tp
s:
//s
um
se
l.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//s
um
se
l.b
ps
.g
o.id
Ketimpangan Pembangunan Antar Kabupaten/Kota
di Provinsi Sumatera Selatan, 2020
ISBN: 978-602-6925-70-1
Nomor Publikasi: 16000.2154
Katalog: 3102049.16
.id
Naskah:
o
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan
.g
ps
Penyunting:
l.b
Gambar Kulit:
//s
Diterbitkan oleh:
© Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan
Dicetak oleh:
© CV.ItemPuteh Creation
Pengarah :
Dr. Zulkipli
Penanggung Jawab :
Tri Ratna Dewi, S.Si, MM
o.id
Editor :
.g
ps
Eko Tris Darmanto, M.Si
l.b
se
Analisis :
um
Kompilasi Data :
Rizki Handayani, S.ST, M.Si
Arie Almiyati, SE
Layout :
o .id
Harapan kami publikasi ini bisa bermanfaat untuk banyak pihak. Saran
.g
dan kritik untuk perbaikan publikasi ini di masa mendatang sangat diharapkan.
ps
l.b
se
Kepala,
s:
tp
ht
Zulkipli
Halaman
o .id
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 13
2.1 .g
Landasan Teori ............................................................................. 15
ps
2.1.1 Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
l.b
Daerah................................................................................ 15
se
2.1.2 Struktur
......... Ekonomi dan Pergeseran 16
um
Sektoral........................
2.1.3 Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi
Struktur Ekonomi dan Pergeseran Sektoral....................
Daerah................................................................................ 17
//s
2.2 ..........
Kerangka…………............................................................................ 18
s:
.
tp
DAFTAR PUSTAKA
…………………….............................................................................................
...............................................................................
o .id
.g
ps
l.b
se
um
//s
s:
tp
ht
.id
Klassen Typology ………....……………………......................... 28
o
.g
ps
Tabel 4.1 Nilai PDRB ADHB, Jumlah Penduduk dan Nilai PDRB per
l.b
2016-2020………........................................................................... 36
s:
tp
ht
DAFTAR GAMBAR
o .id
.g
Kerangka Pikir ……..…………………………………...…
ps
Gambar 1 19
l.b
se
id
nasional yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut
o.
.g
Arsyad (2002) bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu proses dimana
ps
l.b
ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
m
su
dalam upaya memanfaatkan serta mengelola sumber daya yang dimiliki, sehingga
pembangunan yang dicapai antar negara atau antar daerah terjadi ketimpangan.
id
otonomi, pemerintah daerah dan masyarakat setempat harus mengambil inisiatif
o.
.g
pembangunan daerah dengan mengunakan sumber daya yang ada untuk
ps
membangun ekonomi yang disesuaikan dengan kondisi daerah seperti kondisi
l.b
se
geografis, sosial, serta budaya sehingga corak pembangunan antar daerah akan
m
berbeda satu sama lain karena penyebarannya yang tidak merata akibat perbedaan
struktur geografis satu wilayah dengan yang lainnya. Apabila wilayah tersebut
Adanya pertumbuhan di wilayah yang kuat mampu menyerap potensi tenaga kerja
di wilayah yang lemah atau mungkin wilayah yang lemah menghasilkan produk
yang sifatnya komplementer dengan wilayah region yang kuat. Pertumbuhan yang
ketimpangan ekonomi antar penduduk daerah yang berada di daerah yang lebih
pembangunan antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan
alamiah yang terjadi di hampir semua wilayah di dunia, termasuk di negara maju.
id
wilayah utara dan wilayah selatan. Cina yang mempunyai pertumbuhan ekonomi
o.
.g
spektakuler praktis bergantung pada pertumbuhan wilayah pantai timurnya. Di
ps
Amerika Serikat, orang pasti bisa merasakan adanya ketimpangan besar antara
l.b
se
wilayah pantai barat dan timur, dengan wilayah selatan. Yang lebih ekstrim lagi,
m
sumber daya alam, letak geografis, kualitas sumber daya manusia, ikatan etnis
atau politik, dan perbedaan kondisi geografi yang terdapat pada masing–masing
berbeda. Keberagaman ini dapat menjadi sebuah keunggulan dalam satu sisi,
nasional. Dengan demikian, bukan hal yang asing apabila pada setiap daerah
biasanya terdapat wilayah maju dan wilayah terbelakang. Oleh karena itu, maka
id
Penyebab terjadinya ketimpangan yang terjadi antar wilayah di Indonesia
o.
