Anda di halaman 1dari 5

MELLY ROSSALIANA/20/XII MIPA 3

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

 TUGAS INDIVIDU TENTANG MAWARIS

III. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!  

1. Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan sebelum harta warisan dibagikan?
2. Kapan harta warisan dapat dibagi menurut Q.S. an-Nis±'/4:117?
3. Jelaskan perbedaan antara ashabah binnafsi, bilgair, dan ma’al gair serta
berikan contohnya?
4. Langkah apa saja yang harus diperhatikan sebelum menghitung
pembagian waris?
5. Indonesia memakai beberapa hukum waris? Kemukakan hukum waris
menurut adat Indonesia? Jelaskan!
JAWABAN:

1.  Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum harta warisan dibagikan


adalah :  

 Menyelesaikan urusan jenazah.


 Menyelesaikan hutang piutang almarhum, baik hutang kepada manusia
atau hutang kepada Allah SWT.
 Membayar biaya pengobatan/perwatan dan membayar pemakaman
almarhum.
 Memenuhi wasiat sang mayit apabila semasa hidupnya pernah
bernadzar.
 Memisahkan harta bawaan dan harta gono gini.

2. Warisan di bagikan setelah memberikan harta yang di wasiatkan


dan membayar hutang

3. Ashabah adalah ahli waris yang berhak mewarisi seluruh harta warisan
atau semua sisa setelah harta Warisan dikeluarkan untuk ahli waris
yang mendapat bagian tertentu(dzawil furud). Dengan demikian, ada
kemungkinan dia akan menerima seluruh harta Warisan, menerima
sisanya, atau tidak sama sekali karena telah diambil habis Oleh dzawil
furud.

Ashabah dibagi 3:

1. Ashabah binnafsi
Ashabah binnafsi ialah ahli waris yang menjadi menjadi ashabah karena
dirinya sendiri. Contohnya adalah:
a. anak laki laki
b. cucu laki laki dari anak laki laki ke bawah
c. bapak
d. Kakek (dari pihak bapak) ke atas
e. Saudara laki-laki kandung
f. saudara laki-laki sebapak
g. anak lki laki dari saudara laki-laki kandung
h. anak laki laki dari saudara laki-laki sebapak
i. saudara laki-laki Bapak kandung
j. Saudara laki-laki Bapak sebapak
k. anak laki-laki saudara laki-laki Bapak (paman/ua) kandung
l. anak laki-laki saudara laki-laki Bapak (Paman/ua) sebapak
m. anak laki-laki yang memerdekakan budak

2. Ashabah bil gair


Ashabah bil gair adalah ahli waris yang menjadi ashabah karena ditarik
oleh ahli waris yang telah menjadi ashabah. Apabila tidak ada ashabah
maka ia tetap menjadi bagian sebagai ashabul furudh. Contohnya:
a. Anak perempuan yang ditarik anak laki-laki
b. cucu perempuan yang ditarik cucu laki-laki
c. saudara perempuan kandung yang ditarik saudara laki-laki kandung
d. saudara perempuan sebapak yang di tarik saudara laki-laki sebapak

3. Ashabah maal gair


Ashabah maal gair adalah ahli waris yang menjadi ashabah karena
bersama sma dengan ahli waris lain yang bukan ashabah. apbila ahli
waris yang lain itu tidak ada, maka ia tetap mendapatkan bagian
sebagai ashabul furudh.

a. seorang saudara perempuan kandung atau lebih yang bersama


sama dengan seorang anak perempuan atau lebih, atau bersama sama
dengan seorang cucu perempuan atau lebih
b. seorang saudara perempuan sebapak atau lebih yang bersama sma
dengan seorang cucu perempuan atau lebih
c. seorang saudara perempuan kandung atau lebih yang bersama sama
dengan seorang anak perempuan dan seorang cucu perempuan

4. Langkah yang harus diperhatikan sebelum mengjitung hak waris:

 biaya pengurusan jenazah (biaya pengafanan dan penguburan)


 untuk melunasi hutang (jika ia mempunyai utang)
 untuk melunasi zakat(jika harta peninggalan telah memenuhi persyaratan
wajib zakat)
 untuk melunasi wasiat (jika ia meninggalkan wasiat)

5. Hukum waris di Indonesia ada tiga yang berlaku : Hukum adat, hukum
agama islam, hukum perdata.

Namun karena ketiga hukum waris ini berlaku sering menjadi masalah dalam
pelaksanaannya, karena sering masing-masing pihak menggunakan hukum yang
berlaku sesuai dengan kepentingannya

1. Hukum Waris Adat. 

Hukum adat sering digunakan oleh orang-orang Batak, orang-orang Bali. Dimana
garis bapak atau ibu sangat kuat, karena mereka menggunakan nama marga,
dalam hukum adat biasanya harta terbanyak jatuhnya adalah kepada anak laki-
laki atau anak perempuan  sebagai penerus dari marga atau keluarga. Jenis
hukum ini banyak dipengaruhi oleh hubungan kekerabatan serta stuktur
kemasyarakatannya. Selain itu jenis pewarisannya pun juga beragam, antara lain :

Sistem Keturunan, pada sistem ini dibedakan menjadi tiga macam yaitu garis
keturunan bapak, garis keturunan ibu, serta garis keturunan keduanya

Sistem Individual, merupakan jenis pembagian warisan berdasarkan bagiannya


masing-masing, umumnya banyak diterapkan pada masyarakat suku Jawa.

Sistem Kolektif, Merupakan system pembagian warisan dimana kepemilikannya


masing-masing ahli waris memiliki hak untuk mendapatkan warisan atau tidak
menerima warisan. Umumnya bentuk warisan yang digunakan dengan jenis ini
adalah barang pusaka pada masyarakat tertentu.

Sistem Mayorat, merupakan system pembagian warisan yang diberikan kepada


anak tertua yang bertugas memimpin keluarga. Contohnya pada masyarakat
lampung dan Bali.

Anda mungkin juga menyukai