Anda di halaman 1dari 6

Tugas Individu Harian 4

Resume Modul I Berorentasi Pelayanan

Nama : Berlian Fajar Latifa Noor


NIP : 199405272022032007
Unit Kerja : Pengadilan Agama Pati
Kelompok :3

KONSEP PELAYANAN PUBLIK


A. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
1. Asas penyelenggaraan pelayanan public
Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu: a. kepentingan umum; b. kepastian hukum; c. kesamaan
hak; d. keseimbangan hak dan kewajiban; e. keprofesionalan; f. partisipatif; g. persamaan
perlakuan/tidak diskriminatif; h. keterbukaan; i. akuntabilitas; j. fasilitas dan perlakuan
khusus bagi kelompok rentan; k. ketepatan waktu; dan l. kecepatan, kemudahan, dan
keterjangkauan.
2. Prinsip pelayanan publik yang baik adalah Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak
diskriminatif, Mudah dan Murah , Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel , Berkeadilan

Tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu :

a. penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi


b. penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat
c. kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.

B. Membangun Budaya Pelayanan Prima


Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas yaitu:
1. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan yang berkualitas;
2. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat;
3. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
4. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti pengaduan
masyarakat;
5. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja, fleksibilitas
kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana prasarana; dan
6. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja penyelenggara
pelayanan public

Produk kebijakan pelayanan publik sebagai wujud pelaksanaan amanat Undang-Undang


Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, diantaranya adalah:

a. penerapan Standar Pelayanan dan Maklumat Pelayanan;


b. tindak lanjut dan upaya perbaikan melalui kegiatan Survei Kepuasan Masyarakat;
c. profesionalisme SDM;
d. pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Publik (SIPP) untuk memberikan akses yang
seluas-luasnya kepada masyarakat;
e. mendorong integrasi layanan publik dalam satu Gedung melalui Mal Pelayanan Publik;
f. merealisasikan kebijakan “no wrong door policy” melalui Sistem Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N-LAPOR!);
g. penilaian kinerja unit penyelenggara pelayanan publik melalui Evaluasi Pelayanan
Publik sehingga diperoleh gambaran tentang kondisi kinerja penyelenggaraan
pelayanan public untuk kemudian dilakukan perbaikan;
h. kegiatan dialog, diskusi pertukaran opini secara partisipatif antara penyelenggara
layanan publik dengan masyarakat untuk membahas rancangan kebijakan, penerapan
kebijakan, dampak kebijakan, ataupun permasalahan terkait pelayanan publik melalui
kegiatan Forum Konsultasi Publik; dan
i. terobosan perbaikan pelayanan publik melalui Inovasi Pelayanan Publik.

C. ASN sebagai Pelayan Publik


ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan
pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
3. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal-hal fundamental mengenai pelayanan public yang perlu di pahami ASN :

a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi.


b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis
bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
d. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan bagi warga negara (proteksi).

D. Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values ASN


Core Values ASN yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Secara lebih operasional,
Berorientasi Pelayanan dapat dijabarkan dengan beberapa kriteria, yakni:
a. ASN harus memiliki kode etik (code of ethics) untuk menjabarkan pedoman perilaku sesuai
dengan tujuan yang terkandung dari masing-masing nilai.
b. Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah kode perilaku (code of
conducts) yang berisi contoh perilaku spesifik yang wajib dan tidak boleh dilakukan oleh
pegawai ASN sebagai interpretasi dari kode etik tersebut.
c. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani sebagai
suatu kebanggaan.

BERORIENTASI PELAYANAN
A. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan :
1) Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan
yang pertama ini diantaranya:
a. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
b. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
c. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
d. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
2) Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
a. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
b. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; dan
c. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
3) Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan
yang ketiga ini diantaranya:
a. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; dan
b. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

B. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan


penyelenggaraan pelayanan publik menghadapi berbagai hambatan dan tantangan, yang
dapat berasal dari eksternal seperti kondisi geografis yang sulit, infrastruktur yang belum
memadai, termasuk dari sisi masyarakat itu sendiri baik yang tinggal di pedalaman dengan adat
kebiasaan atau sikap masyarakat yang kolot, ataupun yang tinggal di perkotaan dengan
kebutuhan yang dinamis dan senantiasa berubah. Tantangan yang berasal dari internal
penyelenggara pelayanan publik dapat berupa anggaran yang terbatas, kurangnya jumlah SDM
yang berkompeten, termasuk belum terbangunnya system pelayanan yang baik. Namun,
Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat serta mengatasi berbagai hambatan yang ada.
Tugas Individu Harian 4
Pelayanan Publik di Satuan Kerja

Nama : Berlian Fajar Latifa Noor


NIP : 199405272022032007
Unit Kerja : Pengadilan Agama Pati
Kelompok :3

1. Pelayanan Publik di Satuan Kerja Anda Yang Belum Berorientasi Pelayanan Publik dan Yang Telah
Berorientasi Pelayanan

a. Belum Berorentasi Pelayanan Publik

Di Pengadilan Agama Pati terdapat pelayanan public yang belum berorientasi public,
diantaranya adalah kurangnya fasilitas bagi penyandang disabilitas. Menurut Keputusan Direktur
Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI No. 206/DJA/SK/I/2021 Tentang Standar
Pelayanan Bagi Disabilitas di Lingkungan Peradilan Agama, Pengadilan dalam lingkungan
pengadilan agama sedapat mungkin menyediakan kebutuhan yang diperlukan dalam
mewujudkan pelayanan yang ramah bagi penyandang disabilitas.
Kebutuhan tersebut berbeda-beda tergantung jenis atau tipe disabilitas yang dialami,
diantaranya disabilitas fisik, diantaranya disabilitas intelektual, diantaranya disabilitas mental,
diantaranya disabilitas sensorik. Sedangkan untuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan
contohnya adalah prasarana fisik yang ramah kursi roda, layanan pendampingan khusus oleh
psikolog, media huruf timbul (Braille), alat bantu dengar, alat bantu jalan, tongkat tunanetra, dll.
Dilihat dari uraian diatas, ketersediaan layanan bagi penyandang disabilitas di Pengadilan
Agama Pati masih kurang, karena hanya terdapat 1 kursi roda dan 1 buah alat bantu jalan sebagai
sarana dan prasarana ramah kursi roda bagi penyandang disabilitas fisik. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pelayanan public bagi penyandang disabilitas di Pengadilan Agama Pati belum
Berorientasi Pelayanan Publik.

b. Telah Berioreantasi Pelayanan

Pelayanan Publik di Pengadilan Agama Pati Sebagian besar telah Berorientasi Pelayanan
Publik, misalnya penerapan 5S yaitu Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun dalam melayani
pihak berperkara, PTSP selalu dijaga oleh petugas dan tidak pernah kosong, predikat WBK
(Wilayah Bebas Korupsi) dimana membuktikan bahwa Pengadilan Agama Pati memenuhi
sebagian besar manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen
SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja.

2. Sebutkan Pelayanan Publik di Bagian/Ruang atau Tugas Pokok Fungsi (TUPOKSI) Anda. Tupoksi
tugas mana yg dapat dimaksimalkan Dalam memberikan Pelayanan kepada
Masyarakat/Stakeholder

Sebagai Analis Perkara Peradilan saya ditempatkan di PTSP dimana salah satu tugas saya
adalah untuk menerima pendaftaran. Selama saya ditempatkan di PTSP saya menemui beberapa
hal menjadi kendala bagi terciptanya pelayanan yang berorientasi pelayanan public. Kendala
tersebut adalah tidak adanya layanan POS di PTSP, hal ini membuat pihak berperkara harus keluar
lagi dari Pengadilan dan pergi ke kantor POS untuk menazegelen atau meleges dokumen mereka.

Selain tidak efisien dalam waktu pelayanan, hal ini juga merepotkan pihak berperkara dan
menjadikan PTSP sebagai pelayanan satu pintu menjadi kurang maksimal. Sehingga menurut saya
hal ini bisa dimaksimalkan dengan menjalin Kerjasama dengan kantor Pos untuk membuka stand
Pos dan menempatkan petugasnya di PTSP Pengadilan Agama Pati agar pihak berperkara
mendapatkan pelayanan maksimal dan pelayanan di Pengadilan Agama Pati menjadi semakin
Berorientasi Pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai