Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis, fungsi, dan strategi tindak bahasa
terapis dalam intervensi klinis kepada anak autis. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan ancangan pragmatik klinis. Hasil penelitian sebagai berikut.
Pertama, terapis intervensi klinis anak autis menggunakan jenis tindak ilokusi berupa
tindak direktif, asertif, dan ekspresif. Secara umum terapis intervensi klinis anak autis
menggunakan tindak ilokusi dengan pola tuturan sederhana. Kedua, tindak verbal terapis
memiliki fungsi memerintah, mengajak, meminta, menolak, menanyakan, menyetujui,
menyatakan, menjelaskan, memuji, bersyukur, dan berterima kasih. Ketiga, strategi tindak
bahasa terapis berupa strategi tuturan langsung dengan cara pemanggilan, pemberian
petunjuk, dan penggunaan visual atau model.
Abstract
This study aims to describe types, functions, and strategies of therapeutic language
acts in clinical interventions on autistic children. It employed the qualitative approach
using the clinical pragmatic design. The findings are as follows. First, clinical therapeutic
interventions on autistic children use illocutionary acts in the forms of directive, assertive,
and expressive acts. In general, they use simple utterance patterns. Second, therapeutic
verbal acts have functions to command, invite, require, refuse, ask, agree, state, explain,
compliment, thank God, and thank. Third, strategies of therapeutic language acts are in
the form of direct utterance strategies by means of calling, giving directions, and using
visual objects or models.
264
265
mahami kapan seharusnya memulai atau pragmatik sering terjadi pada anak-anak
mengakhiri percakapan. Pada umumnya autis. Gangguan bahasa semacam ini dise-
anak autis gangguan komunikasi menga- but language disorder (Cummings,1999:360
lami hambatan dalam penggunaan bahasa dan Owens, 1991:3).
dan secara khusus ditandai dengan defisit Anak autis perlu mendapatkan terapi
komunikasi. Adanya kelainan khusus dalam rangka membangun kondisi
bahasa (specific language impairment) pada yang lebih baik. Terapi untuk anak autis
anak autis memunculkan penghalang bagi yang mengalami gangguan komunikasi
komunikasi yang efektif. mempunyai tujuan mengurangi masalah
Menurut SES (2002:35) berdasarkan komunikasi, meningkatkan kemampuan
hasil penelitian secara internasional me- dan perkembangan belajar dalam hal
nunjukkan bahwa prevalensi anak autis penguasaan bahasa, serta membantu agar
semakin meningkat dengan perbanding- mampu bersosialisasi dan beradaptasi
an 10:1000. Artinya, setiap seribu anak dengan lingkungan.
normal terdapat sepuluh anak dengan Pada saat melakukan intervensi se-
gangguan autis. Demikian juga di In- orang terapis bisa memancing dengan
donesia, menurut ahli neurologi jumlah baik tindak komunikasi dari klien (anak
penderita autis cukup besar. Prevalensi autis) untuk pemeriksaan klinis (Cum-
gangguan spektrum autis cukup tinggi mings, 2010:29). Ada dua kompetensi
dengan perbandingan 8:1000 (Nugroho tindak bahasa yang dipersyaratkan agar
2011:1). Bahkan, diprediksi jumlah anak terapis dapat mencapai sasaran yang
autis pada tahun 2010 mencapai 60% dari sesuai dengan kegiatan klinis, yaitu kom-
keseluruhan populasi anak di seluruh petensi linguistik dan pragmatik.
dunia (Wijayakusuma, 2009:vi). Anak autis yang memiliki defisit prag-
Anak autis yang mengalami gangguan matik tidak mampu menyusun tindak ko-
perkembangan bahasa mengalami ke- munikasi atau tindak bahasa sesuai den-
sulitan berkomunikasi. Masalah ketidak- gan keadaan pengetahuan mitra tuturnya.
mampuan berbahasa yang berhubungan Dalam kegiatan terapi biasanya terapis
dengan defisit kompetensi pragmatik di- berusaha memberikan stimulus agar klien
perlukan asesmen dan terapi. Autis seba- dapat memberikan respon dengan baik.
gai bentuk gangguan pertumbuhan mem- Kemampuan untuk menghasilkan tindak
pengaruhi kemampuan anak berinteraksi bahasa terapi tersebut merupakan aspek
atau berkomunikasi perlu ditangani sejak penting kompetensi pragmatik yang di-
dini. Berdasarkan data empiris, gangguan selidiki pragmatik klinis.
komunikasi pada anak autis dapat diatasi, Berdasarkan fakta sosial, terapis atau
antara lain melalui intervensi klinis atau ahli klinis berusaha keras agar anak autis
disebut terapi (Priyatna, 2010:39 dan Del- dapat memahami tindak komunikasi.
phie, 2009:23-24). Dalam intervensi klinis, terapis berusaha
Para ahli terapi dari Royal College of agar anak autis mampu memulai dan
Speech and Language menjelaskan bahwa melanjutkan pembicaraan dengan orang
gangguan-gangguan perkembangan ba- lain meskipun dalam percakapan seder-
hasa dan pragmatik merupakan kendala hana. Ketidakmampuan merespon meru-
yang dapat menghalangi komunikasi pakan salah satu ciri autis spektrum ko-
efektif. Pada anak-anak dan orang dewasa munikasi. Oleh karena itu, intervensi dari
yang mengalami gangguan komunikasi terapis berupa tindak bahasa klinis perlu
biasanya perkembangan bahasa dan prag- dilakukan agar defisit komunikasi yang
matik diperoleh secara tidak normal. Ka- dialami oleh anak autis dapat diatasi. Da-
sus gangguan perkembangan bahasa dan lam peristiwa komunikasi klinis, terapis
gunakan tindak lokusi karena kegiatan dak direktif ini terapis menghendaki agar
intervesi klinis anak autis berhubungan anak autis melakukan tindakan tertentu
dengan tindakan, sedangkan tindak lo- saat intervensi klinis. Berdasarkan hasil
kusi merupakan tindak tutur dengan kata, penelitian ditemukan penggunaan tindak
frasa, dan kalimat yang tidak mengan- direktif yang memiliki fungsi memerintah
dung muatan tindakan. Selama intervensi atau menyuruh, mengajak atau mendo-
klinis, terapis tidak menggunakan tindak rong, melarang atau menolak, meminta,
perlokusi yang bermaksud mempenga- menanyakan, dan menyetujui.
ruhi anak autis. Hal ini sesuai dengan Penggunaan fungsi memerintah atau
pendapat Searle (1969:23) dalam praktik menyuruh dalam konteks klinis, melalui
penggunaan bahasa (language use) terda- tuturannya, terapis bermaksud menyuruh
pat tiga macam tindak tutur meliputi tin- anak autis melakukan tindakan tertentu
dak lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak sesuai dengan harapan terapis. Dalam
ilokusi paling sering digunakan dalam konteks persiapan terapi, saat anak autis
peristiwa tutur dengan aneka latar bela- tidak ada kontak mata dan tidak fokus,
kang situasi sosial yang mewadahinya. terapis menggunakan tuturan berikut
Hasil penelitian tentang jenis tindak ini.
verbal terapi dalam intervensi klinis anak Konteks Persiapan Terapi
autis secara ringkas digambarkan dalam Andi : (tidak fokus dan tidak ada kontak
Tabel 1. mata)
Terapis : Andi lihat! Lihat! Andi! Andi lihat!
Fungsi Tindak Verbal Terapi Andi : (menatap terapis)
Dalam penelitian ini yang dimak-
sud fungsi tindak verbal terapis adalah Tuturan terapis berintonasi perintah
maksud dan tujuan penggunaan tuturan dengan pola tuturan sederhana (tuturan
terapis dikaitkan dengan konteks klinis pendek yang terdiri atas satu atau dua
(persiapan terapi, pelaksanaan kegiatan kata) seperti dalam kutipan tersebut
terapi, dan akhir terapi). Hasil penelitian memiliki fungsi menyuruh anak autis
tindak bahasa terapi menunjukkan ada agar fokus dan ada kontak mata ketika
tiga jenis fungsi tindak ilokusi terapis, dipanggil terapis. Dengan menggunakan
yaitu fungsi direktif, asertif, dan ekspresif. tuturan perintah berulang-ulang terapis
Pertama, fungsi direktif merupakan bermaksud menyuruh anak autis ke-
ujaran yang mengharapkan mitra tutur tika dipanggil agar menatap terapis dan
melakukan suatu tindakan. Dengan tin- berkonsentrasi.
