Anda di halaman 1dari 4

Int J Physiother.

Vol 1(5), 265-268, December (2014) ISSN: 2348 - 8336

CASE REPORT
IJPHY PENYAKIT OSGOOD SCHLATTER: SEBUAH KONDISI
YANG JARANG PADA ATLET MUDA – STUDI KASUS
1
Hritvansingh Parmar

ABSTRAK

Latar Belakang: Osgood Schlatter disease (OSD) sekarang diklasifikasikan


sebagai apophysitis dari aspek anterior tuberositas tibialis (ATT) adalah kondisi
umum pada atlet muda yang aktif dan berhubungan dengan dorongan
pertumbuhan. Gejala-gejala penyakit Osgood Schlatter meniru kondisi yang lain
dan hal itu harus didiagnosis secara rasional. Gambaran klinis termasuk nyeri
yangringan sampai parah dan intermiten atau kontinu, nyeri tekan, pembengkakan
dan lemas saat berjalan. Fitur radiologi meliputi pembesaran dan terfragmentasi
pada tuberkulum tibialis. Pengobatan dari Protection, Rest, Ice, Compression dan
Elevation (PRICE) protokol yang umumnya diberikan pada tahap awal diikuti
dengan rehabilitasi lengkap pada atlet olahraga.

Metode: Penulis menyajikan kasus pasien, seorang anak berusia lima belas tahun
mengalami gejala nyeri, nyeri tekan, pembengkakan dan lemas saat berjalan. Dia
dirujuk oleh Orthopedician (Ahli Ortopedi Anak) dan ia diberikan obat diclofenac.
Evaluasi rinci dilakukan dan didiagnosis berdasarkan riwayat, temuan klinis dan
investigasi radiografi pada penyakit Osgood Schlatter.

Pengobatan: Rencana perawatan rehabilitasi pada tiga fase yang ditujukan untuk
pengembalian atlet sedini mungkin dan dia bisa kembali ke sirkuit olahraga. Pada
fase akut, Es dan istirahat diberikan; Pada fase pemulihan, penguatan otot
sekitarnya diberikan; Dalam fase pemeliharaan, melakukan perubahan gaya
bermain atlet dengan bantuan pelatih.

Kesimpulan: Penilaian awal, protokol PRICE dan membuat perubahan dalam


gaya bermain dari atlet dapat membantu dalam mengobati penyakit Osgood
Schlatter. Faktor penyebab harus dipandang ketika mengobati kondisi ini.

Kata Kunci: Penyakit Osgood Schlatter, Atlet Muda, protocol PRICE, tendon
Patella, Tuberositas Tibia, Olahraga.