.g
diantaranya dapat diakibatkan oleh perbedaan ketersediaan beberapa fasilitas
ps
umum dan infrastruktur serta perbedaan di sisi kemampuan keuangan antar
l.b
se
daerah. Fasilitas umum dan infrastruktur merupakan suatu input dalam proses
m
Fasilitas umum dan infrastruktur yang layak dan tepat dapat membantu
s:
tp
proses produksi dan mobilitas manusia, barang, dan jasa. Sementara itu
ketimpangan dari sisi kemampuan keuangan antar daerah dapat dilihat dari aspek
jumlah pendapatan daerah, dan kualitas belanja daerah. Kedua aspek di atas
terjadinya ketimpangan antar daerah tersebut adalah potensi ekonomi yang tidak
sama. Ada beberapa wilayah yang memiliki berbagai sumber daya alam
Karena itu, aspek ketimpangan pembangunan antar wilayah ini juga mempunyai
id
kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Ogan Komering Ilir (OKI), Muara Enim,
o.
.g
Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ulu Selatan
ps
(OKU Selatan), Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur), Ogan Ilir, Empat
l.b
se
Lawang, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dan Musi Rawas Utara (Muratara).
m
Kepadatan
Penduduk
Luas Area Penduduk
Kabupaten/Kota (jiwa)
(km2) per Kapita
(per km2)
(1) (2) (3) (4)
id
o.
04. Lahat 413 206 5 312 77,79
Sumber: Hasil SP2010 (Pertengahan Tahun) dan Provinsi Sumatera Selatan Dalam Angka 2021
Tabel 1.2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Sumatera Selatan (persen), 2020
Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten/Kota
(persen)
(1) (2)
1. Ogan Komering Ulu -0,01
id
2. Ogan Komering Ilir 0,24
o.
3. Muara Enim
.g 0,03
ps
4. Lahat 0,36
l.b
7. Banyuasin 0,13
//
s:
Kabupaten Ogan Komering Ulu (-0,01 persen), Kabupaten Musi Banyuasin (-0,04
persen), Kota Lubuk Linggau (-0,13 persen), Kota Prabumulih (-0,18 persen), dan
mampu tumbuh positif di tahun ini dan mencapai pertumbuhan ekonomi paling
tinggi diantaranya adalah Kabupaten OKU Timur (0,41 persen), OKU Selatan
id
(0,37 persen) dan Lahat (0,36 persen).
o.
.g
Setiap daerah memiliki nilai tambah dari masing-masing sektor ekonomi,
ps
terlihat dari PDRB Lapangan Usaha yang bertujuan menggambarkan kondisi
l.b
se
struktur ekonomi daerah tersebut dari waktu ke waktu. Porsi nilai tambah dari
m
salah satu indikator potensi ekonomi selain struktur ekonomi dan pertumbuhan
Sumatera Selatan pada tahun 2020 kita dapat melihat potensi ekonomi dalam
kurun waktu tersebut. Pada tahun 2020, nilai PDRB Provinsi Sumatera Selatan
tercatat sebesar 458,43 triliun rupiah, dimana terdapat tiga lapangan usaha yang
persen). Tentunya besaran nilai PDRB tersebut diharapkan dapat digunakan untuk
id
o.
.g
ps
l.b
se
m
//su
s:
tp
ht
Pustaka
m
//su
s:
tp
ht
id
o.
Pembangunan ekonomi didefinisikan berupa suatu proses perubahan yang
.g
ps
dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui upaya-upaya
l.b
lainnya. Akan tetapi, saat ini pertumbuhan merupakan sisi dampak dari adanya
su
suatu pembangunan.
//
s:
ekonomi terjadi, serta terdapat kesamaan sifat antara lain dari sisi pendapatan per
Kapita, sosial budaya, geografis, dan lain-lain sehingga disebut sebagai daerah
ekonomi ruang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Ada
mungkin agar prioritas pembangunan daerah sesuai dengan potensi yang ada.
