MODU
L PELATIHAN
GURU
MODU
L PELATIHAN
GURU
Copyright 2016
PusatPengembangandanPemberdayaanPendidikdanTenagaKependidikanBidangOtomotifd
anElektronika, DirektoratJenderal Guru danTenagaKependidikan
HakCiptaDilindungiUndang-Undang
Dilarangmengcopysebagianataukeseluruhanisibukuiniuntukkepentingankomersialtanpaizi
ntertulisdariKementerianPendidikandanKebudayaan
KATA PENGANTAR
Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebaga ikunci
keberhasilan belajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten membangun
proses pembelajaran yang baik sehingga dapa tmenghasilkan pendidikan yang
berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi focus
perhatian pemerintah pusa tmaupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu
pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
i DAFTAR ISI ..................................................................................................................
iii DAFTAR GAMBAR
....................................................................................................... v DAFTAR
TABEL........................................................................................................... ix
PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................................. 2
C. Peta Kompetensi................................................................................................. 2
D. Ruang Lingkup.................................................................................................... 5
E. Saran Cara penggunaan modull ......................................................................... 5
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: RODA DAN RANTAI ................................................
7
A. Tujuan................................................................................................................. 7
B. Indikator Pencapaian Kompetensi....................................................................... 7
C. Uraian Materi ...................................................................................................... 7
D. Aktivitas Pembelajaran...................................................................................... 58
E. Latihan/ Kasus /Tugas ...................................................................................... 59
F. Rangkuman ...................................................................................................... 60
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................................ 63
H. Kunci Jawaban.................................................................................................. 64
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM TRANSMISI OTOMATIS ..........................
71
A. Tujuan............................................................................................................... 71
B. Indikator Pencapaian Kompetensi..................................................................... 71
C. Uraian Materi .................................................................................................... 71
D. Aktivitas Pembelajaran.................................................................................... 109
E. Latihan/ Kasus /Tugas .................................................................................... 110
F. Rangkuman .................................................................................................... 110
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 113
H. Kunci Jawaban................................................................................................ 113
EVALUASI .................................................................................................................
119
PENUTUP .................................................................................................................. 121
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 123
GLOSARIUM ............................................................................................................. 125
3
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.13 Pelek (Rim) Yang Menggunakan Ban Dalam (Tube Type)...................... 16
Gambar 1.16 Posisi Jari Luar Dan Dalam Pada Hub ................................................... 19
5
Gambar 1.26 Ban Bias ................................................................................................. 26
vi
Gambar 2.4 Transmisi Slideing Gear............................................................................ 73
7
viii
DAFTAR TABEL
9
.
x
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul Diklat PKB Guru Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor Grade 10 ini
berisikan materi tentang Pemeliharaan Engine Management System (EMS)
Sepeda Motor . Materi yang ada dirangcang untuk dapat memenuhi tuntutan
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Kompetensi Dasar (KD) yang
terdapat dalam Standar Kompetensi Guru Profesional (SKG) bagi guru paket
keahlian Teknik Sepeda Motor.
1
Aktifitas pembelajaran “keterampilan” terkait dengan materi sepeda motor,
khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan
adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan
yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar
mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan
sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan dapat
mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran “Keterampilan” dengan baik
dan aman. Ketuntasan pembelajaran “Keterampilan” adalah jika pembelajar
dapat melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat
waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang
untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut
B. Tujuan
Melalui proses pembelajaran mandiri dan diskusi dengan sumber belajar utama
modul ini, diharapkan guru pembelajar mampu mendiskripsikan dan merawat
Roda sepeda motor
Rantai penggerak Roda belakang
Sistem transmisi otamatis
C. Peta Kompetensi
2
Kelom
Standar
pok
Komp Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
etensi Guru (SKG)
3
Kelom
Standar
pok
Komp Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
etensi Guru (SKG)
4
Kelom
Standar
pok
Komp Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
etensi Guru (SKG)
D. Ruang Lingkup
Pada modul ini, ruang lingkup materi meliputi :
Sistem Roda
Rantai penggerak Roda
Sistem Transmisi otomatis
Perawatan sistem roda
Perawatan sistem transmisi otomatis
5 5
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas
dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-
hal berikut ini :
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) denganbaik.
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang
mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
6 6
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: RODA DAN
RANTAI
A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi peserta diklat mampu menjelaskan tentang
sistem Roda dan, komponen-komponennya serta cara perawatannya.
C. Uraian Materi
Roda Sepeda Motor
Roda depan dan belakang sepeda motor berfungsi sebagai penunjang sepeda
motor untuk dapat berjalan. Pada sepeda motor pada umumnya (penggerak roda
belakang), roda belakang juga berfungsi sebagai penerus tenaga mesin ke
permukaan jalan sehingga sepeda motor dapat berjalan. Komponen-komponen
roda sebagai penggerak pada sepeda motor adalah :
7 7
Gambar 0.1 Rantai Penggerak Roda
(http://pardo.net/bike/pic/fail-004/chainparts.jpg)
Rantai penggerak roda sepedamotor secara umum, terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Master link
Ciri utama rantai jenis ini terdapatnya sambungan rantai, sehingga secara teknis
dapat dilepaskan atau disambung sesuai kebutuhan. Rantai jenis ini adalah jenis
yang paling banyak digunakan pada sepeda motor.
8 8
b. Endless chain
Rantai roda sepeda motor jenis ciri-cirinya adalah tidak menggunakan
sambungan (seperti master link) sehingga tidak dapat dilepas tanpa merusak
konstruksi rantai. Rantai jenis endless umumnya digunakan pada sepeda motor
besar.
a. Jenis straight-pin.
Bentuk dari poros pin lurus, sehingga pin dengan mudah dapat dilepaskan.
9 9
b. Jenis shoulder-pin. Pada jenis ini pin tidak dapat dilepaskan, yang harus
dilepas adalah pelat-pelat sampingnya.
Rantai penggerak roda sepeda motor mempunyai spesifikasi yang terkait dengan
penggunaannya, Jika mengacu ke Japan Chain Association Standard (JCAS),
tiap rantai punya beragam spesifikasi guna mendukung dan menyesuaikan
kebutuhan motor.
1 1
Besarnya A adalah 1/8 inci. Sehingga besarnya jarak yang dilambangkan angka
4 adalah : A/8 atau 4/8 inci. Jika dikonversi dalam satuan mm maka dikalikan
25,4 mm. Jadi 4/8 x 25,4 mm = 12,7 mm. Jadi jarak antar pin rantai 12,7 mm.
Kemudian dua angka di belakang yaitu 20 adalah menyatakan lebar antara pelat
dalam kiri-kanan rantai. Konversinya harus lihat tabel, seperti kode 20 sama
dengan 6,25.
Agar lebih lengkap, di bawah ini disajikan tabel kode rantai berdasarkan kode
angkanya.
1 1
Disamping itu ada terdapat kode huruf “H” dibelakang kode angka yang tertera,
dimana huruf “H” singkatan dari “Hard” artinya bahwa kekerasannya lebih besar
dibanding dengan rantai berkode nomer tanpa huruf “H”, dengan kata lain
kekuatan rantai juga lebih besar ada juga tambahan kode huruf “SB” yaitu artinya
solid bushing Seperti terlihat pada tabel di bawah
415 1600
420 1600
420SB 1660
428 1750
428H 2100
520 2700
630 3600
1 1
Gambar 0.8 Roda Belakang
Keterangan
1. Grease seal 9. Speedometer drive unit
2. Bearing 10. Speedometer drive gear
1 1
3. Pelek (rim) dan jari-jari roda
Pelek berfungsi untuk memasangkan ban pada roda, sedangkan jarijari roda
berfungsi sebagai penghubung antara teromol roda dengan pelek (untuk pelek
tipe standar/menggunakan jari-jari). Jari-jari roda juga berfungsi sebagai
penopang berat sepeda motor, penerus tenaga yang dibebankan melalui roda,
sekaligus sebagai penyerap getaran/goncangan dari keadaan permukaan jalan.
Design roda/pelek tergantung dari tipe struktur, material dan metode pembuatan
roda dari pabrik yaitu:
1 1
Gambar 0.11 Pelek Type Composite Wheel (CW)
Roda dan jari-jari menjadi satu disebut tipe “Light alloy disc wheel”. Rigiditas dan
kekuatannya sama dengan sebelumnya, tidak diperlukan penyetelan untuk
balancing roda (beda dengan jari-jari yang perlu disetel untuk balancingnya).
Designnya sangat trendi biasanya digunakan motor besar, dan motor-motor
sport.
1 1
a) Posisi kedudukan bead kurang sempurna (tidak melekat dengan baik).
Akibatnya, ketika menikung ban mungkin lepas dari pelek.
c) Ban dalam mungkin koyak karena terjepit bead pada pelek yang lebih sempit.
d) Pada pelek yang lebih lebar, dinding samping ban terlalu tegang (tidak lentur),
sehingga pengendaraan menjadi keras.
Sehingga menurut jenis ban yang digunakan ( tube type dan tubeless), pelek
dibedakan menjadi dua, yaitu :
Gambar 0.13 Pelek (Rim) Yang Menggunakan Ban Dalam (Tube Type)
Ciri-ciri :
1 1
b. Tanpa ban dalam (Tubeless)
Ciri-ciri :
Contoh :
a. 1 . 2 5 – 1 7
Artinya :
1 1
b. 1 . 4 0 x 1 8 - F
Artinya :
c. 1 . 6 0 – 1 8 - R
Artinya :
1 1
4. Jari-jari
1) Fungsi
Susunan jari-jari fungsinya adalah sebagai penghubung tromol roda dengan
peleknya. Jari-jari juga sebagai penyangga berat dari sepeda motor dan
sekaligus sebagai penyerap getaran / goncangan dari kondisi jalan. Bentuk jari-
jari terpasang pada sepeda motor di Indonesia dapat dibedakan bentuknya
antara luar dan dalam.