Fungsi mengajak atau mendorong sesuatu yang tidak boleh dikerjakan oleh
digunakan oleh terapis untuk mengajak anak.
anak autis agar mau melakukan suatu tin- Fungsi meminta digunakan oleh tera-
dakan sebagaimana diharapkan terapis. pis untuk meminta atau mengharapkan
PelaksanaanTerapi respon anak autis. Berikut ini contoh
Konteks Mengimitasi Suara dan Kata tuturan terapis yang mempunyai fungsi
Andi : (berdiri dan tidak fokus) meminta atau mengharapkan.
Terapis : Ayo menyanyi! Tirukan suara ku- Konteks Mengimitasi Gerakan Motorik
cing! Andi : (bermain gunting)
Andi : (diam) Terapis : Minta Andi! Sini minta!
Terapis : Ayo tiru! Andi : (diam)
tertutup digunakan untuk memudahkan “oh salah”, dan “belum waktunya” untuk
anak autis dalam menjawabnya. Dalam menyatakan sikap bahwa tindakan yang
kegiatan intervensi klinis, terapis tidak dilakukan oleh anak autis salah. Pada saat
menggunakan pertanyaan terbuka karena pembelajaran mengidentifikasi bentuk
bagi anak autis sulit menjawabnya. benda dan terapis menanyakan tentang
Fungsi menyetujui digunakan oleh bentuk apa, tiba-tiba anak autis menjawab
terapis untuk menyetujui respon atau “makan” dan terus merengek minta
tindakan anak autis. Berikut ini contoh makan. Terapis menggunakan tuturan
tuturan terapis yang mempunyai fungsi “belum waktunya” mempunyai fungsi
menyetujui. menyatakan sikap tegasnya bahwa anak
Konteks Mengakhiri Terapi autis harus mematuhi kegiatan terapi.
Andi : (tidak fokus) Selanjutnya fungsi menjelaskan di-
Terapis : (memanggil nama Andi!) gunakan untuk menjelaskan atau men-
Andi : (menatap terapis) deskripsikan benda atau tentang sesuatu.
Terapis : Ok. (sambil gestur ibu jari) Ya Andi. Berikut ini contoh tuturan terapis yang
mempunyai fungsi menjelaskan.
Dalam konteks mengakhiri kegiatan Konteks Mengidentifikasi/Menyebutkan
terapi, terapis menggunakan tuturan Benda
“Ok”. Tuturan tersebut berfungsi untuk Terapis : (menanyakan bentuk benda ini ben-
menyetujui respon atau tindakan anak tuk?)
autis. Ketika anak autis dapat melakukan Andi : (diam)
perintah dan tindakan dengan benar atau Terapis : Ini buah. Ini apel. Ini bulat.
sesuai harapan, biasanya terapis menggu- Andi : (rewel)
nakan tuturan, misalnya Ya, Ok. Ok Andi
(sambil menggunakan gestur ibu jari). Dalam konteks mengidentifikasi
Kedua, fungsi asertif. Fungsi tuturan atau menyebutkan benda, terapis meng-
ini mengikat terapis akan kebenaran apa gunakan tuturan Ini buah. Ini apel. Ini
yang diujarkannya. Fungsi asertif diguna- bulat. Tuturan tersebut mempunyai fungsi
kan untuk menyatakan sikap dan mem- menjelaskan atau mendeskripsikan benda
berikan penjelasan tentang sesuatu. Hasil (yang dimaksud adalah buah apel). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tindak penelitian menunjukkan bahwa fungsi ini
asertif mempunyai dua fungsi, yaitu me- biasanya digunakan oleh terapis untuk
nyatakan dan menjelaskan. menjelaskan tentang sesuatu yang ber-
Fungsi menyatakan digunakan oleh hubungan dengan materi pembelajaran.
terapis untuk menyatakan sikapnya ter- Ketiga, fungsi ekspresif. Tindak eks-
hadap respon atau tindakan anak autis. presif merupakan tindak tutur yang me-
Berikut ini contoh tuturan terapis yang nyatakan perasaan atau ungkapan sua-
mempunyai fungsi menyatakan. sana hati terapis. Fungsi ekspresif meli-
Konteks Mengidentifikasi/Menyebutkan Ben- puti fungsi memuji dan mengucapkan
tuk Benda terima kasih.
