Anda di halaman 1dari 13

TINDAK BAHASA TERAPIS DALAM INTERVENSI KLINIS

PADA ANAK AUTIS

Luluk Sri Agus Prasetyoningsih


FKIP Universitas Isalam Malang
e-mail: luluksap@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis, fungsi, dan strategi tindak bahasa
terapis dalam intervensi klinis kepada anak autis. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan ancangan pragmatik klinis. Hasil penelitian sebagai berikut.
Pertama, terapis intervensi klinis anak autis menggunakan jenis tindak ilokusi berupa
tindak direktif, asertif, dan ekspresif. Secara umum terapis intervensi klinis anak autis
menggunakan tindak ilokusi dengan pola tuturan sederhana. Kedua, tindak verbal terapis
memiliki fungsi memerintah, mengajak, meminta, menolak, menanyakan, menyetujui,
menyatakan, menjelaskan, memuji, bersyukur, dan berterima kasih. Ketiga, strategi tindak
bahasa terapis berupa strategi tuturan langsung dengan cara pemanggilan, pemberian
petunjuk, dan penggunaan visual atau model.

Kata kunci: tindak bahasa, terapis, intervensi klinis, anak autis

THERAPEUTIC LANGUAGE ACTS


IN CLINICAL INTERVENTIONS ON AUTISTIC CHILDREN

Abstract
This study aims to describe types, functions, and strategies of therapeutic language
acts in clinical interventions on autistic children. It employed the qualitative approach
using the clinical pragmatic design. The findings are as follows. First, clinical therapeutic
interventions on autistic children use illocutionary acts in the forms of directive, assertive,
and expressive acts. In general, they use simple utterance patterns. Second, therapeutic
verbal acts have functions to command, invite, require, refuse, ask, agree, state, explain,
compliment, thank God, and thank. Third, strategies of therapeutic language acts are in
the form of direct utterance strategies by means of calling, giving directions, and using
visual objects or models.

Keywords: language acts, therapeutic, clinical interventions, autistic children

PENDAHULUAN autis dengan cara membandingkan pada


Autis merupakan gangguan perkem- anak seusia dalam perkembangan nor-
bangan komunikasi, interaksi sosial, dan mal.
perilaku. Gangguan perkembangan terse- Terdapat tiga ciri umum autis yang
but dapat dideteksi sebelum anak berusia disebut dengan tiga kelainan (triad of
tiga tahun. Gejala-gejala pada anak autis impairment), yaitu kesulitan bersosial-
dapat diketahui setelah anak dilahirkan isasi, berimajinasi atau perilaku, serta
dan dalam perkembangannya mengalami berkomunikasi verbal dan nonverbal.
abnormal. Orang tua dapat segera menge- Misalnya kesulitan memahami gerakan
tahui apakah anak mengalami gangguan tubuh, ekspresi muka, dan kesulitan me-

264
265

mahami kapan seharusnya memulai atau pragmatik sering terjadi pada anak-anak
mengakhiri percakapan. Pada umumnya autis. Gangguan bahasa semacam ini dise-
anak autis gangguan komunikasi menga- but language disorder (Cummings,1999:360
lami hambatan dalam penggunaan bahasa dan Owens, 1991:3).
dan secara khusus ditandai dengan defisit Anak autis perlu mendapatkan terapi
komunikasi. Adanya kelainan khusus dalam rangka membangun kondisi
bahasa (specific language impairment) pada yang lebih baik. Terapi untuk anak autis
anak autis memunculkan penghalang bagi yang mengalami gangguan komunikasi
komunikasi yang efektif. mempunyai tujuan mengurangi masalah
Menurut SES (2002:35) berdasarkan komunikasi, meningkatkan kemampuan
hasil penelitian secara internasional me- dan perkembangan belajar dalam hal
nunjukkan bahwa prevalensi anak autis penguasaan bahasa, serta membantu agar
semakin meningkat dengan perbanding- mampu bersosialisasi dan beradaptasi
an 10:1000. Artinya, setiap seribu anak dengan lingkungan.
normal terdapat sepuluh anak dengan Pada saat melakukan intervensi se-
gangguan autis. Demikian juga di In- orang terapis bisa memancing dengan
donesia, menurut ahli neurologi jumlah baik tindak komunikasi dari klien (anak
penderita autis cukup besar. Prevalensi autis) untuk pemeriksaan klinis (Cum-
gangguan spektrum autis cukup tinggi mings, 2010:29). Ada dua kompetensi
dengan perbandingan 8:1000 (Nugroho tindak bahasa yang dipersyaratkan agar
2011:1). Bahkan, diprediksi jumlah anak terapis dapat mencapai sasaran yang
autis pada tahun 2010 mencapai 60% dari sesuai dengan kegiatan klinis, yaitu kom-
keseluruhan populasi anak di seluruh petensi linguistik dan pragmatik.
dunia (Wijayakusuma, 2009:vi). Anak autis yang memiliki defisit prag-
Anak autis yang mengalami gangguan matik tidak mampu menyusun tindak ko-
perkembangan bahasa mengalami ke- munikasi atau tindak bahasa sesuai den-
sulitan berkomunikasi. Masalah ketidak- gan keadaan pengetahuan mitra tuturnya.
mampuan berbahasa yang berhubungan Dalam kegiatan terapi biasanya terapis
dengan defisit kompetensi pragmatik di- berusaha memberikan stimulus agar klien
perlukan asesmen dan terapi. Autis seba- dapat memberikan respon dengan baik.
gai bentuk gangguan pertumbuhan mem- Kemampuan untuk menghasilkan tindak
pengaruhi kemampuan anak berinteraksi bahasa terapi tersebut merupakan aspek
atau berkomunikasi perlu ditangani sejak penting kompetensi pragmatik yang di-
dini. Berdasarkan data empiris, gangguan selidiki pragmatik klinis.
komunikasi pada anak autis dapat diatasi, Berdasarkan fakta sosial, terapis atau
antara lain melalui intervensi klinis atau ahli klinis berusaha keras agar anak autis
disebut terapi (Priyatna, 2010:39 dan Del- dapat memahami tindak komunikasi.
phie, 2009:23-24). Dalam intervensi klinis, terapis berusaha
Para ahli terapi dari Royal College of agar anak autis mampu memulai dan
Speech and Language menjelaskan bahwa melanjutkan pembicaraan dengan orang
gangguan-gangguan perkembangan ba- lain meskipun dalam percakapan seder-
hasa dan pragmatik merupakan kendala hana. Ketidakmampuan merespon meru-
yang dapat menghalangi komunikasi pakan salah satu ciri autis spektrum ko-
efektif. Pada anak-anak dan orang dewasa munikasi. Oleh karena itu, intervensi dari
yang mengalami gangguan komunikasi terapis berupa tindak bahasa klinis perlu
biasanya perkembangan bahasa dan prag- dilakukan agar defisit komunikasi yang
matik diperoleh secara tidak normal. Ka- dialami oleh anak autis dapat diatasi. Da-
sus gangguan perkembangan bahasa dan lam peristiwa komunikasi klinis, terapis