Secara visual jari-jari luar dan dalam dapat dibedakan dari besarnya sudut
kebengkokan dari ujung jari-jari yang mengikat pada hub seperti terlihat pada
gambar di bawah ini
1 1
- Bentuk jari-jari luar dengan mempunyai kebengkokan kurang dari 90º atau
mempunyai jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih panjang
- Bentuk jari-jari dalam dengan mempunyai kebengkokan lebih dari 90º atau
mempunyai jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih pendek
Merakit jari-jari
Pola 4H.3R Artinya : 4 lubang pada hub dan 3 lubang pada Rim
2 2
b. Jenis rem cakram
5. Ban (tyre)
Sebaga salah satu komponen kendaraan sepedamotor, ban merupakan
komponen yang sangat penting bagi keamanan dan kenyaman serta menjaga
perfomansi kendaraan ketika melaju di jalanan
2 2
Fungsi dan tuntunan ban
a. Mampu menahan berat kendaraan dan muatan (arah atas dan bawah)
2 2
c. Mampu menahan gaya memanjang
Tuntutan lain :
Nama-nama bagian
Secara umum ban yang banyak digunakan oleh sepeda motor mempunyai 2
macam, yaitu
a. Tube type
Di dalamnya terdapat ban dalam untuk menampung udara yang dipompakan
ke dalam ban. Katup atau pentil (air valve) yang menonjol keluar melalui
lubang pelek menjadi satu dengan ban dalam (diistilahkan sebagai tube
valve).
2 2
Gambar 0.23 Ban dengan ban dalam (tube type)
Ciri ban yang menggunakan ban dalam adalah mempunyai konstruksi tipe
pentil melekat pada ban dalam dan ban akan bocor bila terkena paku
b. tubeless
Ban Tubeless tidak menggunakan ban dalam. Tekanan udara hanya ditahan
oleh lapisan dalam ban, yaitu lapisan karet yang kedap udara. Karena ban
tubeless tidak menggunakan ban dalam, maka pentil ( air valve) langsung di-
pasang pada pelek (diistilahkan sebagai rim valve).
2 2
Keuntungan ban tubeless dibandingkan dengan ban tubed adalah sebagai berikut:
1. Tidak banyak hambatan di jalan (road delay). Ban tubeless menahan "blow
out" oleh karena dinding bagian dalam menutupi segala benda yang menusuk
dan menahan kebocoran udara sangat lambat. Ban dalam tersebut teregang
dan berada dalam tekanan, jika dipompa dengan tekanan udara maka benda
tajam yang menusuk memecahkan ban dalam dan ban akan kempes seketika.
2. Hemat tenaga kerja. Pada saat ban dipasang pada pelek ( r im), tidak
ada bagian yang lebih sukar dari pada memasang/menyelipkan ban dalam
dan lapisan pelindung (flapnya), pemompaan tekanan udara s ec ar a b ert
aha p u nt u k kepentingan memonitor agar flange rim dan ring pengunci
terpasang dengan benar. Waktu yang terpakai untuk mengganti ban bisa
dikurangi sampai 50 persen.
3. Keselamatan saat memasang khusus kendaraan penumpang. Karena yang
dipakai, adalah pelek (r im) tunggal, maka tidak ada ring pengunci yang
harus dipasang dengan benar atau terlepas (fly off) saat pemompaan
tekanan udara
2 2
4. Jumlah massa komponen yang tidak terbeban pada kendaraan lebih sedikit.
Ban tubeless dan sebuah pelek (rim) mempunyai massa yang lebih kecil
dibanding dengan ban dengan ban dalam dan terpasang pada pelek yang
terdiri dari dua buah komponen atau pelek tipe split (split rim types).
5. Pengoperasian lebih dingin. Panas umumnya tidak merupakan masalah bagi
ban tubeless atau ban dengan ban dalam yang berukuran besar. Bahkan ban
tubeless hanya menghasilkan panas.yang sedikit sekali karena tidak terdapat
gesekan antara ban, ban dalam dengan lapisan pelindung (flaps).
Jenis-jenis ban
a. ban bias
ban bias disebut juga ban diagonal atau konvensional yang terdiri dari beberapa
lapisan lilitan karkas yang ditenun 30º ÷ 60º terhadap garis tengah ban
2 2
b. Ban radial
Kontruksi ban radial terdiri dari dua bagian pokok yaitu :
Lilitan karkas (1) yang ditenun 90º terhdap garis tengah ban dan sabuk ban / belt
(2) yang terdiri dari beberapa lapis, tenun 25º ÷ 40º terhadap garis tengah ban.
a. Aspek ratio
Aspek ratio adalah perbandingan tinggi (H) dan lebar ban (W)
Tinggi
Lebar ban
ban ((W)
H)
Aspek ratio ( % ) = X 100
Ban yang digunakan secara spesifik todak sama antara ban depan dan
belakang. Penelitian ini dipengaruhi oleh factor-faktor teknis. Rancangan
kembang ban depan lebih mengutamakan factor anti slip. Sementara ban
belakang pada kekuatan cengkeram ( traksi ) terhadap jalan.
2 2
Gambar 0.28 Ratio Ban
Pada ban sepedamotor disamping tulisan merk ban juga selalu disertai tanda
kode yang menyatakan Lebar ban – Kode kecepatan – Diameter pelek dan
Tanda indikasi jumlah lapisan ban, seperti contoh berikut
2.75 – 18 – 4 PR / 42 P
2 2
100 / 90 – 18 – 56 P
90 = Aspek garis ( % )
4.00 H – 18 4 PR
170 / 60 R 18 73 H
R = Ban radial
2 2
Gambar 0.29 Contoh Penempatan Kode Ban
(www.Buzzle.com)
3 3
PR (Ply Rating)
Angka yang ditulis di depan ply rating bukan jaminan menunjukkan jumlah
lapisan yang sebenarnya, tetapi menunjukkan angka kekuatatn pikul ban. Hal ini
tergantung dari jenis bahan yang digunakan sebagai lapisan.
Km/ 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 24 240
h 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 +
0 45 40 140 80 450 120 1400 160 4500 200 14000 240 45000
1 46.3 41 145 81 462 121 1450 161 4625 201 14500 241 46250
2 47.5 42 150 82 475 122 1500 162 4750 202 15000 242 47500
3 48.7 43 155 83 487 123 1550 163 4875 203 15500 243 48750
4 50 44 160 84 500 124 1600 164 5000 204 16000 244 50000
5 51.5 45 165 85 515 125 1650 165 5150 205 16500 245 51500
6 53 46 170 86 530 126 1700 166 5300 206 17000 246 53000
7 54.5 47 175 87 545 127 1750 167 5450 207 17500 247 54500
8 56 48 180 88 560 128 1800 168 4600 208 18000 248 56000
9 58 49 185 89 580 129 1850 169 5800 209 18500 249 58000
10 60 50 190 90 600 130 1900 170 600 210 19000 250 60000
11 61.5 51 195 91 615 131 1950 171 6150 211 19500 251 64500
12 63 52 200 92 630 132 2000 172 6300 212 20000 252 63000
3 3
13 65 53 206 93 650 133 2060 173 6500 213 20600 253 65000
14 67 54 212 94 670 134 2120 174 6700 214 21200 254 67000
15 69 55 218 95 690 135 2180 175 6900 215 21800 255 69000
16 71 56 224 96 710 136 2240 176 7100 216 24000 256 71000
17 73 57 230 97 730 137 2300 177 7300 217 23000 257 73000
18 75 58 236 98 750 138 2360 178 7500 218 23600 258 75000
19 77.5 59 243 99 775 139 2430 179 7750 219 24300 259 77500
20 80 60 250 100 800 140 2500 180 8000 220 25000 260 80000
21 82.5 61 257 101 825 141 2575 181 8250 221 25750 261 82500
22 85 62 265 102 8/50 142 2650 182 8500 222 25600 262 85000
23 87.5 63 272 103 875 143 2725 183 8750 223 27250 263 87500
24 90 64 280 104 900 144 2800 184 9000 224 28000 264 90000
25 92.5 65 290 105 925 145 2900 185 9250 225 29000 265 92500
26 95 66 300 106 950 146 3000 186 9500 226 30000 266 95000
27 97.5 67 307 107 975 147 3075 187 9750 227 30750 267 97500
28 100 68 315 108 1000 148 3150 188 10000 228 31500 268 100000
29 103 69 325 109 1030 149 3250 189 10300 229 32500 269 103000
30 106 70 335 110 1060 150 3350 190 10600 230 33500 270 106000
31 109 71 345 111 1090 151 3450 191 10900 231 34500 271 109000
32 112 72 355 112 1120 152 3550 192 11200 232 35500 272 112000
33 115 73 365 113 1150 153 3650 193 11500 233 36500 273 115000
34 118 74 375 114 1180 154 3750 194 11800 234 37500 274 118000
35 121 75 387 115 1215 155 3875 195 12150 235 38750 275 121000
36 125 76 400 116 1250 156 4000 196 12500 236 40000 276 125000
37 128 77 412 117 1285 157 4125 197 12850 237 41250 277 128500
32
38 132 78 425 118 1320 158 4250 198 13200 238 42500 278 132000
39 136 79 437 119 1360 159 4350 199 13600 239 43750 279 136000
Kembang ban
Kembang ban adalah pola yang terdapat pada telapak ban sedangakan fungsi
Pattern Tapak ( Kembang Ban ) adalah
Menghilangkan panas yang dibangkitkan ban
Mengurangi noise.
Menghilangkan permukaan air jalan
Mencekam permukaan jalan waktu pengereman
Fenomena ini terjadi pada ban-ban dalam kecepatan tinggi dan umumnya
disebut “fenomena gelombang tegak” selama berjalan ban mengembangkan
suatu lenturan pada kontak permukaan dengan jalan, dan ketika titik kontak
lenturan terpisah dari jalan ia kembali kebentuk semula, disebabkan oleh
perolehan kembali daya dan tekanan udara yang dipompakan ke dalam ban.
Perolehan daya ini dikendalikan selama berjalan dengan kecepatan rendah
secara exclusive oleh tekanan udara di dalam ban. Tetapi selama perjalanan
dengan kecepatan tinggi gaya sentrifugal ditambahkan oleh tapak ban.
Pengaruh gaya ini perlu dipertimbangkan, tidak hanya dikompensasikan
untuk lenturan ban tetapi benar-benar menciptakan suatu kebalikan suatu
penonjolan ( pembengkokan ) di titik di mana ban meninggalkan jalan dan
pembengkakan ini mulai ditransmisasikan ke sepanjang keliling dalam suatu
bentuk gelombang. Fenomena ini disebut “Fenomena gelombang tegak” dan
secara normal tidak terjadi bila ban di pompa dengan tekanan udara yang
tepat, tapi lebih mudah terjadi bila tekanan ban kurang.
3 3
Di bawah cuaca hujan, ban bisa mengapung di atas “film” air yang melapisi
jalan, jadi kehilangkan kontak dengan permukaan jalan. Fenomena
“hydroplanning” dan amat sangat berbahaya karena bila ini terjadi system
pengereman akan kehilangan efektifitasnya. Untuk mencegah terjadinya dua
fenomena di atas perhatian yang teratur harus diberikan kepada keausan
tapak ban ; bila alur-alur kembang ban telah lebih rendah dari spesifiasi yang
ditentukan ban-ban harus diganti.
Tread
Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan
kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang
langsung berhubungan dengan permukaan jalan dan menghasilkan tahanan
gesek yang memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke
permukaan jalan.
Pola tread pada ban sepeda motor, antara lain :
Pola Rib
3 3
Gambar 0.30 Ban Pola Rib
Pola Blok
Pola jenis ini berbentuk segi empat yang sama (block), pola ini mempunyai daya
cengkeraman roda lebih kuat, tahan terhadap
gaya selip, dan banyak di pakai pada sepeda motor “off road”
Pola dengan blok besar, dipakai pada ban depan dan pola dengan blok kecil,
dipakai pada roda belakang
Sifat-sifatnya :
3 3
Pola Lug
Pola jenis ini memiliki alur dengan garis melintang dengan tujuan menambah
gaya dorong dan kebanyakan dipakai pada roda belakang.
Sifat-sifatnya :
Pola ini adalah kombinasi dari pola Rib, dan pola Lug,tetapi jika pola rib lebih
dominan, dipakai pada ban depan. Dan untuk pola Lug yang lebih dominan
dipakai pada ban belakang
3 3
Tekanan ban
Tekanan ban sangat penting untuk diperhatikan, karena hal ini akan menentukan
kenyamanan dan keamanan berkendaraan. Besarnya tekanan ban biasanya
tercantum pada kendaraan (tekanan ban yang dianjurkan). Besar kecilnya
tekanan ban akan berdampak seperti ilustrasi dibawah ini.
Jika tekanan ban terlalu tinggi, maka mudah terjadi slip, keausan bagian tengah
ban besar, daya dorong berkurang, kenyaman juga berkurang
3 3
Jika tekanan ban kurang, maka mudah slip, keausan besar dan tidak merata,
tahan gelinding besar, ban menjadi cepat panas sehingga dalam kondisi ekstrim
ban dapat terkelupas
Catatan :
Carcass (Cassing)
Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara
yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan
beban dan benturan. Carcass terdiri dari ply (layer) dari tire cord (lembaran
anyaman paralel dari bahan yang kuat) yang direkatkan menjadi satu dengan
karet. Cord pada ban sepeda motor biasanya terbuat dari polyester atau nylon.
a) Sidewall
Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi
carcass terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan
paling fleksibel, sidewall secara terus menerus melentur di bawah beban yang
dipikulnya selama berjalan. Pada sidewall tercantum informasi tentang ban.
3 3
b) Bead
Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja,
sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat
bead. Udara bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar pada rim dan
tertahan kuat disana. Bead dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan
pelek dengan jalan memberinya lapisan karet keras yang disebut chafer strip.
3 3
Penyimpanan Ban
a) Ban yang belum digunakan harus di-
simpan secara tegak dengan membe-
rikan penahan (spacer) berupa kertas
atau karet di bagian beads. Penyim-
panan ban tanpa memberikan penah-
an pada beads akan menyebabkan
jarak beads lebih kecil daripada lebar
pelek, sehingga pemasangan ban
menjadi lebih sulit.
b) Apabila menyimpan roda/ban yang
akan dipakai lagi, isilah ban dengan
tekanan udara sampai ½ tekanan
yang diijinkan. Pastikan katup terpa-
sang dengan baik.
KERUSAKAN BAN
Twi adalah tanda atau indicator yang dipakai untuk menentukan tingkat keausan
telapak ban. Tinggi TWI umumnya 1 s.d 1,5 mm diukur dari dasar telapak
tangan.
4 4
Gambar 0.38 Tanda TWI Ban
Gantilah ban apabila tanda keausan “∆” atau ditulis TWI sudah dicapai oleh
kondisi keausan ban.
Perhatian !
4 4
Saat melakukan pengukuran keausan telapak ban, ban harus diisi tekanan angin
yang normal.
Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban.
Rib tear disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan
dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian
kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang
memikul, maka terjadi kerusakan.
(2) Separation
Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang menggelembung) terutama
pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord
dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan
kecepatan tinggi
.
(3) C.B.U
Terputusnya plycord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban.
Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi
defleksi (pergerakan) yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang
berulangulang menyebabkan ply-cord putus.
4 4
Gambar 0.41 Contoh Kerusakan Ban Pada Bagian Luar
b) Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan benda-benda asing
yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih.
c) Periksa kesesuaian ukuran dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar
harus menggunakan ukuran yang sama.
d) Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya
telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling pe-
nampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru.
e) Periksa kondisi pentil ( tube valve). Pentil yang sudah tidak bekerja dengan
baik (macet, karatan, bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang
pentil yang rusak (karatan/bocor) menunjukkan ban dalam harus diganti.
Pastikan tutup pentil ada dan terpasang.
f) Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada
bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan
yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru.
Catatan :
Sewaktu memasang roda, perhatikan arah putaran roda jangan sampai terbalik
dengan cara melihat arah tanda panah pada ban.
4 4
Pemeriksaan Tekanan Ban
b. Ukur tekanan angin ban depan dan belakang dengan mengunakan alat
pengukur tekanan angin ban (Tyre pressure Gauge)
Catatan :
4 4
Table 0.5 Contoh Ukuran Tekanan Ban
GL 100 K GL Max
Tekanan udara yang tidak tepat mengakibatkan keausan ban dan masalah
pengereman serta pengendalian.
4 4
Wheel bearing (bantalan roda)
4 4
Pemeriksaan Damper Rubber
Langkah Kerja :
A. pemeriksaan rantai
Catatan :
Penggantian rantai yang benar, juga perlu penggantian roda gigi depan dan
belakang.
4 4
Contoh : sepeda motor Suzuki RC 80
Roda gigi jelek, bentuk giginya lancip / runcing, Roda gigi yang baik, bentuk
giginya tumpul
4 4
Pembersihan
4 4
4. Cari kelenturan rantai yang paling
tegang dengan jalan memutar roda
belakang secara pelan (bagian
tengah terletak dilubang pengintai
rantai penggerak pada penutup
rantai penggerak bagian bawah
Ketegangan rantai:
10 - 20 mm
5 5
Catatan :
Penyetelan rantai yang benar apabila rantai mur penyetel sebelah kiri dan
kanan sama terhadap tanda penyesuaian
Bila dilihat dari belakang roda, roda gigi depan lurus dengan roda gigi bela-
kang
Keraskan kedua mur pengikat pada poros roda belakang
Pasang pin pengaman pada poros roda
Lumasi rantai dengn vet atau oli sae 40/90 secara merata
Pasang kembali plastik penutup pengintai roda pada penutup rantai peng-
gerak bagian bawah
Pemeriksaan Akhir
Catatan :
Penyetelan rantai yang benar apabila rantai mur penyetel sebelah kiri dan
kanan sama terhadap tanda penyesuaian
Bila dilihat dari belakang roda, roda gigi depan lurus dengan roda gigi
belakang
Keraskan kedua mur pengikat pada poros roda belakang
Pasang pin pengaman pada poros roda
Lumasi rantai dengn vet atau oli sae 40/90 secara merata
Pasang kembali plastik penutup pengintai roda pada penutup rantai peng-
gerak bagian bawah
5 5
Pemeriksaan Akhir
Keuntungan ban tubeless dibandingkan dengan ban tubed adalah sebagai berikut:
Tubeless
Tube type
2. Hemat tenaga kerja. Pada saat ban dipasang pada pelek ( r im), tidak
ada bagian yang lebih sukar dari pada memasang/menyelipkan ban dalam
dan lapisan pelindung (flapnya), pemompaan tekanan udara s ec ar a b ert
aha p u nt u k kepentingan memonitor agar flange rim dan ring pengunci
terpasang dengan benar. Waktu yang terpakai untuk mengganti ban bisa
dikurangi sampai 50 persen.
5 5
3. Keselamatan saat memasang khusus kendaraan penumpang. Karena yang
dipakai, adalah pelek (r im) tunggal, maka tidak ada ring pengunci yang
harus dipasang dengan benar atau terlepas (fly off) saat pemompaan
tekanan udara.
4. Jumlah massa komponen yang tidak terbeban pada kendaraan lebih sedikit.
Ban tubeless dan sebuah pelek (rim) mempunyai massa yang lebih kecil
dibanding dengan ban dengan ban dalam dan terpasang pada pelek yang
terdiri dari dua buah komponen atau pelek tipe split (split rim types).
KERUSAKAN BAN
(i) Keausan ban
Keausan ban dapat dilihat
dengan melihat indikator
keausan ban pada tread.
Apabila keausan tread
mencapai indikator, hal ini
menunjukkanbatas keaus-
an ban dan saatnya ban
harus diganti.
5 5
(i) Pengukuran keausan ban Keausan telapak ban yang
dijalankan, kira – kira 1
1,6 mm dari permukaan TWI ke
permukaan tela- pak ban.Saat
melakukan pengukuran keausan
tela- pak ban, ban harus diisi
tekanan angin yang normal.
Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban.
Rib tear disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan
dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian
kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang
memikul, maka terjadi kerusakan.
(2) Separation
Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang menggelembung) terutama
pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord
dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan
kecepatan tinggi.
(3) C.B.U
Terputusnya plycord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban.
Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi
defleksi (pergerakan) yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang
berulangulang menyebabkan ply-cord putus.
5 5
Contoh-contoh kerusakan ban
pada bagian luar.
b) Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan benda-benda asing
yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih.
c) Periksa kesesuaian ukuran dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar
harus menggunakan ukuran yang sama.
d) Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya
telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling pe-
nampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru.
e) Periksa kondisi pentil ( tube valve). Pentil yang sudah tidak bekerja dengan
baik (macet, karatan, bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang
pentil yang rusak (karatan/bocor) menunjukkan ban dalam harus diganti.
Pastikan tutup pentil ada dan terpasang.
f) Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada
bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan
yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru.
Catatan :
Sewaktu memasang roda, perhatikan arah putaran roda jangan sampai ter-
balik dengan cara melihat arah tanda panah pada ban.
5 5
Pemeriksaan Tekanan Ban
56
Cara pembacaan alat pengukur
tekanan ban /Tire Gauge.
