukup potensial untuk djadikan pengembangan kawasan budidaya
tanaman hortikultura khususnya tanaman bawang merah dan cabai;
4. Harga jual buah segar memang masih menjadi persoalan klasik yang sulit
ditemukan pemecahannya. Hal ini karena buah segar memiliki masa/waktu yang
terbatas untuk mempertahankan kesegarannya dan bahkan jika dibiarkan lebih
lama buah segar akan menjadi busuk. hal ini juga berlaku untuk produk segar
bawang merah dan cabai yang memiliki waktu terbatas dalam mempertahankan
kesegarannya. Semakin menurun kesegarannya, maka nilai/harga produk akan
semakin rendah bahkan bisa tidak laku dijual;
5. Selama masa tanam tahun 2020, petani bawang merah cukup sukses karena
provitas panen yang cukup tinggi mencapai 16-18 ton/ha dan harga jual waktu itu
rata-rata mencapai Rp 20.000-24.500,-/kg bawang merah segar.
6. Sedangkan untuk cabai, selama tahun 2020 mulai menunjukkan keterpurukan
harga. Sempat mendapatkan harga tinggi pada awal tahun mencapai Rp.
25.000-30.000,-/kg namun menjelang akhir tahun harga anjlok hingga Rp 8.000-
14.000,-/kg.
7. Mulai awal tahun 2021 hingga pertengahan bulan November harga cabai masih
belum naik signifikan hanya mencapai Rp. 10.000-15.000,-/kg, sedangkan untuk
bawang merah mulai awal tahun harga merosot menjadi Rp 6.000-11.000,-/kg.
8. Melihat kondisi ini, petani Desa Kutuk melalui Gapoktan Mulyo Harjo mulai
tergerak untuk membentuk suatu unit pengolahan produk bernilai lebih tinggi. Hal
ini untuk mensiasati ketika harga bawang merah dan cabai anjlok dan membuat
petani merugi;
9. Unit pengolahan hasil produk segar bawang merah dan cabai dapat berupa
Kelompok Wanita Tani (KWT) atau Kelompok Usaha Bersama (KUB) dimana
didalamnya memberdayakan perempuan di Desa Kutuk menghasilkan produk
pertanian bernilai lebih tinggi;
10. Hasil olahan bawang merah paling mudah dapat berupa bawang goreng.
Bawang goreng memiliki potensi yang sangat besar karena peluang di pasar dan
konsumen masih sangat tinggi. Apalagi bawang goreng termasuk olahan yang
paling sering digunakan sebagai penyedap berbagai olahan masakan. Hanya
untuk membedakan dengan bawang merah produk lain dapat dibuat bawang
goreng yang renyah, gurih, kering dan tahan lama;
11. Untuk produk olahan cabai dapat dibuat berbagai olahan sambal. Selain itu
dapat pula dibuat olahan berupa cabai bubuk;
12. Gapoktan Mulyo Harjo sebagai induk dari kelompok tani maupun unit usaha tani
di Desa Kutuk harus mempunyai rencana usaha yang matang dan terencana
agar KWT/KUB dapat berjalan dengan baik dan dapat menghasilkan produk
olahan hasil pertanian yang berkualitas dan mempunyai ciri khas tersendiri;
13. Gapoktan bersama dengan Poktan dapat bekerja sama dalam hal penyediaan
bahan baku bawang merah dan cabai yang dibeli dari petani dengan harga lebih
tinggi dari pengepul. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani. Bahan baku ini kemudian dikirimkan ke unit pengolahan
yang telah dibentuk untuk diolan menjadi bawang goreng, sambal dan cabai
bubuk.
14. Selain itu Gapoktan juga berperan sebagai agen/distributor pemasaran produk
olahan bawang merah dan cabai.
VI. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan konsultasi tersebut adalah :
1. Gapoktan memiliki peran yang vital dan sangat penting bagi petani untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya;
2. Harga jual bawang merah dan cabai segar di tingkat petani yang fluktiatif dapat
disiasati dengan membuat olahan berupa bawang goreng, sambal dan cabai
bubuk;
3. Diperlukan kerja sama dan dukungan berbagai pihak agar kegiatan pengolahan
produk pertanian dapat berjalan dengan baik
Menerangkan bahwa :
Nama : Alfian Eko Ardiyanto, SP
NIP : 19860618 201001 1 014
Pangkat/Gol. : Penata Tingkat I / III.d
Jabatan : Penyuluh Pertanian Ahli Muda
Unit Kerja : Dinas Pertanian dan Pangan
Mengetahui,
Koordinator PPL Kecamatan Undaan
M. Hasan Abdillah, SP
NIP. 19760424 201001 1 018