Tindak Bahasa Terapis dalam Intervensi pada Anak Autis


266

menggunakan tindak bahasa atau disebut METODE


tindak verbal. Penelitian ini menggunakan pende-
Menurut Searle (1969:23) dalam prak- katan kualitatif dengan tujuan mendes-
tik penggunaan bahasa terdapat tiga kripsikan tindak bahasa terapis dalam
macam tindak verbal (tindak tutur), yai- intervensi klinis anak autis gangguan ko-
tu tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi. munikasi. Data penelitian bersifat otentik
Dalam peristiwa tutur dengan aneka latar dan alamiah, karena data diperoleh dari
belakang sosial yang mewadahinya tindak tuturan terapis dalam latar alami. Pene-
ilokusi merupakan jenis tindak bertutur litian ini menggunakan ancangan prag-
yang sering digunakan. Dalam fakta so- matik klinis. Menurut Cummings, (2010)
sial yang berlatar klinis, jenis tindak ber- ancangan pragmatik klinis merupakan
tutur tersebut digunakan terapis dalam analisis terhadap gangguan penggunaan
intervensi klinis. Dalam komunikasi bahasa berdasarkan konteks klinis. Kon-
klinis terapis menggunakan tindak ber- teks klinis yang dimaksud merupakan
bahasa sesuai dengan keadaan pengeta- peristiwa klinis saat terapis melakukan
huan mitra tuturnya. Fakta di lapangan kegiatan intervensi anak autis. Ancangan
menunjukkan bahwa anak autis gangguan penelitian ini dalam latar alamiah dan
komunikasi mengalami kesulitan mema- otentik pada individu atau kelompok
hami tuturan. Dalam intervensi klinis, anak autis gangguan komunikasi.
terapis memilih tindak bahasa klinis se- Sumber data penelitian adalah tuturan
suai dengan karakteristik indidual anak klinis terapis saat melakukan intervensi
autis, karena masing-masing anak autis anak autis gangguan komunikasi disertai
memiliki keunikan. gangguan kompleks. Instrumen utama
Masalah penggunaan bahasa terapi penelitian adalah peneliti dan pengam-
untuk anak autis menarik untuk diteliti. bilan data dilakukan dengan teknik
Penelitian ini khusus mengkaji tindak rekaman video gambar pada peristiwa
verbal terapis dalam intervensi klinis anak komunikasi klinis.
autis gangguan komunikasi. Secara umum Data penelitian berupa data verbal
masalah penelitian ini adalah bagaimana- (tuturan) terapis dan dianalisis dengan
kah tindak bahasa terapis dalam intervensi menggunakan langkah-langkah sebagai
klinis (pembelajaran) anak autis? Rumus- berikut. Data yang berupa hasil rekaman
an masalah khusus penelitian sebagai ber- video (audio visual) ditranskripsikan da-
ikut. Pertama, bagaimanakah jenis tindak lam bentuk data tertulis. Data yang telah
verbal terapis dalam intervensi klinis anak ditranskripsikan kemudian direduksi.
autis. Jenis tindak bahasa ini dideskripsi- Kegiatan ini dilakukan dengan menyelek-
kan berdasarkan jenis realisasi tuturan si data yang relevan dengan permasalahan
terapis saat melakukan intervensi klinis penelitian. Kodifikasi data merupakan
anak autis gangguan komunikasi. Kedua, pemberian kode data hasil reduksi. Data
bagaimanakah fungsi tindak verbal tera- yang sudah dikodifikasi disajikan dalam
pis dalam intervensi klinis anak autis. bentuk matriks atau tabel carta data terpi-
Fungsi tindak bahasa ini dideskripsikan lih. Interpretasi dan eksplanasi dilakukan
berdasarkan maksud penggunaan tu- dengan cara mendeskripsikan dan men-
turan terapis dikaitkan dengan konteks jelaskan temuan penelitian berupa jenis,
klinis. Ketiga, bagaimanakah strategi fungsi, dan strategi tindak bahasa terapis.
tindak verbal terapis dalam intervensi Penyimpulan merupakan hasil akhir pe-
kilinis anak autis. Strategi tindak verbal nelitian berdasarkan tujuan penelitian.
terapis dideskripsikan berdasarkan cara
penuturan terapis dalam intervensi klinis
anak autis.

