NIM : 05011381924140 Kelas ; Agribisnis A Indralaya Perkembangan Jalur Rempah Era Modern Titik-Titik Jalur Rempah Jalur Rempah mencakup berbagai lintasan dari timur Asia hingga barat Eropa terhubung dengan Benua Amerika, Afrika dan Australia. Suatu lintasan peradaban bermacam bentuk, garis lurus, lingkaran, silang, bahkan berbentuk jejaring. Di Indonesia, wujud rute perniagaan rempah mencakup banyak hal. Tidak hanya berdiri di satu titik penghasil rempah, namun juga mencakup berbagai titik yang bisa dijumpai di Indonesia dan membentuk suatu lintasan peradaban yang berkelanjutan. Program Jalur Rempah melihat kembali lintasan rute perdagangan rempah dari satu titik ke titik lainnya, menghidupkan kembali beragam kisahnya, menghubungkan kembali berbagai jejaknya. Menghidupkan kembali narasi sejarah yang umumnya tidak memperlihatkan peran orang Indonesia dalam pembentukan Jalur Rempah. Program ini bertekad keras mencatat peran mereka yang berada di titik-titik perdagangan rempah, menghubungkan serangkaian benang merah yang belum terdokumentasikan dan tampak samar-samar dalam narasi sejarah. Jejak dan Jalur Rempah Jalur Rempah merupakan sebutan untuk suatu peradaban yang sangat tua, kompleks, dan luas. Jalurnya merupakan jalur budaya; terbentang dari timur Asia hingga barat Eropa, terhubung dengan Benua Amerika, Afrika dan Australia; dan mempengaruhi peradaban global. Kita dapat melihat peran aktif masyarakat Nusantara dalam pembentukkan peradaban ini. Baik sebagai produsen rempah yang menggerakkan perdagangan lintas batas, maupun sebagai masyarakat yang terbuka bagi banyak bangsa (pendatang) yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Masa Depan dan Jalur Rempah Program Jalur Rempah berpandangan ke depan. Jejak dan Jalur direkonstruksi sebagai fondasi dari masa lalu sebagai masa kini untuk membangun masa depan. Suatu cara pandang yang berangkat dari jejak-jejak masa lalu yang terhubung satu sama lain dan membentuk ekosistem kebudayaan, dan memandang laut sebagai simbol kekayaan dan kesejahteraan. Program Jalur Rempah berupaya menampilkan bahari sebagai khazanah, sebuah pemberian alamiah yang membuat Indonesia memiliki panjang pantai lebih dari 95.000 kilometer dan menjadikan negara ini memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia sekaligus negara kepulauan terbesar. Lewat cara pandang ini, program Jalur Rempah menghidupkan kembali gagasan ini melalui identifikasi jejak budaya, potensinya di masa mendatang dan rekonstruksi jalur budaya sebagai sebuah pekerjaan kolektif. Rempah sebagai masa depan: industri, warisan nenek moyang tentang kecantikan, kesehatan, hingga pangan. Sebuah kerja berkelanjutan, menghidupi, juga membahagiakan manusia yang terlibat di dalamnya. Diketahui, dalam rangka memperkenalkan Jalur Rempah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah menginisiasi kegiatan Muhibah Budaya dan Festival Budaya. Muhibah Budaya adalah kegiatan pengenalan Jalur Rempah yang bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut dengan melakukan pelayaran selama 38 hari menggunakan KRI Dewaruci. Pelayaran tersebut memiliki rute Surabaya, Makassar, Banjarmasin, Tanjung Uban, Jakarta, Semarang, dan Benoa. Selain itu, Muhibah Budaya merupakan bagian dari program Jalur Rempah di tempat pertemuan pelaku budaya lintas daerah sebagai wahana diplomasi. Sementara Festival Budaya merupakan bagian dari upaya menghidupkan Jalur Rempah dengan sinergi dalam memajukan kebudayaan. Antara lain melalui ketersambungan cagar budaya dan warisan budaya tak benda lintas daerah pada 13 titik, yaitu Banda Neira, Ternate, Makassar, Banjarmasin, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Banten, Jakarta, Semarang, Bali, dan Surabaya.
SUMBER PUSTAKA Kemendikbud.2020.Jalur Rempah sebagai Warisan Masa depan. https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/. Jumat 27 agustus, 18.00.