IMPLEMENTASI KELOMPOK ILMIAH REMAJA (KIR) DALAM PEMBENTUKAN PEMUDA SEBAGAI AGENT OF CHANGE
Diusulkan oleh : Nur Husnina Amiira Sahira (210502024) Liana (210502035)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2022 Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam potensi baik dalam sumber daya alamnya yang beragam, maupun sumber daya manusianya yang melimpah. Namun dengan mengandalkan potensi saja tidak bisa membuat Indonesia menjadi negara yang sejahtera. Potensi-potensi tersebut perlu digali, dikembangkan dan dimaksimalkan dengan baik, agar tercapai Indonesia yang sejahtera, berdaya saing unggul sehingga nantinya bisa menuju Indonesia emas 2045 dan bisa merealisasikan terwujudnya SDGS. Kekayaan Indonesia menjadi sia- sia apabila bangsa Indonesia tidak mampu mengelola sumber daya alam yang ada, pengelolaan sumber daya alam harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan data dari Worldometers 2022 Indonesia menempati posisi keempat penduduk terbanyak di dunia. Dengan banyaknya jumlah penduduk Indonesia seharusnya bisa mengelola sumber daya alam yang ada secara optimal. Dalam hal ini, peran masyarakat terutama para pemuda sangat dibutuhkan untuk mengkaji lebih jauh lagi mengenai potensi-potensi dan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Disisi lain dengan banyaknya jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kemampuan yang berkualitas akan menjadi penyebab munculnya berbagai permasalahan di Indonesia. Pengembangan sumber daya manusia menjadi penentu utama sukses atau tidaknya pembangunan bangsa Indonesia kedepan, selain itu pengembangan sumber daya manusia menjadi faktor kunci dalam memenangkan persaingan global. Indonesia unggul akan dapat dicapai apabila pemerintah dan masyarakat mempersiapkan secara sungguh-sungguh dan bersinergi dalam pengembangan sumber daya manusia agar dapat bergerak memenangkan persaingan dan diperhitungkan oleh negara-negara maju. Kunci utama pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan Indonesia agar lebih baik lagi kedepannya ada di tangan para pemuda Indonesia. Pemuda memiliki semangat untuk berubah dan kemampuan untuk melakukan perubahan. Jika dilihat kembali sejarah Indonesia, tergambar begitu dominan peran pemuda dalam melakukan perubahan. Roda sejarah demokrasi selalu menyertakan pemuda sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. Oleh karena itu, pemuda disebut agen perubahan atau agent of change. Agent of Change adalah individu atau seseorang yang bertugas mempengaruhi target atau sasaran perubahan agar mereka mengambil keputusan sesuai dengan arah yang dikehendakinya. Agent of change menghubungkan antara sumber perubahan (inovasi, kebijakan publik, dan lain-lain) dengan sistem masyarakat yang menjadi target perubahan. Peran pemuda sebagai agent of change maksudnya pemuda mempunyai peran sebagai faktor terpenting dari kemajuan bangsa, baik buruknya suatu bangsa dilihat dari kualitas pemudanya, karena pemuda merupakan penerus dan pewaris kekayaan bangsa yang diharapkan mampu membawa bangsa menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 jumlah pemuda di Indonesia sebanyak 64,92 juta jiwa pada 2021. Jumlah itu setara dengan 23,90% dari total populasi Indonesia. Adapun, sebanyak 39,80% pemuda berada di rentang usia 19-24 tahun. Sebanyak 39,33% pemuda berumur 25-30 tahun. Sementara, pemuda berusia 16-18 tahun sebanyak 20,87%. Berdasarkan data tersebut jumlah pemuda di Indonesia terbilang banyak, namun dari sekian banyaknya pemuda, hanya sedikit dari mereka yang peduli dengan perubahan, kemajuan dan masa depan bangsa