LITERA, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2014


267

HASIL DAN PEMBAHASAN Tindak asertif merupakan tindak tutur


Jenis Tindak Verbal Terapi dalam menyampaikan suatu hal terapis
Terkait dengan permasalahan pe- menggunakan proposisi tertentu sehingga
nelitian ini ada tiga jenis tuturan yang mewakili ekspresi kebenaran dari sesuatu
dijadikan fokus penelitian tindak verbal yang disampaikannya. Wujud tuturan
terapis. Jenis tidak verbal terapis meru- ini mengikat terapis akan kebenaran apa
pakan wujud realisasi tuturan terapis saat yang diujarkannya. Ada dua indikator
intervensi klinis anak autis. Berdasarkan wujud tindak asertif, yaitu bentuk per-
analisis data penelitian ditemukan be- nyataan dan penjelasan. (a) Bentuk per-
berapa hal. nyataan ditandai adanya tuturan yang
Pertama, hasil penelitian ini menun- berisi pernyataan sikap terapis terhadap
jukkan bahwa dalam intervensi klinis tindakan anak autis. (b) Bentuk penjelas-
anak autis, terapis menggunakan tindak an ini yang berupa deskripsi benda atau
ilokusi dengan pola sederhana. Terapis penjelasan tentang sesuatu hal.
menggunakan jenis tuturan ilokusi kare- Tindak ekspresif merupakan tindak
na tuturan terapis memiliki maksud dan tutur yang menyatakan suasana hati
fungsi tertentu yang mengandung tindak- atau perasaan terapis. Ada dua indikator
an. Dalam penelitian ini tindak bertutur tindak ekspresif, yaitu bentuk pujian dan
ilokusi dirinci berdasarkan jenis realisasi bersyukur atau berterima kasih. Bentuk
tuturan. Hasil penelitian menunjukkan pujian ditandai adanya penggunanan
bahwa dalam tindak ilokusi terapis di- tuturan “pintar” dan “hebat”. Bentuk
temukan adanya penggunaan tiga jenis berterima kasih ditandai dengan peng-
tindak tutur. gunaan ucapan “terima kasih”, dan ben-
Tindak direktif merupakan tindak tuk bersyukur ditandai dengan ucapan
tutur yang dalam menyampaikan tutur- “alhamdulillah”.
an mengharapkan anak autis melakukan Temuan penelitian ini menunjukkan
tindakan. Dengan tindak direktif ini tera- bahwa tindak deklaratif dan tindak komisif
pis berusaha agar anak autis melakukan tidak digunakan oleh terapis saat inter-
sesuatu atau tindakan tertentu saat inter- vensi klinis anak autis. Hal ini sesuai de-
vensi klinis. Dalam intervensi klinis anak ngan karakteristik anak autis sebagai mitra
autis, penggunaan tindak direktif terapis tutur yang memiliki keterbatasan dalam
ditandai adanya tuturan yang mengan- bertutur. Anak autis gangguan komu-
dung: perintah, ajakan, penolakan, per- nikasi tidak mampu memahami tuturan
mintaan, pertanyaan, dan persetujuan. yang berisi pengharapan, janji, pengiasan,
Tindak direktif terapis dideskripsikan atau metafora. Hasil penelitian ini mendu-
sebagai berikut: Bentuk perintah ditandai kung temuan peneliti sebelumnya seba-
dengan penggunaan intonasi perintah. gaimana dikemukakan Cumming (2010:
Bentuk ajakan atau dorongan ditandai 43) bahwa anak-anak dan orang dewasa
dengan penggunaan tuturan “ayo”. Ben- yang mengidap sindrom Asperger-varian
tuk larangan ditandai dengan penggunaan autisme mengalami kesulitan dalam me-
tuturan “tidak”. Hampir semua bentuk mahami bahasa nonharfiah, seperti ironi
larangan atau penolakan menggunakan dan metafora. Demikian juga anak-anak
tuturan “tidak”. Bentuk permintaan ditan- yang mengalami kerusakan otak kanan
dai dengan penggunaan tuturan “minta”. dan otak kiri ternyata juga lemah dalam
Bentuk pertanyaan dengan jawaban sing- memahami peribahasa dan idiom.
kat dan tertutup. Pertanyaan dengan jawa- Kedua, dalam intervensi klinis anak
ban singkat, misalnya “apa, siapa, mana, autis, terapis tidak menggunakan tindak
dimana, dan berapa” Bentuk persetujuan lokusi dan perlokusi. Terapis tidak meng-
ditandai dengan tuturan “Ok”.

