Anda di halaman 1dari 3

TUGAS SOSPEM

NAMA : ABI ANANDA


NIM : 05011381924140
KELAS : AGRIBISNIS A INDRALAYA

Teori modernisasi menjelaskan tentang anggota transformasi dari masyarakat tradisional


atau terbelakang ke masyarakat modern. Teori modernisasi fokus pada prosedur masyarakat
pramodern menjadi modern melalui anggota pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur
sosial, politik dan hukum budaya.

Teori modernisasi menjadi semakin sempurna dalam tiga fase. Fase pertama (1950-an dan
1960-an), fase kedua (1970-an dan 1980-an), fase ketiga (1990-an). Teori modernisasi
kelahiran sebagai sejarah tiga peristiwa penting dunia setelah Perang Dunia II, yaitu
munculnya Amerika Serikat sebagai kekuatan dominan dunia, perluasan gerakan komunis
sedunia dimana Uni Soviet bisa memperluas pengaruh politiknya ke Eropa
Timur dan Asia serta kelahirannya negara-negara merdeka baru di Asia (Afrika dan Amerika
Latin). Terdapat dua teori yang melatarbelakangi kelahirannya teori modernisasi, yaitu teori
evolusi dan teori fungsionalisme.

1. Teori Harrod – Domar : Modal dan Investasi.


Roy Harrod dan Evsey Domar adalah ahli ekonomi yang berbicara tentang teori
ekonomi pembangunan yang menekankan pada penyediaan modal dan investasi.
Mereka berkesimpulan bahwa pembangunan akan berhasil dan terlaksana dengan baik
jika pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya modal dan investasi. 

2. Teori Max Weber : Etika Protestan


Max Weber adalah seorang sosiolog jerman yang dianggap bapak sosiolog modern.
Teori Max Weber menekankan tentang nilai-nilai budaya yang menjelaskan tentang
peran agama dalam pembentukan kapitalisme. Peran agama yang dikemukakan disini
mempunyai peran yang menentukan dalam mempengaruhi tingkah laku individu.
Kalau nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dapat diarahkan kepada sikap yang
positif terhadap pertumbuhan ekonomi, maka proses pembangunan dalam masyarakat
dapat terlaksana.
3. Teori David McCleland : Dorongan Berprestasi atau n-Ach
David McCleland adalah seorang ahli psikologi sosial. Teori ini menekankan pada
aspek-aspek psikologi individu. Bagi McCleland, dengan mendorongnya proses
pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n-Ach yang tinggi.
Kalau manusia wiraswasta ini dapat dibentuk dalam jumlah yang banyak, maka
proses pembangunan dalam masyarakat tersebut dapat terlaksana dengan baik. 
4. Teori Bert. F. Hoselitz : Faktor-Faktor Non Ekonomi
Teori Hoselitz membahas tentang faktor-faktor non ekonomi yang ditinggalkan oleh
Rostow. Teorinya menekankan pada perlunya lembaga-lembaga yang diperlukan
menjelang lepas landas. Menurut Hoselitz masalah utama pembangunan bukan hanya
sekedar masalah kekurangan modal, tetapi ada masalah lain yang juga sangat penting
yakni adanya ketrampilan kerja tertentu, yang termasuk didalamnya tenaga wiraswata
yang tangguh. Hoselitz berfikir bahwa, dibutuhkan perubahan kelembagaan pada
masa sebelum lepas landas, yang akan mempengaruhi pemasukan modal menjadi
lebih produktif. 

Perubahan kelembagaan ini akan menghasilkan tenaga wiraswasta dan administrasi,


serta ketrampilan teknis dan keilmuan yang dimiliki. Oleh karena itu, bagi Hoselitz
pembangunan membutuhkan pemasukan dari beberapa unsur, yaitu :

a. Pemasokan modal besar dan perbankan


Dibutuhkan lembaga-lembaga yang bisa menggerakan tabungan masyarakat dan
menyalurkannya ke kegiatan yang produktif. Ia menyebutkan lembaga perbankanlah
yang lebih efektif. Tanpa lembaga-lembaga seperti ini, maka modal besar yang ada
sulit dikumpulkan sehingga bisa menjadi sia-sia dan tidak menghasilkan
pembangunan.

b. Pemasokan tenaga ahli dan terampil


Tenaga yang dimaksud adalah tenaga kewiraswataan, administrator profesional,
insinyur, ahli ilmu pengetahuan, dan tenaga manajerial yang tangguh. Disamping itu
juga perlu di dukung dengan perkembangan teknologi dan sains yang harus sudah
melembaga sebelum masyarakat melakukan lepas landas.
5. Teori Alex Inkeles dan David. H. Smith : Manusia Modern
Teori Alex Inkeles dan David Smith menekankan tentang lingkungan material dalam
hal ini lingkungan pekerjaan. Teori pada dasarnya berbicara tentang pentingnya factor
manusia sebagai komponen penting penopang pembangunan dalam hal ini manusia
modern. Kedua tokoh ini mencoba memberikan ciri-ciri dari manusia modern,
seperti : keterbukaan terhadap pengalaman dan ide baru, berorientasi ke masa
sekarang dan masa depan, punya kesanggupan merencanakan, percaya bahwa
manusia bisa menguasai alam. Keduanya beranggapan, bahwa bagaimanapun juga
manusia bisa diubah secara mendasar setelah dia menjadi dewasa, dan karena itu tidak
ada manusia yang tetap menjadi tradisional dalam pandangan dan kepribadiannya
hanya karena dia dibesarkan dalam sebuah masyarakat yang tradisional. Artinya,
dengan memberikan lingkungan yang tepat, setiap orang bisa diubah menjadi manusia
modern setelah dia mencapai dewasa.

Anda mungkin juga menyukai