Indonesia. Pemuda saat ini sudah banyak yang termakan arus globalisasi dengan meniru budaya-budaya lain, mereka pun lebih sering bermain di media sosial daripada fokus mengembangkan diri untuk masa depan bangsa. Padahal pemuda dipilih sebagai agent of change karena memiliki potensi yang besar dalam melakukan perubahan terhadap kondisi bangsa Indonesia. Sebagai agent of change (agen perubahan) pemuda sudah seharusnya tidak berpikir hanya pada satu arah (linear), melainkan harus berpikir dari segala arah (sirkular). Pemikiran yang kritis, demokratis, dan konstruktif umumnya lahir dari pola pikir para pemuda. Pemuda harus mampu ambil bagian dan menjadi pembaharu dalam menghadapi tantangan dan permasalahan yang ada di Indonesia. Pemuda dituntut mampu menjawab permasalahan yang kelak terjadi di tengah masyarakat. Untuk itu, sejak dini pemuda-pemudi Indonesia perlu dilatih berpikir kritis dan kreatif agar secara cepat dapat melahirkan solusi ketika dihadapkan pada sebuah masalah. Pemuda yang memiliki pola pikir kritis, kreatif, inovatif dan peka terhadap lingkungan nantinya akan mampu memunculkan ide-ide baru yang diharapkan dapat memecahkan dan memberi solusi terhadap permasalahan yang ada di Indonesia. Dengan demikian diharapkan pemuda mampu merealisasikan program SDGs dan mampu mewujudkan Indonesia emas 2045 melalui pola pikir tersebut. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup orang di seluruh dunia, baik dari generasi sekarang maupun yang akan datang, tanpa mengeksploitasi penggunaan sumberdaya alam yang melebihi kapasitas dan daya dukung bumi (Andika, 2021). SDGs menegaskan pentingnya upaya mengakhiri kemiskinan agar dilakukan bersama dengan upaya strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menerapkan langkah kebijakan sosial untuk memenuhi aneka kebutuhan sosial (seperti pendidikan, kesehatan, proteksi sosial, kesempatan kerja), dan langkah kebijakan untuk mengatasi perubahan iklim dan proteksi lingkungan. Salah satu poin penting yang dibahas dalam SDGs yaitu permasalahan pendidikan. Pendidikan tidak hanya berperan menciptakan generasi muda sebagai agent of change yang membawa perubahan, namun generasi muda harus bisa menjadi agent of producer yang mampu menciptakan perubahan yang nyata. Dalam hal ini pendidikan bukan hanya pendidikan formal tapi yang dimaksud adalah pendidikan yang mampu mengubah pola pikir anak bangsa dan pendidikan inovatif yang mendorong kreativitas dan daya inovatif anak bangsa. Peningkatan pendidikan bagi masyarakat Indonesia akan memacu pencapaian terhadap tujuan dan sasaran lainnya dalam 17 poin SDGs, terutama untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia Indonesia. Sehingga diharapkan peran pendidikan mampu meningkatkan daya saing Indonesia dalam mendukung SDGs 2030. Tujuan dalam pembangunan berkelanjutan ke 4 yaitu untuk memastikan agar semua orang mendapatkan akses kepada pendidikan berkualitas dan kesempatan belajar sepanjang hayat. Tujuan ini berfokus pada perolehan keterampilan dasar dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order skill) diseluruh tingkat pendidikan dan perkembangan; akses yang lebih besar dan adil kepada pendidikan berkualitas di seluruh tingkatan, serta pendidikan dan pelatihan teknik dan vokasi; dan juga pengetahuan, keterampilan dan nilai yang diperlukan untuk dapat berfungsi dengan baik dan berkontribusi kepada masyarakat (Bappenas dan Unicef, 2017). Dalam mencapai sasaran-sasaran SDGs dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta yang terkait. Namun sering dijumpai masyarakat yang masih abai terhadap upaya pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan. Kurang sadarnya masyarakat inilah yang menjadi penghambat untuk tercapainya nilai-nilai yang dibutuhkan dalam pengembangan berkelanjutan. Disini peran pemuda dibutuhkan untuk memberikan pemahaman khususnya kepada orang-orang awam untuk sadar dan mendukung penuh program yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Pemuda dapat meneliti dan menganalisis, mencari faktor pendukung dan penghambatnya, lalu membandingkannya dengan pelaksanaan di negara lain yang hasilnya jauh lebih baik dibandingkan dengan negara kita. Jika segala aspek telah mendukung penuh upaya-upaya pembangunan berkelanjutan, maka nilai-nilai dan tujuan SDGs akan terlaksana secara optimal. Tujuan yang hendak direalisasikan oleh bangsa Indonesia tidak hanya terdapat dalam SdGs, namun juga terdapat dalam konsep Indonesia Emas 2045. Tahun 2045, diprediksi akan menjadi tahun emas bagi bangsa Indonesia, tahun dimana setiap cita-cita dan harapan Indonesia diharapkan dapat terealisasikan di tahun tersebut. Cita-cita yang sejak dahulu diamanahkan oleh para peletak dasar negara Indonesia yakni cita-cita untuk menjadi sebuah negara yang mampu melindungi segenap elemen bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan dan mampu menjadi bangsa yang cerdas dan tak henti menggaungkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan Indonesia 2045, dibutuhkan peran serta masyarakat. Tanpa dukungan masyarakat terutama dikalangan generasi muda, masalah ekonomi, korupsi, kesenjangan sosial, dan kemiskinan tidak dapat terselesaikan hingga tuntas. Dalam menuju Indonesia Emas 2045 pemerintah saat ini lebih fokus untuk mempersiapkan SDM yang unggul dan berkualitas terutama pada pemuda. Pemuda dalam Indonesia Emas 2045 nantinya diharapkan menjadi pemuda yang dapat berpikir kritis dalam merespon permasalahan yang ada di tanah air. Dengan demikian Peran pemuda sangatlah penting bagi suatu bangsa dalam rangka mempersiapkan Indonesia Emas tahun 2045, Indonesia Emas 2045 merupakan visi pemerintah untuk membawa Indonesia menjadi negara maju dengan ekonomi kuat, SDM berkualitas, dan berbudi luhur. Pemuda merupakan penerus dan pelanjut perjuangan generasi terdahulu. Sehingga, tanpa adanya pemuda suatu negara akan kehilangan cita-cita dan masa depan. Karena masa depan suatu negara bergantung pada mutu dan kualitas pemudanya saat ini. Merekalah yang akan menyongsong dan melanjutkan perjuangan. Artinya, untuk melihat gambaran indonesia ditahun yang akan datang dapat diperhatikan dari kondisi pemudanya saat ini. Gambaran Indonesia di masa depan, tercermin dari perilaku, mutu, dan kualitas pemuda. Dari segi pendidikan dan teknologi generasi muda berperan penting karena untuk membentuk sumber daya manusia yang baik, dibutuhkan generasi pelanjut dengan wawasan dan pendidikan yang tinggi dan memadai. Pemuda mampu mengubah Indonesia menjadi negara yang maju dan disegani dengan memperbaiki mutu dan kualitas diri. Dengan demikian Indonesia diharapkan dapat terbentuk sumber daya manusia yang mampu bersaing diera kompetitif saat ini. Dengan terbentuknya pemuda yang berkualitas diharapkan Indonesia mampu menjadi negara kaya yang berdiri di kalangan pemudanya. Diperlukan suatu wadah untuk mempersiapkan pemuda menjadi agent of change yang diharapkan dapat melatih dan mengembangkan kepekaan, sikap kritis dan inovatif, serta memunculkan kesadaran pemuda akan permasalahan-permasalahan dan solusi dari permasalahan tersebut baik di Indonesia maupun di lingkungan tempat tinggal. Dengan berpikir kritis, akan memudahkan untuk menyelesaikan