Terkirim 20 Oktober 2014, direvisi 09 November 2014, diterima 24 November 2014

DOI: 10.15621/ijphy/2014/v1i5/55284

Int J Physiother 2014; 1(5) Page | 265


Int J Physiother. Vol 1(5), 265-268, December (2014) ISSN: 2348 - 8336

PENDAHULUAN patologis tendon yang terlihat pada OSD, maupun


hubungan perubahan Doppler-positif untuk nyeri pada
Penyakit Osgood-Schlatter (OSD) pertama kali pemeriksaan klinis. Diusulkan agar memeriksa kedua
dijelaskan oleh Robert Osgood dan Carl Schlatter lutut simptomatik dan asimptomatik penderita OSD
sebagai nyeri pada kondisi penggunaan yang untuk memastikan status yang sempurna, seperti yang
berlebihan pada tuberositas tibialis pada tahun 1903.1 dijelaskan oleh Ducher et al dan adanya neo-vessel
Sekarang diklasifikasikan sebagai apophysitis dari seperti yang ditunjukkan oleh Doppler ultrasound bisa
aspek anterior tuberositas tibialis (ATT).2 Hal ini menjelaskan patogenesis dan memberikan wawasan
adalah kondisi umum pada populasi pemuda yang kondisi gangguan pada manajemen klinis dan kondisi
aktif.3,4 Penyakit ini terkait dengan dorongan umum ini.
pertumbuhan, dan mungkin bilateral pada 30% kasus.5
Anak laki-laki sering terkena dibandingkan anak Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan
perempuan; pada anak perempuan kondisi muncul penyakit Osgood-Schlatter mungkin termasuk otot
pada usia dini sekitar 11-13 tahun sedangkan pada quadriceps yang tegang (paha depan) dan otot
anak laki-laki cenderung muncul pada 1-2 tahun hamstring tegang (paha belakang). Gejala klinis
kemudian.6 Prevalensi adalah 21% pada kelompok berkisar dari nyeri dan rasa sakit sampai
remaja atletik sementara pada 4,5% pada kelompok pembengkakan, sangat nyeri dan pincang. Onset
usia yang sama dari non remaja.6 Dimana olahraga bertahap dengan nyeri ringan yang intermiten, tetapi
melompat (basket,lompat jauh), berlari (atletik, pada fase akut nyeri dapat menjadi parah dan
kontraksi berulang pada peralatan ekstensi lutut (sepak continuous (berulang).1,2,10,11,12 Sakit ini diperburuk
bola, memukul box, menari, ski) yang dominan, oleh aktivitas fisik yang melibatkan berlari, melompat
dianggap faktor risiko eksternal penting yang bisa dan berlutut.12 Pada pemeriksaan, umumnya
menjadi penyebab dari penyakit Osgood-Schlatter.7 ditemukan rasa sakit, nyeri dan pembengkakan lokal
di atas tendon patella dan tuberositas tibialis.12 Ada
Patogenesis yang berhubungan dengan kondisi ini tiga tahap klasifikasi penyakit Osgood Schlatter oleh
masih diperdebatkan.2 Hipotesis awal dijelaskan traksi Eric J. Wall, 13
yang berulang ditendon patellar pada penyisipan distal
sebagai area utama fragmentasi pusat osifikasi Tahap Intensitas Nyeri pada Aktivitas Fisik
sekunder dan nekrosis sementara.8,9 Fragmentasi 1 Nyeri surut setelah aktivitas fisik dalam
pusat osifikasi telah dipertanyakan sebagai tanda waktu 24 jam.
definitif OSD dan telah dilihat sebagai perkembangan 2 Nyeri terjadi hanya selama setelah aktivitas
normal dari tuberkulum anterior tibialis (ATT).10 fisik , tetapi tidak membatasi dan tidak
Fragmentasi dari ATT ditemukan dalam gejala serta hilang dalam waktu 24 jam.
tanpa gejala dilutut dan karena itu tidak dapat 3 Nyeri permanen yang membatasi tidak
digunakan untuk membedakan antara normal dan hanya aktivitas fisik tetapi juga aktivitas
patologi abnormal.10 Penyakit Osgood-Schlatter sehari-hari.
dikatakan berasal dari sub maksimal, tarik, tekanan
berulang terjadi pada pertemuan yang belum Diagnosa dibuat setelah pemeriksaan klinis. Fitur
sempurna dari ligamen patella, tuberkulum tibialis dan utama dari pemeriksaan klinis adalah rasa sakit dan
tibia; menyebabkan cedera avulsi ringan yang diikuti pembesaran tibialis tuberkulum dengan
dengan upaya perbaikan tulang. pembengkakan jaringan lunak disekitarnya, dan rasa
sakit dan mobilitas tebatas.7 Sebelum diagnosis
Setelah studi ini, Ducher et al mengembangkan tahap definitif OSD, penyakit lainnya juga mungkin harus
waktu (perkembangan) dari ATT menggunakan dipertimbangkan dalam diagnosis diferensial untuk
ultrasonografi. Tiga tahap perkembangan dipaparkan, nyeri di depan lutut seperti Osteochondritis dissecans
terutama pada subjek asimtomatik. Dalam klasifikasi (OCD), fraktur avulsion tuberkulumtibialis dan
Ducher,10 sindrom Sinding-Larson-Johansson (SLJS).14 Uji
Tahap Fitur laboratorium tidak diperlukan untuk diagnosis OSD
1 Digambarkan sebagai lampiran tulang kecuali ada diduga inflamasi atau penyebab penyakit
rawan , awalnya tidak ada, dan kemudian lainnya.15 Pemeriksaan X-Ray pada foto lutut
dengan osifikasi. menunjukkan tuberkulum tibialis membesar dan
2 Menunjukkan mutagenesis tulang rawan terfragmentasi.15 Pada kebanyakan pusat kesehatan
3 Merupakan lampiran yang sempurna pemeriksaan klinis untuk diagnosis OSD dianggap
cukup melakukan pemeriksaan USG dan bahkan tidak
Relatif baru-baru ini, telah diusulkan bahwa kehadiran dianjurkan rutin dilakukan. Namun, banyak penulis
neo vessels dan gejala disekitar tendon, atau seperti percaya bahwa pemeriksaan USG harus menjadi
yang ditunjukkan oleh USG Doppler-positif, bisa pilihan pertama. Pemeriksaan USG cepat, sederhana
menjadi ciri fitur patologis tendon.2 Tidak diketahui dan metode ekonomis serta dapat diandalkan sebagai
apakah perubahan tersebut hadir dalam penyisipan x-ray. Pemeriksaan CT dan MRI harus dilakukan
hanya dalam beberapa kasus atipikal atau kasus yang

