Anda di halaman 1dari 39
Asam 1S SRIWIJAYA, as RS SRIWIJAYA PALEMBANG PENYIMPANAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA, JBeokpo-ove hss val [2001 No Dokumen ‘No Halaman 13 STANDAR PROSEDUR. OPERASIONAL Tanggal terbit 25 Agustus 202) PENGERTIAN v Prosedur penyimpanan narkotika dan psikotropika di Instalast farmasi adalah penyusunan obat narkotika dan psikotropika secara teratur dilemari khusus narkotika dan_psikotropika, terkunci dan sesuai persyaratan Obat narkotika adalah obat-obat yang tergolong dalam daftar obat narkotika sesuai dengan undang-undang obat narkotika di Republik Indonesia (undang-undang RI nomor: 35 tahun 2009 tentang Narkotika) Obat Psikotropika adalah obat-obat yang tergolong dalam daftar obat psikotropika sesuai dengan undang-undang obat, psikotropika di Republik Indonesia (undang-undang RI nomor 5 tahun 1999 tentang psikotropika) Ruang lingkup prosedur ini dimulai dari penerimaan obat psikotropika dan narkotika, dicatat jumlah penerimaan obat dalam kartu stok, disimpan dalam lemari khusus hingga obat dicatat penggunaannya dalam kartu stok penyimpanannya obat TUJUAN 2 ER 7 Tersedianya prosedur penyimpanan obat narkotika dan psikotropika di RSU SRIWJAYA Terjaminnya keamanan obat narkotika dan psikotropika dari penyalahgunaan maupun pencurian Tercapainya jaminan kualitas selama penyimpanan obat di instalasi farmasi KEBIJAKAN /SK direktur RSU Sriwijaya tentang Pedoman Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Umum Sriwijaya Palembang PROSEDUR KERJA tt Pencatatan obat narkotika dan psikotropika yang sudah diterima dari petugas farmasi, dicatat pada kartu stok sesuai jenis, nomor batch, jumlah, expire date, dan nama distributor obat. Psikotropika di Apotek i uf, i TH Jos. ib saligersonied a gmer3t cata saiqanoath ae do dot wney ay inh netetests% ologsrsT ls PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. SRIWIJAYA PALEMBANG Arwansacn——h SRIWIJAYA ey RUMAH SAKIT SRIWIJAYA PALEMBANG TAHUN 2019 B_ (0711) 419 680 RUMAH SAKIT. 11 SRI WIJA YA, & 7420432 rsivieyapaembangi@macom KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan kepada penyusun, schingga Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Sriwijaya Tahun 2019 ini dapat selesai disusun. Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi ini disusun sebagai acuan dan standar dalam memberikan_pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Sriwijaya. Dengan adanya pedoman pelayanan instalasi farmasi ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan Instalasi farmasi schingga tercapai kinerja yang efektif dan efisien. Dalam Pedoman Instalasi Farmasi Rumah Sakit Sriwijaya ini diuraikan tentang pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinis. Tidak lupa_penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Sriwijaya Tahun 2019. Akhir kata, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan selama proses pembuatan Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Sriwijaya Tahun 2019, Pedoman ini tentu saja jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam atas kritik dan saran yang membangun, Semoga Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Direktur RS Sriwijaya dr, Hj, Eva Minerva, M.Kes ane a mE (0711) 419 680 RUMAHSAKIT 11 SRIWIJAYA & (0711) 420 432 ea ‘sortijayapalermang gma com DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. BAB | PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan. 1.3 Ruang Lingkup.. 1.4 Landasan Hukum..... BAB II STANDAR KETENAGAAN 2.1 PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN (ALKES) DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP)... 2.2 PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI KHUSUS... 2.2 FARMASI KLINIS . BAB III KESELAMATAN PASIEN BAB IV KESELAMATAN KERJA. BAB IV PENGENDALIAN MUTU. BAB IV PENUTUP.. @B (0711) 419 680 SRIWIAYA, & (0711) 420 432 Sha GB mtr sirncaacrserma (a ara ea i BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan keschatan yang bermutu, Hal tersebut diperjelas dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru (patient oriented) dengan filosofi Pharmaceutical Care (pelayanan kefarmasian). Praktek pelayanan__kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan keschatan. Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah bagian yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan perbekalan farmasi, sedangkan Tim Farmasi dan Terapi adalah bagian yang bertanggung jawab dalam penetapan formularium. Agar pengelolaan perbekalan farmasi dan penyusunan formularium di rumah sakit dapat sesuai dengan aturan yang berlaku, maka diperlukan adanya tenaga yang profesional di bidang tersebut. Untuk menyiapkan tenaga profesional tersebut diperlukan berbagai masukan diantaranya adalah tersedianya pedoman yang dapat digunakan dalam pengelolaan perbekalan farmasi di instalasi farmasi rumah sakit. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari pedoman pelayanan kefarmasian adalah sebagai berikut: F_ (0711) 419 680 RUMAHSAKIT 11 SRIWTAYA, & wrens 1, Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia. 2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan _prosedur kefarmasian dan etik profesi. 3. Melaksanakan KITE (Komuni Informasi dan Edukasi) mengenai obat. 4, Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku, 5. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan. 6. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan. 1.3 Ruang Lingkup Pedoman ini sebagai pedoman pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang dilakukan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dalam melakukan_ pengelolaan perbekalan farmasi untuk melakukan pelayanan kepada pasien Rumah Sakit Sriwijaya. 14 Landasan Hukum Landasan hukum yang digunakan dalam pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di Rumah Sakit Sriwijaya antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit ‘Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Keschatan away Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, oEe_=_=, BF (0711) 419 680 RUMAH: SRIWIAYA, @ (0711) 420 432 wea, BE) rrnontenbangman . Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian Peraturan Menteri Keschatan Republik Indonesia No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. . Peraturan Menteri Keschatan Republik Indonesia No, 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika A — B® 0711) 419 680 RUMAHSAKIT 1 SRIWIJAYA, & 0710 420432 es ‘ssrivijayapalembang@gmai.con BAB IT PELAYANAN INSTALASI FARMASI 2.1 PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN (ALKES) DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan perbekalan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan Kefarmasian. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya. Rumah Sakit harus menyusun kebijakan terkait manajemen pengunaan Obat yang efektif. Kebijakan tersebut harus ditinjau ulang sekurang- kurangnya sckali setahun, Peninjauan ulang sangat membantu Rumah Sakit memahami kebutuhan dan prioritas dari perbaikan sistem mutu dan keselamatan penggunaan Obat yang berkelanjutan, Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi/perbekalan farmasi yang beredar di rumah sakit. Sediaan farmasi/ perbekalan terdiri dari obat, bahan obat, alat keschatan, reagensia, radiofarmasi, dan gas medis. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang utuh dan berorientasi_ kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi Klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Pelaayanan EE B® (0711) 419 680 RUMAH: SRIWIAYA, @ (0711) 420 432 Renee trtrememntematon farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu, Instalasi_farmasi pimpin oleh Apoteker, berijasah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Praktek Apoteker. Ke Ins Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan-peraturan farmasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan pengawasaan distribusi.. Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis, Pakai meliputi: 1. Pemil an Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Keschatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ini berdasarkan: a, Formularium Rumah Sakit b. Pola penyakit; c. Efektifitas dan keamanan; d. Mutu; . Harga; dan £ Ketersediaan di pasaran. Langkah-langkah yang dilakukan Rumah Sakit Sriwijaya dalam proses pemilihan yaitu sebagai berikut: 1) Instalasi farmasi rumah sakit berkoordinasi dengan Tim Farmasi dan Terapi (TFT) untuk menetapkan obat yang digunakan di RS dan menyusunnya dalam suatu formularium rumah sakit. 2) Masing-masing kelompok staf medis mengusulkan obat untuk masuk dalam formularium melalui formulir yang telah diedarkan oleh TFT melalui sekretaris TFT 3) Sekretaris TFT merekapitulasi dan mengelompokkan/ mentabulasi semua obat yang diusulkan. B® (0711) 419 680 RUMAH SAKIT 11 RIWI & (0711) 420 432 a wa peace 4) Ketua TFT mengadakan rapat untuk pembahasan usulan obat dan ketentuan- ketentuan berkaitan formularium, 2. Perencanaan Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil keg {an pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung jewabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi_ metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia, Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan: a. Anggaran yang tersedia; b. Penetapan prioritas; ¢. Sisa persediaan; . Data pemakaian periode yang lalu; dan e. Waktu tunggu pemesanan (lead time) £. Stok pengaman (safety stock/buffer stock) Langkah-langkah yang dilakukan Rumah Sakit Sriwijaya dalam proses perencanaan yaitu sebagai berikut: 1) Pereneanaan obat dan Alkes BHP berdasarkan formularium RS yang dicatat dalam Daftar Kebutuhan Obat dalam satu bulan, mempertimbangkan pola konsumsi, pola morbiditas dan perbekalan farmasi yang masih tersedia serta dana yang disetujui sesuai Anggaran Rumah Sakit, @ (0711) 419 680 RUMAHSAKIT. 11 SRIWI [A YA ®& 0711) 420 432 sae rertnieapalembanggmalcomn 2)Kepala Instalasi Farmasi (Ka.IFRS) berkoordinasi dengan Kepala Bagian Perencanaan dalam rangka membuat usulan anggaran dan perencanaan kebutuhan satu bulan 3) Perencanaan yang terkait dengan Instalasi/unit lain berkoordinasi dengan unit yang bersangkutan, sebagai berikut : — Reagensia dan bahan laboratorium Iainnya berkoordinasi dengan instalasi laboratorium — Bahan radiofarmasi berkoordinasi dengan instalasi radiologi. — Gas medik berkoordinasi dengan bagian IPSRS dalam hal distribusi. 3. Pengadaan Pengadaan merupal an yang dimaksudkan untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan proses pengadaan, dan pembayaran, Untuk memastikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang dipersyaratkan maka jika proses pengadaan dilaksanakan oleh bagian lain di luar Instalasi Farmasi harus melibatkan tenaga kefarmasian. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai antara lain: 1) Di ketempat penyimpanan dan distribusi sewaktu-waktu dan memiliki_ garansi itor resmi terdaftar dan berdasarkan kontrak termasuk hak akses meninjau keaslian obat. ere an eE—_—, HB (0711) 419 680 RUMAH SAKIT. 11 SRIWIJTAYA, & 711420432 fi 711) . 2) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus mempunyai Nomor Izin Edar, 3) Persyaratan distributor yang perlu diperhatikan yaitu: a) Akte pendirian perusahaan dan pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia b) Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP) ©) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) d) Izin Pedagang Besar Farmasi Penyalur Alat Kesehatan (PBF-PAK) ©). Perjanjian Kerjasama antara Distributor dan Principal serta Rumah Sakit f) Nama dan Surat Izin Kerja Apoteker untuk Apoteker Penanggung Jawab PBF g) Alamat dan denah kantor PBF h) Surat Garansi Jaminan Keaslian Produk yang didistribusikan (dari principal) 4) Masa kadaluarsa (expired date) minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan Alat Keschatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin, Farmasi reagensia, dan lain-lain), atau pada kondisi tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan, Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengadaan yaitu: lan farmasi sesuai 1) Petugas Gudang farmasi membuat usulan kebutuhan perbel penggunaan dan permintaan perbekalan farmasi dari bangsal, poli dan unit Jain dengan mempertimbangkan formularium yang ada dan dicatat dalam Buku Permintaan Perbekalan Farmasi 2) Usulan disusun menjadi prediksi kebutuhan bulanan, mingguan dan harian 3) Petugas Gudang farmasi menyampaikan usulan kebutuhan perbekalan farmasi kepada Ka. IFRS setiap untuk dikoreksi 4) Ka. IFRS mengajukan usulan kepada tim pengadaan. 5) Realisasi pelaksanaan pengadaan perbekalan farmasi yang dibutuhkan rumah sakit dilakukan oleh tim pengadaan dengan berkoordinasi dengan IFRS. Anda BH (0711) 419 680 RUMAH SAKIT. 1 Ben 6) Panittia pengadaan melakukan pengadaaan barang sesuai dengan rencana atau permintaan, 7) Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang ditunjuk setiap hari melalui PBF dengan membuat Surat Pesanan (SP) yang dil im melalui sales, fax, atau telepon ke supplier. 8) Jika ada hari besar/ libur n: jonal maka pada satu hari sebelumnya dilaksanakan “permintaan double” yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit. 9) Pengadaan obat-obat golongan narkotika di Rumah Sakit Sriwijaya dilakukan melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma wilayah Palembang oleh Apoteker. 10) Untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang kosong atau tidak tersedia, maka pengadaan dilakukan melalui apotek rekanan. 11) Untuk memenuhi kebutuhan obat-obat yang tidak ada dalam Formularium Rumah Sakit atau tidak tersedia saat dibutuhkan (kosong stok) dilakukan konfirmasi kepada dokter tentang adanya obat substitusi dan/atau melakukan pengadaan melalui apotek rekanan yang memiliki kontrak kerja sama untuk menjamin keaslian obat. 4, Penerimaan Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima, Semua dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik. Langkah-langkah yang dilakukan pada saat penerimaan yaitu: 1) Perbekalan farmasi yang diterima/datang —harus—berasal_— dari distributor/rekanan yang resmi. @® (0711) 419 680 RUMAH SRIWIAYA, @ (0711) 420 432 ee” 2) Petugas Farmasi bagian gudang memeriksa dan menerima perbekalan farmasi yang dikirim dari supplier / distributor sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan waktu penerimaan yang ditentukan. 3) Petugas Farmasi gudang melakukan pemeriksaan kesesuaian perbekalan farmasi_ yang diterima dengan dokumen meliputi jumlah, kondisi fisik, kemasan, kekuatan sediaan, nomor bach dan tanggal kadaluarsa 4) Memiliki Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk jenis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 5) Perbekalan Farmasi yang diterima segera ditempatkan sesuai dengan tempat persediaan yang telah ditetapkan. 6) Petugas Farmasi gudang mengentry ke SIMRS Sriwijaya p perbekalan farmasi yang diterima 5. Penyimpanan Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan_ penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Keschatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, Kelas terapi dan First Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan Sediaan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prins Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat. Penyimpanan dengan label khusus berdasarkan kategori obat yaitu: FH (0711) 419 680 SRIWIAYA, @ (0711) 420 432 i DEQ rsrivinyapaembange malcom a) LASA LASA (Look Alike Sound Alike) adalah isti lah yang dipakai untuk obat yang mempunyai nama, tampilan dan ucapan yang mirip. Penyimpanan obat Look Alike Sound Alike (LASA) diberi jarak antara satu dengan yang lainnya dengan system penulisan “/allman” dan diberi tanda atau label khusus.. Untuk mempermudah agar selalu. meningkatkan kehati-hatian tenaga kefarmasian dalam mengambil obat dengan double check. Stiker LASA berwarna kuning cerah bertuliskan “LASA”. Contoh obat yang diberi label LASA CeffRIAXON-CefOTAXIM, ATORvastatin- siMvastatin, b) High Alert High-alert- medication adalah Obat yang harus diwaspadai karena_sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan Obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD). Penyimpanan obat High Alert diletakkan di lemari Khusus High Aler dan terpisah yang diberi tanda merah dan diberi logo penanda high alert. Adapun prosedur pelayanan obat high alert yaitu: 1. Verifikasi resep obat high alert oleh Apoteker /Asisten Apoteker. 2. Lakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda sebelum obat diserahkan kepada perawat. 3. Serahkan obat kepada perawat/pasien disertai dengan informasi yang memadai. ©) Elektrolit Konsentrat Elektrolit Konsentrat merupakan salah satu obat yang perlu diwaspadai (high alert medication) yang memiliki resiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika tidak digunakan secara tepat, obat yang persentasinya tinggi dapat menyebabkun terjadinya kesalahanverror/ dan atau kejadian sentinel (sentinel event), obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Elektrolit konsentrat disimpan di farmasi, TIDAK BOLEH disimpan di ruang perawatan pasien, KECUALI diruang rawat khusus yaitu. ICU/NICU/OK/GD/ ae B_ (0711) 419 680 SRIWIAYA, @ (0711) 420 432 ~~” X{ rssriijayapalembeng@gmaitcom Hemodialisa dengan syarat disimpan di tempat terpisah, akses terbatas, jumlah terbatas dan diberi label yang jelas (Sti ker High Alert) untuk menghindari penggunaan yang tidak disengaja. Adapun prosedur penyimpanan elektrolit konsentrat yaitu: 1. Obat yang termasuk dalam elektrolit konsentrat antara lain: Kalium Klorida (KCI), Natrium Klorida 3%, Natrium Bicarbonate (Meylon 84), Magnesium Sulfat (MgSO4 20% dan 40%), dan Dextrose 40% (D40 %). 