Oleh karena itu, potensi pembangunan setiap daerah berbeda satu sama lainnya.
Apabila prioritas pembangunan daerah tersebut tidak sesuai dengan potensi yang
dimiliki, maka pemanfaatan sumber daya yang ada di daerah tersebut dikatakan
id
belum maksimal. Kesalahan dalam prioritas pembangunan berefek pada
o.
.g
lambatnya proses pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Hal tersebut berkaitan
ps
dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh di suatu daerah menjadi indikator ada
l.b
se
dibagi menjadi struktur agraris, industri, atau sektor yang menjadi unggulan pada
desentralistik.
aktivitas pertanian ke non pertanian, dan sektor industri bergeser ke sektor jasa.
id
2.1.3 Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi Daerah
o.
.g
Salah satu analisis penting dalam kondisi perekonomian suatu daerah
ps
l.b
potensi relative perekonomian suatu daerah baik secara agregat ataupun sektoral
//
s:
digunakan untuk melihat pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah, serta
I. Daerah maju dan tumbuh cepat (rapid growth region) apabila kabupaten/kota
memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan per kapita lebih
provinsi;
II. Daerah maju tapi tertekan (retarded region) apabila laju pertumbuhan
III. Daerah berkembang cepat (growing region) yaitu daerah yang berkembang
pendapatan per kapita kabupaten/kota lebih rendah dari pendapatan per kapita
provinsi;
id
memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih
o.
.g
rendah dari tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita
ps
provinsi.
l.b
se
m
sosial, dan budaya yang beraneka ragam memicu adanya perbedaan pola dalam
mampu tumbuh dengan cepat sedangkan wilayah lainnya tumbuh lebih lambat.
desentralisasi yang telah lama diterapkan merupakan salah satu upaya yang
Perencanaan yang dibuat harus sesuai dengan karakteristik dan potensi yang
dimiliki setiap daerah. Potensi yang ada diharapkan dapat berkontribusi besar
pertimbangan tersebut, publikasi ini memiliki tujuan yaitu untuk mengukur nilai
id
ketimpangan ekonomi/pembangunan antar kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
o.
.g
Selatan pada periode tahun 2019-2020 menggunakan Indeks Williamson, Indeks
ps
Entrophi Theils dan analisis Klassen Typology, kemudian diplot ke dalam sebuah
l.b
se
tabel agar mendapatkan gambaran kondisi ketimpangan yag terjadi pada periode
m
tersebut.
//su
s:
Gambar 1
tp
Kerangka Pikir
ht
Analisis
m
//su
s:
tp
ht
id
1. Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)
o.
2. Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)
.g
ps
l.b
4. Kabupaten Lahat
m
su
7. Kabupaten Banyuasin
ht
Sementara periode waktu untuk publikasi ini adalah di 2 periode titik waktu yaitu
id
sekunder yang meliputi:
o.
1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi
.g
ps
Sumatera Selatan tahun 2019 dan 2020.
l.b
dan 2020.
s:
tp
4. Kontribusi dan PDRB per kapita Provinsi Sumatera Selatan tahun 2019
ht
dan 2020.
analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif ini akan menggunakan tiga alat yaitu
analisis Indeks Williamson, Indeks Entropi Theil dan analisis Tipologi Klassen.
beberapa kelemahan, yaitu antara lain sensitif terhadap definisi wilayah yang
id
Indeks Williamson adalah suatu koefisien varian yang mengukur perbedaan
o.