Tindak Bahasa Terapis dalam Intervensi pada Anak Autis


268

gunakan tindak lokusi karena kegiatan dak direktif ini terapis menghendaki agar
intervesi klinis anak autis berhubungan anak autis melakukan tindakan tertentu
dengan tindakan, sedangkan tindak lo- saat intervensi klinis. Berdasarkan hasil
kusi merupakan tindak tutur dengan kata, penelitian ditemukan penggunaan tindak
frasa, dan kalimat yang tidak mengan- direktif yang memiliki fungsi memerintah
dung muatan tindakan. Selama intervensi atau menyuruh, mengajak atau mendo-
klinis, terapis tidak menggunakan tindak rong, melarang atau menolak, meminta,
perlokusi yang bermaksud mempenga- menanyakan, dan menyetujui.
ruhi anak autis. Hal ini sesuai dengan Penggunaan fungsi memerintah atau
pendapat Searle (1969:23) dalam praktik menyuruh dalam konteks klinis, melalui
penggunaan bahasa (language use) terda- tuturannya, terapis bermaksud menyuruh
pat tiga macam tindak tutur meliputi tin- anak autis melakukan tindakan tertentu
dak lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak sesuai dengan harapan terapis. Dalam
ilokusi paling sering digunakan dalam konteks persiapan terapi, saat anak autis
peristiwa tutur dengan aneka latar bela- tidak ada kontak mata dan tidak fokus,
kang situasi sosial yang mewadahinya. terapis menggunakan tuturan berikut
Hasil penelitian tentang jenis tindak ini.
verbal terapi dalam intervensi klinis anak Konteks Persiapan Terapi
autis secara ringkas digambarkan dalam Andi : (tidak fokus dan tidak ada kontak
Tabel 1. mata)
Terapis : Andi lihat! Lihat! Andi! Andi lihat!
Fungsi Tindak Verbal Terapi Andi : (menatap terapis)
Dalam penelitian ini yang dimak-
sud fungsi tindak verbal terapis adalah Tuturan terapis berintonasi perintah
maksud dan tujuan penggunaan tuturan dengan pola tuturan sederhana (tuturan
terapis dikaitkan dengan konteks klinis pendek yang terdiri atas satu atau dua
(persiapan terapi, pelaksanaan kegiatan kata) seperti dalam kutipan tersebut
terapi, dan akhir terapi). Hasil penelitian memiliki fungsi menyuruh anak autis
tindak bahasa terapi menunjukkan ada agar fokus dan ada kontak mata ketika
tiga jenis fungsi tindak ilokusi terapis, dipanggil terapis. Dengan menggunakan
yaitu fungsi direktif, asertif, dan ekspresif. tuturan perintah berulang-ulang terapis
Pertama, fungsi direktif merupakan bermaksud menyuruh anak autis ke-
ujaran yang mengharapkan mitra tutur tika dipanggil agar menatap terapis dan
melakukan suatu tindakan. Dengan tin- berkonsentrasi.

Tabel 1. Jenis Tindak Bahasa Terapi untuk Anak Autis

LITERA, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2014


269

Fungsi mengajak atau mendorong sesuatu yang tidak boleh dikerjakan oleh
digunakan oleh terapis untuk mengajak anak.
anak autis agar mau melakukan suatu tin- Fungsi meminta digunakan oleh tera-
dakan sebagaimana diharapkan terapis. pis untuk meminta atau mengharapkan
PelaksanaanTerapi respon anak autis. Berikut ini contoh
Konteks Mengimitasi Suara dan Kata tuturan terapis yang mempunyai fungsi
Andi : (berdiri dan tidak fokus) meminta atau mengharapkan.
Terapis : Ayo menyanyi! Tirukan suara ku- Konteks Mengimitasi Gerakan Motorik
cing! Andi : (bermain gunting)
Andi : (diam) Terapis : Minta Andi! Sini minta!
Terapis : Ayo tiru! Andi : (diam)

Dalam intervensi klinis anak autis, Dalam konteks mengimitasi gerakan


tuturan terapis ditandai dengan tuturan motorik halus, terapis menggunakan
“ayo” mempunyai fungsi mengajak dan tuturan Minta Andi! Sini minta! Tuturan
sekaligus mendorong agar anak autis tersebut berfungsi untuk meminta atau
termotivasi untuk melakukan kegiatan mengharapkan sesuatu kepada anak
mengimitasi suara dan kata sebagaimana autis. Terapis meminta agar anak autis
diharapkan terapis. Dengan mengguna- memberikan gunting kepada terapis dan
kan tuturan sederhana terapis mengajak berharap agar tidak bermain gunting.
dan mendorong anak autis agar meniru- Bermain gunting dapat membahayakan
kan suara kucing seperti yang dinyanyi- diri anak autis.
kan oleh terapis. Fungsi menanyakan digunakan oleh
Fungsi menolak atau melarang digu- terapis untuk menanyakan sesuatu kepa-
nakan oleh terapis untuk menolak respon da anak autis dengan harapan mendapat-
anak autis yang tidak benar. Berikut ini kan informasi tentang sesuatu. Berikut ini
contoh tuturan terapis yang mempunyai contoh tuturan terapis yang mempunyai
fungsi menolak tindakan anak autis. fungsi menanyakan.
Konteks Mengidentifikasi/Menyebutkan Konteks Menjawab Pertanyaan Sosial
Bagian-bagian Tubuh Andi : (diam)
Andi : (rewel sambil berdiri) Terapis : Siapa namamu? Di mana rumahmu?
Terapis : Tidak! (sambil menggelengkan kepala) Berapa kakakmu?
(menunjuk dada) Andi : (menjawab dengan suara pelan)
Andi : (menepuk kepala)
Terapis : Tidak! Tidak Andi! Dalam kegiatan menjawab pertanyaan
sosial, terapis menggunakan tuturan se-
Dalam kegiatan mengidentifikasi atau derhana dalam bentuk pertanyaan dengan
menyebutkan bagian-bagian tubuh, tera- jawaban singkat apa, siapa, mana, dimana,
pis menggunakan tuturan “tidak” disertai berapa, dan jawaban ya/tidak. Tuturan ini ber-
gelengan kepala. Tuturan ini mempunyai fungsi menanyakan sesuatu untuk mem-
fungsi menolak tindakan anak autis yang peroleh jawaban atau informasi tentang
rewel sambil berdiri ketika pembelajaran identitas anak autis. Hasil penelitian ini
mengidentifikasi bagian-bagian tubuh. sesuai dengan pendapat SES (2002:15).
Dengan menggunakan tuturan “tidak” Bagi anak autis yang mengalami gang-
terapis bermaksud menolak atas respon guan komunikasi ada cara penyampai-
atau jawaban salah dari anak autis. Hasil an tuturan pertanyaan yang dilakukan
penelitian juga menunjukkan bahwa per- oleh terapis, yaitu dengan memberikan
kataan “tidak” juga untuk menegaskan pertanyaan tertutup. Strategi pertanyaan

