Anda di halaman 1dari 2

Teks Ulasan Novel Ayah Karya Andrea Hirata

Oleh : Eurydice Angelyn Valerie Ng 8E

Judul novel : Ayah


Nama pengarang : Andrea Hirata
Tanggal/tahun terbit : 29 Mei 2015
Penerbit : Bentang Pusaka
Tebal halaman ; 412+XX

Novel ini merupakan salah satu karya sastra Andrea Hirata. Novel ini ditulis selama 6
tahun karena ia sibuk mengurusi terjemahan novel “Laskar Pelangi” ke berbagai bahasa asing
lainnya. Novel ini pernah mendapat penghargaan dari Winner General Fiction New York
Book Festival 2013 USA dan Winner Buchawards 2013 Germany.

Novel ini menceritakan tentang tokoh Sabari, seorang lelaki Kampung Belantik yang
berperawakan kurus, muka berantakan, telinga macam cantelan wajan, yang mencintai
seorang perempuan cantik bermata indah dan berlesung pipi dalam bernama Marlena. Sabari
yang sebelumnya tidak tertarik dengan kisah cinta dan wanita, mendadak berubah 180 derajat
soal cinta, sejak Marlena yang diancam ayahnya bakal dijodohkan jika tidak lulus SMP
menyambar kertas ujiannya saat tes terakhir masuk SMU.
Setelah memasuki babak kehidupan SMU, Sabari yang dulunya menganggap cinta
adalah racun manis penuh tipu muslihat, mendadak berubah menjadi majenun cinta pada
Marlena. Sabari yang lugu dan pandai berpuisi selalu membuat puisi cinta untuk pujaan
hatinya, Lena. Sebanyak dia membuat puisi cinta, sebanyak itu pula Lena menolaknya.
Kebencian Marlena pada Sabari nampaknya jauh lebih besar disbanding rasa cinta Sabari
pada Marlena.
Hal ini membuat ketiga sahabat Sabari jatuh iba padanya. Ketiga sahabat Sabari yang
setia itu bernama Ukun,Tamat,dan Toharun. Sudah berkali-kali ketiga sahabat itu
mengingatkan Sabari untuk berpikir rasional dan mengancam Sabari akan dimasukkan ke
rumah sakit jiwa, tetapi Sabari masih juga bebal.
Setelah SMU pun, Sabari masih berusaha mendekati Lena dengan bekerja di toko milik
Markoni, ayah Lena. Usaha yang keras itu tampak tak membuahkan hasil sama sekali. Yang
ada Sabari semakin mengetahui bahwa Lena sering bergonta-ganti pasangan, sering
bertengkar dengan ayahnya, sering pulang larut malam, dan masih banyak hal yang
diketahuinya soal Marlena.
Hingga suatu hari, didengarnya pertengkaran hebat antara Marlena dan ayahnya,
Markoni. Markoni muntab lantaran Lena yang dimabuk cinta, hingga terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan dalam pergaulan Lena yang bergonta-ganti pasangan itu. Sabari yang
mengetahui hal tersebut kemudian mengorbankan dirinya dengan menikahi Marlena.
Setelah Lena melahirkan, Sabari lah yang mengurus anak tersebut dan diberi nama
Zorro. Tindakan Lena yang tetap jarang pulang setelah menikah dengan Sabari, membuat
Sabari membesarkan Zorro seorang diri. Ia dibesarkan dengan puisi dan cerita-cerita. Sabari
sangat mencintai Zorro dan rela mengorbankan apapun demi buah hatinya itu. Hingga tiba-
tiba, Lena mengambil paksa anaknya yang berusia belum genap 3 tahun sebagai konsekuensi
atas keputusan sidang cerai yang diajukan Lena kepada Sabari.
Lena hidup berpindah-pindah dari satu kota ke yang lainnya. Lena juga sempat
menikah beberapa kali, tetapi pernikahan tersebut tidak berlangsung lama lantaran sifatnya
yang mudah bosan. Dan akhirnya. Ia bertemu dan menikah dengan Amirza, kemudian
mengubah nama Zorro menjadi Amiru.
Akibat kasihan dengan keadaan Sabari yang sudah seperti orang tidak sehat akalnya,
setelah kepergian Zorro, Ukun dan Tamat memutuskan untuk mencari Zorro demi
sahabatnya, Sabari. Berbagai persiapan dilakukan, namun tak mudah bagi mereka untuk
menemukan Lena mengingat kebiasaannya yang sering berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Hingga mereka bertemu dengan mantan suami Lena, Jon Pijerelli. Setelah hampir
mengaduk-ngaduk Pulau Sumatera, mereka akhirnya menemukan Lena dan Zorro. Meski
begitu, tak mudah bagi mereka untuk membujuk Lena. Namun, pada akhirnya Lena luluh dan
memperbolehkan Zorro bertemu Sabari. Bukan main senangnya Sabari. Pertemuan ayah dan
anak yang telah berpisah selama 8 tahun 20 hari ini berlangsung mengharukan dengan wajah
yang berlinang air mata.

Novel ini mengajarkan nilai-nilai sosial seperti pantang menyerah, tekun, berpikir
positif, menghormati orang tua, dan setia kawan yang mulai pudar di masa modern ini. Novel
ini juga mengajarkan tentang pengorbanan besar seorang ayah kepada anaknya meskipun
bukan anak kandungnya sendiri.

Novel ini memiliki banyak lelucon segar yang membuat pembaca terpingkal-pingkal,
Penggunaan kata yang mewakili kondisi cerita tersebut sehingga pembaca ikut terhanyut
dalam cerita tersebut. Namun, alur campuran yang digunakan penulis agak membingungkan,
sehingga pembaca perlu membaca ulang untuk benar-benar memahami garis waktu yang
digunakan penulis dalam novel ini. Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, novel ini
sangat menginspirasi dan cocok untuk dibaca semua usia, khususnya para pemuda dan
pemudi yang ingin mendalami filsafat cinta dan kehidupan dengan contoh nyata karena kisah
ini terinspirasi dari kisah nyata.

Anda mungkin juga menyukai