Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN KERJA

KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN


PASIEN
RS. SRIWIJAYA

RANTAI PERBEKALAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN


RUMAH SAKIT SRIWIJAYA
2022
PEMODELAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MENGGUNAKAN SCORE MODEL
UNTUK OBAT DAN ALAT KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT RS SRIWIJAYA PALEMBANG

Dadan Teja Nugraha


Program Studi Magister Sistem Informasi, Fakultas Pascasarjana
Universitas Komputer Indonesia Palembang (UNIKOM)
Jl. Dipati Ukur 112-116 Palembang
40132 Email :
dantejanugraha@yahoo.com

ABSTRAK
Rumah Sakit Sriwijaya Palembang adalah salah satu rumah sakit pemerintah yang setiap
harinya melayani pasien rawat jalan lebih kurang 2800 pasien dan rawat darurat lebih
kurang 150 pasien serta mempunyai kapasitas tempat tidur rawat inap sebanyak 1124
tempat tidur dengan tingkat hunian sekitar 80%. Kondisi tersebut membuat manajemen RSS
lebih fokus pada pelayan pasien dan masalah medis daripada penunjang rumah sakit. Supply
Chain Management (SCM) merupakan salah satu bisnis pendukung RSS. Sistem persediaan
obat dan alat kesehatan dengan pendekatan Fixed Time Period Model atau P-Model
menghadapi beberapa masalah, yaitu: stok obat kosong (stock out), sistem pengelolaan
database belum terintegrasi, resource aplikasi tidak dimiliki serta belum adanya kolaborasi
dengan suplier. Untuk menjawab permasalahan tersebut dibutuhkan model SCM yang sesuai
dengan kebutuhan RSS. Pada penelitian ini digunakan metoda SCOR Model Versi 8.0 untuk
membuat model SCM tersebut. Pada Level 1 (Top Level) dibuat cakupan dan isi dari SCM Obat
dan Alat Kesehatan meliputi: perencanaan, pengadaan, pembuatan, penyampaian dan
pengembalian dengan target kinerja SCM Reponsiveness. Pada Level 2 (Configuration Level)
dimulai dari perencanaan obat dan alat kesehatan secara keseluruhan kemudiaan
perencanaan di masing-masing gudang selanjutnya dilakukan proses penyiapan,
pemeliharaan dan pengendalian agar proses perencanaan dan pelaksanaan saling terkait.
Proses pada Level 2 dianalisis dengan Thread Diagram SCM. Level 3 (Process Element)
merupakan dekomposisi pelaksanaan pada level 2. Pada Level 3 ini dijelaskan urutan
kegiatan di masing-masing gudang mengikuti kode standar kegiatan SCOR Model. Hasil dari
penelitian ini dibuat Model SCM Obat dan Alat Kesehatan di RSS yang dapat dijadikan
landasan perbaikan dan pengembangan untuk pengelolaan rantai pasokan di rumah sakit
tersebut.

Kata Kunci : Supply Chain Management (SCM), Supply Chain Operation Reference Model
(SCOR Model), Rumah Sakit Dr. Sriwijaya Palembang Palembang (RSS), Obat
dan Alat Kesehatan