Catatan :
Tekanan udara ban harus dipakai sewaktu ban dalam keadaan DINGIN
Jika tekanan ban kurang, maka angin harus ditambah.
a) Sepeda motor
b) Alat-alat tangan
c) Gemuk Pelumas
e) Majun
f) Balok kayu
2) Keselamatan Kerja
5 5
3) Langkah Kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
b) Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan
teliti.
c) Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas.
d) Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.
e) Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang
telah digunakan kepada petugas.
4) Tugas
D. Aktivitas Pembelajaran
Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi, berbeda dengan sistem
yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan
bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat
perlu merencanakan belajarnya kemudian melaksanakannya dengan tekun
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh.
5 5
Permulaan dari proses pembelajaran
a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh
5 5
F. Rangkuman
Roda depan dan belakang sepeda motor berfungsi sebagai penunjang sepeda
motor untuk dapat berjalan. Sepeda motor pada umumnya (penggerak roda
belakang), roda belakang juga berfungsi sebagai penerus tenaga mesin ke
permukaan jalan sehingga sepeda motor dapat berjalan. Komponen-komponen
roda sebagai penggerak pada sepeda motor adalah :
Rantai roda berfungsi sebagai penerus tenaga mesin yang disalurkan oleh
transmisi ke roda belakang. Teromol roda berfungsi sebagai penopang roda pa-
da poros roda dan sebagai dudukan sprocket rantai maupun sistem rem. Pelek
berfungsi untuk memasangkan ban pada roda, sedangkan jari-jari roda berfungsi
sebagai penghubung antara teromol roda dengan pelek (untuk pelek tipe
standar/menggunakan jari-jari). Jari-jari roda juga berfungsi sebagai penopang
berat sepeda motor, penerus tenaga yang dibebankan melalui roda, sekaligus
sebagai penyerap getaran/goncangan dari keadaan permukaan jalan.
Pelek berfungsi untuk memasangkan ban pada roda, sedangkan jarijari roda
berfungsi sebagai penghubung antara teromol roda dengan pelek (untuk pelek
tipe standar/menggunakan jari-jari). Jari-jari roda juga berfungsi sebagai peno-
pang berat sepeda motor, penerus tenaga yang dibebankan melalui roda,
sekaligus sebagai penyerap getaran/goncangan dari keadaan permukaan jalan.
Design roda/pelek tergantung dari tipe struktur, material dan metode pembuatan
roda dari pabrik yaitu:
6 6
a. Tipe pelek roda jari-jari (wire spoke wheel)
Tipe ini paling banyak digunakan pada sepeda motor. Dimana pelek (rim) terbuat
dari lembaran-lembaran baja atau alumunium alloy yang melingkar dan
hub/tromol terpasang kaku oleh jari-jari
Roda dan jari-jari menjadi satu disebut tipe “Light alloy disc wheel”. Rigiditas dan
kekuatannya sama dengan sebelumnya, tidak diperlukan penyetelan untuk
balancing roda (beda dengan jari-jari yang perlu disetel untuk balancingnya).
Designnya sangat trendi biasanya digunakan motor besar, dan motor-motor
sport.
6 6
c. Tanpa ban dalam (Tubeless)
Ciri-ciri :
Contoh :
a. 1 . 2 5 – 1 7
Artinya :
b. 1 . 4 0 x 1 8 - F
Artinya :
6 6
Fungsi Jari-jari
Susunan jari-jari fungsinya adalah sebagai penghubung tromol roda dengan
peleknya. Jari-jari juga sebagai penyangga berat dari sepeda motor dan
sekaligus sebagai penyerap getaran / goncangan dari kondisi jalan. Bentuk jari-
jari terpasang pada sepeda motor di Indonesia dapat dibedakan bentuknya
antara luar dan dalam.
Secara visual jari-jari luar dan dalam dapat dibedakan dari besarnya sudut
kebengkokan dari ujung jari-jari yang mengikat pada hub yaitu,
Bentuk jari-jari luar dengan mempunyai kebengkokan kurang dari 90º atau
mempunyai jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih panjang
Bentuk jari-jari dalam dengan mempunyai kebengkokan lebih dari 90º atau
mempunyai jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih pendek
Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus
mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:
No Pernyataan Ya Tidak
6 6
8 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja sistem transmisi otomatis
H. Kunci Jawaban
6 6
endless umumnya digunakan
pada sepeda motor besar,
misalnya Honda CB750.
A. Pemeriksaan rantai
Catatan :
Penggantian rantai yang benar, juga perlu penggantian roda gigi depan dan
belakang.
6 6
Contoh : sepeda motor Suzuki
RC 80
66
Pembersihan
Bersihkan rantai
penggerak dengan solar,
kemudian sikat sampai
bersih
Semprot rantai penggerak
dengan pistol udara
sampai kering
6
Setel jetegangan rantai
penggerak dengan jalan
memutar mur penyetel rantai
bagian kiri dan kanan, sampai
didapatkan ketegangan yang di
ijinkan (lihat buku data setiap
sepeda motor)
Ketegangan
rantai: 10 - 20
mm
Catatan :
Penyetelan rantai yang benar apabila rantai mur penyetel sebelah kiri dan
kanan sama terhadap tanda penyesuaian
68
Bila dilihat dari belakang roda, roda gigi depan lurus dengan roda gigi bela-
kang
Keraskan kedua mur pengikat pada poros roda belakang
Pasang pin pengaman pada poros roda
Lumasi rantai dengn vet atau oli sae 40/90 secara merata
Pasang kembali plastik penutup pengintai roda pada penutup rantai peng-
gerak bagian bawah
Pemeriksaan Akhir
6
70
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM TRANSMISI
OTOMATIS
A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi peserta diklat mampu menjelaskan tentang
sistem transmisi otomatis dan, komponen-komponennya serta cara
pemeriksaannya
C. Uraian Materi
Sistem Transmisi
Fungsi :
Mengatur perbandingan putaranm mesin dengan roda belakang sehigga
menghasilkan momen / tenaga putar yang diinginkan.
7 7
Pada transmisi sepedamotor yang menggunakan rangkaian roda gigi mempunyai
7 7
Prinsip kerja pengubahan putaran
Secara umum pengubahan putaran selalu ditentukan oleh perbandingan jumlah
gigi roda gigi pemutar dan jumlah gigi roda gigi yang diputar, pada aplikasinya
perubahan perbandingan (ratio) tersebut secara teknis ada dua cara yaitu :
Keterangan
Putaran I : Roda gigi terputar (D) digeser sampai terhubung dengan roda gigi
pemutar (A), tetapi roda gigi terputar (C) terlepas (tidak terhubung)
dengan roda gigi pemutar (B)
Putaran II : Roda gigi terputar (C) digeser sampai terhubung dengan roda gigi
pemutar (B), tetapi roda gigi terputar (D) terlepas (tidak terhubung)
dengan roda gigi pemutar (A)
7 7
Aliran tenaga transmisi Roda gigi geser
Putaran I: Poros pemutar memutar roda gigi pemutar (A) kemudian memutar
roda gigi (D), putaran lambat tetapi momen putar besar
Putaran II: Poros pemutar memutar roda gigi pemutar (B) kemudian memutar
roda gigi (C), putaran cepat tetapi momen putar kecil
b. Dengan roda gigi tetap (constant mesh)
Pada transmisi model ini roda pemutar dan roda gigi terputar selalu
berhubungan namun roda gigi terputar bebas terhada ikut berputar dengan
porosnya, untuk mengatur perubahan putaran output digunakan komponen
tambahan (kopling geser) yang bisa digeser yang berfungsi mengunci roda
gigi bebas agar dapat berputar bersama sama roda gigi pemutarnya, seperti
terlihat di bawah gambar ini
7 7
Gambar 0.7 Transmisi Kopling Geser
Keterangan
Putaran I : Kopling geser dihubungkan dengan roda gigi (D), maka roda gigi
pemutar (A) dan roda gigi terputar (D) akan terhubung
Putaran II : Kopling geser dihubungkan dengan roda gigi (C), maka roda gigi
pemutar (B) dan roda gigi terputar (C) akan terhubung
Aliran tenaga transmisi roda gigi tetap (constant mesh)
Putaran I: Roda gigi pemutar (A) dan roda gigi terputar (D) akan terhubung,
putaran output lambat, tetapi momen putar besar
7 7
Gambar 0.9 Aliran Tenaga Putaran Cepat
Putaran I: Roda gigi pemutar (B) dan roda gigi terputar (C) akan terhubung,
putaran output cepat, tetapi momen putar kecil
Sistem transmisi otomatik pada sepeda motor juga dikenal dengan nama sistem
CVT (Continously Variable Transmission), adalah sistem otomatik yang
menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan putaran
mesin, sehingga pengendara terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga
lebih nyaman dan santai.
Sistem perbandingan reduksi kecepatan secara otomatis dimungkinkan karena
adanya dua pulley (pulley bergerak dan pulley tetap) yang dihubungkan dengan
V belt. Dengan kata lain system CVT ini tidak lagi menggunakan roda gigi.
7 7
Kelebihan utama dari sistim CVT
Memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke roda
belakang secara otomatis .
- Perbandingan ratio yg sangat tepat tanpa harus memindah gigi .
- Tidak terjadi hentakan yang biasa timbul pada perpindahan gigi .
- Perubahan kecepatan sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang baik
Jika dibuat grafik perbandingan perubahan kecepatan antara transmisi otomatis
dengan transmisi roda gigi seperti lterlihat pada gambar di bawah ini
7 7
Keterangan
A. Crankshaft
B. Primary sliding sheave (pulley bergerak)
C. Weight / Pemberat
D. Secondary fixed sheave(pulley tetap)
E. Secondary sliding sheave (pulley bergerak)
F. Primary drive gear shaft
G. Clutch housing/Rumah kopling
H. Clutch carrier
I. V-belt
J. Primary fixed sheave
7 7
Ketika putaran tinggi, karena adanya gaya sentrifugal pemberat akan mendorong
puli bergerak sehingga diameter puli membesar.
Puli primer adalah merupakan rangkaian komponen yang dapat di bongkar
(dilepas) komponen-komponen, seperti gambar di bawah
b. Puli sekunder
Puli sekunder adalah puli yang terhubung dengan poros roda belakang.
