Anda di halaman 1dari 12

LAW FIRM SEJATI

ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM


Jl. Sultan Hasanudin 241B, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kode Pos 17511, Telpon : (021) 88325223
E-mail : lawfirmsejati241@gmail.com

Kepada Yth. :
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung
Jalan Diponegoro No. 34
Bandung.-

H a l :GUGATAN

Dengan hormat,

1. N a m a : Ahli-waris H. DIDING , Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Wiraswasta, beralamat :


……………………………., sebagai PENGGUGAT I ;

2. N a m a : H. HASAN, Kewarganegaraan : Indonesia, Pekerjaan :………….., alamat :


…………………………………………………………………………………………………………………………………….. sebagai
PENGGUGAT II ;

3. N a m a : OKIH, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan : alamat : …………………………..... sebagai


PENGGUGAT III ;

4. N a m a : ONAH , Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Wiraswasta, alamat : di


………………………………………………………………………………………………………………………………………………, sebagai
PENGGUGAT IV ;

Memberikan Kuasa kepada :

1. ZAINAL ABIDIN, SH, Pekerjaan Advokat, Kewarganegaraan Indonesia, berkantor di Jalan Sulatan
Hasanudin No. 241 B, Desa Tambun Selatan, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi ;

2. ESTI RAHAYU, SH, Pekerjaan Advokat, Kewarganegaraan Indonesia, berkantor di Jalan Sultan
Hasanudin No. 241 B, Desa Tambun Selatan, Kecaamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi ;

berdasarkan Surat kuasa khusus tertanggal 08 Desember 2015 (Surat Kuasa terlampir ), yang akan
bertindak baik sendiri-sendiri, maupun bersama-sama, membuat, menandatangani, serta mengajukan
Gugatan, selanjutnya disebut PARA PENGGUGAT .
LAW FIRM SEJATI
ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Jl. Sultan Hasanudin 241B, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kode Pos 17511, Telpon : (021) 88325223
E-mail : lawfirmsejati241@gmail.com

Bahwa PARA PENGGUGAT hendak mengajukan Gugatan Tata Usaha Negera kepada :

KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BEKASI, berkedudukan di Jalan Daha


Blok B 4, Komplek Lippo Cikarang, 17550, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT

Dengan dasar pelaksanaan kewenangannya sebagai berikut :

1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

4. Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 174, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2117);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
6. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan
Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 339); Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 8);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan
dan Hak Pakai Atas Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3643);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3696);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara
LAW FIRM SEJATI
ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Jl. Sultan Hasanudin 241B, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kode Pos 17511, Telpon : (021) 88325223
E-mail : lawfirmsejati241@gmail.com

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5100);

10. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional;

11. Keputusan Presiden Nomor 67/M Tahun 2012 tentang Pengangkatan Kepala Badan
Pertanahan Nasional;

12. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;

13. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia;

14. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan; Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan;

15. PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 2 TAHUN 2013, TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN
HAK ATAS TANAH DAN KEGIATAN PENDAFTARAN TANAH.

Objek Gugatan :

Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi objek sengketa adalah :

Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi No…………….., tanggal ……………,
tentang penolakan atas Permohonan milik, dari PENGGUGAT atas tanah ………………………..

Dasar Gugatan sebagai berikut :

1. Bahwa objek sengketa berupa Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi No.
……….. diterbitkan oleh TERGUGAT pada tanggal ………, baru diketahui PENGGUGAT pada tanggal
……….., , sehingga dengan demikian ketika didafarkannya Gugatan ini ke Pengadilan Tata Usaha
Negara Bandung pada tanggal …………… masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari
sebagaimana ditentukan Pasal 55 Undang Undang No. 5 tahun 1986 tentang Pengadilan Tata
Usaha Negara ;
LAW FIRM SEJATI
ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Jl. Sultan Hasanudin 241B, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kode Pos 17511, Telpon : (021) 88325223
E-mail : lawfirmsejati241@gmail.com

2. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara objek sengketa yang dikeluarkan oleh TERGUGAT tersebut
diatas, telah memenuhi ketentuan Pasal 1 ayat (8) U.U. No. 51 tahun 2009 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, yakni TERGUGAT adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan Urusan
Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

3. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara objek sengketa yang dikeluarkan oleh TERGUGAT tersebut
diatas, adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang memenuhi syarat-syarat sebagai mana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (9) UU No. 51 tahun 2009, yaitu :

a. Konkret : Objek yang diatur dalam Keputusan Tata Usaha Negara objek sengketa adalah
tertentu dan atau dapat ditentukan yaitu berupa Surat Keputusan No. ……… diterbikan
tanggal ………..,

b. Individual : Keputusan Tata Usaha Negara objek sengketa ditujukan dan berlaku khusus
kepada PENGGUGAT ;

c. Final : Keputusan Tata Usaha Negara objek sengketa yang dikeluarkan TERGUGAT
tersebut diatas, sudah definitif, tidak lagi memerlukan persetujuan dari Instansi/Pejabat
Tata Usaha Negara lainnya, karena Keputusan Tata Usaha Negara objek sengketa telah
berlaku definitif dan telah menimbulkan akibat hukum baru sehingga merugikan
PENGGUGAT ;

4. Bahwa hingga sengketa ini diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara, TERGUGAT tidak pernah
melakukan pencabutan atau pembatalan terhadap Surat Keputusan No. ………………, tanggal
………………………

5. Bahwa berdasaarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, PENGGUGAT I, II, III, IV mengajukan
Gugatan terhadap TERGUGAT yang telah menerbitkan Surat Keputusan No. ………., tanggal …………
yang mengakibatkan kepentingan PENGGUGAT I, II, III, IV dirugikan, sehingga berdasarkan Pasal 53
ayat (1) U.U. No. 9 tahun 2004, yang kaidah hukumnya berunyi :

“Orang atau Badan Hukum Perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suaatu
Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan Gugatan tertulis kepada Pengadilan yang
berwenang, yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu
dinyatakan batal atau tidak sah dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti-rugi dan/atau
rehabilitasi” ;

Alasan GUGATAN :
LAW FIRM SEJATI
ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Jl. Sultan Hasanudin 241B, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kode Pos 17511, Telpon : (021) 88325223
E-mail : lawfirmsejati241@gmail.com

6. Bahwa berdasarkan Tanda terima No. DI. 306 (59550/2009, No. Berkas 59830/2009, ID Berkas
100559830/2009, PENGGUGAT I, telah mengajukan permohonan “pendaftaran tanah untuk
pertama kali pengakuan dan penegasan hak – sporadik (SPOPP-3.11), atas tanah seluas 13.000
M2, terletak setempat dikenal dengan Kampung Jarakosta, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang
Barat, Kabupaten Bekasi, dengan batas-batas : 1). Sebelah Utara berbatasan dengan tanah
Irigasi, 2). Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah garapan OKIH, 3). Sebelah Timur berbatasan
dengan tanah garapan MINDA, 4). Sebelah Barat berbatasan dengan tanah garapan KIRAN ;

7. Bahwa berdasarkan Tanda terima No. DI. 306 (59545/2009, No. Berkas 59824/2009, ID Berkas
100559824/2009, PENGGUGAT II, telah mengajukan permohonan “pendaftaran tanah untuk
pertama kali pengakuan dan penegasan hak – sporadik (SPOPP-3.11), atas tanah seluas 12.500
M2, terletak setempat dikenal dengan Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan
Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, dengan batas-batas : 1). Sebelah Utara berbatasan dengan
tanah garapan OKIH, 2). Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah garapan DIMYATI, 3). Sebelah
Timur berbatasan dengan tanah garapan MINDA, 4). Sebelah Barat berbatasan dengan tanah
pengairan ;

8. Bahwa berdasarkan Tanda terima No. DI. 306 (595../2009, No. Berkas 598../2009, ID Berkas
1005598../2009, PENGGUGAT III, telah mengajukan permohonan “pendaftaran tanah untuk
pertama kali pengakuan dan penegasan hak – sporadik (SPOPP-3.11), atas tanah seluas 12.500
M2, terletak setempat dikenal dengan Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan
Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, dengan batas-batas : 1). Sebelah Utara berbatasan dengan
tanah …….., 2). Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah……….. , 3). Sebelah Timur berbatasan
dengan tanah ………, 4). Sebelah Barat berbatasan dengan tanah ………….. ;

9. Bahwa berdasarkan Tanda terima No. DI. 306 (59547/2009, No. Berkas 59834/2009, ID Berkas
100559834/2009, PENGGUGAT IV, telah mengajukan permohonan “pendaftaran tanah untuk
pertama kali pengakuan dan penegasan hak – sporadik (SPOPP-3.11), atas tanah seluas 12.500
M2, terletak setempat dikenal dengan Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan
Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, dengan batas-batas : 1). Sebelah Utara berbatasan dengan
tanah garapan MINDA, 2). Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah garapan Pengairan, 3).
Sebelah Timur berbatasan dengan tanah pengairan, 4). Sebelah Barat berbatasan dengan
garapan ENTAR ;