PENDAHULUAN melayani pasien rawat jalan lebih kurang


Rumah Sakit Sriwijaya Palembang 2800 pasien dan rawat darurat lebih kurang
adalah salah satu rumah sakit pemerintah 150 pasien serta mempunyai kapasitas
yang berada di Kota Palembang. Rumah tempat tidur rawat inap sebanyak 1124
Sakit Sriwijaya Palembang atau disingkat tempat tidur dengan tingkat hunian sekitar
RSS merupakan rumah sakit rujukan untuk 80% [1]. Kondisi tersebut membuat
masyarakat Kota Palembang. RSS setiap manajemen RSS lebih fokus pada pelayann
harinya
pasien dan masalah medis daripada “Pemodelan Supply Chain Management
penunjang rumah sakit. Salah satu Menggunakan SCOR Model untuk Obat dan
penunjang rumah sakit tersebut adalah Alat Kesehatan di RS. Dr. Sriwijaya
supply chain management (SCM) atau Palembang Palembang”.
pengelolaan rantai pasokan.
SCM merupakan sistem yang TINJAUAN PUSTAKA
mengelola masalah barang dan jasa mulai Supply Chain Management.
dari pemasok sampai pada konsumen SCM adalah proses yang mengelola aliran
dengan menggunakan pendekatan sistem barang dan jasa, informasi dan keuangan
yang terintegrasi dalam aspek perencanaan, antara pemasok dan pelanggan, serta
logistik dan informasinya, sedangkan infrastruktur yang diperlukan untuk
sistem logistik fokus pada pengaturan aliran memungkinkan aliran ini. Seperti
barang di internal perusahaan. ditunjukkan pada Gambar 2.1., rantai
Sistem persediaan obat dan alat pasokan dapat dibagi menjadi : Plan,
kesehatan di RSS menggunakan Source, Make, Deliver dan Return [3].
pendekatan Fixed Time Period Model
dimana setiap minggu-nya dilakukan
pemeriksaan posisi persediaan. Setelah
jumlah stok persediaan diketahui,
pemesanan barang dilakukan pada supplier
atau rekanan yang sebelumya telah
melakukan kontrak kerja selama 3 bulan
(triwulan) sehingga posisi persediaan
kembali seperti jumlah yang diinginkan
(target persediaan).
Beberapa masalah yang dihadapi Gambar 1. Supply Chain Processes
dalam pengelolaan obat dan alat kesehatan Sistem Persediaan Barang Bebas
di RSS, yaitu : stok obat pasien Askes habis Permintaan bebas ini biasanya
(stock-out) sehingga persedian obat untuk terjadi pada perusahaan yang menyediakan
pasien Askes meminjam dari pasien umum barang jadi untuk disalurkan kepada
ataupun sebaliknya, sistem pengelolaan konsumen, seperti perusahaan distributor.
database yang belum terintegrasi mulai dari Permintaan bebas sangat bergantung dari
Gudang Medis (gudang pusat), sub gudang permintaan pasar secara langsung,
(gudang unit) sampai pada transaksi obat sehingga sering menunjukan pola yang
dan alat kesehatan pada pasien, tidak tetap. Selain itu juga, permintaan bebas
memiliki resource aplikasi karena menanggapi pengaruh acak yang biasanya
sebelumnya dikelola oleh pihak ketiga dan berasal dari preferensi pelanggan yang
belum adanya kolaborasi sistem persediaan sangat beragam. Pendekatan manajeman
dengan supplier. yang digunakan untuk persediaan bebas
SCM rumah sakit sangat menarik adalah filosofi penambahan ulang, dimana
untuk dikaji karena memiliki keragaman persediaan dapat diisi kembali pada saat
kebutuhan tinggi, belum ada best practise stok digunakan agar barang-barang tetap
dan teknologi yang digunakan untuk tersedia untuk pelanggan. Jadi, apabila
berkolaborasi dengan supplier. Oleh sebab persediaan mulai habis, suatu pemesanan
itulah RSS memerlukan Model SCM yang dipacu untuk menambah barang dan
dapat diimplementasikan sesuai dengan persediaan akan ditambah kembali.
karekteristik bisnis RSS, maka penulis
dalam penelitian ini mengambil judul
Dalam mengoptimalkan persediaan Pemetaan Rantai Pasok dengan SCOR
barang-barang bebas digunakan Order Point Model Version 8.0.
System, yang dapat dibagi dalam dua Supply Chain Operations Reference
model, yaitu: Quantity-based System, yang Model, SCOR Version 8.0 Overview
sering disebut juga dengan fixed-order menjelaskan pemetaan dilakukan untuk
quantity models (Model Q) yaitu pemesanan mendapatkan gambaran model yang jelas
dilakukan pada saat mencapai tingkat mengenai aliran material, aliran informasi
pemesan kembali dan Period-based System, dan aliran keuangan dari suatu rantai pasok
yang sering disebut juga dengan fixed-time perusahaan.
period models (Model P) dimana Tahapan pemetaan dalam SCOR
pemesanan akan dilakukan ketika sisa stok Versi 8.0 terbagi atas 4 level, yaitu :
jatuh sebelum titik pesannya. 1. Level 1, mendefinisikan ruang lingkup
dan isi dari SCOR Model. Selain itu, pada
Supply Chain Operation Reference (SCOR) tahap ini juga ditetapkan target-target
Model Version 8.0 Tahun 2006 performansi perusahaan untuk bersaing.
Supply Chain Operation Reference 2. Level 2, merupakan tahapan konfigurasi
(SCOR) Model merupakan suatu model dari proses-proses rantai pasok yang
konseptual yang dikembangkan oleh Supply ada.
Chain Council (SCC), sebuah organisasi non- 3. Level 3, merupakan tahap dekomposisi
profit independent, sebagai standar antar proses-proses yang ada pada rantai
industri (cross industry). Tujuan dari pasok menjadi elemen-elemen yang
standarisasi yang dilakukan SCC adalah mendefinisikan kemampuan perusahaan
untuk memudahkan pemahaman rantai untuk berkompetisi. Tahap ini terdiri dari
pasok sebagai suatu langkah awal dalam definisi elemen-elemen proses, input dan
rangka memperoleh suatu manajemen output dari informasi mengenai proses
rantai pasok yang efektif dan efisien dalam elemen, metrik-metrik dari kinerja proses,
menopang strategi perusahaan. best practices dan kapabilitas sistem
Kelebihan SCOR Model sebagai yang diperlukan untuk mendukung best
Process Reference Model adalah parctices.
kemampuannya untuk mengintegrasikan
4. Level 4, merupakan tahap implementasi
Business Process Reengineering, yang memetakan program-program
Benchmarking dan Best Practices Analysis
penerapan secara spesifik serta
ke dalam kerangka kerja rantai pasok, mendefinisikan perilaku-perilaku untuk
seperti terlihat dalam Gambar 2.
mencapai competitive advantage dan
beradaptasi terhadap perubahan kondisi
bisnis.
Keempat tahap tersebut terangkum dalam
Gambar 3.