Konstuksi puli sekunder /(Secondary fixed sheave(pulley tetap) dan Secondary
sliding sheave (pulley bergerak) dalah seperti gambar di bawah
7 7
Seperti puli primer, puli sekunder adalah merupakan rangkaian komponen yang
dapat di bongkar (dilepas) komponen-komponen, seperti gambar di bawah
Ketika putaran mesin sudah tinggi, dan diameter puli primer mulai membesar
maka dengan tomatis belt akan solah-olah tertarik kearah depan hal ini akan
mendorong puli bergerak pada puli sekunder sehingga diameter puli sekunder
menjadi lebih kecil.
Kesimpulan:
Putaran rendah : Diameter Puli primer kecil sedangkan diameter puli
sekunder besar
Putaran tinggi : Diameter Puli primer besar sedangkan diameter puli
sekunder kecil
3.3.Torsi cam
Torsi cam adalah salah satu sistem terletak pada puli sekunder yang berfungsi
menaikkan torsi roda belakang ketika menanjak atau akselerasi spontan.
8 8
Prinsip kerja dari torsi cam adalah sebagai berikut
a. Kondisi putaran rendah (beban ringan)
Keterangan
1. Puli sekunder tetap
2. Puli sekunder bergerak
Pada kondisi ini beban ringan dikarenakan torsi cam masih menahan pergerakan
puli geser sehingga diameter puli sekunder lebih besar disbanding diameter puli
primer
8 8
Ketika bebab roda belakang bertambah besar (berat), maka terjadi penurunan
putaran mesin, kndisi ini menyebakan gaya tarik belt lebih kecil dibanding gaya
pegas, sehingga puli bergerak terdorong oleh pegas dan diameter puli akan
membesar.
8 8
3.5. Roda gigi reduksi
Roda gigi reduksi terpasang diantara puli sekunder dan poros roda belakang
8 8
3. Cara kerja system transmisi otomatis (Continously Variable
Transmission/CVT).
Gaya sentrfugal dari rol pemberat belum besar, sehingga belum mampu
mendorong puli bergerak pada puli primer disamping itu gaya dorong per masih
lebih besar disbanding gaya dorong rl pemberat. Sehingga diameter puli primer
kecil sedang diameter puli sekunder besar.
Pada putaran ini clutch carier (kopling sentrifugal) belum mengembang, sehingga
rumah kopling tidak ikut berputar (diam).
8 8
Gambar 0.21 Mulai Berjalan
a. Rol pemberat mulai mendorong puli bergerak pada puli primer, gaya tarik
belt sudah lebih besar dari gaya dorong per
b. Puli sekunder berputar lebih cepat, kopling sentrifugal mulai mengembang
menjepit rumah kopling.
Kopling sentrifugal rata-rata mulai mengembang pada putaran antara 2550
sampai 2950 rpm dan terkopel penuh dengan rumah kopling pada putaran antara
4700 rpm sampai 5300 rpm. Jika dilihat perbandingan puli seperti gambar di
bawah
8 8
4.3. Putaran menengah
Putaran menegah adalah ketika grip gas sudah diputar setengah putaran
8 8
4.4. Putaran tinggi.
Pada putaran tinggi grip gas diputar penuh
a. Pada putaran ini gaya centrifugal pada rol pemberat maksimal sehingga
gaya mendorong puli bergerak juga maksimum akibatnya diameter puli
primer membesar, sehingga gaya tarik belt bertambah besar, celah puli
sekunder semakin besar sehingga diameter puli sekunder semakin kecil, hal
ini mengakibatkan perbandingan putaran yang lebih bear. Jika dilihat
perbandingan puli seperti gambar di bawah
8 8
Perawatan dan pemeriksaan sistem transmisi otomatis
Mengganti Oli Gear
Bahan dan peralatan :
1. Unit Sepeda Motor CVT
2. Kunci-kunci yang sesuai
4. Kuras :
• Oli Gear
(keseluruhan dari dalam rumah
gear) 5. Periksa :
• Gasket baut oli gear Rusak
: Ganti
6. Pasang :
• Baut penguras oli gear
(terdapat gasket)
7. Isi :
• rumah gear
(dengan spesifikasi dan
8 8
kapasitas oli gear yang
dianjurkan)
8. Pasang :
• Tutup lubang pengisian oli
8 8
CATATAN
Dibawah kotak saringan udara
terdapat Cap (1) yang berfungsi
sebagai indikator. jika terdapat debu,
atau oli bersihkan saringan udara.
1. Buka :
• Penutup rumah saringa udara
(1)
• Element saringan udara
CATATAN
lepaskan pengait (2) dari cap
indikator dan selanjutnya lepaskan
saringan udara bersama-sama
dengan rumah saringan udara
2. Bersihkan :
• Saringan udara
semprot dengan udara
bertekanan dari dalam keluar.
3. Periksa :
• Element saringan udara
Rusak/sobek : Ganti
4. Pasang :
• Element saringan udara
• Penutup saringan udara
CATATAN
PERHATIAN :
Pada saat memasang saringan udara,
Jangan sekali-kali menghidupkan
pastikan saringan udara terpasang dengan
mesin, tanpa saringan udara
sempurna agar tidak terjadi kebocoran udara
terpasang, karena
90
akan mempercepat keausan suku
cadang mesin dan merusak
mesin. Menjalankan mesin tanpa
saringan udara terpasang akan
mempengaruhi setelan
karburator, tenaga mesin
berkurang dan mungkinkan
terjadiny .a "Over heating"
MEMERIKSA V-BELT
Bahan dan peralatan :
1. Unit Sepeda Motor CVT
2. Kunci-kunci yang sesuai
1. Buka :
• Penutup V-belt
2. Periksa :
• V-belt (1)
Retak/Aus : Ganti
Terdapat
gemuk/oli dan
secondary clutch
3. Ukur :
• Lebar V-belt (a)
Diluar spesifikasi :
Ganti
91 9
<Limit>: 17.2 mm
(0.68 in)
4. Pasang :
• Penutup rumah
V-belt
1. Ketika V-belt
check gauge
dimasukkan
pada tonjolan
belt harus ada
kelebihan.
2. Jika rata
maka V-belt
harus diganti
Disarankan
penggantian
V-belt setiap
25.000 km.
CATATAN
Pada bagian bawah rumah V-
belt terdapat selang indicator
(1). jika terdapat endapan
debu dan air, bersihkan
92 9
saringan udara
1. Buka :
• Penutup saringan udara
V-belt (2)
• Seal debu saringari udara
V-belt (3)
• Saringan udara V-belt (4)
2. Bersihkan :
• Seal debu saringan udara
bersihkan dengan kain yang
bersih dan kering.
3. Bersihkan :
• Saringan udara V-belt
PERINGATAN
Pergunakn dengan cairan
pembersih khusus untuk filter.
Jangan menggunakan
93
bensin untuk membersihkan
filter dapat mengakibatkan
kebakaran.
PERHATIAN
Pada saat rnengeringkan
saringan udara, jangan
dipelintir akan merusakkan
filter
CATATAN
kandungan oli jangan sampai
berlebihan
oli yang disarankan Oli mesin
4. Pasang :
• Element saringan udara V-
belt
• Seal debu saringan udara
V-belt
• Penutup rumah saringan
udara V-belt
9 94
MELEPAS SECONDARY SHEAVE DAN V-BELT
Bahan dan peralatan :
1. Unit Sepeda Motor CVT
2. Kunci-kunci yang sesuai
3.
Langkah Kerja Melepas Secondary sheave dan V - Belt :
1. Buka :
• Board pijakan kaki
2. Buka :
• Penutup rumah V-bell
3. Lepas :
• O – Ring (1)
• Mur secondary sheave
(2)
• Rumah kopling/clutch
housing(3)
CATATAN
Tahan putaran rumah kopling
dengan sheave holder (4),
lepaskan Mur secondary sheave
4. Buka :
• Mur clutch carrier
PERHATIAN
Kendorkan Mur clutch carrier
pada posisi ini (posisi ini
hanya unluk mengendorkan saja)
9 95
Tahan putaran clutch carrier
dengan rotor holding tool (1),
kendorkan Mur clutch carrier satu
putaran penuh dengan socket
wrench (2)
5. Lepaskan :
• Secondary Sheave
• V-bell
CATATAN
Tarik secondary sliding sheave
keluar seperti gambar, dan lepas
V-belt bersamaan dengan
secondary sheave (1), dan
lepaskan V-belt (2) dari primary
sheave.
6. Lepas :
• Gasket (1)
9 96
Langkah Kerja Melepas Primary sheave :
1. Buka :
• Mur primary sheave (1)
• Conical spring washer
• Kick starter one-way clutch
• Claw washer
• Primary fixed sheave (2)
• Washer
• Primary sliding sheave
CATATAN
Tahan putaran primary fixed
sheave dengan sheave holder (3)
,kendorkan Mur primary sheave
2. Lepas :
• Plastik Slider guide (1)
• Slider (2)
• Primary sheave weight (3)
• Spacer (4)
• Seal oli
9 97
Langkah Kerja Membongkar Secondary Sheave :
1.Lepas :
• Mur Clutch Carrier (1)
CATATAN :
Pasang clutch spring holder (2)
pada secondary sheave
seperti gambar, dan tekan per, dan
lepaskan mur clutch carrier.
2. Lepas :
• Dudukan per / spring seat
3.Lepas :
• Pin Guide (1)
• Secondary sliding sheave .
• Serondary fixed sheave
9 98
Langkah Kerja Memeriksa Rumah Kopling :
1. Periksa :
• Rumah kopling clutch housing
Rusak/ Aus : Ganti
2 Ukur :
• Diameter dalam rumah kopling
Diluar spesifikasi : Ganti rumah
kopling / clutch housing
CATATAN
Setelah digosok dengan
amplas, bersihkan sepatu
kopling dengan kain
9 99
2 Ukur :
• Ketebalan sepatu kopling
Diluar spesifikasi : Ganti sepatu
kopling dan per satu set
2 . Ukur :
• Diameter luar pemberat
primary sheave (a)
Diluar spesifikasi : Ganti
1 10
Langkah Kerja Memeriksa Secondary Sheave :
1. Periksa :
• Secondary fixed sheave
• Secondary sliding sheave
Retak/Rusak/Aus - Ganti
Secondary fixed dan Sliding
sheave satu set.
2. Periksa :
• Alur torque cam (1) Rusak/Aus :
Ganti secondary fixed dan sliding
sheaves satu set.
3 Periksa :
• Pin guide (2)
Rusak/Aus : Ganti secondary
fixed dan sliding sheaves satu
set.
4. Periksa :
• Panjang bebas per
Diluar spesifikasi : Ganti per
1 10
Langkah Kerja Merakit Primary Sheave :
1. Bersihkan :
• Primary fixed sheave
• Primary sliding sheave
• Spacer
• Roller/primary sheave weights
2. Pasang
• Seal oli
3. Lumasi :
• Primary sliding sheave
• Spacer
Pelumas yang disarankan Shell
Dolium Grease R
CATATAN
Lumasi notch primary sliding
sheave dengan gemuk Lumasi
dengan gemuk bagian dalam
primary sliding sheave seperti
pada gambar
PERHATIAN
Jangan sampai gemuk menempel
pada permukaan Pulley. Jika ada
gemuk yang menempel pada Pulley,
bersihkan dengan alcohol atau cairan
pembersih.
4. Pasang :
• Pemberat primary sheave (1)
102
• Spacer (2)
• Plastic slider guides (3)
• Slider (4)
5. Pasang :
• Primary sliding sheave (1)
CATATAN
Pada saat memasang primary sliding
sheave, pegang bagian slider untuk
menjaga pemberat primary sliding
sheave keluar dari primary sliding
sheave.
6. Pasang :
• Washer (1)
• Primary fixed sheave (2)
• Claw washer (3)
• Kick starter one-way clutch (4)
• Conical spring washer (5)
• Mur primary sheave (6)
CATATAN
• Pasang conical spring washer (5)
seperti pada gambar ilustrasi.
• Tahan putaran primary fixed sheave
dengan sheave holder, dan
kencangkan Mur primary sheave
103
MEMASANG SECONDARY SHEAVE
Bahan dan peralatan :
1. Unit Sepeda Motor CVT
2. Kunci-kunci yang sesuai
2. Pasang :
• Seal oli
• Secondary sliding sheave
• Secondary fixed sheave
104
CATATAN
Pasang secondary sliding
sheave pada bagian secondary
fixed sheave (2) dengan oil
seal guide (3)
3 Lumasi
• Permukaan dalam secondary
sliding sheave (dengan gemuk
yang disarankan)
Gemuk yang disarankan
Shell Dolium Grease R
CATATAN
Lumasi 3 cc Shell Dolium Grease
R pada bagian permukaan dalam
secondary fixed sheave
4. Pasang :
• Pin guide (1)
5. Lumasi :
• Alur pin guide (1)
(dengan pelumas yang
disarankan)
105
CATATAN
Lumasi 1 cc dengan Shell
Dohum Grease R pada
bagian alur pin guide
6. Pasang :
• Dudukan per (1)
PERHATIAN
Jangan ada gemuk pada sisi
pulley (a) dan pada sheave (b)
jika terdapat kandungan
oli/gemuk, bersihkan dengan
alcohol atau cairan pembersih lain
7. Pasang:
• Per/spring
• Kopling / clutch carrier (1)
CATATAN
• Pasang clutch spring holder (2)
pada unit secondary sheave
seperti gambar. selanjutnya
tekan per, dan kencangkan mur
clutch carrier (3)
• Pasang mur clutch carrier
dengan permukaan yang
rata, pada posisi luar.
106
MEMASANG PENGGERAK V - BELT
Bahan dan peralatan :
1. Unit Sepeda Motor CVT
2. Kunci-kunci yang sesuai
P E R H A T I A N Jangan
ada gemuk yang
menempel V-belt, dan unit
secondary sheave.
CATATAN
• V-belt harus dipasang
dengan tanda panah (a)
menghadap ke depan (arah
putaran)
• Pasang V-belt pada primary
sheave, dan selanjutnya
pasang secondary sheave
(3) bersamaan dengan V-
belt (2)
• Pada saat memasang
secondary sheave, jangan
memberikan gemuk pada
bagian dalam secondary
10
sheave dan As primary
drive gear.
2. Pasang :
• Mur clutch carrier
55 Nm(5.5 m.kg)
CATATAN
Tahan putaran clutch carrier
dengan rotor holding tool (1),
dan kencangkan mur clutch carrier
dengan socket wrench (2)
3. Posisi :
• V-belt (1)
CATATAN
Posisi V-belt pada bagian primary
sheave (dalam posisi diameter
terkecil) dan pada bagian
secondary sheave (dalam posisi
diameter terbesar), dan pastikan
V-belt dalam kondisi yang cukup
kencang
4. Pasang :
• Rumah kopling/clutch
housing (1)
• Mur secondary sheave (2)
• O-ring
108
CATATAN
Kencangkan Mur secondary
sheave denqan menahan
rumah kopling dengan sheave
holder (3)
D. Aktivitas Pembelajaran
Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi, berbeda dengan sistem
yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan
bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat
perlu merencanakan belajarnya kemudian melaksanakannya dengan tekun
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh.
10 10
Implementasi
1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
2. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
3. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh
F. Rangkuman
11 11
mesin, sehingga pengendara terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga
lebih nyaman dan santai.
Sistem perbandingan reduksi kecepatan secara otomatis dimungkinkan karena
adanya dua pulley (pulley bergerak dan pulley tetap) yang dihubungkan dengan
V belt. Dengan kata lain system CVT ini tidak lagi menggunakan roda gigi.
11 11
Putaran langsam dan mulai berjalan
Putaran menengah
Putaran tinggi
11 11
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus
mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:
No Pernyataan Ya Tidak
H. Kunci Jawaban
11 11
2. prinsip kerja transmisi adalah Pada putaran lambat, roda gigi kecil
memutar roda gigi besar. Momen putar besar ,Karena jari-jari roda gigi yang
terputar lebih besar
Pada putaran cepat, roda gigi besar memutar roda gigi kecil. Momen putar
kecil ,Karena jari-jari roda gigi yang terputar lebihkecil
3. Kelebihan utama dari sistim CVT
Memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke roda
belakang secara otomatis .
- Perbandingan ratio yg sangat tepat tanpa harus memindah gigi .
- Tidak terjadi hentakan yang biasa timbul pada perpindahan gigi .
- Perubahan kecepatan sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang
baik
4. Komponen utama sistem transmisi otomatis adalah
Puli primer
Puli sekunder
Rol pemberat
V-belt
Kopling dentrifugal
Roda gigi reduksi
Fungsi torsi cam adalah menaikkan torsi roda belakang ketika menanjak atau
akselerasi spontan
Prinsip kerja torsi cam Prinsip kerja dari torsi cam adalah sebagai berikut
Kondisi putaran rendah (beban ringan)
11 11
Keterangan
1. Puli sekunder tetap
2. Puli sekunder bergerak
Pada kondisi ini beban ringan dikarenakan torsi cam masih menahan pergerakan
puli geser sehingga diameter puli sekunder lebih besar disbanding diameter puli
primer
Ketika bebab roda belakang bertambah besar (berat), maka terjadi penurunan
putaran mesin, kndisi ini menyebakan gaya tarik belt lebih kecil dibanding gaya
pegas, sehingga puli bergerak terdorong oleh pegas dan diameter puli akan
membesar.
11 11
b. Ketika putaran menengah diameter puli primer mulai menbesar puli
sekunder mulai mengeci
c. Ketika putaran tinggi diameter puli primer mulai menbesar maksimal puli
sekunder mulai mengeci minimal
11 11
d. Cara memeriksa keausan V-belt adalah dengan alat yang disebut V-belt
check gauge yaitu dipasangkan di permukaan V-belt seperti gambar berikut
11 11
118
EVALUASI
1. Jelaskan pengertian dari istilah-istilah berikut:
a. Rantai jenis master link
b. Tubeless tyre
c. Bead
d. Carcass
2. Jelaskan:Jenis-jenis rantai!
3. Jelaskan dengan singkat dan jelas:
a) Keuntungan ban tubeless dibandingkan dengan ban tube type
b) Macam-macam kerusakan pada ban
4. Jelaskan fungsi sistem transmisi
5. Jelaskan prinsip kerja sistem transmisi
6. Jelaskan kelebihan sistem transmisi otomatis
7. Jelaskan komponen Utama sistem transmisi otomatis
8. Jelaskan fungsi torsi cam
9. Jelaskan cara kerja torsi cam
10. Jelaskan prinsip pengubahan kecepatan kendaraan pada transmisi otomatis
.
11
120
PENUTUP
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, bahwa penyusunan
modul Perawatan berkala Sepedamotor ini dapat terselesaikan dengan baik.
Namun demikian penulis menyadari bahwa kritik dan saran yang membangun
penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan modul selanjutnya
Akhirnya, selamat belajar semoga diberi kemudahan dalam menuntut ilmu dan
semoga sukses selalu, amin
12
122
DAFTAR PUSTAKA
Technical Service Division, 2012. PT. Astra Honda Motor -Astra Honda Training
Centre – Technical Training Dept.
12
124
GLOSARIUM
Balancing
Keseimbangan roda ketika berputar
Hump
Tonjolan memanjang di sekeliling pelek yang berfungsi sebagai penahan sisi ban
tubeless agar rapat dengan peleknya
Siding gear
Roda gigi pada transmisi yang bisa digeser sepanjang porosnya
Kopling geser
Komponen yang berfungsi menhubungkan dan memutuskan putaran dengan
cara digeser
Kopling sentrifugal
Komponen yang berfungsi menhubungkan dan memutuskan putaran
berdasarkan putaran
12
GURU PEMBELAJAR
MODUL
PELATIHAN GURU
Penulis :
Gunawan, M.Si., 08179611318, gunawan_vedc@yahoo.com
Penelaah :
Drs. Zainul Abidin M. Pd.
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
i
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .................................................................................................
2
A. Latar Belakang .......................................................................................... 2
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
E. Latihan/Tugas.......................................................................................... 10
F. Rangkuman ............................................................................................. 10
E. Latihan/Tugas.......................................................................................... 14
3
F. Rangkuman ............................................................................................. 15
E. Latihan/Tugas.......................................................................................... 20
F. Rangkuman ............................................................................................. 20
E. Latihan/Tugas.......................................................................................... 25
F. Rangkuman ............................................................................................. 26
E. Latihan/Tugas.......................................................................................... 37
iv
F. Rangkuman ............................................................................................. 37
E. Latihan/Tugas.......................................................................................... 45
F. Rangkuman ............................................................................................. 46
PENUTUP ......................................................................................................... 48
A. Kesimpulan.............................................................................................. 48
C. Evaluasi................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 52
LAMPIRAN........................................................................................................ 54
5
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rubrik Penilaian Media Pembelajaran Dan Sumber Belajar ........... 54
Lampiran 2 Rubrik Penilaian Transaksional Dalam Pembelajaran .................... 56
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................ 57
Lampiran 4 Instrumen Telaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................ 58
7
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
2 2
C. Peta Kompetensi
POSISI MODUL
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI
D. Ruang lingkup
3 3
a. PengembanganRancangan pembelajaran berdasarkan karakteristik mata
pelajaran
b. Pengembangan Rancangan pembelajaran berdasarkan potensi peserta
didik
4 4
E. Saran Cara Penggunaan Modul
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
5 5
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: PRINSIP
PERANCANGAN PEMBELAJARAN YANG
MENDIDIK
A. Tujuan
C. Uraian materi
Hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang mendidik berupa
perubahan tingkah laku yang disadari, kontinyu, fungsional, positif, tetap,
bertujuan, dan komprehensif.Rancangan penerapan pembelajaran yang
mendidik yang disusun sesuai dengan prinsip dan langkah perencanaan
pembelajaran yang tepat hendaknya dapat menghasilkan perubahan dalam diri
peserta didik. Beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang perlu
diperhatikan guru antara lain:
7 7
a. Perubahan tingkah laku harus disadari peserta didik.
b. Perubahan tingkah laku (diri individu) dalam belajar bersifat kontinyu
(berlangsung terus menerus dan tidak statis)dan fungsional.
c. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat positif dan aktif (menuju
pada perubahan yang atas usaha individu sendiri).
d. Perubahan tingkah laku dalam belajar tidak bersifat sementara
(perubahan yang terjadi pada proses belajar bersifat menetap dan bukan
temporer).
e. Perubahan tingkah laku dalam belajar bertujuan dan disadari.
f. Perubahan tingkah laku mencakup seluruh aspek tingkah laku.(sikap,
keterampilan, pengetahuan dan sebagainya).
8 8
2. Prinsip Penyusunan RPP
a. Setiap RPP harus secara utuh memuat Kompetensi Dasar: spiritual (KD dari
KI - 1), sosial (KD dari KI - 2), pengetahuan (KD dari KI - 3), dan keterampilan
(KD dari KI - 4).
b. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
c. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan individu peserta didik
(kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan).
d. Perancangan proses pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan
menggunakan pendekatan saintifik.
e. Berbasis konteks(lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar).
f. Pembelajaran berorientasi padapengembangan IPTEK,dannilai-nilaikehidupan
masa kini.
g. Mengembangkan kemandirian belajar.
h. Memuat rancangan pemberian umpan balik dan tindak lanjutpembelajaran
(penguatan, pengayaan, dan remedi).
i. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI,
KD, indikator pencapaian kompetensi,materipembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
j. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasidan
komunikasisecara terintegrasi, sistematis, dan efektif.
a KI dan KD;
b materi pembelajaran;
c proses pembelajaran;
d penilaian pembelajaran;
9 9
e alokasi waktu; dan
f sumber belajar;
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mepelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
E. Latihan/Tugas
1. Lakukan identifikasi tentang ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perlu diperhatikan guru.
2. Buatlah ringkasan langkah-langkah dalam penyusunan RPP.
3. Uraikan ada beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang perlu
diperhatikan guru.
4. Salah satu prinsip dalam menyusun RPP adalah memperhatikan perbedaan
individu peserta didik. Perbedaan individu dalam hal apa yang dimaksud
dalam prinsip tersebut ?
F. Rangkuman
1 1
merupakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan secara
rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan
guru.Pengembangan RPP dilakukansebelum awal semester atau awal tahun
pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran
dilaksanakan.
a. Umpan Balik
b. Tindak Lanjut
1 1
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2:
PENGEMBANGAN KOMPONEN PERANCANGAN
PEMBELAJARAN
A. Tujuan
C. Uraian materi
1 1
(Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa "Perencanaan adalah suatu
proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai
tujuan absah dan bernilai. Secara garis besar perencanaan pengajaran
mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu
kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai tujun tersebut,
materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. (R. Ibrahim,
1993). Jadi, perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh
guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru
dan siswa agar tujuan dapat tercapai.
2) Tujuan pembelajaran
1 1
materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya
berita pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Nana
Sujana (2000) menjelaskan ada beberapa hal yang harus di perhatikan
dalam menetapkan materi pelajaran diantaranya:
(a) Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan;
(b) Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan; (c)
Materi pelajaran disusun dari hal yang sederhana menuju yang komplek
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
E. Latihan/Tugas
1 1
F. Rangkuman
a. Umpan Balik
1) Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok Pembelajaran
yang Mendidik ?
2) Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
Pembelajaran yang Mendidik ?
3) Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Pembelajaran yang Mendidik agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?
1 1
b. Tindak Lanjut
1 1
17
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3:
PENYUSUNAN RANCANGAN
PEMBELAJARAN
A. Tujuan
C. Uraian materi
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
1 1
E. Latihan/Tugas
3. Dalam menyusun RPP, keterkaitan dan keterpaduan apa saja yang perlu
diperhatikan ?
F. Rangkuman
1. Umpan Balik
2 2
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
penyusunan rancangan pembelajaran?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi pengembangan komponen penyusunan rancangan
pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?
2. Tindak Lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
2 2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN DI KELAS, DI
LABORATORIUM, DAN DI LAPANGAN
A. Tujuan
C. Uraian materi
2 2
b. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik di Kelas
a Kegiatan Pendahuluan
b Kegiatan Inti
c Kegiatan Penutup
2 2
3) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Model Inquiry Learning terdiri atas delapan tahapan: (1) penyajian fenomena /
observasi, (2) perumusan masalah, (3) pengajuan hipotesis, (4) pengumpulan
data, (5) pengolahan data, (6) analisis data, (7) penyimpulan, (8) pelaporan.
2 2
Langkah-Langkah pembelajaran di lapangan sebagai berikut:
a Persiapan
b Perencanaan
c Pelaksanaan
d Tindaklanjut
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
E. Latihan/Tugas
2 2
4. Berikan alasan mengapa harus melakukan pembelajaran di kelas,
laboratorium, dan lapangan
F. Rangkuman
1. Umpan Balik
2. Tindak Lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
2 2
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
2 2
Kegiatan Pembelajaran 5: Media Pembelajaran Dan
Sumber Belajar
A. Tujuan
2 2
C. Uraian materi
Materi media pembelajaran dan sumber belajar terurai dalam lima sub materi,
yaitu:
Istilah media berasal dari kata “medium”, yang secara harfiah memiliki
arti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam pembelajaran, media
didefinisikan sesuai dengan peruntukannya, yaitu sarana yang
mendukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Berikut beberapa pengertian menurut para ahli: (a) Schramm (1977),
media pembelajaran merupakan teknologi pembawa pesan (informasi)
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran; (b) Briggs
(1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran; (c) Robertus Angkowo dan A.
Kosasih (2007) menyatakan bahwa media dalam proses pembelajaran
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal; (d) Association for Education and Communication Technology
(AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran
yang dipergunakan untuk proses informasi; (e) Marshall McLuhan
(dalam Oemar Hamalik, 2003: 201) berpendapat bahwa media adalah
2 2
suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang
lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia.
3 3
c. Manfaat Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
3 3
5) Apakah media yang akan digunakan mampu memotivasi dan
memancing minat belajar siswa?;
10) Apakah media yang akan digunakan bebas dari kepentingan iklan
komersial yang ada didalamnya?;
3 3
4. Penggunaan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Penggunaan media harus efektif agar hasil pembelajaran dapat mencapai hasil
yang maksimal, berikut ini tahapannya:
a. Persiapan, meliputi: (1) Memilih sumber belajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran; (2) Mencermati ketentuan penggunaan sumber belajar; (3)
Menyiapkan tempat; (4) Melakukan pengecekan kelengkapan perangkat
sumber belajar; (5) Melakukan uji coba operasional sumber belajar.
3 3
7. Perancangan dan Pembuatan Media Pembelajaran
Dalam pembuatan media pembelajaran hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Menurut Drucker (dalam Bram, 2005: 4), efektifitas merupakan suatu pengukuran
ketercapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Maka efektifitas dapat
3 3
didefinisikan dengan melakukan pekerjaan yang benar. Unsur utama dalam
pencapaian tujuan pembelajaran adalah proses dan hasil pembelajaran.
Sehingga kalau ingin mengetahui efektivitas penggunaan suatu media
pembelajaran, maka yang harus dijawab adalah:
1) Apakah penggunaan media pembelajaran meningkatkan memotivasi
belajar siswa ?
2) Apakah penggunaan media pembelajaran mempermudah proses
pembelajaran bagi guru?
3) Apakah penggunaan media pembelajaran meningkatkan prestasi belajar
siswa? (sesuai tujuan)
Jumlah Skor
Rata-Rata Skor Jumlah Skor / 3 =
Catatan:
1 = Tidak
2 = Kurang
3 = Agak
4 = Sangat
Menurut Anthony (2005), bahwa efisiensi adalah rasio output terhadap input,
atau jumlah output perunit input. Pada penggunaan media pembelajaran, output
meliputi biaya, tenaga, dan waktu yang digunakan. Sehingga yang harus dijawab
ketika ingin mengetahui efisiensi penggunaan media pembelajaran adalah:
3 3
1. Apakah biaya yang dihabiskan saat penggunaan media dalam
pembelajaran terbatas ?
2. Apakah tenaga yang dikeluarkan saat penggunaan media dalam
pembelajaran terbatas ?
3. Apakah waktu yang diperlukan saat penggunaan media dalam
pembelajaran terbatas ?
Rata-Rata Kategori
Skor
3,5 – 4,0 Penggunaan media pembelajaran sangat efektif/efisien
2,5 – 3,4 Penggunaan media pembelajaran agak efektif/efisien
1,5 – 2,4 Penggunaan media pembelajaran kurang efektif/efisien
< 1,5 Penggunaan media pembelajaran tidak efektif/efisien
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
3 3
E. Latihan/Tugas
Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan ketentuan di
bawah ini.
F. Rangkuman
Media pembelajaran dan sumber belajar memiliki peran penting dalam kegiatan
pembelajaran, karena kontribusinya sangat besar terhadap hasil belajar.Karena
itu pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar menjadi hal yang sangat
menentukan, sebelum melakukan kegiatan pembelajaran.Namun ada yang lebih
penting yaitu kemampuan menggunakan media pembelajaran dan sumber
belajar.Kalau media pembelajaran dan sumber belajar dipilih dengan tepat dan
digunakan secarfa efektif maka dapat dipastikan efektivitas hasil belajar dapat
diperoleh.