Int J Physiother 2014; 1(5) Page | 266


Int J Physiother. Vol 1(5), 265-268, December (2014) ISSN: 2348 - 8336

tidak jelas.7 Pengobatan untuk penyakit Osgood- gejala OSD. Masa pemeliharaan (setelah 5 minggu)
Schlatter terdiri dari pengurangan aktivitas fisik, ditujukan terhadap kembalinya atlet untuk olahraga.
analgesia dan terapi fisik.1 Gejala biasanya terbatas Dengan bantuan pelatih, kami menemukan bahwa
diri sendiri, dan pasien dapat diinstruksikan untuk ketika masuk ke forehand drive, pasien menggunakan
secara bertahap kembali ke aktivitasnya setelah nyeri untuk beban penunjang pada satu lutut untuk
membaik (pulih).1 Pemulihan lengkap diharapkan beberapa waktu dan setelah pasien drive digunakan
ketika pertumbuhan tibialis menutup plat, meskipun untuk memberikan dorongan pada lutut kiri untuk
beberapa pasien yang memiliki gejala berulang sampai melakukan pada tembakan reli kedua, ini dapat
dewasa mungkin memerlukan perawatan bedah.16 diprediksi sebagai salah satu faktor penyebab untuk
OSD. Jadi, pelatih membuat penyesuaian dengan
STUDI KASUS taktik dan rencana untuk tembakan yang dimainkan
selama bermain dapat membantu dalam menghindari
cedera berulang, seperti berjalan adalah bagian
Seorang anak berusia 15 tahun datang ke departemen integral dari tenis. Selanjutnya, tali infrapatellar
Fisioterapi mengeluh sakit lutut kiri sejak 3 hari yang dilanjutkan dengan pemanasan yang tepat dan
semakin meningkat ketika melakukan kegiatan. Pasien penguatan otot-otot yang sesuai direkomendasikan
adalah seorang pemain tenis dan tidak ada riwayat untuk menghindari ketegangan berulang pada lutut
tentang terjadi trauma atau nyeri lutut. Tidak ada kiri.
gejala sistemik seperti demam, dan lain-lain. Pasien
memberikan asal usul nyeri lutut, pada awalnya ketika
ia mendarat dengan lutut kirinya memainkan forehand DISKUSI
drive sekitar 3 hari yang lalu; ia adalah seorang
pemain tangan kiri. Awalnya, ada nyeri sedikit dan Penyakit Osgood-Schlatter adalah kondisi yang terjadi
ditoleransi sehingga ia terus bermain tapi di kemudian karena tarikan-tekanan stres berulang dan ketegangan
setiap hari rasa sakit memburuk. Kemudian, saat pada tendon patella menyebabkan fragmentasi pada
berjalan juga sangat menyakitkan sehingga ia pergi ke pusat osifikasi disekitar tuberositas tibialis. Gejala
orthopedician, yang menyarankan Terapi Fisik dan klinis, pemeriksaan dan pemeriksaan radiografi adalah
memberi obat. Pasien diberikan diclofenac sejak dua salah satu fitur penting untuk mendiagnosis kondisi
hari, dengan tidak ada penurunan gejala nyeri. Ketika ini. Perawatan termasuk pendekatan multidisiplin
ia datang ke departemen, tanda pertama adalah kaki Orthopedician, Terapis Fisik, Trainers dan Pelatih.
lemas.. Selain itu, tidak ada ekstensi lutut sempurna Houghton, Cassas dan banyak penulis lainnya percaya