2. Beri label yang jelas (dengan menggunakan huruf balok dengan wara menyolok) pada obat elektrolit konsentrat di tempat penyimpanan oleh Apoteker penanggung jawab. 3. Simpan elektrolit konsentrat pada unit pelayanan harus diberikan label yang jelas dan disimpan pada tempat terpisah dari obat obat lain serta diberi tulisan obat “HIGH ALERT MEDICATION” olch Apoteker. 4. Elektrolit konsentrat TIDAK BOLEH berada di ruang perawatan pasien. 5. Setiap akan memberikan obat petugas farmasi aarus menerapkan prinsip 7 benar (benar obat, waktu dan frekuensi pemberian, dosis, rute pemberian, identitas pasien, informasi, dan dokumentasi) 4) Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Tempat penyimpanan narkotika tidak digunakan untuk menyimpan barang selain narkotika. Tempat penyimpanan pikotropika tidak digunakan untuk menyimpan barang selain psikotropika. Tempat penyimpanan prekursor tidak digunakan untuk menyimpan barang selain precursor. a. Narkotika, psikotropika dan prekursor di simpan di lemari khusus yang terbuat dari kayu yang kuat/kokoh dan tidak mudah dipindahkan, b. Lemari narkotika, psikotropika dan prekursor diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat secara umum. ie ee, @® (0711) 419 680 ‘RUMAH SAKIT 11 SRIWIJAYA B® 0711) 420 432 es ‘sry apaembane ga com ©. Obat narkotika, psikotropika dan prekursor isimpan dilemari_khusus dengan Double Lock disertai dengan kunci yang berbeda dan. kunci diberikan kepada 2 TTK yang diberi kuasa, 4. Obat narkotika, psikotropika dan prekursor disusun secara alfabetis dengan sistem FEFO dan FIFO. ©). Obat Emergency Penyimpanan pada kit Emergency diletakkan pada akses terdekat dan selalu siap dipakai dan terhindar dari penyalahgunaan dan pencurian, Dipakai hanya untuk keadaaan emergensi dan setelah dipakai petugas harus melapor untuk segera diganti. Obat pada kit emergensi di cek secara berkala apakah ada yang rusak atau kadaluarsa, Trolley emergency/kit emergency dilengkapi dengan segel _plastik. Perbekalan farmasi emergensi yang dibutuhkan oleh pasien diambil oleh perawat dengan memutus segel pla ik lalu perawat segera mencatat pemakaian perbekalan farmasi emergensi ke dalam formulir pemakaian obat/alkes troli emergensi/kit emergensi dan melaporkan ke TTK Gudang Farmasi TTK segera mengisi/mengganti perbekalan farmasi emergensi yang terpakai dan langsung menyegel kembali troli emergensi/kit emerges Pengelolaan Obat emergensi harus menjamin: = Jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang telah ditetapkan; = Tidak boleh bercampur dengan persediaan Obat untuk kebutuhan lain; — Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti; = Cek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa; dan ~ Dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain, ). Nut Produk Nutrisi adalah produk nutrisi parenteral yang sudah melalui proses varenteral pencampuran atau pengemasan ulang oleh petugas yang mempunyai BW (0711) 419 680 SRIWIAYA, @ (0711) 420 432 —— Cee |S et iki is ROS a aa a Keterampilan dan diberi Kewenangan untuk melakukan peneampuran obat aseptis. Parenteral Nutrition adalah pemberian nutrisi melalui intravena untuk mempertahankan kebutuhan nutrisi pasien yang terkait dengan status klinisnya, Penyimpanan produk nutrisi adalah proses penyimpanan produk nuttisi sestai dengan Kondisi yang tepat agar menjaga mutu produk, menjamin strilitas dan stabilitas produk yaitu: 1) Sema produk nutrisi disimpan terpisah dari produk obat Iainnya dan ‘masa kadaluarsanya harus selalu di pantau selama penyimpanan, 2) Suhu penyimpanan disesuaikan dengan rekomendasi masing-masing produsen yang tertera pada kemasan produk, 3) Hasil pencampuran atau hasil produk nuttisi yang telah disiapkan, disimpan dalam wadah aslifkemasan primer sediaan nutrisi dan diberi label. 4) Simpan wadah khusus nutrisi di dalam lemari pendingin pada suhu 2 = 8°C, 5) Simpan selama 1 x 24 jam. ©) Apabila tidak digunakan lebih dan 1 x 24 jam, sediaan tidak dapat digunakan dan harus dimusnahkan. 8). Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Penyimpanan untuk bahan berbahaya dan beracun terpisah dari obat atau sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai lainnya. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disimpan pada gudang B3. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda khusus bahan berbahaya, Pada gudang B3 terdapat alat pemadam kebakaran untuk jadi set Jabelan Bahan menanggulangi terjadinya Kebakaran, Berikut prosedur_pelabela Berbahaya dan Beracun yaitu : 1. Wadah B3 dibersihkan dengan cara pembersian yang sesua, = ee ——, ® 0711) 419 680 RUMAHSAKIT. 11 SRIWTAYA, @ervenes 2. Pilih label yang sesuai dengan jenis dan ukuran wadah B3 3. Pilih lokasi penempelan yang sesuai sehingga mudah terlihat dan aman dari resiko kerusakan 4, Tempelkan label dengan menggunakan lem/perekat yang cocok dan berkualitas baik agar tidak mudah lepas Tata cara penyimpanan perbekalan farmasi di RS Sriwijaya antara lain: 1) Penataan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di IFRS Sriwijaya telah di farmasi. Rak tersebut dilengkapi dengan palet yang mencegah kontak langsung dalam rak tertentu sesuai jenis perbekalan produk dengan lantai. Tujuan penataan tersebut adalah untuk mencegah rusaknya produk akibat kelembaban dari lantai, 2) Penyimpanan menggunakan sistem fix position/location artinya letak perbekalan farmasi menetap selama masih dilakukan pengadaan dan tidak boleh digeser/dipindah pada saat kondisi barang tersebut sedang kosong. 3) Pengelompokkan perbekalan farmasi berdasarkan jenis perbekalan farmasi (Obat, Alkes, BMHP), bentuk sediaan dan suhu penyimpanan. 