Pariaman
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PARIAMAN IV
4.1 PENDAHULUAN
Sebagai salah satu lembaga pemerintah pada bidang pelayanan kesehatan masyarakat
yang tersebar di setiap Kabupaten atau Kotamadya, keberadaan Rumah Sakit Umum
memegang peranan penting bagi pelayanan kesehatan masyarakat guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Dalam operasionalnya, Rumah Sakit Umum di Kabupaten
atau Kotamadya merupakan tempat rujukan Puskesmas yang tersebar pada setiap
wilayah kecamatan.
Secara administratif, Tumah Sakit Umum Daerah Pariaman berada pada Desa Kampung
Baru, Kecamatan Pariaman Tengah, Kotif Pariaman. Scara umum batas administratif
bangunan permanen RSU Pariaman dibatasi oleh :
1. Bagian aliran Sungai Air Pampan (bersempadan langsung), lingkungan Sekolah Dasar
yang berjarak 25 meter dan pemukiman Desa Kampung Baru di sebelah Utara.
2. Ruas Jalan Prof. M. Yamin di sebelah Selatan.
3. Kantor Dinas Kesehatan Padang Pariaman dan areal kebun rumbia di sebelah Barat,
yang merupakan areal cadangan bagi pengembangan.
4. Ruas Jalan M. Jamil di sebelah Timur.
Pada saat ini lingkungan di sekitar lokasi RSU telah dipadati oleh pemukiman penduduk
serta dimanfaatkan bagi sarana pendidikan. Sementara itu, bagian alur sungai Air Pampan
yang berada di sebelah Utara telah dilakukan perbaikan geometri oleh instansi yang
berwenang.
Luas lahan yang telah digunakan RSU Daerah Pariaman secara keseluruhan, tidak
termasuk rencana pengembangan, adalah 19.000 M 2. Dari luas lahan tersebut, telah
dimanfaatkan bagi bangunan RSU sendiri, areal parkir (roda 4 dan roda 2) serta ruang
hijau. Adapun peruntukkan lahan tersebut secara rinci disajikan pada tabel 4.1.
Sesuai dengan fungsi dan peranan sebagai RSU Kabupaten, maka lingkup layanan yang
telah berlangsung saat ini pada RSU Daerah Pariaman, meliputi :
Pelayanan rawat jalan (anak, bedah, penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan,
gigi, mata, THT, jiwa, neurologi dan rehabilitasi medik).
Sebagaimana telah disebutkan bahwa diantara fasilitas pelayanan medik pada RSU
Daerah Pariaman adalah sumber dampak yang memerlukan perangkat pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.
Sesuai dengan perencanaan masa datang, unit bangunan bagi Instalasi Rawat Jalan
dapat dikembangkan menjadi 3(tiga) lantai, dimana lantai I dan II diperuntukkan bagi
Poliklinik dan lantai III untuk Ruang Pertemuan.
Untuk operasionalnya, Instalasi Gawat Darurat saat ini memiliki peralatan lengkap antara
lain Defebrilator (alat pacu jantung), Ventilator (alat bantu napas) dan peralatan lain.
Selain itu, unit ini juga ditunjang oleh sarana Laboratorium Klinik, Radiologi, Kamar
Operasi dan Ambulans.
Dari jumlah sebanyak 103 buah tempat tidur, pada saat ini telah didistribusikan dalam
ruangan atau bangsal kesehatan anak, bangsal mata, paviliun Nan Tongga dan paviliun
Gandoriyah.
4. Sub-IRNA Bedah
Untuk dapat menyelenggarakan perawatan bedah, pada RSUD Pariaman telah
tersedia bangunan seluas 294 M2 dengan kapasitas 12 tempat tidur kelas III dan 8
tempat tidur kelas II. Sesuai dengan master plan, pengembangan masa datang
membutuhkan penambahan 2 tempat tidur VIP, 3 tempat tidur kelas I dan 4 tempat
tidur kelas II.
dengan bangunan seluas 230 M2 berkapasitas 3 tempat tidur kelas VIP dan 4 tempat
tidur kelas utama. Untuk masa datang bangunan khusus bagi Paviliun Nan Tongga
juga akan ditempatkan tersendiri sebagaimana Paviliun Gandoriyah.
Fasilitas penunjang medik, baik yang telah tersedia maupun dalam perencanaan
pengembangan, berperan penting dalam penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat
secara luas.
1. Instalasi Laboratorium
Pada saat ini, RSUD Pariaman telah memiliki laboratorium lengkap terdiri dari
Laboratorium Patologi untuk pemeriksaan Hematologi, Kimia Darah, Serologi,
Mikrobiologi, Feses serta Urine. Luas bangunan tersedia 150 M 2 dan rencana
pengembangan membutuhkan luas 255 M2.