10. Bahwa untuk keperluan tersebut, PENGGUGAT I, II, III, IV telah memenuhi seluruh persyaratan
yang telah ditentukan oleh TERGUGAT, antara lain : a). Surat Keterangan Lokasi, b). Surat
LAW FIRM SEJATI
ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Jl. Sultan Hasanudin 241B, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kode Pos 17511, Telpon : (021) 88325223
E-mail : lawfirmsejati241@gmail.com

Keterangan Riwayat tanah No. 594/37/…../XI/2009, c). Bukti alas hak, d). Surat Permohonan
Pengukuran Pendaftaran hak, e). Fotocopy KTP/ Identitas Pemohon, f). Surat pernyataan
penguasaan phisik bidang tanah yang dimohon, g). Surat Keterangan Kepala Desa, h). Membayar
lunas PBB selama 10 tahun terakhir dari tahun 1999 sampai dengan 2009 ;

11. Oleh karena seluruh persyaratan telah PENGGUGAT I, II III, IV penuhi seluruhnya, maka
TERGUGAT pada tanggal 16 Desember 2009 telah menerbitkan PETA BIDANG atas tanah tersebut
kepada PENGGUGAT I, II, III, IV, halmana sangat sesuai dengan ketentuan Pasal 14, 15, 16, 17, 18,
19, dan pasal 20 PP No. 24 tahun 1997 Jo. Pasal 77, 78, 79, 80 dan Pasal 81 Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala badan Pertanahan Nasional No. 3 tahun 1997 ;

12. Bahwa dengan diterbitkannya PETA BIDANG atas tanah a-quo, maka asumsi hukumnya adalah,
bahwa data yuridis, dan data phisik mengenai letak tanah, luas dan batas-batas dari bidang
tanah serta situasi phisik dilapangan memang benar adanya ;

13. Bahwa akan tetapi secara mengejutkan, TERGUGAT telah menerbitkan Surat Keputusan No. ………
tanggal ………., yang intinya menolak permohonan PENGGUGAT I, II, III, IV, dengan alasan
………………….. ;

14. Bahwa alasan TERGUGAT seperti tersebut dalam Surat No. ……., tanggal ……., tidak mempunyai
dasar hukum dan/ atau alasan hukum yang sah dan berharga menurut hukum, karena dasar
penghentian/ penolakan hanya berupa Surat Perum Jasa Tirta II, Nomor : 1/298/SD/2014,
Tanggal 23 September 2014 yang menyampaikan sebagai berikut :

a) Perum Jasa Tirta II hanya menyampaikan secara sepihak kapasitasnya sebagai pengelola,
yang tidak menyampaikan dasar penyerahan hak kelolanya atau tidak didukung dengan
bukti alas hak yang sah dan atau peralihan hak dan atau akta pelepasan hak pakai kepadanya.

b) Perum Jasa Tirta II menyampaikan keberatan berdasarkan kepada pengakuan/ pernyataan


semata, tanpa disertai bukit-bukti aseli yang sah dan berharga sesuai dengan hukum.

c) Dimana dalam Surat Perum Jasa Tirta II, Nomor : 1/298/SD/2014, Tanggal 23 September
2014 menyampaikan bahwa Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ,
pernah membebaskan tanah a-quo ; dan atau mempunyai bukti adanya hubungan hukum yang
menjadi alas hak yang sah, sebagaimana seharusnya Perum Jasa Tirta II dan/ atau
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membuktikan haknya berupa
Sertifikat, maka Perum Jasa Tirta II dan/ atau Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang mendekati sertifikat yaitu sekurang-kurangnya dapat
LAW FIRM SEJATI
ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Jl. Sultan Hasanudin 241B, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kode Pos 17511, Telpon : (021) 88325223
E-mail : lawfirmsejati241@gmail.com

menunjukan bukit-bukti awal kepemilikan/ alat-alat bukti hak atas tanah, seolah-
olah sebagaimana umumnya agar dapat memenuhi syarat, apabila akan diproses
menjadi sertifikat , apakah Perum Jasa Tirta II dan/ atau Kementrian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, memiliki bukit hak antara lain dapat berupa:

1. Grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonatie


(S.1834-27), yang telah dibubuhi cacatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan
dikonversi menjadi hak milik; Atau
2. Grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonatie
(S.1834-27) sejak berlakunya UUPA sampai tanggal pendaftaran tanah dilaksanakan
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 di daerah yang bersangkutan;
atau
3. Surat bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Swapraja yang
bersangkutan; atau
4. Sertifikat hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Nomor 9
Tahun 1959; atau
5. Sertifikat hak milik dari Pejabat yang berwenang, baik sebelum ataupun sejak
berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban untuk mendaftarkan hak yang
diberikan, tetapi telah dipenuhi semua kewajiban yang disebut di dalamnya; atau
6. Akta pemindahan hak yang dibuat di bawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian
oleh Kepala Adat/Kepala Desa/Kelurahan yang dibuat sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah ini; atau
7. Akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanah-nya belum
dibukukan; atau
8. Akta ikrar wakaf/surat ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak mulai
dilaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977; atau
9. Risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang berwenang, yang tanahnya
belum dibukukan; atau
10. Surat penunjukan atau pembelian kaveling tanah pengganti tanah yang diambil oleh
Pemerintah atu Pemerintah Daerah; atau
11. Petuk Pajak Bumi/Landrete, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961; atau
12. Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor Pelayanan Pajak
Bumi dan Bangunan; atau
13. lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal II, VI dan VII Ketentuan-ketentuan Konversi UUPA.

Jika, bukti tertulis kepemilikan sebidang tanah tersebut tidak lengkap atau tidak ada lagi,
maka pembuktian kepemilikan itu dapat dilakukan dengan keterangan saksi atau
pernyataan yang bersangkutan yang dapat dipercaya kebenarannya menurut pendapat
Panitia Adjudikasi atau oleh Kepala Kantor Pertanahan. Yang dimaksud dengan saksi
adalah orang yang cakap memberi kesaksian dan mengetahui kepemilikan tersebut.
LAW FIRM SEJATI
ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Jl. Sultan Hasanudin 241B, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kode Pos 17511, Telpon : (021) 88325223
E-mail : lawfirmsejati241@gmail.com

Dalam hal tidak atau tidak tersedianya secara lengkap alat-alat pembuktian di atas, maka
Pasal 24 ayat (2) PP No. 24/1997, memberi jalan keluar dengan mengganti
ketidaksediaan bukti kepemilikan sebidang tanah tersebut dengan bukti penguasaan fisik
atas tanah yang bersangkutan selama 20 (dua puluh) tahun atau lebih secara berturut-turut
oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu-pendahulunya, dengan syarat-syarat sebagai
berikut:

a. bahwa penguasaan dan penggunaan tanah yang bersangkutan dilakukan secara nyata
dan dengan itikad baik selama 20 tahun atau lebih secara berturut-turut;
b. bahwa kenyataan penguasaan dan penggunaan tanah tersebut selama itu tidak digangu
gugat dan karena itu dianggap diakui dan dibenarkan oleh masyarakat hukum adat
atau desa/kelurahan yang bersangkutan;
c. bahwa hal-hal tersebut diperkuat oleh kesaksian orang-orang yang dapat dipercaya;
d. bahwa telah diberikan kesempatan kepada pihak lain untuk mengajukan keberatan
melalui pengumuman;
e. bahwa telah diadakan penelitian juga mengenai kebenaran hal-hal yang disebutkan di
atas;
f. bahwa akhirnya kesimpulan mengenai status tanah dan pemegang haknya dituangkan
dalam keputusan berupa pengakuan hak yang bersangkutan oleh Panitia Ajudikasi
dalam pendaftaran tanah secara sistematik dan oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam
pendaftaran tanah secara sporadik;

Ketentuan Pasal 76 ayat (3) Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Permenag/Ka.BPN No. 3/1997)
mengatur lebih lanjut mengenai bukti-bukti mengenai kepemilikan tanah yang tidak
tersedia tersebut, sesuai yang tercantum pada Pasal 24 ayat (2) PP No. 24/1997.
Permohonan yang diajukan tersebut harus disertai:

1) Surat pernyataan dari pemohon yang menyatakan hal-hal sebagai berikut:

a. bahwa pemohon telah menguasai secara nyata tanah yang bersangkutan selama 20
tahun atau lebih secara berturut-turut, atau telah memperoleh penguasaan itu dari
pihak atau pihak-pihak lain yang telah menguasainya, sehingga waktu penguasaan
pemohon dan pendahulunya tersebut berjumlah 20 tahun atau lebih.
b. bahwa penguasaan tanah itu telah dilakukan dengan itikad baik;
c. bahwa penguasaan itu tidak pernah digangu gugat dan karena itu dianggap diakui
dan dibenarkan oleh masyarakat hukum adat atau desa/kelurahan yang
bersangkutan;
LAW FIRM SEJATI
ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Jl. Sultan Hasanudin 241B, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kode Pos 17511, Telpon : (021) 88325223
E-mail : lawfirmsejati241@gmail.com

d. bahwa tanah tersebut sekarang tidak memuat hal-hal yang tidak sesuai dengan
kenyataan, penandatangan bersedia dituntut di muka Hakim secara pidana
maupun perdata jika memberikan keterangan palsu;

2) Keterangan dari Kepala Desa/Lurah yang biasanya disebut Surat Keterangan Tanah
(SKT) dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi yang kesaksiannya dapat
dipercaya, karena fungsinya sebagai tetua adat setempat dan/atau penduduk yang
sudah lama bertinggal di desa/kelurahan letak tanah yang bersangkutan dan tidak
mempunyai hubungan keluarga pemohon sampai derajat kedua baik dalam
kekerabatan vertikal maupun horizontal, yang membenarkan apa yang dinyatakan
oleh pemohon dalam surat pernyataan di atas.

15. Sebagaimana dalam peraturan perundangan yang mengatur secara ekslusif terhadap Sungai
dimana bidang usaha ekslusif yang diberikan Negara khusus kepada Perum Jasa Tirta II
yang mengelola waduk dan pengairan, dapat dipastikan tidak terjadi tumpang tindih
permohonan milik penggugat pada daerah milik Sungai/ sempadan, atau : Permohonan
milik dari para penggugat terletak diluar areal sempadan sungai/ saluran, hal tersebut
dapat di cek pada peta bidang tanah Tanggal 18 Juli 2012, yaitu: Bidang Tanah No:
2800/ 2012, Bidang Tanah No: 2801/ 2012, Bidang Tanah No: 2802/ 2012 dan Bidang
Tanah No: 2803/ 2012 yang telah sesuai, tidak melanggar peraturan perundang-
undangan, yaitu :

a. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PRT/M/2015 TENTANG PENETAPAN
GARIS SEMPADAN SUNGAI DAN GARIS SEMPADAN DANAU DENGAN
RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, bahwa sejalan dengan Pasal 3
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan, Menteri Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola serta
mengembangkan kemanfaatan sumber air dan/atau sumber-sumber air.

b. Pasal 2 dan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang
Sungai, Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat mempunyai wewenang dan
tanggung jawab dalam menetapkan garis sempadan sungai termasuk menetapkan garis
sempadan danau

c. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3046);
LAW FIRM SEJATI
ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Jl. Sultan Hasanudin 241B, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kode Pos 17511, Telpon : (021) 88325223
E-mail : lawfirmsejati241@gmail.com

d. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3445)

e. Pasal 25 ayat (3), Pasal 36 ayat (2), dan Pasal 58 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377)

f. Berdasarkan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38


TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI, pengertian Sungai adalah alur atau wadah air
alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari
hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Sedangkan
pengertian Garis Sempadan, adalah garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang
ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai. Berdasarkan Lampiran III Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012, sempadan sungai masuk dalam
kategori kawasan lindung yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
Penetapan kawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Garis sempadan sungai ditentukan pada :

A. Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan; 


1. paling sedikit berjarak 10 m (sepuluh meter) dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama
dengan 3 m (tiga meter); 
2. paling sedikit berjarak 15 m (lima belas meter) dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 m (tiga
meter) sampai dengan 20 m (dua puluh meter); dan 
3. paling sedikit berjarak 30 m (tiga puluh meter) dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 m (dua
puluh meter).  

B. Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan;


1. sungai besar dengan luas DAS lebih besar dari 500 Km2 (lima ratus kilometer
persegi) --> ditentukan paling sedikit berjarak 100 m (seratus meter) dari tepi kiri
dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai; dan 
2. sungai kecil dengan luas DAS kurang dari atau sama dengan 500 Km2 (lima
ratus kilometer persegi) --> ditentukan paling sedikit 50 m (lima puluh meter)
dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai. 

C. Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan;


LAW FIRM SEJATI
ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Jl. Sultan Hasanudin 241B, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kode Pos 17511, Telpon : (021) 88325223
E-mail : lawfirmsejati241@gmail.com

 ditentukan paling sedikit berjarak 3 m (tiga meter) dari tepi luar kaki tanggul
sepanjang alur sungai.  

D. Sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan;


 ditentukan paling sedikit berjarak 5 m (lima meter) dari tepi luar kaki tanggul
sepanjang alur sungai. 

E. Sungai yang terpengaruh pasang air laut;


 dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan garis sempadan sesuai
Huruf A, Huruf B, Huruf C, dan Huruf D yang diukur dari tepi muka air pasang
rata-rata.  

F. Danau paparan banjir; dan


 ditentukan mengelilingi danau paparan banjir paling sedikit berjarak 50 m (lima
puluh meter) dari tepi muka air tertinggi yang pernah terjadi.

G. mata air.  
 ditentukan mengelilingi mata air paling sedikit berjarak 200 m (dua ratus meter)
dari pusat mata air. 

Garis sempadan ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan


kewenangannya. Penetapan garis sempadan dilakukan berdasarkan kajian penetapan
garis sempadan dengan memperhatikan mempertimbangkan karakteristik geomorfologi
sungai, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, serta memperhatikan jalan akses
bagi peralatan, bahan, dan sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan operasi dan
pemeliharaan sungai.

Kajian penetapan garis sempadan paling sedikit memuat batas ruas sungai yang
ditetapkan, letak garis sempadan, serta rincian jumlah dan jenis bangunan yang terdapat
di dalam sempadan. Kajian penetapan garis sempadan dilakukan oleh tim yang dibentuk
oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

16. Bahwa sesuai dengan azas hukum pembuktian, yang telah terpatri dalam Pasal 163 HIR,
“BARANG SIAPA MENDALILKAN SESUATU, MAKA UNTUK MENEGUHKAN DALILNYA TERSEBUT
HARUSLAH DIBUKTIKAN”, dalam kasus in-casu Perum Jasa Tirta II dan/ atau Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan atau tidak mempunyai bukit adanya hubungan
hukum yang menjadi alas hak yang sah, sebagaimana seharusnya membuktikan haknya
berupa Sertifikat, atau sekurang-kurangnya dapat menunjukan bukit-bukti
kepemilikan/ alat-alat bukti hak atas tanah, sebagaimana umumnya sesuai dengan
standard agar dapat memenuhi syarat untuk diproses menjadi sertifikat ;
LAW FIRM SEJATI
ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Jl. Sultan Hasanudin 241B, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kode Pos 17511, Telpon : (021) 88325223
E-mail : lawfirmsejati241@gmail.com

17. Bahwa Keputusan TERGUGAT yang telah menerbitkan Surat No. …… tanggal ……… telah melanggar
ketentuan hukum atau peraturan Per Undang-Undangan yang berlaku, halmana sesuai dengan
ketentuan pasal 53 ayat (2) huruf a Undang undang No. 5 tahun 1986, Jo. Pasal 107 PERMEN Agraria
No. 9 tahun 1999 huruf b, sehingga sangat merugikan PENGGUGAT I, II, III, IV ;

18. Oleh karena, Keputusan Tata Usaha Negara dari TERGUGAT tersebut, merupakan hal yang salah,
keliru, dan tidak cermat, sehingga merugikan PENGGUGAT I, II, III, IV, maka sudah selayaknya demi
hukum, Surat Keputusan TERGUGAT tersebut harus dibatalkan, dan menerbitkan Surat Keputusan
yang baru, untuk memproses lebih lanjut permohonan PENGGUGAT I, II, III, IV, sampai dengan
diterbitkannya Sertipikat yang baru atas nama PENGGUGAT I, II, III, IV ;

Bahwa berdasarkan uraian-uraian yuridis tersebut diatas, PENGGUGAT I, II, III, IV mohon dengan hormat
agar Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung berkenan memutuskan :

1. Mengabulkan Gugatan PENGGUGAT I, II, III, IV seluruhnya ;


2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat keputusan No. ……………. Tanggal …………. ;
3. Mewajibkan TERGUGAT untuk memproses lebih lanjut permohonan PENGGUGAT I, II, III, IV ;
4. Mewajibkan TERGUGAT untuk menerbitkan Keputusan Tata Usaha Negara baru berupa
Sertipikat …………………… atas nama PENGGUGAT I, II, III, IV ;
5. Ganti rugi secara Materiiil…..dan immatiriil…………
6. Biaya menurut hukum ;

Bekasi, …………………………….
Hormat PENGGUGAT I, II, III, IV
Kuasa

ZAINAL ABIDIN, SH

Anda mungkin juga menyukai