masalah maupun tantangan yang sedang dihadapi, mampu mengambil keputusan yang tepat, dan tidak akan mudah terprovokasi. Salah satu wadah untuk mengembangkan sikap-sikap tersebut yaitu melalui Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) merupakan kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang menghasilkan suatu hasil yang disebut karya ilmiah. Karya ilmiah merupakan produk manusia yang biasanya dalam bentuk tulisan atas dasar pengetahuan, sikap, dan cara berpikir ilmiah (Herlyn, 2018). Itu berarti sudah tentu setiap karya ilmiah harus mengandung kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah yang dimaksud yakni kebenaran yang tidak hanya didasarkan atas rasio, tetapi juga dibuktikan secara empiris. (Sudiana, 2018). Kelompok Ilmiah Remaja merupakan suatu wadah atau organisasi yang sifatnya terbuka bagi para pemuda yang ingin mengembangkan kreativitas,inovasi, ilmu pengetahuan, teknologi, serta melatih kepekaan terhadap lingkungan. Kelompok Ilmiah Remaja bisa diikuti oleh siapa saja, mulai dari tingkatan anak SMP sampai kuliah. Melalui Karya Ilmiah Remaja, pemuda dapat belajar menganalisis berbagai permasalahan dan mengembangkan berbagai macam ide yang kemudian dilakukan riset dan dituangkan dalam bentuk karya ilmiah. Menulis karya ilmiah berbeda dengan mengarang biasa. Menulis karya ilmiah membutuhkan metode dan teknik tulisan tertentu sehingga hasil tulisan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karena itu, tidak semua orang terampil menulis karya ilmiah. Namun, tuntutan generasi muda zaman yang kompetitif seperti saat ini sangat membutuhkan keterampilan menulis karya ilmiah untuk memecahkan berbagai persoalan dengan tepat. Orang yang terampil menulis karya ilmiah akan memiliki nilai lebih dibandingkan dengan orang yang tidak menulis karya ilmiah. Nilai lebih yang dimaksud adalah orang yang terampil menulis karya ilmiah mereka akan kaya ilmu pengetahuan, wawasan, bahkan finansial. Mereka terbiasa berpikir sistematis, cermat, tidak sembarangan dalam mengidentifikasi dan memecahkan persoalan. Kegiatan-kegiatan yang ada di dalam KIR meliputi berbagai hal, mulai dari hal sederhana yang mendasar sampai tahap mempublikasikan hasil penelitian. Dalam tahap awal KIR biasanya para anggota diajak untuk saling berdiskusi, menganalisis, bertukar pikiran, dan kemudian merumuskan ide atau solusi untuk mengatasi suatu permasalahan atau fenomena yang sedang terjadi. Untuk mempermudah melaksanakan tahap awal ini, biasanya para anggota KIR diajak melakukan kunjungan langsung atau observasi di suatu tempat dengan tujuan agar lebih membuka wawasan mereka. Selain itu, dilakukan juga literasi baik dari buku, jurnal maupun artikel. Pada tahap kedua, para anggota akan diajak untuk lebih mendalami dan memahami lagi mengenai penulisan karya ilmiah, termasuk juga mengenai metode penelitian, jenis-jenis metode penelitian, cara pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan lain sebagainya. Selanjutnya setelah mereka memiliki kemampuan dasar untuk membuat karya ilmiah, mereka akan diajarkan kemampuan public speaking yaitu kemampuan berbicara menyampaikan gagasan di depan banyak orang. Kemampuan ini penting untuk dimiliki setiap orang, karena agar pendapat bisa diterima orang lain diperlukan cara penyampaian yang mudah dimengerti. Selain itu, dengan memiliki kemampuan public speaking seseorang tidak akan ragu untuk mengutarakan pendapatnya, dan akan berani menyampaikan aspirasi maupun tanggapan terhadap suatu hal. Semua itu bisa dijadikan pertimbangan dibentuknya suatu kelompok pelajar yang merumuskan