2. Instalasi Farmasi
Instalasi atau fasilitas ini pada berada 1(satu) unit bangunan dengan luas 150 M 2
berupa apotik pelengkap yang dikelola oleh Ikatan Rumah Sakit Umum Daerah
(IKRSUD) Pariman, siap melayani pasien selama 24 jam. Jenis obat yang tersedia,
disamping obat generik juga disediakan obat khusus untuk kasus penyakit tertentu.
3. Instalasi Radiologi
Pada Instalasi Radiologi telah tersedia alat rontgen yang mampu melakukan
pemeriksaan organ tubuh, baik berupa photo polos ataupun photo yang memerlukan
bahan kontras seperti photo saluran ginjal (IVP), photo saluran pencernaan dan lain-
lain. Luas bangunan yang telah ada mencapai 150 M 2, sedangkan kebutuhan masa
datang mencapai luas 252 M2.
5. Instalasi Gizi
Diantara lingkup layanan pada Insyalasi Gizi adalah bangunan dapur sebagai
penunjang aktivitas pelayanan medik. Pada saat ini, ruang dapur mencapai luas 50
M2, dan dinilai telah memadai untuk RSUD Pariaman dengan kapasitas 103 tempat
tidur. Terkait dengan rencana pengembangan, maka keberadaan bangunan bagi
instalasi ini juga membutuhkan penambahan luas hingga 330 M 2.
Fasilitas lainnya yang telah tersedia adalah jamban dan kamar mandi. Dari jumlah kamar
mandi saat ini, pada masa datang telah direncanakan pula penambahannya dan
ditempatkan pada ruang atau areal yang memungkinkan. Sementara itu unit jamban telah
tersebar pada ruang poliklinik dan ruang perawatan juga akan ditambah.
4.7.2 Gudang
4.7.3 Mushalla
Untuk pelaksanaan ibadah, baik tenaga medis maupun non medis, telah tersedia 1 (satu)
unit mushalla dengan luas bangunan memadai, sehingga belum membutuhkan
penambahan luas.
Hingga saat ini, pada RSUD Pariaman belum tersedia bangunan khusus sebagai sarana
pencucian (laundry). Ruang cuci (berada pada ruang service) hanya seluas 8 M 2 dengan
unit peralatan washing machine. Sarana pencucian membutuhkan air panas dengan suhu
berkisar 30-90oC, diperoleh melalui pemanasan yang dilakukan mesin secara otomatis. Air
digunakan bagi pencucian Linen bersih (air panas 30 oC), Linen kotor (air panas 60oC) dan
Linen sangat kotor (air panas 90 oC). Limbah cair hasil pencucian dialirkan melalui saluran
tertutup menuju bak kontrol. Sesuai dengan master plan, luas bangunan ruang cuci
direncanakan 287 M2 dengan kemiringan lantai 10 %.
Sarana bagi penampungan sekaligus pengelolaan limbah cair dari unit jamban dan kamar
mandi maupun limbah cair dari instalasi laboratorium, radiologi dan bedah sentral. Khusus
septik tank bagi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B 3) yang berasal dari kegiatan
instalasi laboratorium, radiologi dan bedah sentral saat ini berjumlah 3 unit.
Sumber air bersih yang telah dimanfaatkan bagi operasional RSUD Pariaman, diantaranya
air tanah melalui pemboran sedalam 75 M da air yang disupply oleh PDAM Kotif Pariaman.
Banyaknya penggunaan air dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.
Kubikasi air yang dibutuhkan saat ini setiap harinya 50 M 3, dimana 60 % adalah air sumur
bor (air tanah) dan 40 % air PDAM. Sarana pengumpulan air diantaranya bak di dalam
tanah (ground reservoar) berkapasitas 270 M 3 dan bak di atas permukaan tanah
menggunakan menara (tower reservoar) berkapasitas 30 M 3. Translokasi air dari ground
reservoir menuju tower reservoir dilakukan secara elektris memakai pompa, sedangkan
distribusi selanjutnya dilakukan secara gravitasi melalui pipa. Terkait dengan rencana
pengembangan masa datang, maka kebutuhan air bersih mencapai 60 M 3 per hari.
