Anda di halaman 1dari 12

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN


PALEMBANG

Alamat : Jalan Jenderal Sudirman Kilometer 3,5 Palembang


Telepon : (0711) 354088 Fax: (0711) 351318
Web : www.rsmh.co.id Email : rsmh@rsmh.co.id

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya Supply Chain
Management dapat disusun.
Panduan ini merupakan rangkaian proses perencanaan, pemilihan dan penetapan,
monitoring dari rantai pengadaan barang dan jasa yang ada di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang, terdiri dari: Bahan Baku, Pabrik, distributor, Rumah Sakit, Pasien.
KAmi menyadari panduan ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan masukan dari
berbagai pihak sangat kami perlukan agar panduanini menjadi lebih baik dan dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak.

Palembang, 2019
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

BAB II DEFINISI ............................................................................................................. 3

BAB III RUANG LINGKUP ............................................................................................... 5

BAB IV TATA LAKSANA ................................................................................................. 6

BAB V DOKUMENTASI .................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di era yang kompetitif ini perusahaan atau organisasi dituntut agar lebih kompetitif

lagi agar bisa survive di pasar. Salah satu faktor yang berperan penting ialah dengan cara

menerapkan Manajemen Rantai Pengadaan obat atau biasa disebut Supply Chain

Management yang efektif dan efisien. Penerapan Supply Chain Management (SCM) yang

efektif dan efisien akan membuat perusahaan atau organisasi secara tidak langsung

menekan cost nya, serta meningkatkan produktivitas atau outputnya. Supply Chain

Management mencakup semua kegiatan yang terintegrasi untuk membawa produk ke pasar

dan menciptakan kepuasan pelanggan. Kegiatan dalam Supply Chain Management antara

lain adalah operasi dalam manufaktur, pembelian, transportasi, dan distribusi fisik yang

saling terintegrasi dalam sebuah proses,yang penting juga adalah mewujudkan sistem

informasi yang sangat diperlukan untuk memerantai semua kegiatan ini. Manajemen Rantai

Pasok atau yang dikenal dengan istilah Supply Chain Management (SCM) sangat penting

dalam kaitannya dengan kemudahan pelanggan/pasien/user sehingga akan membentuk

layanan publik yang bermutu, berkualitas makin meningkat.

Rumah Sakit sebagai sarana kesehatan yang utama masyarakat untuk upaya

kesehatan, maka sudah sewajarnya jika suatu Rumah Sakit tiada hentinya selalu berbernah

diri meningkatkan, memperbaiki mutu, kualitas bentuk layanannya. Instansi-instansi yang

ada di rumah sakit dan profesi–profesi kesehatan yang ada di Rumah Sakit hendaknya

selalu ditingkatkan, dioptimalkan fungsi dan perannya untuk pencapaian mutu layanan yang

optimal, terukur bagi masyarakat. Untuk itu perlu dituangkan dalam suatu panduan

Manajemen Rantai Pengadaan /Supply Chain Management alat kesehatan/obat.

iv
B. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan Manajemen Rantai Pengadaan/Supply Chain Management alat kesehatan/obat

adalah sebagai berikut :

1. Menjamin Mutu Pelayanan Kesehatan, termasuk didalamnya yaitu :

 Keamanan Pasien

 Efektivitas Tindakan

 Kesesuain kebutuhan pasien

 Efisiensi biaya

2. Sistem Kendali Mutu Komprehensif, termasuk didalamnya :

 Standar mutu fasilitas kesehatan (akreditasi dll)

 Jaminan standar proses pelayanan kesehatan

 Pemantaun luaran (output) kesehatan peserta

Manfaat Manajemen Rantai Pengadaan alat kesehatan/obat sebagai berikut :

1. Kepuasaan pelanggan

2. Meningkatkan pendapatan

3. Menurunkan biaya

4. Pemanfaatan aset semakin tinggi

5. Peningkatan laba

v
BAB II
DEFINISI

Dalam Panduan ini, yang dimaksud dengan :

1. Manajemen Rantai Pengadaan obat/Supply Chain Management dapat didefinisikan suatu

rangkaian proses perencanaan, pemilihan dan penetapan, monitoring dari rantai

pengadaan barang dan jasa di rumah sakit berdasarkan kebutuhan pasien dan

pelayanan yang dilakukan secara efektif, efisien dan profitable.