kegiatan-kegiatannya dengan berpedoman pada prinsip ilmiah, berproses secara ilmiah hingga menghasilkan suatu karya ilmiah, dengan begitu para pemuda dapat meningkatkan sikap berdaya kritis dan terbuka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungannya, membangun dan meningkatkan kesadaran bahwa kemajuan bangsa dapat dicapai melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa manfaat yang diperoleh dengan adanya Karya Ilmiah Remaja yaitu, mampu meningkatkan literasi diantara para pemuda. Sebab sebelum menganalisis suatu permasalah, anggota KIR diharuskan mencari referensi- referensi dahulu agar penelitian yang mereka lakukan bisa akurat karena berpijak pada penelitian-penelitian terdahulu maupun mencari referensi dengan tujuan membuka pikiran terhadap permasalahan dan hal-hal yang sedang terjadi akhir- akhir ini. Selanjutnya yaitu, terbuka dalam menerima berbagai pemikiran dan pengalaman baru. Dengan memperbanyak literasi akan menjadikan seseorang memiliki wawasan yang lebih luas, sehingga mereka akan lebih peka dan lebih terbuka dalam menerima hal baru. Manfaat lainnya yaitu membangun rasa ingin tahu terhadap fenomena yang terjadi, meningkatkan kreativitas yang menumbuhkan kemampuan berkreasi dan daya kritis, menambah wawasan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatkan minat baca, memperluas wawasan dan kemampuan komunikasi melalui diskusi, presentasi serta debat. Dalam Kelompok Ilmiah Remaja, anggotanya akan diajarkan untuk berpikir kritis, menganalisis, dan mencari ide yang menarik yang kemudian dikembangkan dan hasilnya diharapkan akan bermanfaat bagi banyak orang. Oleh karena itu, dengan adanya Kelompok Ilmiah Remaja dan pemuda bergabung didalamnya, diharapkan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di Indonesia sehingga mampu merealisasikan terwujudnya SDGs dan Indonesia Emas 2045. Pemuda sebagai agent of change merupakan pemuda yang memiliki peran bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk masyarakat bahkan negara. Pemuda akan menjadi pelopor kemajuan bangsa, mewujudkan cita-cita serta tujuan nasional. Namun dalam mewujudkan semua harapan dan cita-cita tersebut diperlukan banyak hal, terutama kemampuan berpikir kritis. Karena dengan berpikir kritis dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang terjadi, membuat keputusan yang tepat, dan tidak mudah terprovokasi. Wadah mencetak pemuda agar mampu berpikir kritis salah satunya melalui Karya Ilmiah Remaja, dari semua kegiatan yang ada di KIR akan menambah wawasan anggotanya terutama para pemuda yang merupakan agent of change menuju terelasisasinya SDGs dan Indonesia Emas 2045. DAFTAR PUSTAKA
Bappenas.go.id. Published 2019. Accessed March 22, 2022.
https://sdgs.bappenas.go.id/tujuan 4/#:~:text=Peningkatan%20pendidikan%20bagi%20masyarakat%20Indonesia, Indonesia%20dalam%20mendukung%20SDGs%202030 Divia Ayu Prihatina. Potensi dan Kreativitas Generasi Muda sebagai Agent of Change dalam Dunia Ekonomi Kreatif di Media Sosial Halaman 1 - Kompasiana.com. KOMPASIANA. Published December 9, 2021. Accessed March 22, 2022. https://www.kompasiana.com/divia91390/61b24b9b62a7042a8a16c5a4/potensi -dan-kreativitas-generasi-muda-sebagai-agent-of-change-dalam-dunia- ekonomi-kreatif-di-media-sosial. Herlyn P, Dewi N, Ayu S, et al. PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KELOMPOK ILMIAH REMAJA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SAWAN. Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2018;7(2). Accessed March 22, 2022. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPBS/article/viewFile/15101/9242