Gambar 2. Integrasi beberapa konsep


proses bisnis ke dalam Process Reference
Model.
Gambar 3. Tahap-tahap Proses Pemetaan Rantai
Pasok dengan SCOR Versi 8.0.

ANALISIS DAN DESAIN


1. Analisis Obat dan Alat Kesehatan.
Proses pengadaan obat dan alat
kesehatan dimulai dari proses perencanaan
yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi atas
usulan dari unit kerja pengguna obat dan
Gambar 5. Activity Diagram, Lelang Obat dan Alat
alat kesehatan. Aktivitas perencanaan
Kesehatan.
tersebut dapat dilihat secara lengkap pada
gambar 4.
Aktivitas pemesanan obat dan alat
kesehatan dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 4. Activity Diagram, Perencanaan Obat


dan Barang

Aktivitas lelang barang dapat di lihat pada


gambar 5.

Gambar 6. Activity Diagram, Pemesanan Obat


dan Alat Kesehatan
Aktivitas distribusi Obat dan Alat Kesehatan
dari Gudang Medis ke Gudang Unit dapat
dilihat pada 7.

Gambar 9. Activity Diagram, Penjualan alat


kesehatan di unit penunjang diagnostik.
Gambar 7. Activity Diagram, Distribusi obat dan
alat kesehatan dari Gudang Medis ke Gudang 2. Analisis Supply Chain.
Unit. Supply Chain atau rantai pasok
dalam pelayanan kesehatan di RSS dapat
Aktivitas penjualan Obat dan Alat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu
Kesehatan di Depo Farmasi dapat pada Supplier (Pemasok), RSS sebagai
gambar 8. penyelenggara layanan kesehatan dan
pasien sebagai konsumen. Hasil identifikasi
rantai pasok obat dan alat medis yang
dikelola oleh RSS dapat di lihat dalam
gambar 10.

Gambar 8. Activity Diagram, Penjualan obat dan


alat kesehatan di Depo Farmasi kepada pasien.

Aktivitas penjualan alat kesehatan di unit


penunjang diagnostic dapat pada gambar
9. Gambar 10. Rantai Pasok dan Alur Distribusi
Obat dan Alat Kesehatan.