3 3
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
1. Umpan Balik
2. Tindak Lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
3 3
39
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6:
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TRANSAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN
A. Tujuan
C. Uraian materi
Materi media pembelajaran dan sumber belajar terurai dalam tiga sub materi,
yaitu:
4 4
2. Pengertian, Fungsi dan Manfaat Keputusan Transaksional
a Pengertian
4 4
3. Pelaksanaan Transaksional Dalam Pembelajaran
b. Jenis Transaksi
Menurut Berne, transaksi merupakan jalinan antar ego. Untuk dua orang
yang berada dalam suatu ruanngan, maka akan terjadi pertemuan 6 ego.
Dari sudut ego ini, Berne mengemukakan adanya 3 macam, yaitu transaksi
yang bersifat Komplementer, Silang (Crossed) dan Tersamar atau Semu
(Ulterior)
4 4
1) Transaksi parallel/sejajaradalah transaksi antar dua ego yang sama,
seperti O dengan O, D dengan D, atau A dengan A. Contoh transaksi O-
O tampak pada orang yang tengah bertengkar, transaksi D-D dapat
ditemui padasituasi suatu seminar, transaksi A-A dapat dilihat pada
orang yang sedang berpacaran.
3) Transaksi tersamar atau semu adalah transaksi antar dua ego namun
diikuti terjadinya transaksi dua ego lain yang tidak kelihatan atau
tertutup, namun dirasakan oleh orang yang melakukannya. Transaksi
yang tak kelihatan itu mengandung kesan psikologis. Hal ini dapat
ditemui saat seseorang melakukan kesepakatan, namun terpaksa
sehingga tampak pada wajahnya yang kurang begitu bahagia.
4 4
4. Pengelolaan Komunikasi Secara Berkelanjutan
1) Identifikasi status ego yang dominan pada siswa. Secara bertahap guru
harus mengenal lebih dalam tentang status ego siswa yang menjadi
binaannya. Baik secara perorangan maupun kelompok
4 4
2) Pengembangan respon efektif. Menyikapi status ego yang dominan
pada siswa, guru harus menyiapkan tindakan-tindakan atau
menunjukkan status ego yang tepat
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
E. Latihan/Tugas
Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas di bawah ini.
4 4
4. Kelompok 5 dan 6 membahas MENGELOLA KOMUNIKASI SECARA
BERKELANJUTAN
5. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain
Kasus.
Pada suatu kegiatan diklat, terjadi percakapan antara Fasilitator (F) dengan
Guru (G),
Pertanyaan:
2. Berikan alasannya
F. Rangkuman
4 4
terdiri atas tiga macam, yaitu: parallel/sejajar, silang, dan tersamar. Dalam
implementasi keputusan transaksional, guru diharapkan: mampu menangkap
status ego dan merespon pesan siswa, berkomunikasi dengan ego dewasa
secara dominan, dan mengupayakan posisi “Saya OK – Kamu OK” saat
berkomunikasi. Selanjutnya keputusan transaksional tersebut dikelola secara
intensif
1. Umpan Balik
2. Tindak Lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
4 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Tindak Lanjut
C. Evaluasi
SOAL
1. Uraikan ada Beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perludiperhatikan guru.
4 4
4. RPP yang dikembangkan guru harus menyesuaikan kondisi di satuan
pendidikan, kondisi apa saja yang dimaksud tersebut?
Pada saat kegiatan diklat dengan topik “bagaimana mengajar yang efektif”,
terjadi percakapan antara Fasilitator dengan Pendidik,
Percakapan 1
Percakapan 2
4 4
Pertanyaan:
2. Berikan alasannya
D. Kunci Jawaban
1. Perubahan tingkah laku peserta didik yang perlu diperhatikan guru antara
lain :
5 5
6. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memilikinama, ciri,sintak, pengaturan, dan budaya . Contohnya : discovery
learning, project - based learning, problem - based learning,inquiry learning.
5 5
DAFTAR PUSTAKA
Bram, Yudi Farola. (2005). Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Strategi
Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT. Rambang
Dengan Menggunakan Metode CPIC Model.Jurnal Manajemen dan
Bisnis Sriwijaya Vol 3 No. 6.Hal : 1-23.
Molenda, Michael dkk. 2006 Instructional Media And Technology For Teaching
And Learning. New York: Practice-Hall Inc.
Oemar Hamalik. (2003) Media Pendidikan, Cetakan VI, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti.
Robertus Angkowo dan A. Kosasih.(2007). Optimalisasi Media Pembelajaran.
Jakarta: PT.Grasindo.
Suwardi, 2007, Sistem Menejemen Pembelajaran : Menciptakan Guru yang
Kreatif, Temprina Media Grafika.
2008, Quantum Teaching. Mempraktekkan metode Quantum learning di
ruang kelas.(Terjemahan). Bandung: Kaifaies.
5 5
53
LAMPIRAN
Lampiran 1
5
b. Langkah- Persiapan (skor @ 3)
langkah 1) Memilih sumber belajar
penggunaan sesuai dengan tujuan
sumber belajar. pembelajaran.
2) Mencermati buku pedoman
penggunaan sumber
belajar.
3) Menyiapkan sejumlah yang 15
dibutuhkan.
4) Menyiapkan tempat (bila
diperlukan).
5) Melakukan uji coba
operasional sumber belajar
(bila diperlukan).
Penyajian (skor @ 3,5)
1) Menggunakan sumber
belajar dalam kegiatan
pembelajaran. 7
2) Mengamati respon siswa
selama penggunaan
sumber belajar.
Paska Penyajian (skor @ 2)
1) Mengecek kelengkapan
perangkat sumber belajar.
2) Membersihkan bagian-
bagian yang kotor. 8
3) Melakukan pengemasan.
4) Menyimpan di tempat yang
aman.
∑ Skor Perolehan
55
Lampiran 2
Fasilitator Pendidik
O D
b DA
Percakapan A
2: Jenis 35
Transaksi Silang
Fasilitator Pendidik
O D
DA A
2. Alasan Pada dua ego yang 30
bertransaksi terjadi ketidak
sesuaian antara harapan
pesan dengan respon. Hal ini
terjadi pada percakapan
1 maupun
∑ Skor Perolehan
5
Lampiran 3
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah :
Matapelajaran :
Kelas/Semester :
AlokasiWaktu :
A. KompetensInti(KI)
B. KompetensiDasar (KD)
1. KDpadaKI-1
2. ...... Dst.
C. IndikatorPencapaianKompetensi (IPK)
1. IndikatorKD padaKI-1
2. IndikatorKD padaKI-2
3. IndikatorKD padaKI-3
4. IndikatorKD padaKI-4
F. KegiatanPembelajaran
1. PertemuanPertama:(...JP)
a.KegiatanPendahuluan
b.KegiatanInti
1) Mengamati
2) Menanya
3) Mengumpulkan informasi/mencoba
4) Menalar/mengasosiasi
5) Mengomunikasikan
c.KegiatanPenutup
2. Pertemuanseterusnya (...JP)
G. Penilaian,PembelajaranRemedialdanPengayaan
1.Teknikpenilaian
2.Instrumenpenilaian
3.PembelajaranRemedialdanPengayaan
Pembelajaranremedialdilakukansegerasetelahkegiatanpenilaian.
H. Media/alat,Bahan,danSumberBelajar
1.Media/alat
57
2.Bahan
3.SumberBelajar
Lampiran 4
C KompetensiDasardan Indikator
5 Kompetensi Dasar mencakup
sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
6 Menjabarkan indikator pengetahuan
dan keterampilanberdasarkan KDdari
KI-3dan KI-4
7 Indikator disusun menggunakan
kata kerja operasional
8 Indikator pengetahuan mengambarkan
dimensi proses kognitif(C-1s.d C-6) dan
dimensi pengetahuan (faktual,
konseptual,prosedural, dan
metakognitif)
5
9 Indikator
keterampilanmemuat
keterampilanabstrakdan/ataukonkret
D Tujuan Pembelajaran
10 Memadai pencapaian indikator sesuai
KD, KI,danSKL
11 Memberikan
gambaranproses
pencapaiantujuaanyangdimaksud
E Materi Pembelajaran
12 Ditulisdalam bentuk butir-butir
Sesuai dengan indikator, KD,
KI,danSKL
13 Materi
pembelajaranmemuat
pengetahuan
F faktual,konseptual,
Metode Pembelajaran
14 Metode
yangdigunakan relevan
15 denganpendekatan
Sesuai
dengantujuan pencapaian
G pembelajarandanSumber
Media,Alat,dan
16 Menjabarkan media,
alat,dan sumber pembelajaran
17 Kesesuaiandengankebutuhan
pencapaiantujuan
pembelajaran, indikator,dan
kegiatanbelajar siswa aktif
18 Kesesuaiandengankarakteris
t ik peserta didik
19 Kesesuaiandenganpembelaja
r an saintifik
20 Sumberpembelajaranmencakup
buku, media cetak
dan elektronik,alam sekitar,
atausumber
H LangkahKegiatan Pembelajaran
21 Mencakup
kegiatanpendahuuan,
kegiatan
22 Kegiatanpendahuluan
menggambarkan:penyiapankondi
si siswa; penjelasan
keterkaitan materi sebelumnya
dan materi yangakan
datang; penyampaiantujuan
pembelajaran; dan penyampaian
kegaitan yangakandilakukan
23 Kegiatan
intisesuaidengansilabus
,
59
24 Kegiatan intimenggambarkan
proses pembelajaransaintifik
(menamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan
informasi,menalar, dan
25 Kegiatan intimenggambarkan
proses
pembelajaranyanginteraktif,
inspiratif,menyenangkan,
26 Kegiatanpenutup menggambarkan:
perumusan kesimpulan bersama;
penilaiandan umpan balik/refleksi;
rencana tindaklanjut (remedial dan
pengayaan); dan penyampaian
rencana kegiatanselanjutnya
27 Kegiatanpenutup memuat
penyampaianpencapaianKDdari
KI-2 (sikapsosial)dan KI-1(sikap
religius)
I Penilaian
28 Memuatjenis/teknik
penilaian,bentuk instrumen, dan
pedoman penskoran/penilaian
29 Mencakup penilaiansikap,
pengetahuan, dan
30 Kesesuaiandengantujuan
pembelajaran, materi
pembelajaran, dan indikator
JUMLAH (∑ SKOR) `=
PREDIKAT
………………,………
……………. 2015
Penelaah
…………………………
………………
NIP
6
61
/
/
/
I
I
I
I
I
\
\
\
\