Terapis : (menanyakan bentuk benda Ini ben- Fungsi memuji digunakan untuk mem-
tuk?) berikan pujian atau penghargaan atas
Andi : Makan. (tidak fokus dan minta makan) respon dan tindakan positif anak autis.
Terapis : Oh, salah. Belum waktunya. Berikut ini contoh tuturan terapis yang
Andi : (rewel) mempunyai fungsi memuji atau meng-
Dalam intervensi klinis anak autis, hargai.
khususnya pada kegiatan mengidentifika- Konteks Mengimitasi suara dan Kata
si bentuk, terapis menggunakan tuturan Terapis : (menyuruh anak autis menirukan
suara ayam)
Konteks Mengimitasi Gerakan Motorik Halus gan ancangan pragmatik klinis. Berdasar-
(Menulis) kan hasil penelitian, tindak ilokusi terapis
Terapis : Buat lingkaran! Lingkaran kecil! ditemukan tiga jenis tuturan terapis,
Lingkaran kecil! Lingkaran besar! yaitu: (1) direktif, (2) asertif, dan (3) eks-
(memberikan contoh dengan pera- presif. Sesuai dengan rumusan masalah
gaan) penelitian, dalam penelitian ini tidak
Andi : (menggambar lingkaran) ditemukan jenis tindak tutur deklaratif
dan komisif. Terapis tidak menggunakan
Dalam kegiatan imitasi tindakan ter- kedua jenis tindak tutur ini karena anak
hadap benda, terapis mengajak anak autis tidak memahami tuturan yang me-
autis melakukan tindakan dengan meng- ngandung janji, pengharapan, idiom, dan
gunakan strategi contoh atau peragaan. bahasa klise.
Melalui visualisasi, anak autis dapat Jenis tindak direktif terapis ditandai
dengan mudah memahami perintah dan penggunaan bentuk tuturan, yaitu: (1)
maksud tuturan terapis. Hasil penelitian perintah dengan menggunakan intonasi
ini sesuai dengan pendapat SES (2002:5). perintah, (2) bentuk ajakan, (3) permin-
Bagi anak autis yang mengalami gang- taan atau pengharapan, (4) penolakan atau
guan komunikasi dapat dibantu dengan larangan, (5) pertanyaan dengan jawaban
strategi penggunaan visual atau model. singkat, dan (6) bentuk persetujuan. Da-
Strategi penggunaan visual atau model lam tindak asertif ditemukan dua bentuk
memudahkan anak dalam memahami tuturan, yaitu: (1) bentuk pernyataan dan
maksud terapis dan komunikasi klinis (2) penjelasan. Dalam intervensi klinis
menjadi efektif. anak autis, terapis menggunakan dua jenis
Hasil penelitian tentang strategi tin- tindak ekspresif, yaitu (1) bentuk pujian
dak verbal terapi untuk anak autis secara atau penghargaan dan (2) bersyukur atau
ringkas digambarkan dalam Tabel 3. berterima kasih.
Dalam penelitian ini tidak semua
SIMPULAN indikator tindak ilokusi digunakan oleh
Dengan menggunakan taksonomi tin- terapis saat intervensi klinis anak autis.
dak tutur, hasil penelitian menunjukkan Hal ini disebabkan oleh adanya keter-
bahwa dalam intervensi klinis anak autis batasan kondisi mitra tutur. Anak autis
gangguan komunikasi, terapis meng- sebagai mitra tutur memiliki hambatan
gunakan tindak bertutur ilokusi. Terapis komunikasi dan interaksi sosial ber-
tidak menggunakan tindak lokusi dan implikasi pada tuturan terapis. Dalam
perlokusi. percakapan klinis, terapis dalam tutur-
Tindak ilokusi terapis diidentifikasi annya memilih jenis tindak tutur ilokusi
berdasarkan jenis, fungsi, dan strategi den- dengan pola sederhana sesuai dengan
Searle, J.R. 1969. Speech Acts: An Essay in Resource for Teachers. ABILL Publish-
The Philosophy of Language. Cambridge: ing. New Zealand.
Cambridge University Press. Wijayakusuma, Hembing. 2008. Psikoterapi
Specialist Education Service (SES). Minis- Anak Autisma. Teknik Bermain Kreatif
ter of Education New Zealand. 2002. Nonverbal dan Verbal. Terapi Khusus
Autistic Spectrum Disorders (ASD): A Untuk Autisma. Jakarta: Pustaka Po-
puler Obor.