saat berjalan, lutut pasien terus berada disekitar 10° - bahwa yang paling penting dalam diagnosis OSD
20° dari fleksi. Saat palpasi, ada kehangatan di sekitar adalah untuk mengambil rincian pribadi dan riwayat
aspek anterior lutut di bawah tempurung lutut. Ada olahraga, riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan
nyeri tekan tingkat 3 (misalnya pasien mengeluh sakit klinis, dan kadang-kadang mengambil target
dan menarik kesimpulan sendiri) pada tendon patella pemeriksaan x-ray. Dengan menganalisis korelasi
dan tibia anterior atas dekat tuberositas tibialis. Ada antara temuan positif pada pemeriksaan klinis dari
berfluktuasi lokal yang lembut pada pembengkakan di pemeriksaan dan OSD, dapat disimpulkan bahwa
sekitar tendon patella dan tuberositas tibialis. pemeriksaan klinis adalah kunci dalam diagnosis
Pemeriksaan mengungkapkan tidak ada penurunan penyakit ini, dan hal ini sangat penting dalam
Range of Motion (ROM) dan kekuatan tetapi terdapat mengenali tingakat keparahan.7
gerakan yang menyakitkan. Radiografi bagian lateral
terlihat lutut menunjukkan avulsion ringan pada Pengobatan penyakit Osgood-Schlatter merupakan
tuberositas tibialis. gejala yang meliputi pemberian NSAID dan Terapi
Fisik. Pendekatan pengobatan juga harus bertujuan
Pengobatan dibagi menjadi periode Akut, Pemulihan reintroduksi pemain kedalam arena olahraga. Dan
dan Pemeliharaan. Pada periode akut (3 minggu), dengan bantuan anggota lain dari rehabilitasi, teknik
pengobatan terdiri dari protokol PRICE. 15, 17 Pasien dan penyebab pasti dari penyakit ini harus diakui.
diminta untuk menghindari aktivitas olahraga dan Anak-anak dan remaja mungkin sangat berisiko untuk
aktivitas yang aktif, istirahat, diberi es selama sekitar berhubungan dengan olahraga yang berlebihan dan
20 menit, imobilisasi selama sekitar 3 minggu dan cedera sebagai akibat dari teknik yang tidak tepat,
Elevasi pada bagian tersebut dilakukan. Dalam peralatan pelindung yang kurang baik dan tepat,
periode pemulihan (2 minggu), penguatan quadriceps kesalahan pelatihan, dan kelemahan otot dan
(paha depan) dan hamstring (paha belakang) didirikan ketidakseimbangan.7 Anggota tim lain seperti trainer,
dengan latihan lain dari panggul dan pergelangan kaki pelatih, dan lain-lain dapat membantu dalam
dengan strap (tali pengikat) infrapatellar.15 Strapping menghindari terulangnya cedera ini lebih lanjut. Atlet
(tali pengikat) mengurangi kekuatan yang diteruskan dengan OSD harus mengurangi durasi latihan,
melalui tendon untuk tuberositas tibialis. Ini 'off- frekuensi, dan intensitas untuk jangka waktu yang
loading' (tidak ada beban) mengurangi ketegangan terbatas, cukup untuk menyelesaikan atau mentolerir
pada tendon yang membantu untuk meringankan rasa sakit. Apabila nyeri menjadi toleransi itu harus