Bentuk limbah padat yang dihasilkan dari aktivitas RSUD Pariaman (laboratorium, ruang
rawat, poliklinik ataupun ruang operasi) diantaranya produk farmasi kedaluarsa, peralatan
laboratorium yang terkontaminasi dan kemasan produk farmasi. Sementara itu, limbah
padat yang berasal dari aktivitas instalasi bedah sentral seperti jaringan tubuh, diserahkan
kepada anggota keluarga pasien untuk dapat dikelola lebih lanjut (dikebumikan). Limbah
jaringan tubuh ini akan diserahkan pihak RSUD Pariaman setelah dilakukan proses
sterilisasi, agar tidak terjadi kontaminasi ataupun efek negatif lainnya seperti
kemungkinan tertularnya anggota pasien akibat penyakit yang sama atau jenis penyakit
lain.
Kemudian sesuai dengan sifatnya, penanganan limbah padat infeksious (kecuali jaringan
tubuh) dan non infeksious dibedakan satu sama lainnya. Limbah infeksious (produk
farmasi kedaluarsa, peralatan laboratorium yang terkontaminasi dan kemasan produk
farmasi) dikelola pada unit bak pembakar berkapasitas 0,50 M 3, sedangkan limbah non
infeksious (domestik) dikelola secara institusional dengan menyerahkan kepada Dinas
Kebersihan Kotif Pariaman.
Aliran Pengelolaan Limbah Padat RSUD Pariaman dapat dilihat pada gambar 4.2.
1. Bak Pembakar
Sarana permanen dengan konstruksi semen seluas 10 M 2 yang berada di bagian
belakang bangunan rumah sakit (berjarak 20 meter dari ruang perawatan),
diperuntukkan bagi sarana pemusnahan limbah padat bersifat infeksious. Jumlah
limbah tersebut setiap hari mencapai 10 Kg. Namun demikian, karena keterbatasan
spesifikasi teknis seperti tekanan dan suhu yang masih rendah, upaya pengelolaan
residu pembakaran pada masa datang adalah akan memanfaatkan unit insinerator
pada Rumah Sakit Umum Pusat M Jamil Padang.
Oleh karena sarann TPS bagi limbah padat yang bersifat non infeksious ini masih
berupa areal terbuka, maka pada masa datang diperlukan pula sarana pendukung
yang lebih baik seperti bak ataupun unit container.
Limbah cair pada RSUD Pariaman bersumber dari aktivitas poliklinik, dapur, laundry,
ruang rawat, instalasi laboratorium, instalasi radiologi, instalasi bedah sentral dan kamar
mandi yang digunakan pasien atau pengunjung.
Khusus terhadap limbah cair yang bersifat klinis, upaya penanganan dilakukan melalui 3
(tiga) unit septic tank. Sedangkan limbah dari aktivitas dapur dan laundry langsung
dialirkan menuju sungai Air Pampan. Ukuran septic tank bagi limbah cair yang berasal
dari beberapa sumber, disajikan pada tabel 4.3, serta aliran pengelolaan limbah cair yang
telah diterapkan dapat dilihat pada gambar 4.3.
Khusus limbah cair dari instalasi radiologi, pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) ini dilakukan sesuai dengan Standart Operating Procedures yang telah ditetapkan
oleh Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).
Guna terjaminnya pelayanan medis yang memadai, maka sumber daya manusia (tenaga
medik, paramedik dan non medik), yang berperan mencapai 227 orang tenaga kerja,
sesuai dengan lingkup pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Secara garis besar, komposisi peranan sumber daya manusia pada RSUD Pariaman
disajikan pada tabel 4.4. Selain itu juga terdapat tenaga kerja honorer dan tenaga kerja
sukarela.
Berkaitan dengan rencana pengembangan yang telah disusun maka fasilitas yang akan
ditambah bagi setiap lingkup pelayanan sekaligus layanan yang akan dikembangkan pada
RSUD Pariaman, disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 : Rencana Pengembangan Layanan Rawat Inap pada RSUD Pariaman
5. Kantin
Pada saat ini di dalam lingkungan RSUD Pariaman telah ada 1 (satu) unit kantin.
Sesuai dengan rencana pengembangan keberadaan bangunan ini akan
dikembangkan pada lahan seluas 30 M2.
6. Garasi
Berkaitan dengan rencana pengembangan masa datang maka keberadaan bangunan
garasi bagi penyimpanan kendaraan ambulance, mencapai luas lahan 60 M 2.
Kegiatan lainnya di sekitar lokasi RSUD Pariaman adalah Sekolah Dasar Negeri No. 27
Kecamatan Pariaman Tengah Kotif Pariaman, yang terletak pada bagian utara. Dari
pengamatan, ternyata keberadaan rumah sakit hingga saat ini belum mempengaruhi
ataupun menimbulkan akses merugikan pada sarana pendidikan tersebut, justru
sebaliknya berdampak positif.