Tindak Bahasa Terapis dalam Intervensi pada Anak Autis


270

tertutup digunakan untuk memudahkan “oh salah”, dan “belum waktunya” untuk
anak autis dalam menjawabnya. Dalam menyatakan sikap bahwa tindakan yang
kegiatan intervensi klinis, terapis tidak dilakukan oleh anak autis salah. Pada saat
menggunakan pertanyaan terbuka karena pembelajaran mengidentifikasi bentuk
bagi anak autis sulit menjawabnya. benda dan terapis menanyakan tentang
Fungsi menyetujui digunakan oleh bentuk apa, tiba-tiba anak autis menjawab
terapis untuk menyetujui respon atau “makan” dan terus merengek minta
tindakan anak autis. Berikut ini contoh makan. Terapis menggunakan tuturan
tuturan terapis yang mempunyai fungsi “belum waktunya” mempunyai fungsi
menyetujui. menyatakan sikap tegasnya bahwa anak
Konteks Mengakhiri Terapi autis harus mematuhi kegiatan terapi.
Andi : (tidak fokus) Selanjutnya fungsi menjelaskan di-
Terapis : (memanggil nama Andi!) gunakan untuk menjelaskan atau men-
Andi : (menatap terapis) deskripsikan benda atau tentang sesuatu.
Terapis : Ok. (sambil gestur ibu jari) Ya Andi. Berikut ini contoh tuturan terapis yang
mempunyai fungsi menjelaskan.
Dalam konteks mengakhiri kegiatan Konteks Mengidentifikasi/Menyebutkan
terapi, terapis menggunakan tuturan Benda
“Ok”. Tuturan tersebut berfungsi untuk Terapis : (menanyakan bentuk benda ini ben-
menyetujui respon atau tindakan anak tuk?)
autis. Ketika anak autis dapat melakukan Andi : (diam)
perintah dan tindakan dengan benar atau Terapis : Ini buah. Ini apel. Ini bulat.
sesuai harapan, biasanya terapis menggu- Andi : (rewel)
nakan tuturan, misalnya Ya, Ok. Ok Andi
(sambil menggunakan gestur ibu jari). Dalam konteks mengidentifikasi
Kedua, fungsi asertif. Fungsi tuturan atau menyebutkan benda, terapis meng-
ini mengikat terapis akan kebenaran apa gunakan tuturan Ini buah. Ini apel. Ini
yang diujarkannya. Fungsi asertif diguna- bulat. Tuturan tersebut mempunyai fungsi
kan untuk menyatakan sikap dan mem- menjelaskan atau mendeskripsikan benda
berikan penjelasan tentang sesuatu. Hasil (yang dimaksud adalah buah apel). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tindak penelitian menunjukkan bahwa fungsi ini
asertif mempunyai dua fungsi, yaitu me- biasanya digunakan oleh terapis untuk
nyatakan dan menjelaskan. menjelaskan tentang sesuatu yang ber-
Fungsi menyatakan digunakan oleh hubungan dengan materi pembelajaran.
terapis untuk menyatakan sikapnya ter- Ketiga, fungsi ekspresif. Tindak eks-
hadap respon atau tindakan anak autis. presif merupakan tindak tutur yang me-
Berikut ini contoh tuturan terapis yang nyatakan perasaan atau ungkapan sua-
mempunyai fungsi menyatakan. sana hati terapis. Fungsi ekspresif meli-
Konteks Mengidentifikasi/Menyebutkan Ben- puti fungsi memuji dan mengucapkan
tuk Benda terima kasih.
Terapis : (menanyakan bentuk benda Ini ben- Fungsi memuji digunakan untuk mem-
tuk?) berikan pujian atau penghargaan atas
Andi : Makan. (tidak fokus dan minta makan) respon dan tindakan positif anak autis.
Terapis : Oh, salah. Belum waktunya. Berikut ini contoh tuturan terapis yang
Andi : (rewel) mempunyai fungsi memuji atau meng-
Dalam intervensi klinis anak autis, hargai.
khususnya pada kegiatan mengidentifika- Konteks Mengimitasi suara dan Kata
si bentuk, terapis menggunakan tuturan Terapis : (menyuruh anak autis menirukan
suara ayam)