.g
tingkat pendapatan per kapita suatu daerah relatif terhadap pendapatan daerah
ps
referensi. Dikarenakan data pendapatan per kapita belum tersedia, maka dalam
l.b
se
n
fi
(Yi − Y )
i =n
2
n
IW = Vw = 0 < IW < 1
Y
Dimana:
sangat timpang atau tidak merata dan jika IW mendekati nol berarti ketimpangan
kesenjangan ada pada kesenjangan level rendah, sedang, atau tinggi. Berikut ini
adalah kriterianya:
id
o.
c. Kesenjangan level tinggi, jika IW > 0,5
.g
ps
l.b
antar wilayah adalah Indeks Entropi Theil sebagaimana digunakan oleh Akita dan
s:
tp
diperlukan untuk mengukur indeks ini adalah sama dengan yang diperlukan untuk
menghitung Williamson Index yaitu PDRB per kapita dan jumlah penduduk untuk
setiap wilayah.
menghitung ketimpangan dalam daerah (intra regional) dan antar daerah (inter
regional) secara sekaligus, sehingga cakupan analisis menjadi lebih luas. Kedua,
penting.
ketimpangan atau disparitas yang terjadi semakin besar pula. Sebaliknya apabila
suatu wilayah kabupaten/kota memiliki Indeks Entropi Theil yang semakin kecil,
maka ketimpangan akan semakin rendah pula atau dengan kata lain semakin
merata.
id
Adapun beberapa faktor yang mungkin berpengaruh terhadap besarnya
o.
.g
nilai Indeks Entropi Theil antara lain karena sumber daya alam, kondisi
ps
kependudukan, serta pengaruh mobilitas barang dan jasa.
l.b
se
Iinter = Σ Yi/Y. Ti
ht
Keterangan:
Typology. Dengan melihat pola dan struktur pertumbuhan ekonomi akan terlihat
id
Sjafrizal (1997) menyatakan bahwa analisis Tipologi Klassen digunakan
o.
.g
untuk membedakan suatu daerah menjadi empat klasifikasi. Keempat klasifikasi
ps
l.b
pendapatan per kapita suatu wilayah. Secara rinci pengklasifikasian suatu wilayah
m
su
Tabel 3.1
ht
Laju yi › y yi ‹ y
Pertumbuhan
Ekonomi (r)
id
o.
.g
ps
l.b
se
m
//su
s:
tp
ht
Pembahasan
m
//su
s:
tp
ht
Selatan Tahun 2020 dihitung dengan menggunakan beberapa metode yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi. Seluruh Metode yang digunakan dalam
Selatan. Berikut dapat dilihat nilai PDRB atas dasar harga berlaku (adhb), jumlah
id
o.
Selatan Pada tabel 4.1.
.g
ps
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.1 terlihat bahwa total
l.b
nilai PDRB adhb seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun
se
m
2020 sebesar Rp. 462,58 triliun rupiah. Jika nilai PDRB adhb tersebut dibagi
su
dengan jumlah penduduk yang sejumlah 8.567.923 jiwa, maka didapatkanlah nilai
//
s:
tp
PDRB per Kapita sebagai indikator kemakmuran penduduk sebesar Rp. 53,99 juta
ht
per orang per tahun atau sebesar Rp. 4,50 juta per orang per bulan. Jika ditelaah
per kabupaten/kota, maka Kabupaten Musi Banyuasin memiliki nilai PDRB per
kapita tertinggi di wilayah Sumatera Selatan, yaitu sebesar Rp. 101,49 juta.
Lawang, yaitu hanya sebesar Rp. 20,09 juta. Adanya perbedaan PDRB per kapita
id
4 Lahat 17 364 771 413 206 42,02
o.
5 Musi Rawas 19 303 451 408 282 47,28
.g
ps
6 Musi Banyuasin 66 515 385 655 401 101,49
l.b
Provinsi Sumatera Selatan Untuk memberikan gambaran yang lebih baik tentang
Selatan, akan dibahas pemerataan PDRB per kapita antar kabupaten/kota yang
id
ketimpangan yang semakin kecil pula atau dengan kata lain makin merata, dan
o.
.g
bila semakin jauh dari nol menunjukkan ketimpangan yang semakin melebar
ps
l.b
Tabel 4.2 menunjukkan angka indeks ketimpangan PDRB per kapita antar
se
periode Tahun 2016-2020 Pada tahun 2016 nilai Indeks Williamson Sumatera
//
s:
selanjutnya hingga tahun 2019 tercatat sebesar 0,736 Namun di tahun 2020
pendapatan di Provinsi Sumatera Selatan berada pada level yang tinggi, namun
lebih rendah sedikit dibandingkan wilayah Indonesia yang secara rata-rata masih
berada pada nilai 0,744 Untuk wilayah Indonesia, pola ketimpangannya serupa
Indeks Williamsom
No Tahun
Sumatera Selatan Indonesia
id
o.