4) Penyusunan Jetak perbekalan farmasi urut alphabetis dan mengatur penyimpanan untuk memudahkan pengambilan dengan sistem First In First Out (FIFO) dan/atau First Expired First Out (FEFO). 5) Pencatatan dilakukan setiap transaksi (pemasukan dan pengeluaran) pada kartu stok dan dilakukan juga pada stem komputer 6) Setiap terjadi mutasi dilakukan peneatatan di kartu stock 7) Peletakkan kartu stock yang masih berlaku di samping barang dan dilakukan pengarsipan kartu stok yang sudah tidak terpakai 8) Pelaksanakan stock opname setiap bulan, Stock opname dilakukan untuk mencocokkan data perbekalan farmasi pada sistem komputer dengan data barang secara fisik. BB (0711) 419 680 RUMAH SAKIT. 11 SRIWIJAYA B&H (0711) 420 432 ee ‘ssriwljayapalembang@gmall.com 9) Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai telah aman dalam hal kestabilan dan terhindar dari kehilangan, suhu dimana ruangan penyimpanan 15-25 °C, dan lemari pendingin 2-8°C dan kelembaban ruangan 45- 55%. 10) Pemantauan kondisi suhu dan kelembaban penyimpanan dilakukan secara periodik. Pengecekan suhu dan kelembaban ruangan penyimpanan setiap pagi dan sore hari dan data yang diperoleh dibuat dalam bentuk grafik. 11) Dalam penyimpanan barang di gudang suhu ruangan harus tetap terjaga schingga memerlukan listrik agar AC maupun lemari es tetap menyala suhu ruangan penyimpanan terkontrol. 6 Pen ibu: Distribusi_ merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/ menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu, Rumah Sakit harus menentukan sistem distribusi_ yang dapat menjamin terlaksananya pengawasan dan pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di unit pelayanan. Sistem distribusi di unit pelayanan instalasi farmasi RS Sriwijaya dapat dilakukan dengan cara a, Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock) ~ Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi Farmas — Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan, — Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock kepada petugas farmasi dari penanggung jawab ruangan. ee, &® (0711) 419 680 RUMAH SAKIT. 11 SRIWIJTAYA, & 711 420432 ellie » b. Sistem Resep Perorangan Pendistribusian Sediaan Farmasi berdasarkan Resep perorangan untuk pasien rawat jalan dan resep pulang pasien rawat inap melalui Instalasi Farmasi. Pendistribusian Sediaan Farmasi perorangan dilakukan di ruang perawatan ICU, NICU,OK, dan VK serta pasien pulang rawat inap. 7, Pemusnahan dan Penarikan 7.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi yang Rusak dan atau Kadaluarsa a, Pelaporan 1) Petugas ruangan yang mempunyai obat rusak/kadaluarsa di ruangannya membuat kronologis penyebab dan laporan pengembalian perbekalan farmasi rusak/kadaluarsa, 2) Kemudian petugas ruangan melaporkannya kepada Manajer Penunjang Medis dengan membawa laporan, kronologis dan perbekalan farmasi rusak/kadaluarsa yang dimaksud. 3) Pelaporan juga bisa dilakukan oleh petugas yang melaksanakan stok random atau stok opname yang menemukan adanya perbekalan farmasi rusak/ kadaluarsa b. Penarikan 1) Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan_perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan ini sukarela oleh pemilik izin edar (vohwmary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri, 2) Rumah sakit memilik sistem penarikan kembali (recal!), pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai tidak layak digunakan FH (0711) 419 680 RUMAH SRIWIAYA, @ (0711) 420 432 eee” BZA rovivijayapalembanggmaicon karena rusak, mutu sub standar atau kadaluarsa. Jika ada edaran resmi dari pabrik produsen, Instansi Pemerintah, dan distributor mengenai perbekalan farmasi recall maka obat tersebut harus ditarik dari peredaran di rumah sakit. 3) Alur Penarikan perbekalan farmasi dilakukan dari ruangan yang menyimpan perbekalan farmasi yang akan ditarik ke Instalasi Farmasi. Untuk dilanjutkan dari Instalasi Farmasi ke distributor. Jika petugas farmasi menemukan adanya perbekalan farmasi yang rusak atau kadaluarsa tersimpan di suatu ruangan, maka petugas tersebut harus melakukan penarikan terhadap perbekalan farmasi yang dimaksud dan melaporkannya kepada Kepala Instalasi Farmasi dengan membawa perbekalan farmasi yang dimaksud dan formulir penarikan perbekalan farmasi serta buku perbekalan farmasi rusak/kadaluarsa, 4) Melakukan pengecekan ketersediaan perbekalan farmasi yang akan di recall di Instalasi Farmasi maupun Unit lain 5) Kepala Instalasi Farmasi mengeluarkan memo mengenai penarikan perbekalan farmasi tersebut diketahui oleh Manajer Penunjang Medis dan diedarkan ke seluruh Instalasi Rumah Sakit 6) Ruangan melakukan pengembalian produk recall ke instalasi farmasi dan/atau petugas farmasi berkoordinasi dengan Kepala Instalasi/Kepala Perawatan untuk menarik produk recall ke Instalasi Farmasi dalam waktu 1x24 jam setelah memo diedarkan, 7) Lakukan karantina produk recal dengan memberikan penandaan label “PRODUK RECALL” dengan ukuran 4.5 cm x 6 cm dan disimpan ditempat terpisah. 8) Instalasi Farmasi mengajukan pengembalian produk (re‘ur) ke distributor dengan menggunakan formulir “Pengembalian Perbekalan Farmasi Recall! Dari Rumah Sakit Sriwijaya ke Distributor 9) Mengembalikan Perbekalan Farmasi Recall ke distributor dalam waktu 3 x 24 jam GH (0711) 419 680 RUMAH SAKIT. 1 SRIWTAYA, Boers c. Pengembalian a. Setelah menerima laporan dari ruangan berkoordinasi dengan Kepala Instalasi Farmasi untuk menindak tanjuti perbekalan farmasi rusak/ kadaluarsa tersebut, apakah bisa ditukar dengan perbekalan farmasi yang sejenis yang dapat digunakan ke pabrik pembuat atau tidak. b. Untuk perbekalan farmasi yang rusak akibat proses penyimpanan dan penggunaan, perbekalan farmasi akan langsung didata_ pada formulir pemusnahan perbekalan farmasi. cc. Untuk perbekalan farmasi yang rusak karena mutu produk dari pabrik pembuat akan dilanjutkan pelaporannya oleh Kepala Instalasi Farmasi kepada distributor dengan mengirimkan laporan, kronologis dan perbekalan farmasi rusak yang dimaksud. 4. Sedangkan untuk perbekalan farmasi kadaluarsa, Kepala Instalasi Farmasi akan berkoordinasi terlebih dahulu kepada staf distributor apakah perbekalan farmasi tersebut masih dapat ditukar dengan perbekalan farmasi sejenis yang kadaluarsanya lebih jauh ke pabrik pembuat atau tidak. ¢. Jika bisa perbekalan farmasi kadaluarsa tersebut dikirim ke distributor dengan disertai Formulir Penyerahan Barang Rusak dan Kadaluarsa. f. Dan jika tidak bisa, perbekalan farmasi kadaluarsa tersebut didata pada Formulir Pemusnahan Perbekalan Farmasi, g. Scluruh perbekalan farmasi yang diajukan untuk dikembalikan ke Instalasi Farmasi dicatat pada Buku Perbekalan Farmasi Rusak/ Kadaluarsa. d. Pemusnahan Penghapusan dan pemusnahan obat dilakukan sendiri maupun oleh pihak lain serta didokumentasikan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Pengelolaan perbekalan farmasi rusak dan/atau kadaluarsa dikoordinasikan dengan Kepala Instalasi Farmasi agar tidak disalah gunakan. B® (0711) 419 680 RUMAHSARIT 11 SRIWITAYA & (0711) 420 432 ann Fea Perbekalan farmasi rusak adalah perbekalan farmasi yang Karena suatu hal mengalami rusak ringan atau berat yang menyebabkannya tidak dapat digunakan lagi dengan alasan apapun karena kondisinya sudah tidak sesuai dengan standar yang diproduksi oleh pabrik pembuat baik kemasan, label maupun isi atau kandungan zat aktifinya Perbekalan farmasi kadaluarsa adalah perbekalan farmasi yang sudah habis masa pakainya schingga tidak di \jurken untuk digunakan karena efek terapinya sudah berkurang atau habis sama sckali dan dikhawatirkan dapat menimbulkan efek lain yang tidak diinginkan. Pemusnahan dilakukan untuk perbekalan farmasi bila: a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu b. Telah kadaluarsa ¢. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan 4. Dicabut izin edarnya ‘Tahapan pemusnahan terdiri a. Membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan dimusnahkan; b. Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan; ¢. Menyiapkan tempat pemusnahan; dan d. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku. 7.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi yang mendekati Kadaluarsa Perbekalan farmasi yang mendekati kadaluarsa adalah perbekalan farmasi yang waktu keefektifitas terapinya mendekati tanggal kadaluarsa yang tertera dalam kemasan, a. Bila ada perbekalan farmasi yang masa kadaluarsanya 6 bulan sebelum tanggal yang tertera di kemasan, maka dilakukan penempelan label yang bertuliskan “Gunakan Lebih Dulu. b. Untuk perbekalan farmasi yang mendekati 6 bulan sebelum masa kadaluarsa ditempatkan di tempat penyimpanan perbekalan farmasi yang terdepan (mengikuti prinsip FEFO) untuk Kan 8 B® (0711) 419 680 RUMAH SRIWIAYA, @ (0711) 420 432 we” digunakan terlebih dahulu. Perbekalan farmasi di bagian lain yang mendekati 3 bulan sebelum masa kadaluarsa, dilakukan pengembatian ke instalasi farmasi disertai dengan memo retur perbekalan farmasi yang mendekati masa kadaluarsa, Instalasi farmasi yang memiliki perbekalan farmasi maupun retur perbekalan farmasi dari bagian lain yang mendekati 3 bulan sebelum masa kadaluarsa dilakukan pereturan ke utor disertai memo retur perbekalan farmasi yang mendckati kadaluarsa. Pengendal Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat dilakukan oleh In: i Farmasi harus bersama dengan Tim Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit. Tujuan pengendalian persediaan Sediaan Farmasi, Alat Keschatan, dan Bahan Medis Habis Pakai adalah untuk: Penggunaan Obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit; Dilakukan dengan mengisi form kesesuaian dengan formularium Rumah Sakit Sriwijaya kemudian di analisa, Penggunaan Obat sesuai dengan diagnosis dan terapi; dan n atau tidak terjadikelebihan dan Memastikan persediaan efektif dan efi Kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan serta pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, Cara untuk mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai adalah: a, Melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow moving); b, Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan berturut- turut (death stock), cc. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala. 9, Administrasi Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu. Kegiatan administrasi terdiri dari pencatatan dan Eee BE (0711) 419 680 ‘RUMAH SAKIT 11 SRIWIJAYA, & on a042 alain th Saeco |S deer Sadan No S02, 4 Paling, Sumatra Slt 20137 | pelaporan terhadap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, pendistribusian, pengendalian persediaan, pengembalian, pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi Farmasi dalam periode waktu tertentu (perbulan atau pertahun). Jenis-jenis pelaporan yang dibuat menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku, Pencatatan dilakukan untuk: a, Persyaratan Kementerian Kesehatan/BPOM; b. Dasar akreditasi Rumah Sakit; c. Dasar audit Rumah Sakit 4. Dokumentasi farmasi. Pencatatan pengelolaan perbekalan farmasi dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual dicatat pada buku, Kartu stock atau pada lembar/form-form tertentu. dan secara komputer dengan menggunakan aplikasi program /Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS). 10. Monitoring dan Evaluasi Untuk evaluasi mutu proses pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan, dapat diukur dengan indikator kepuasan dan keselamatan pasien, dimensi waktu (time delivery), Standar Prosedur Operasional serta keberhasilan pengendalian perbekalan keschatan dan sediaan farmasi. eS BF (0711) 419 680 RUMAH SAKIT 11 SRIWIJAYA, & 720432 eae rssrinijeyapalembanga@gmailcom | Sender Sedman No, 52.45 Pala, Sumatera Satan 3087 | 2.2 PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI KHUSUS 1. Pengelolaan Produk Nutrisi Produk nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan untuk fungsi normal d: rem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan, yang diberikan baik secara enteral (melalui saluran pencernaan) maupun parenteral (tidak melalui saluran pencemaan atau langsung ke dalam pembuluh darah), Produk nutrisi yang dimaksud adalah produk nutrisi parenteral yang tidak melalui proses pencampuran atau pengemasan ulang. Produk nutri tersebut disimpan sesuai dengan ketentuan penyimpanan (tempat dan suhu penyimpanan) yang tertera pada label kemasan atau leaflet produk. Beberapa contoh produk nutrisi parenteral antara lain Aminofluid, Valamin Infus 500 ml, Kabiven Penyimpanan Produk Nutrisi Prosedur penyimpanan produk nutisi dilakukan dengan cara 1) Produk nutrisi tersebut disimpan sesuai dengan ketentuan penyimpanan (tempat dan suhu penyimpanan) yang tertera pada label kemasan atau /eaflet produk. 2) Seluruh tempat penyimpanan obat harus diperiksa secara periodik untuk memastikan obat disimpan secara benar Masa Pakai Produk Nutrisi Schubungan dengan stabilitas dan sterilitas, produk nutrisi hanya dapat digunakan dalam jangka waktu tertentu. setelah kemasan dibuka sesuai dengan stabilitas produk. Informasi dapat diperoleh dari leafleV/brosur produk dan literature lainnya. Pemusnahan Produk Nutri Pemusnahan produk nutrisi yang sudah tidak digunakan lagi dilakukan dengan cara dibuang ke dalam kantong limbah kimia dan farmasi. 2. Pengelolaan Obat High Alert Obat high alert (obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi) adalah obat yang harus diwaspadai Karena sering menyebabkan terjadinya kesalahan serius. (sentinel event) dan memiliki resiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD). Daftar Obat High Alert (terlampir) BB (0711) 419 680 SRIWIAYA, @ (0711) 420 432 Nee Ey settee eaten Penyimpanan Obat High Alert a. Pisahkan obat-obat yang termasuk high alert sesuai dengan daftar obat high alert b. ‘Tempelkan stiker high alert berwarna merah pada setiap obat high alert. ¢. Berikan penandaan berupa garis merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat high alert yang terpisah dari obat lainnya. d. Untuk obat LASA digunakan stiker LASA agar petugas dapat mewaspadai adanya obat lain yang mirip dengan obat yang diberi stiker tersebut. Obat LASA disimpan sebagaimana obat lainnya yaitu berdasarkan alfabet, bentuk st In First Out (FIFO) dan First Expired sediaan, suhu penyimpanan dengan sistem F First Out (FEFO). £ Obat LASA tidak diletakkan berdekatan satu sama lain, diberi jarak minimal 2 item obat, g. Obat narkotika disimpan di tempat yang sesuai dengan SPO Pengelolaan Narkotika. h, Elektrolit Konsentrat tidak disimpan di ruang perawatan hanya tersedia di Instalasi Farmasi kecuali di srolley emergency. i, Elektrolit konsentrat diberi label yang jelas (High Alert dan “Encerkan Terlebih Dahulu”) serta disimpan terpisah dengan akses terbatas (restrict access). Penyiapan Obat High Alert 4a. Pisahkan obat-obat yang termasuk high alert sesuai dengan daftar obat high alert. b. Petugas farmasi mengecek daftar obat high alert untuk memastikan bahwa obat yang diresepkan memang termasuk obat high alert. ©. Resep narkotika diberi garis bawah pada nama obat Narkorika di lembar resep dengan ‘menggunakan tinta merah, d. Proses kemas dan serah sesuai dengan SPO Dispensing Obat di RS Sriwijaya dan SPO Distribusi Perbekalan Farmasi Pasien Rawat Jalan dan Pasien Rawat Inap. €. Lakukan prosedur Double Check sebelum melakukan penyerahan obat-obat High Alert £ Petugas farmasi menyerahkan obat high alert kepada perawat atau pasien dengan memberikan penjelasan yang memadai dan meminta mereka membaca dengan teliti nama obat dan cara panggunaannya sebelum digunakan, BF (0711) 419 680 RUMAHSAKIT 11 SRIWITJAYA, & 0710 220432 ~~ a. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien harus melakukan pemeriksaan kembali terhadap hal-hal berikut: 1) Kesesuaian antara fisik obat dengan rekam medis atau instruksi dokter dan dengan catatan pemberian obat. 2) Ketepatan perhitungan dosis 3) Identitas pasien. 4) Pemberian obat high Alert harus dilakukan pengecekan verifikasi 5 Benar Obat, : benar identitas pasien, benar obat, benar dk dan benar cara pemberi benar waktu pemberian. Pengecekan dilakukan oleh 2 orang petugas yang berbeda (double check) 5) Perawat yang akan memberikan obat high alert secara infus harus memastikan : a) Kecepatan tetesan infus sudah tepat (Jnfiese pump). ») Jika obat lebih dari satu, maka ditempelkan label nama obat pada bagian depan dinding botol cairan infus tanpa menutupi merk cairan infusnya. ) Setiap kali pindah ruang rawat, perawat pengantar harus menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert. 4d) Pembuangan sisa cai in elektrolit pekat dibuang ke dalam kantong limbah kimia. 