LITERA, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2014


271

Andi : (menirukan dengan benar) Hasil penelitian fungsi tindak verbal


Terapis : Andi pintar. Hebat ye… terapi dalam intervensi klinis anak autis
secara ringkas digambarkan dalam Tabel 2.
Dalam kegiatan mengimitasi suara,
terapis secara eksplisit menggunakan Strategi Tindak Verbal Terapi
tuturan “pintar” dan “hebat”. Tuturan Dalam penelitian ini strategi tindak
ini dimaksudkan untuk memuji atau bertutur terapis diidentifikasi berdasarkan
menghargai respon dan tindakan yang kelangsungan cara penuturan terapis dan
benar dari anak autis. Dalam kegiatan cara mendapatkan fokus atau perhatian
intervensi klinis seringkali terapis meng- anak autis. Hasil penelitian menunjukkan
gunakan tuturan pujian dengan tujuan bahwa dalam intervensi klinis anak autis,
menyemangati dan memuji tindakan terapis menggunakan strategi bertutur
positif anak autis. langsung (literal) melalui strategi pe-
Fungsi berterima kasih digunakan manggilan, strategi pemberian petunjuk,
untuk mengucapkan terima kasih atas dan strategi visual atau model.
respon dan tindakan anak autis yang se- Pertama, strategi pemanggilan. Strate-
suai dengan harapan terapis. Berikut ini gi pemanggilan dilakukan dengan cara
contoh tuturan terapis yang mempunyai memanggil langsung nama anak dengan
fungsi bersyukur dan berterima kasih. maksud memperoleh perhatian dan res-
Konteks Mengakhiri Terapi pon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Terapis : (menberitahukan waktunya pulang) dalam tindak tutur langsung-literal, tera-
Andi : (merapikan meja) pis menggunakan strategi pemanggilan
Terapis : Alhamdulillah. Terima kasih Andi. seperti berikut ini.
Persiapan Terapi
Pada akhir kegiatan terapi, terapis Andi : (tidak fokus)
menggunakan tuturan “alhamdulillah” Tr : Andi! Halo Andi!
dan “terima kasih”. Tuturan ini berfungsi Andi : (diam)
untuk mengungkapkan suasana hati tera- Terapis : Andi, lihat!
pis saat anak autis dapat melakukan suatu
tindakan yang positif. Misalnya, ketika Pada kegiatan persiapan terapi, tera-
mengakhiri kegiatan terapi tiba-tiba anak pis memerintah anak autis dengan meng-
autis merapikan meja. Mengetahui sikap gunakan strategi pemanggilan. Strategi
anak autis ini dengan senang hati terapis pemanggilan dengan menyebut langsung
mengucapkan syukur dan terima kasih. nama anak autis ini biasanya dilakukan
Dalam intervensi klinis anak autis fungsi secara berulang-ulang sampai dengan
ekspresif ini mempunyai muatan edukasi. menunggu responnya. Demikian pula,
Memuji merupakan bentuk penguatan (re- dalam pelaksanaan kegiatan terapi sering-
inforcement) terhadap apa yang dilakukan kali terapis menggunakan strategi pe-
oleh anak autis. Dalam kegiatan intervensi manggilan nama anak secara langsung.
klinis, terapis tidak memberikan hukuman Ketika anak tidak fokus atau tidak kon-
(punisment) ketika anak autis melakukan sentrasi secara spontan terapis memanggil
kesalahan. Dalam tindak bahasa terapis nama anak disertai penggunaan sentuhan
tidak terdapat tindak kekerasan. Terapis fisik, seperti menepuk dagu dan mengelus
memberikan apresiasi positif terhadap pipi. Strategi pemanggilan ini dimak-
tindakan anak autis yang benar dengan sudkan untuk membangun kontak mata
cara memuji, menghargai, atau mengu- dan fokus agar anak dapat melakukan
capkan terima kasih. perintah terapis.

Tindak Bahasa Terapis dalam Intervensi pada Anak Autis


272

Tabel 2. Fungsi Tindak Bahasa Terapi untuk Anak Autis

Kedua, strategi pemberian petunjuk. artinya petunjuk yang diberikan dalam


Dalam intervensi klinis, terapis meng- bentuk tuturan literal dan lugas. Jelas arti-
gunakan strategi pemberian petunjuk nya instruksi atau perintah yang diberikan
dan perintah secara langsung. Strategi mudah dipahami dan dimengerti. Singkat
pemberian petunjuk ini seperti dalam artinya hanya menggunakan satu perintah
tuturan berikut ini. sederhana. Anak autis tidak memahamai
Kegiatan Melakukan Perintah Sederhana bentuk perintah lebih dari satu sekaligus
Andi : (berdiri dan tidak fokus) dan tidak menggunakan kalimat panjang.
Tr : Duduk! Duduk! Penggunaan kalimat yang panjang akan
Andi : (diam) membingungkan anak autis.
Terapis : Andi, lihat! Ketiga, strategi visual atau model.
Dalam kegiatan intervensi klinis sering-
Hasil penelitian ini sesuai dengan kali terapis menggunakan strategi tuturan
pendapat SES (2002:15). Strategi pem- langsung disertai contoh atau model.
berian petunjuk dilakukan untuk mem- Dengan strategi ini anak autis dapat de-
bantu memudahkan memahami maksud ngan mudah memahami perintah terapis.
tuturan. Petunjuk yang diberikan secara Berikut ini contoh penggunaan strategi
langsung, jelas, dan singkat. Langsung visual.