2. Health Technology Assessment (HTA) adalah suatu analisis yang terstruktur dari

teknologi kesehatan dan hal yang berhubungan denganh teknologi kesehatan yang

digunakan sebagai masukan dalam pengambilan kebijakan. Didalamnya termasuk safety,

efficacy (benefit), cost dan cost effectiveness, implikasi terhadap organisasi, sosial dan

isu etika.

3. RSUP dr. Mohammad Hoesin adalah Satuan Kerja Badan Layanan Umum yang

selanjutnya disebut Satker BLU yang menggunakan dana yang berasal jasa dan layanan

yang diberikan kepada masyarakat, hibah tidak terkait yang diperoleh dari masyarakat

atau badan lain, dan hasil kerjasama RSUP dr. Mohammad Hoesin dengan pihak lain

dan/atau hasil usaha lainnya.

4. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang

memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran untuk melaksanakan sebagian kewenangan

dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada RSUP dr. Mohammad Hoesin

5. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang diberi

kewenangan oleh KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang

adapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja RSUP dr. Mohammad Hoesin

vi
6. Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan/Panitian Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang selanjutnya

disebut PJPHP/PPHP adalah tim yang bertugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan

pengadaan barang/jasa.

7. Bidang Fasilitas Pelayanan Medik adalah organisasi struktural dilingkungan RSUP dr.

Mohammad Hoesin Palembang yang bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan

perencanaan, pengembangan, monitoring dan evaluasi

8. User adalah unit kerja atau instalasi yang ada di RSUP dr. Mohammad Hoesin

Palembang

9. Alat kesehatan adalah barang, instrumen aparat atau alat termasuk tiap komponen,

bagian atau perlengkapan yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan

dalam penelitian dan perawatan kesehatan, diagnosis penyembuhan, peringanan atau

pencegahan penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia

10. Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, meredakan

atau menghilangkan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat merupakan

bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam

menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan

penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan fisik dan psikis pada manusia atau

hewan.

vii
BAB III
RUANG LINGKUP

Proses manajemen rantai pengadaan obat /supply chain management harus memperhatikan

hal-hal yang telah direkomendasikan oleh tim Health Technolgy Assessment (HTA) dengan

tahapan sebagai berikut :

1
Usulan dari Horizon scanning Usulan dari Unit/ Usulan dari Pihak
Rapat Direksi RS (KMKK, casemix, Komite Medik) Departemen Eksternal

Formulir usulan topik


diterima oleh Tim HTA

\ Penapisan kelengkapan 2
formulir usulan topik

Klarifikasi kepada
Departemen Medik terkait

Penentuan prioritas oleh tim


HTA

Topik tidak
Penetapan topik oleh prioritas

Rapat Direksi RS
Topik prioritas
3
Pembentukan tim

4
Workshop Standarisasi

Systematic Penelusuran Telaah kritis &


Review literatur analisis data
Penyusunan
Protokol
rekomendasi
Penelitian Pengumpulan
Analisis data
Primer data

Review Eksternal Laporan HTA

5 Diseminasi hasil

Monitoring dan Evaluasi Implementasi 6

viii
BAB IV
TATA LAKSANA

Untuk membangun suatu sistem manajemen rantai pengadaan alat kesehatan/obat yang

optimal di RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang, ada hal-hal dasar yang harus diperhatikan,

yaitu;

A. Perencanaan

Perencanaana alat kesehatan/obat dibuat berdasarkan usulan yang telah dianalisa, dinilai

oleh Tim Health Technology Assessment (HTA) dan disetujui oleh Direktur Utama/Direksi

serta menyesuaikan dengan pagu anggaran, dengan tahapan sebagai berikut :