Int J Physiother 2014; 1(5) Page | 267


Int J Physiother. Vol 1(5), 265-268, December (2014) ISSN: 2348 - 8336

dipertimbangkan kenaikan bertahap dalam tingkat 8. Kujala UM, Kvist M, Heinonen O. Osgood-
latihan, tergantung gejala, menyesuaikan tingkat, dan Schlatter’s disease in adolescent athletes.
mengulangi proses ini jika diperlukan. Sementara Retrospective study of incidence and duration.
pengobatan awal pada protokol PRICE menjadi hal American Journal of Sports Medicine. 1985;
yang baik. 13(4):236–41.
9. Katz JF. Nonarticular osteochondroses. Clinical
Hal ini sangat penting untuk edukasi para atlet muda Orthopedic Related Research. 1981;158:70-6.
mengenai otot-otot penting untuk olahraga tertentu, 10. Ducher G, Cook J, Lammers G. The ultrasound
teknik yang benar dan postur tubuh yang seimbang appearance of the patellar tendon attachment to
dari awal, untuk menghindari kondisi seperti itu. the tibia in young athletes is conditional on
gender and pubertal stage. Journal of Science
KESIMPULAN Medicine and Sport. 2010;13(1):20–23.
11. Hanada .M, Koyama .H, takahashi .M,
Matsuyama .Y. Relationship between the clinical
Presentasi klinis, Riwayat, Pemeriksaan dan
findings and radiographic severity in Osgood–
Radiografi adalah salah satu alat penting untuk
Schlatter disease. Journal of Sports Medicine.
diagnosis penyakit ini. Pengobatan awal dengan
2012; 3: 17-20.
protokol PRICE efektif menindaklanjuti dengan
12. Kaya DO, Toprak U, Baltaci G, Yosmaoglu B,
rehabilitasi atlet kembali ke olahraga dengan bantuan
Ozer H. Long-term functional and sonographic
anggota lain.
outcomes in Osgood Schlatter Disease. Knee
Surgery Sports Traumatology and
REFERENSI Arthroscopy.2013; 21(5):1131-9.
13. Wall EJ. Osgood-Schlatter Disease: Practical
1. Maher PJ, Ilgen JS. Osgood Schlatter Disease. treatment for a self-limiting condition. Physical
BMJ Case Report. 2013. Sports medicine. 1998; 26(3):29-34.
2. Sailly M, Whiteley R, Johnson A. Doppler 14. Lau LL, Mahadev A, Hui JH. Common Lower
ultrasound and tibial tuberosity maturation status Limb Sports-related Overuse Injuries in Young
predicts pain in adolescent male athletes with Athletes. Annals Academy of Medicine. 2008;
Osgood-Schlatter’s disease: a case series with 37(4):315-319.
comparison group and clinical interpretation. 15. Bloom OJ, Mackler L, Barbee J. Clinical
British Journal of Sports Medicine. 2013; inquiries. What is the best treatment for Osgood-
47(2):93-97. Schlatter disease? Journal of Family Practice.
3. Caine D, DiFiori J, Maffulli N. Physical injuries 2004; 53(2):153-156.
in children’s and youth sports: reasons for 16. Weiler R, Ingram M, Wolman R. 10-Minute
concern? British Journal of Sports Medicine. consultation. Osgood-Schlatter disease. BMJ.
2006; 40(9):749–60. 2011;343.
4. De Lucena GL, Dos Santos Gomes C, Guerra 17. Cassas KJ, Cassettari-Wayhs A. Childhood and
RO. Prevalence and associated factors of Adolescent Sports-Related Overuse Injuries.
Osgood-Schlatter syndrome in a population- American Family Physician. 2006; 73(6):1014-
based sample of Brazilian adolescents. American 1022.
Journal of Sports Medicine. 2011; 39(2):415–20.
5. Gholve PA, Scher DM, Khakharia S, et al.
Osgood Schlatter syndrome. Current Opinion
Pediatrics. 2007; 19(1):44–50.
6. Stanitski CL. Anterior Knee Pain Syndromes in
adolescents. The Journal of Bone and Joint
Surgery. 1993; 75(9):1407-1416.
7. Halilbasic .H, Avdic .D, Kreso .A, Begovic .B,
Jaganjac .A, Maric .M. Importance of clinical
examination in diagnostics of Osgood-Schlatter
Disease in boys playing soccer or basketball.
Journal of Health Sciences. 2012; 2(1): 21-28.

Kutipan
Hritvansingh Parmar. (2014). OSGOOD SCHLATTER DISEASE: A RARE CONDITION IN YOUNG ATHLETES – A
CASE STUDY. International Journal of Physiotherapy, 1(5), 265-268.

Int J Physiother 2014; 1(5) Page | 268

Anda mungkin juga menyukai