LITERA, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2014


273

Tabel 3. Strategi Tindak Verbal Terapi Untuk Anak Autis

Konteks Mengimitasi Gerakan Motorik Halus gan ancangan pragmatik klinis. Berdasar-
(Menulis) kan hasil penelitian, tindak ilokusi terapis
Terapis : Buat lingkaran! Lingkaran kecil! ditemukan tiga jenis tuturan terapis,
Lingkaran kecil! Lingkaran besar! yaitu: (1) direktif, (2) asertif, dan (3) eks-
(memberikan contoh dengan pera- presif. Sesuai dengan rumusan masalah
gaan) penelitian, dalam penelitian ini tidak
Andi : (menggambar lingkaran) ditemukan jenis tindak tutur deklaratif
dan komisif. Terapis tidak menggunakan
Dalam kegiatan imitasi tindakan ter- kedua jenis tindak tutur ini karena anak
hadap benda, terapis mengajak anak autis tidak memahami tuturan yang me-
autis melakukan tindakan dengan meng- ngandung janji, pengharapan, idiom, dan
gunakan strategi contoh atau peragaan. bahasa klise.
Melalui visualisasi, anak autis dapat Jenis tindak direktif terapis ditandai
dengan mudah memahami perintah dan penggunaan bentuk tuturan, yaitu: (1)
maksud tuturan terapis. Hasil penelitian perintah dengan menggunakan intonasi
ini sesuai dengan pendapat SES (2002:5). perintah, (2) bentuk ajakan, (3) permin-
Bagi anak autis yang mengalami gang- taan atau pengharapan, (4) penolakan atau
guan komunikasi dapat dibantu dengan larangan, (5) pertanyaan dengan jawaban
strategi penggunaan visual atau model. singkat, dan (6) bentuk persetujuan. Da-
Strategi penggunaan visual atau model lam tindak asertif ditemukan dua bentuk
memudahkan anak dalam memahami tuturan, yaitu: (1) bentuk pernyataan dan
maksud terapis dan komunikasi klinis (2) penjelasan. Dalam intervensi klinis
menjadi efektif. anak autis, terapis menggunakan dua jenis
Hasil penelitian tentang strategi tin- tindak ekspresif, yaitu (1) bentuk pujian
dak verbal terapi untuk anak autis secara atau penghargaan dan (2) bersyukur atau
ringkas digambarkan dalam Tabel 3. berterima kasih.
Dalam penelitian ini tidak semua
SIMPULAN indikator tindak ilokusi digunakan oleh
Dengan menggunakan taksonomi tin- terapis saat intervensi klinis anak autis.
dak tutur, hasil penelitian menunjukkan Hal ini disebabkan oleh adanya keter-
bahwa dalam intervensi klinis anak autis batasan kondisi mitra tutur. Anak autis
gangguan komunikasi, terapis meng- sebagai mitra tutur memiliki hambatan
gunakan tindak bertutur ilokusi. Terapis komunikasi dan interaksi sosial ber-
tidak menggunakan tindak lokusi dan implikasi pada tuturan terapis. Dalam
perlokusi. percakapan klinis, terapis dalam tutur-
Tindak ilokusi terapis diidentifikasi annya memilih jenis tindak tutur ilokusi
berdasarkan jenis, fungsi, dan strategi den- dengan pola sederhana sesuai dengan

Tindak Bahasa Terapis dalam Intervensi pada Anak Autis


274

kemampuan dan hambatan mitra tutur Tindak ekspresif memiliki fungsi


(anak autis). mengekspresikan suasana hati terapis.
Berdasarkan hasil penelitian, fungsi Tindak ini mempunyai maksud mengung-
ilokusi terapi untuk anak autis diklasi- kapkan rasa syukur dan terima kasih atas
fikasikan berdasarkan tiga jenis, yaitu tindakan positif anak autis.
(1) fungsi direktif, (2) asertif, dan (3) Berdasarkan hasil penelitian, strategi
ekspresif. Hasil penelitian tentang fungsi tindak verbal terapi untuk anak autis
tindak verbal terapis menunjukkan bahwa diklasifikasikan berdasarkan cara ke-
dalam tindak ilokusi terapis tidak ditemu- langsungan penuturan terapis dan cara
kan fungsi deklaratif dan komisif. membangun fokus atau kontak mata anak
Dalam intervensi klinis anak autis, autis. Dalam intervensi klinis, terapis
tindak direktif terapis mempunyai fungsi menggunakan tuturan langsung yang ber-
memerintah, mengajak, meminta, me- makna sesuai kata yang diujarkannya.
larang, menanyakan, dan menyetujui. Untuk membangun fokus dan pe-
Tidak semua fungsi tindak ilokusi muncul mahaman maksud komunikasi klinis,
saat intervensi klinis anak autis. Fungsi terapis menggunakan tiga strategi, yaitu:
tindak ilokusi digunakan oleh terapis (1) pemanggilan, (2) pemberian petunjuk,
sesuai dengan maksud komunikasi klinis. dan (3) visual atau model. Dalam inter-
Tindak memerintah bermaksud menyu- vensi klinis anak autis, strategi pemang-
ruh anak autis untuk melakukan tindak- gilan dilakukan dengan cara memanggil
an. Tindak mengajak untuk mendorong langsung nama anak autis. Pemanggilan
anak autis agar melakukan sesuatu sesuai nama anak dilakukan berulang-ulang
dengan perintah terapis. Tindak melarang hingga mendapatkan fokus dan respon
bermaksud menolak tindakan yang tidak yang benar. Ketidakmampuan merespon
diharapkan oleh terapis. Dalam tindak ini merupakan salah satu ciri spektrum ko-
terapis menolak tindakan anak autis yang munikasi, ditandai adanya ketidakmam-
menyimpang dan tidak sesuai dengan puan memulai percakapan atau melanjut-
harapan terapis. Tindak meminta ber- kan percakapan dengan terapis meskipun
maksud mengharapkan agar anak autis percakapan sederhana.
melakukan tindakan tertentu berdasarkan Strategi pemberian petunjuk atau
instruksi terapis. Tindak menanyakan instruksi. Dalam strategi pemberian pe-
dimaksudkan memperoleh jawaban atau tunjuk ini terapis menggunakan tuturan
informasi tentang sesuatu dari anak autis. langsung (harfiah) dalam memberikan
Tindak menyetujui ini digunakan untuk perintah dan penjelasan pada anak autis.
membenarkan tindakan anak autis. Strategi tuturan tidak langsung (nonhar-
Tindak asertif terapis berfungsi me- fiah), seperti bahasa kias tidak digunakan
nyatakan dan menjelaskan atau men- oleh terapis saat intervensi klinis. Pembe-
deskripsikan tentang sesuatu. Tindak me- rian petunjuk dilakukan secara langsung,
nyatakan berhubungan dengan pernya- jelas dan singkat dengan menggunakan
taan sikap terapis atas tindakan anak au- satu perintah.
tis. Tindak memuji berhubungan dengan Strategi penggunaan visual atau mo-
penghargaan terhadap tindakan positif del. Untuk memudahkan anak autis dalam
anak autis, sedangkan tindak berterima memahami maksud komunikasi klinis,
kasih dimaksudkan untuk mengungkap- terapis menggunakan bantuan gambar,
kan rasa syukur dan terima kasih atas contoh, model, atau tiruan tindakan.
tindakan anak autis yang sesuai dengan Gambar atau contoh yang digunakan
perintah terapis. dalam bentuk konkret. Tiruan tindakan