Usulan dari Rapat Direktur Utama/ Rapat


Direksi RS tentang pengajuan teknologi
alat kesehatan baru/obat

Tim Penapisan Teknologi alat


kesehatan baru/obat menganalisa

Usulan diterima kembali oleh


Direktur Utama setelah dianalisa
Tim Penapisan Teknologi alat
kesehatan baru/obat

Dilihat dari bagan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Usulan dari rapat Direktur Utama/Direksi Rumah Sakit tentang pengajuan tehnologi alat
kesehatan baru/obat. Pihak Direksi mengajukan usulan tersebut untuk dilakukan analisa
oleh Tim Penapisan Teknologi alat kesehatan baru/obat dengan memperhatikan
kelengkapan, klarifikasi dan prioritas usulan pengajuan alat kesehatan baru/obat.
2. Tim Penapisan Teknologi menganalisa usulan pengajuan alat kesehatan baru/obat
3. Hasil dari analisa Tim Penapisan Teknologi alat kesehatan baru/obat diserahkan
kembali ke Direktur Utama/Direksi rumah sakit untuk dilakukan pengadaan.

ix
B. Pengadaan Alat kesehatan/Obat

Mutu dan keselamatan pasien dan petugas diperhatikan dengan memastikan keaslian alat

kesehatan/obat yang dibeli bukan palsu dan memastikan integritas pemasok dengan kriteria

persyaratan teknis sebagai berikut :

1. Alat kesehatan :

a. Melampirkan Letter of Authorisation dari perusahaan pemegang Hak

Paten ke Distributor pemegang Hak Paten untuk menangani penjualan

dan/atau pengadaan;

b. Melampirkan Certificate of Original (CoO) dari Pabrikan;

c. Melampirkan daftar Jumlah Purna Jual (Garansi);

d. Selama masa garansi, melakukan pemeliharaan terhadap alat kesehatan

sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun

e. Melampirkan surat registrasi produk dari Kementerian Kesehatan RI;

f. Melampirkan brosur yang menggambarkan spesifikasi teknis yang

ditawarkan;

g. Melampirkan STR Elektromedis bagi tekhnisi dari penyedia;

h. Surat Pernyataan kesanggupan memberikan pelatihan (training) bagi

tekhnisi dan user (jika alat tersebut diperlukan untuk pelatihan) dan

memberikan sertifikat pelatihan;

i. Melakukan uji fungsi alat kesehatan ke pasien, terkecuali untuk alat

kesehatan yang melibatkan pihak luar (terkait perizinan dan lain-lain)

cukup dilakukan uji fungsi operasional alat kesehatan saja;

j. Melampirkan Izin Penyalur Alat Kesehatan;

k. Penyedia surat perijinan dari BAPETEN untuk alat yang mempunyai

radiasi;

x
2. Obat

a. Melampirkan Letter of Authorisation dari perusahaan pemegang Hak Paten ke

Distributor pemegang Hak Paten untuk menangani penjualan dan/atau pengadaan;

b. Melampirkan Certificate of Original (CoO) dari Pabrikan;

c. Melampirkan daftar Jumlah Purna Jual (Garansi);

d. Memperhatikan masa pakai/berlaku (expired date) obat

e. Melampirkan surat registrasi produk dari Kementerian Kesehatan RI;

f. Melampirkan brosur yang ditawarkan;

g. Melampirkan Izin Penyalur Obat;

C. Penerimaan dan Distribusi

Kegiatan untuk menerima obat yang bertujuan untuk menjamin obat diterima sesuai dengan

nota pembelian/kuitansi/SPK/Kontrak dengan mengacu pada standar prosedur operasional.

Adapun disribusi adalah kegiatan mendistribusikan obat dengan berkoordinasi dengan unit

kerja untuk pelayanan pasien serta penunjang pelayanan medik yang bertujuan untuk

tersedianya obat di unit-unit pelayanan secara tepat jenis dan jumlah.

BAB V
DOKUMENTASI

xi
Dalam pelaksanaan supply chain management, bidang fasilitas pelayanan medik dan
instalasi farmasi mendokumentasikan seluruh proses kegiatan yang tercantum dalam
formulir-formulir (terlampir)

xii

Anda mungkin juga menyukai