3. Pengelolaan Narkotika Pengertian Obat Narkotika Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang No, 35 tahun 2009 Tentang Narkotika. Dafiar Obat Narkotika Obat Narkotika di Instalasi Farmasi RS Sriwijaya dapat dilihat pada tabel 4.2.3 B® (0711) 419 680 RUMAH SAKIT 1 ee Reese t ‘Tabel 4.2.3 Daftar Obat Narkotika Di RS Sriwijaya NO NAMA OBAT BENTUK SEDIAAN KOMPOSISI T_| Fentanyl Injeksi Fentanyl 0.05 mg/h 2 | Durogesic Patch Fentanyl 25 pg/h Pengadaan Obat Narkotika a. Perencanaan kebutuhan narkotika dilakukan dengan sistem komputerisasi berdasarkan program stok minimal dan stok maksimal berupa saran order. b. Jika stok telah mencapai stok minimal, petugas farmasi -gera melakukan pemesanan obat golongan narkotika dengan cara membuat surat pesanan manual narkotika ke distributor yang ditanda tangani Apoteker, cc. Menghubungi staf penjualan distributor PT. Kimia Farma melalui telepon untuk ‘menyampaikan agar surat pesanan (SP) dapat diambil ke RS Sriwijaya 4d. Pada saat pesanan datang dari distributor, Kepala Instalasi menerima obat yang disertai faktur pembelian dan faktur pajak, kemudian memeriksa kesesuaian dokumen dan obat yang diterima baik dalam hal jenis, jumlah, kondisi dan tanggal kadaluarsanya sesuai dengan surat pesanan dan fakturnya, sesuai, Kepala Instalasi membubuhkan tanda tangan dan nama jelas pada faktur pembelian, kemudian menyerahkan salinan faktur pembelian kepada kurir distributor. f. Petugas farmasi menginput penerimaan di komputer, kemudian mencetaknya rangkap 2 (dua), lembar asli diserahkan ke Bagian Administrasi Keuangan beserta salinan faktur jisatukan pembelian dan faktur pajak asli. Sedangkan lembar salinan cetak penerimaan dengan faktur pembelian asli dan salinan faktur pajak untuk kemudian diarsip bersama dokumen administrasi narkotika lainnya, Penyimpanan Obat Narkotika a, Obat-obat yang dibeli diserahkan kepada petugas penyimpanan untuk diberi label obat high alert dan disimpan di lemari narkotika terkunei. Tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain selain narkotika. b, Narkotika di simpan di lemari khusus yang terbuat dari kayu yang kuat/kokoh dan tidak mudah dipindahkan. c. Lemari narkotika diberi penandaan garis merah disekelilingnya. B® (0711) 419 680 RUMAH SAKIT. 11 SRIWIJAYA & 0711) 420 432 es iad srivijayapalembanya gmail.com [Sed Ta a) . Lemari narkotika diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat secara umum. . Obat narkotika disimpan dilemari khusus dengan Double Lock disertai dengan kunci yang sa. ‘0 dan FIFO. berbeda dan kunci diberikan kepada 2 TTK yang diberi ki f, Obat narkotika disusun secara alfabetis dengan sistem FE, Penggunaan Obat Narkotika a. Dokter menulis resep obat narkotika dilengkapi dengan nomor izin praktek dokter penulis resep dan alamat lengkap pasien, Dalam satu lembar resep tidak boleh dituliskan lebih dari satu obat narkotika, b. Untuk resep rawat jalan, resep diserahkan kepada pasien, sedangkan untuk resep rawat inap, resep diserahkan kepada perawat dan masing-masing resep dilayani seperti resep rawat jalan/ inap lainnya. ©. Apoteker melakukan telaah resep narkotika untuk memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi, farmasetika, dan klinis. . Proses penerimaan sampai input resep ke dalam komputer dilakukan seperti prosedur penerimaan resep rawat jalan/ inap lainnya, ce. Petugas farmasi yang melakukan setiap tahapan proses pelayanan resep membububkan nama dan tanda tangan pada stempel HTKP (Harga, Timbang, Kemas, Penyerahan) dibalik resep asli, £, Selanjutnya obat disiapkan dan diserahkan menurut alur pelayanan resep. g. Setelah seluruh proses pengemasan selesai obat diserahkan kepada pasien/ perawat disertai pemberian informasi obat h. Untuk resep obat narkotika, resep asli digabungkan dengan resep narkotika lainnya yang diurut per tanggal. Pelaporan Obat Narkotika Apoteker Kepala Instalasi Farmasi wajib melaporkan pemasukan dan pengeluaran obat golongan narkotika setiap bulan ke dalam Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP), yaitu sebuah aplikasi yang dikembangkan dan dikelola oleh Direktorat Bina Produksi dan Distrib Kefarmasian, Ditjen Binfar dan Alkes, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Aplikasi ini diperuntukkan bagi seluruh Unit Pelayanan (Apotek, Klinik in \2. Penyimapenan bat narketiia dan pekotropika dicatat/dokumentasi dengan ketentuan: a. Menggunakan lemari sesuai ketentuan yaitu lemari double Jock (kunci ganda) pada dua pintu dengan susunan berlapis b. Kondisi kunci kedua pintu dapat berfungsi dengan baik dan dalam kondisi terkunci gunan pembatasan akses pengambilan obat . Dilengkapi kartu stok . Pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai berpedoman kepada beberapa ketentuan dan persyaratan sebagai berilcut: a, Menurut bentuk sediaan dan jenisnya b. Menurut suhu dan kestabilan sediaan i, Obat disimpan dalam lemari dingin yaitu subu 2-8 celcius ‘Obat disimpan dalam suhu kamar yaitu suhu 15-25 iii, Menurut sifatnya mudah terbakar atau tidak iv. Menurut ketahanan tethadap cahaya/tidak Penyusunan penyimpanan berdasarkan FIFO (First In First Out) yaitu: Sediaan farmasi, Alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang datang lebih dahulu diletakkan didepan dan ikeluarkan lebih dahulu . S. Penyusunan penyimpanan berdasarkan FEFO (First Expire First Out) yaitu: Sediaan farmasi, Alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang mempunyai masa expire date lebih awal akan diletakkan didepan dan didistribusikan lebih dahulu, 6. Penyusunan urutan pada lemari penyimpanan dilakukan secara alpabetis yaitu berdasarkan urutan abjad 7. Pencatatan penggunaan obat narkotika dan psikotropika yaitu dengan mencatat setiap pengambilan obat-obat tersebut HANYA DENGAN RESEP DOKTER dari RSU Sriwijaya untuk terapi pasien. Pencatatan dilakukan dengan: a. Tanggal pengambilan b. Mencatat nama pasien yang menggunakan , Jumlah yang digunakan d. Jumlah stok awal e. Jumlah stok akhir f, Petugas yang mengambil 8. Pemberian tanda dengan bolpoint merah pada lembar resep > = 9. Pengarsipan resep narkotika dan psikotropika 10, Pembuatan Iaporan penggunsan obat narkotika pada setiap bulannya 11. Monitoring selama proses penyimpanan dengan melakukan pengecekan kondisi fisik sediaan dan junlah stok narkotika dan psikotropika setiap hari. Bila ditemukan adanya ketidaksesuaian jumlah fisik dan pencatatan sistem informasi rumah sakit (SIMRS) maka dilakukan klarifikasi dengan pihak-pihak terkait hingga didapat penyelesaian masalah secara benar INSTALASI TERKAIT 1. Instalasi Farmasi 2. Gudang Farmasi

Anda mungkin juga menyukai