LITERA, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2014


275

dapat berbentuk imitasi suara, kata, dan UCAPAN TERIMA KASIH


tindakan atau gerakan. Artikel ini didasarkan atas hasil pene-
Selanjutnya, berdasarkan hasil peneli- litian yang berjudul Tindak Bahasa Terapis
tian tindak bahasa terapi untuk anak autis dalam Internesi Klinis Anak Autis yang dida-
terdapat beberapa saran diberikan untuk nai oleh DP2M DIKTI melalui skim Hibah
pihak terkait penanganan anak autis. Disertasi Doktor. Laporan akhir penelitian
Disarankan untuk para terapis, ahli dalam bentuk artikel ini dapat diselesai-
klinis, dan guru autis ada pemahaman kan berkat bantuan beberapa pihak. Per-
terhadap tindak bahasa terapi untuk anak tama, Dosen Pembimbing Disertasi dan
autis gangguan komunikasi. Pemaha- Direktur Pascasarjana Universitas Negeri
man terhadap tindak bahasa terapi perlu Malang yang telah memberikan reko-
dilakukan dengan memilih jenis, fungsi, mendasi usulan Hibah Disertasi Doktor.
dan strategi tindak bahasa yang sesuai Kedua, Ketua LPM UNISMA yang telah
dengan karakteristik individual anak. menyetujui usulan dan memberikan pem-
Tidak semua bentuk tindak bahasa dapat binaan terhadap peneliti. Ketiga, Direktur
digunakan dalam intervensi klinis anak DP2M DIKTI yang telah menyetujui dan
autis. Oleh karena itu, hasil penelitian ini mendanai penelitian hibah disertasi dok-
disarankan dapat dimanfaatkan sebagai tor. Keempat, segenap Pengurus Unit
bahan pertimbangan untuk komunikasi Instalasi Autis RSI UNISMA Malang yang
klinis anak autis atau anak yang menga- telah banyak membantu dalam pengum-
lami hambatan komunikasi disertai gang- pulan data penelitian.
guan kompleks.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan DAFTAR PUSTAKA
bahan pertimbangan untuk perancangan Cummings, Louise.1999. Pragmatics, A
kurikulum, khususnya kurikulum anak Multidiciplinary Perspective. Oxford
berkebutuhan khusus penderita autis. Ha- University Press Inc., New York.
sil deskripsi dan eksplanasi tindak baha- Cummings, Louise. 2010. Pragmatik Klinis.
sa terapi dapat dijadikan pertimbangan Kajian tentang Penggunaan dan Gang-
dalam penyusunan kurikulum autis, khu- guan Bahasa Secara Klinis. Terjemahan
susnya dalam pengembangan materi dan (Editor) Prof. Dr. Abdul Syukur Ibra-
pemilihan strategi komunikasi atau pem- him. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
belajaran anak autis pada program terapi Delphie, Bandi. 2009. Pendidikan Anak
tingkat awal dan menengah. Autis. Klaten: PT Intan Sejati.
Hasil penelitian ini dapat digunakan Instalasi Mutiara Hati, 2006. Penatalaksa-
sebagai masukan bagi guru sekolah in- naan Holistik Anak Autisma dan Anak
klusi yang siswanya memiliki riwayat au- Dengan Kebutuhan Khusus. Malang:
tis. Hasil deskripsi dan eksplanasi tindak Rumah Sakit Islam Malang UNISMA.
bahasa terapi dapat dijadikan pertimbang- Nugroho. 2011. Mensos Dukung Pembuatan
an dan rujukan oleh guru dalam inter- Film Dokumenter Autisme. http: //www.
aksi pembelajaran di kelas reguler yang rri.co.id/index.php. Diunduh, 27 April
melaksanakan kegiatan pembelajaran 2011.
inklusi dengan anak autis. Pemahaman Owens, Robert E. 1991. Language Disorder.
dan pemilihan bentuk, fungsi, dan strategi A Functional Approach to Assesment dan
tindak bahasa yang tepat oleh guru seko- Intervention. New York: Macmillan
lah inklusi dapat membantu anak autis Publishing Company.
dalam memahami materi pembelajaran. Priyatna, Andri. 2010. Amazing Autizm,
Memahami, Mengasuh, dan Mendidik
Anak Autis. Jakarta: PT Gramedia.

Tindak Bahasa Terapis dalam Intervensi pada Anak Autis


276

Searle, J.R. 1969. Speech Acts: An Essay in Resource for Teachers. ABILL Publish-
The Philosophy of Language. Cambridge: ing. New Zealand.
Cambridge University Press. Wijayakusuma, Hembing. 2008. Psikoterapi
Specialist Education Service (SES). Minis- Anak Autisma. Teknik Bermain Kreatif
ter of Education New Zealand. 2002. Nonverbal dan Verbal. Terapi Khusus
Autistic Spectrum Disorders (ASD): A Untuk Autisma. Jakarta: Pustaka Po-
puler Obor.

LITERA, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai