Anda di halaman 1dari 2

Mineral dan batubara yang terkandung dalam wilayah Indonesia merupakan kekayaan

alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.
Dalam pengelolaannya, negara memiliki peranan menetapkan aturan perpajakan
pertambangan sebagai salah satu nilai tambah pembangunan ekonomi nasional.
Pengusaha tambang mineral dan batubara wajib memahami kewajiban pajak perusahaan
tambang di Indonesia.

Kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara bergerak di bidang tambang selain
panas bumi, minyak dan gas bumi serta air tanah sebagai nilai tambah dalam
mendukung perekonomian nasional secara berkelanjutan. Dibawah ini akan diuraikan
apa saja pajak perusahaan tambang yang dikenakan kepada Wajib Pajak pengusaha
tambang.

Aspek Perpajakan Perusahaan Tambang


Batubara
Saat akan memulai usaha pertambangan mineral dan batubara, Anda wajib mengenal
kewajiban pajak perusahaan tambang batubara berikut ini:

1. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21: dikenakan untuk gaji karyawan.


2. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 untuk jasa penunjang dalam kegiatan batubara.
Contoh: Analyst Sampling, Draught Survei, PBM &Trucking, jasa kelola, dan sebagainya.
3. PPh Pasal 4 Ayat 2 atas jasa konstruksi dan untuk sewa lahan atau tanah.
4. PPh Pasal 15 untuk jasa pengangkutan lewat perairan.
5. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dikenakan hanya bila batubara diolah menjadi briket.
6. Pajak Bumi dan Bangunan (PPB): Objek pajak meliputi areal penambangan. Subjek
pajaknya adalah orang atau badan yang secara nyata memiliki hak atas bumi,
memperoleh manfaat dan/atau menguasai manfaat atas bumi dan bangunan.

Bayar Pajak di KPP Pertambangan dan Migas


DJP membentuk KPP Pertambangan dan Migas sebagai salah satu wujud komitmen
perpajakan terhadap masyarakat. KPP Pertambangan dan Migas bertugas menyelesaikan
tunggakan-tunggakan kewajiban pajak perusahaan tambang batubara. Langkah ini
diharapkan menciptakan rasa keadilan membayar pajak antara masyarakat Wajib Pajak
dan pengusaha perusahaan besar pertambangan dan migas di Indonesia.

Selama ini, penerimaan negara dari sektor pertambangan dinilai belum maksimal,
terutama perusahaan yang berkoporasi dengan asing. Dengan aturan baru perpajakan,
yaitu PP Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Perlakuan Perpajakan dan atau Penerimaan
Negara Bukan Pajak di bidang pertambangan dan mineral, akan menegaskan pajak apa
saja yang harus dibayar pengusaha tambang mineral batubara. Kesadaran taat bayar
pajak adalah dasar utama pengusaha tambang tidak mangkir dari kewajiban pajaknya.
Bangga Bayar Pajak!

Anda mungkin juga menyukai