3. Pemodelan SCOR Versi 8.0.

Pemetaan Level 1.
Perencanaan (planning).
Mata rantai 1 (supllier), kegiatan
perencanaan berkaitan dengan penyediaan
bahan baku dan fasilitas, kegiatan kesehatan, sedangkan pada mata rantai 2
memproduksi obat dan alat kesehatan dan yaitu RSS tidak melakukan kegiatan
proses pengiriman obat dan alat kesehatan memproduksi obat dan alat kesehatan tetapi
yang dihasilkan ke RSS yang secara hanya melakukan pengemasan dan
keseluruhan disesuaikan dengan kondisi pembuatan obat resep yang dilakukan pada
keuangan perusahaan. Bagi mata rantai 2 Depo Farmasi.
(RSS), kegiatan perencanaan ini berkaitan
dengan penerimaan obat dan alat Penyampaian (Deliver).
kesehatan dari supplier, mengelola Proses deliver merupakan proses
persediaan gudang, proses kegiatan penyampaian barang berkaitan dengan
melayani kebutuhan pasien, pendistribusian pemrosesan pesanan pelanggan, invoicing
antar gudang di RSS maupun pengukuran customer, manajemen penggudangan mulai
dan pengontrolan. dari penerimaan produk sampai pengiriman
produk.
Pengadaan (Source). Mata rantai 1 sampai dengan 2 melakukan
Elemen pengadaan (source) berkaitan proses deliver. Supplier sebagai mata rantai
dengan jadwal pengiriman obat dan alat 1 mengirimkan obat dan alat kesehatan
kesehatan, mengelola persediaan, memilih kepada RSS dengan memperhatikan
dan menilai kinerja supplier, dan membuat persyaratan kontrak sesuai dengan SPK.
jaringan dan kesepakatan dengan supplier. Mata rantai 2, RSS melakukan proses
Pada mata rantai 1, yaitu supplier elemen deliver mulai dari gudang medis, gudang
ini berperan dalam pemerolehan bahan unit, depo dan terakhir sampai pada pasien.
baku untuk memproduksi obat
atau alat kesehatan. Pada mata Pengembalian (Return).
rantai 2, RSS melakukan pemesanan, Proses return berkaitan dengan
pemeriksaan, penerimaan dan pengembalian produk karena kesalahan
pengeluaran yang berkaitan dengan pengiriman atas jumlah maupun jenis
perolehan obat dan alat kesehatan dari barang, adanya kecacatan pada produk,
supplier. Untuk itu diperlukan strategi terjadi kerusakan produk dalam jangka
yang tepat sehingga proses pemesanan waktu garansi yang terjadi bukan karena
obat dan alat kesehatan dapat dilakukan kesalahan pengguna. Kegiatan return ini
secara efektif dan efisien yang berguna meliputi pemeriksaan kondisi produk,
untuk meminimalisasikan biaya penyimpanan meminta/memberi hak pengembalian
obat dan alat kesehatan di gudang dengan produk.
tetap dapat melayani semua permintaan Proses return ini dapat terjadi di semua
pasien. Adapun target dari SCM yang akan mata rantai meliputi source return dan
dibuat adalah SCM Responsiveness atau deliver return. Source return adalah
kecepatan sistem supply untuk pengembalian barang salah/cacat, obat
menyediakan produk. sudah kadaluarsa atau kelebihan produk
kepada supplier. Deliver return adalah
Pembuatan (Make). penerimaan barang salah/cacat atau
Proses make berkaitan dengan proses kelebihan produk dari pelanggan.
produksi maupun kegiatan sebelum atau
sesudahnya meliputi penjadwalan kegiatan Pemetaan Level 2.
produksi, evaluasi produk, quality controls, Tipe proses SCOR pada RSS dijelaskan
mengemas dan menyiapkan produk yang sebagai berikut.
akan dikirim. Kegiatan pembuatan atau a. Perencanaan (planning).
make ini hanya dilakukan pada mata rantai
1 dalam rantai pasok perusahaan yang
melakukan proses produksi obat atau alat
Dimulai dari perencanaan rantai pasok
secara keseluruhan, perencanaan
pengadaan obat dan alat kesehatan dari
supplier, perencanaan proses pelayanan
pasien, perencanaan pengelolaan gudang,
perencanaan distribusi sampai perencanaan
pelayanan claim dari pelanggan.
b. Pelaksanaan (execution).
Dari hasil diagram-diagram aktivitas yang Gambar 13. Deliver obat dan alat kesehatan
telah dibuat sebelumnya proses dari Gudang Medis ke Gudang Unit.
pelaksanaan (execution) SCOR di RSS dapat
dipetakan ke dalam thread diagram dimana
diagram tersebut dapat di lihat pada
gambar 11.

Gambar 14. Pengadaan stok obat atau


alat kesehatan di Gudang Unit /Gudang
Farmasi

Gambar 11. Thread Diagram Supply Chain obat


dan alat kesehatan di RSS

Pemetaan Level 3.
SCOR Level 3 menampilkan secara detail
informasi elemen proses untuk setiap
kategori proses level 2. Proses pengadaan
stok (S1) obat atau alat kesehatan di
Gudang Medis hasil dekomposisi pada level
2. Berikut adalah gambar hasil proses Gambar 15. Deliver Alat Kesehatan untuk
dekomposisi pada level 2. penunjang diagnostic

Gambar 12. Pengadaan stok obat atau


alat kesehatan di gudang medis.

Gambar 16. Deliver obat untuk pasien


Gambar 19. . Pengembalian Obat dan Alat
Kesehatan karena kelebihan penjualan di
Depo Farmasi.

4. Analisis Data Migrasi.


Pada penelitian ini, desain database untuk
model SCM Obat dan Alat Kesehatan yang
Gambar 17. . Pengembalian Source Return
diperlukan oleh RSS mengunakan Entity
(SR) Obat dan Alat Kesehatan rusak atau Relationship Diagram (ERD) seperti yang
kadaluarsa di Depo Farmasi. terlihat pada gambar 20.

Gambar 18. . Pengembalian Obat dan Alat


Gambar 20. ER Diagram Sistem SCM Obat dan
Kesehatan rusak atau kadaluarsa di Depo
Alat Kesehatan di RSS.
Farmasi.

KESIMPULAN pasien rawat jalan dan 150 pasien rawat


Berdasarkan tahapan yang telah dilakukan darurat.
pada bab sebelumnya, maka dapat diambil 2. Pada level 2 dibuat thread diagram
kesimpulan sebagai berikut : untuk menggambarkan supply chain,
1. Berhasil membuat model supply chain mulai dari perencanaan, pelaksanaan
RSS berdasarkan SCOR Model Versi 8.0 dan enable untuk penerapan sistem
tahun 2006 dimana pada level 1 informasi.
memetakan plan, source, make, deliver 3. Pada level 3 dilakukan dekomposisi dari
dan return. Dengan target kinerja Supply masing-masing aktivitas di area suplier,
Chain Responsiveness atau kecepatan Gudang Medis, Gudang Unit, Gudang
sistem supply untuk menyediakan Farmasi dan Depo Farmasi, yaitu hasil
produk guna memenuhi kebutuhan dari pemetaan pada level 2 dimana pada
pelayanan kesehatan dengan jumlah setiap aktivitas deberi kode SCOR Model
pasien 2800 untuk leve l 3.
SARAN 2. Sunil Chopra, Peter Meindl.2007, Supply
1. Pengembangan SCM untuk RSS Chain Management.
sebaiknya dimulai dengan pembenahan 3. Ling Li. 2007, Supply Chain Management
Sistem Inventory untuk Gudang Obat dan : Concept, Techniques and Practices
Alat Kesehatan, karena kondisi sekarang Enhancing the Value Through
resource aplikasi tidak dimiliki sehingga Collaboration.
sulit untuk dikembangkan. 4. Prof. Richardus Eko Indrajit & Richardus
2. Sebaiknya di kembangkan model SCM Djokopranoto (2002), “Konsep
untuk barang retail sehingga Manajemen Supply Chain : Cara Baru
pengendalian barang ada di Gudang Memandang Mata Rantai Penyediaan
Medis. Barang.
5. Yolanda M. Siagian 2005. Aplikasi
DAFTAR PUSTAKA Supply Chain Management Dalam Dunia
1. Supply Chain Council. 2006 , Supply Bisnis.
Chain Operations Reference-Model .
Version 8.0.

Anda mungkin juga menyukai