3 2018 0,730 0,744
.g
ps
4 2019 0,736 0,752
l.b
se
dalam wilayah tersebut Hal ini menunjukkan bahwa wilayah yang kaya semakin
kaya, dan wilayah yang miskin semakin miskin Tingginya nilai Indeks
bahwa lebih tingginya nilai indeks ketimpangan PDRB per kapita antar-provinsi
tanpa menjelaskan seberapa besar PDRB per kapita yang didistribusikan tersebut
id
dengan PDRB per kapita rata-rata daerah lain
o.
.g
Untuk mengetahui besarnya tingkat ketimpangan suatu daerah selain
ps
memakai Indeks Williamson juga dapat memakai Indeks Entropi Theil Indeks
l.b
se
Entropi Theil pada dasarnya merupakan aplikasi konsep teori informasi dalam
m
hampir semua daerah Ada banyak ukuran untuk melihat ketimpangan wilayah,
• Pertama, indeks ini dapat menghitung ketimpangan dalam daerah (intra) dan
antar daerah (inter) secara sekaligus, sehingga cakupan analisis menjadi lebih
luas
Dari hasil perhitungan indeks ini, dapat kita lihat bahwa ketimpangan
Provinsi Sumatera Selatan, jika dilihat pada tahun 2019 hingga 2020 tidak
mengalami perubahan yang signifikan Pada tahun 2019 Indeks Entropi Theil
id
o.
Intra Wilayah di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,9713, kemudian sedikit
2019-2020 terjadi penurunan Indeks Theil Intra Wilayah sebesar 0,0003 poin
se
Hasil lengkap penghitungan Indeks Entropi Theil intra wilayah dapat dilihat pada
m
su
tabel 4.3.
//
s:
2020 Indeks Entropi Theil Intra Wilayah di Kabupaten Musi Banyuasin memiliki
nilai yang paling tinggi, yaitu sebesar 2,614 Angka indeks entropi theil Intra
Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin ini sedikit menurun dibandingkan tahun lalu
yang ternyatat sebesar 2,636 Ini artinya telah terjadi penurunan pada
posisi kedua dan ketiga pada tahun 2020 ditempati oleh Kabupaten Muara Enim
(2,224) dan Kota Palembang (1,617) Sebaliknya pemerataan yang cukup baik
terjadi di Kabupaten OKU Timur, dimana nilai Indeks Entropi Theilnya di tahun
id
o.
4 Lahat 0,937 0,940
.g
ps
5 Musi Rawas 1,104 1,107
l.b
Apabila kita melihat Indeks Entropi Theil Inter Wilayah, maka hasilnya
tidak jauh berbeda dengan hasil yang kita peroleh pada Indeks Entropi Theil
Intra Wilayah, yaitu ketimpangan di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2019
ke tahun 2020 menurun sebesar 0,0063 poin, dari 1,065 di tahun 2019 menjadi
Tabel 4.4
Indeks Entropi Theil Inter Wilayah
Kabupaten/Kota se-Provinsi Sumatera Selatan, 2019-2020
id
o.
Indeks Entropi Theil
Kabupaten/Kota .g Inter Wilayah
ps
2019 2020
l.b
Entropi Theil Inter Wilayahnya di tahun 2020 sebesar 4,913 Posisi kedua dan
ketiga berturut-turut ditempati oleh Kabupaten Muara Enim (3,685) dan Kota
Kabupaten OKU Timur dengan nilai Indeks Entropi Theil Inter Wilayahnya
id
sebesar 0,122
o.
.g
ps
4.2.3 Indeks Entropi Theil Total Wilayah
l.b
se
Indeks ini merupakan penjumlahan dari Indeks Theil Intra dan Inter
m
su
Musi Banyuasin (7,527), Kabupaten Muara Enim (5,910) dan Kota Palembang
tahun 2020 adalah Kabupaten OKU Timur (0,416), Kabupaten Empat Lawang
id
o.
5 Musi Rawas 2,070 2,077
6 Musi Banyuasin
.g
7,620 7,527
ps
7 Banyuasin 0,795 0,806
l.b
Indeks Williamson, maka kita akan melihat bahwa kedua metode perhitungan
indeks ketimpangan tersebut menunjukkan tren yang sama baik pada tahun 2019
2020 dan tingkat ketimpangan di wilayah ini masih berada pada level yang tinggi
Indeks Entropi Theil antara lain karena sumber daya alam, kondisi kependudukan,
Gambar 2
Perbandingan Indeks Entropi Theil dan Indeks Williamson
Total Wilayah di Provinsi Sumatera Selatan, 2019-2020
id
o.
.g
ps
l.b
se
m
//su
s:
tp
ht
Pendapatan /
Kapita (y)
Laju yi › y yi ‹ y
Pertumbuhan
Ekonomi (r)
id
• Muara Enim • PALI
o.
• Lubuk Linggau
• OKU
.g
ps
l.b
tertekan tertinggal
m
• OKI
//
• Lahat
s:
ri ‹ r • Banyuasin
tp
• OKU Selatan
ht
• OKU Timur
• Empat Lawang
• Muratara
• Pagar Alam
Tabel 4.7
Klassen Tipologi Tiap Kabupaten/Kota
di Provinsi Sumatera Selatan, 2020
Pendapatan /
Kapita (y)
id
o.
yi › y yi ‹ y
.g
Laju
ps
Pertumbuhan
Ekonomi (r)
l.b
se
cepat cepat
su
• OKI
tp
• Musi Rawas
• Banyuasin
ht
ri › r • OKU Selatan
• OKU Timur
• Ogan Ilir
• Empat Lawang
• PALI
• Muratara
• Pagar Alam
id
penurunan kuadran dari tiga ke empat terjadi di dua wilayah, yaitu Kota Lubuk
o.
.g
Linggau dan Kabupaten OKU Sementara Kota Prabumulih kondisinya masih
ps
sama dengan tahun sebelumnya, yaitu tetap sebagai daerah yang relatif tertinggal
l.b
dan Saran
m
//su
s:
tp
ht
BAB V
Ketimpangan Pembangunan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan, 2000 47
id
o.
.g
ps
l.b
se
m
//su
s:
tp
ht
5.1 Kesimpulan
Sumatera Selatan masih tergolong pada level yang tinggi Pada periode
id
pengamatan 2016-2019 dengan menggunakan metode Indeks Williamson
o.
.g
terjadi kecenderungan peningkatan ketimpangan antar kabupaten/kota di
ps
l.b
aktivitas ekonomi yang hanya terpusat pada wilayah tertentu saja Meskipun
besarnya PDRB perkapita menjadi empat kelompok yaitu daerah maju dan
tumbuh cepat, daerah yang maju tapi tertekan, daerah yang berkembang cepat
Banyuasin
id
Selatan, OKU Timur, Empat Lawang dan Muratara
o.
.g
Sementara di tahun 2020 terjadi pergeseran kuadran dimana
ps
Kabupaten Muara Enim masih bertahan pada kuadran pertama sebagai
l.b
menjadi signifikan karena adanya keragaman potensi sumber daya alam, letak
geografis, kualitas sumber daya manusia, ikatan etnis atau politik, dan
alam yang ada serta pemanfaatan tenaga kerja lokal agar hasil yang
didapatkan bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar wilayah sumber daya alam
tersebut
2. Perlu peningkatan infrastrukturnya agar bisa lebih mudah terjadi sinergi antar
melalui berbagai media sosial sesuai dengan tren perilaku masyarakat terkini
id
(masyarakat millenial) untuk menarik investor yang dituangkan dalam
o.
.g
visi/slogan daerah, agar dapat menjadi pusat ekonomi alternatif di setiap
ps
kabupaten/kota yang ada di wilayah Provnsi Sumatera Selatan
l.b
se
4. Perlu dipetakan potensi/unggulan setiap wilayah dan lebih fokus memilih satu
m
atau dua komoditas yang perlu dibina dan ditingkatkan produksi serta
//su
pemasarannya mulai dari hulu ke hilir agar mendapat nilai tambah untuk
s:
tp