Anda di halaman 1dari 2

LARI JARAK JAUH

Lari jarak jauh merupakan salah satu cabang dalam arti atletik lari selain lari jarak pendek, menengah,
dan estafet. Lari jarak jauh seringkali merupakan komponen dari pelatihan militer fisik dan telah
berlangsung secara historis. Lari jarak jauh sebagai bentuk tradisi atau upacara dikenal di antara
orang-orang misalnya Hopi dan Tarahumara.

Berlari jarak jauh juga bisa berfungsi sebagai latihan ikatan untuk keluarga, teman, kolega, dan
bahkan telah dikaitkan dengan pembangunan bangsa. Untuk bisa memperoleh beragam manfaat dari
lari jarak jauh tersebut, terutama ketika itu dilombakan, maka atlet harus menguasai teknik-teknik
dasarnya, mulai dari start hingga finish. Dan yang tak kalah penting, atlet juga harus mematuhi
peraturan yang berlaku untuk menghindari pelanggaran.

Lari Jarak Jauh

Lari jarak jauh, atau lari dengan daya tahan, adalah lari dengan jarak minimal 3 kilometer (1,8 mil).
Secara fisiologis, itu sebagian besar bersifat aerobik dan membutuhkan stamina serta kekuatan
mental. Jarak yang paling dekat untuk cabang lair jarak jauh adalah 5000 meter.

Lari jarak jauh juga dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan jantung. Berlari
meningkatkan kebugaran jasmani dengan meningkatkan aktivitas enzim dan hormon yang
merangsang otot dan jantung untuk bekerja lebih efisien.

Pengertian Lari Jarak Jauh

Dalam arti olahraga atletik, acara jarak jauh didefinisikan sebagai balapan yang meliputi tiga
kilometer (1,86 mil) dan di atasnya. Lari jarak jauh merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang
sangat populer di dunia selain lari jarak pendek, menengah, dan estafet. Perbedaan diantara keempat
jenis lari tersebut terletak pada lintasan tempuhnya.

Lari Jarak Jauh Menurut Para Ahli

Adapun definisi lari jarak jauh menurut para ahli, antara lain:

Encyclopedia Britannica

Lari jarak jauh dalam atletik (lintasan/ track dan lapangan/field) adalah berlari mulai dari jarak 3.000
meter hingga 10.000, 20.000, dan 30.000 meter, hingga maraton, yaitu 42.195 meter (26 mil 385
yard). Ini termasuk balapan lari lintas negara dalam jarak yang sama.

Seperti halnya lari jarak menengah (800 dan 1.500 meter di Olimpiade), lari jarak jauh dijalankan
pada kecepatan yang strategis, tetapi jarang terjadi pada semburan akhir, atau tendangan, yang
dibutuhkan oleh pembalap yang menang.

Sejarah Lari Jarak Jauh

Berlari jarak jauh telah membentuk dan mempertajam otak manusia selama jutaan tahun. Para
antropolog telah berhipotesis bahwa daya tahan berlari memungkinkan manusia untuk menangkap
mangsa, yang pada akhirnya memberi mereka energi untuk melakukan perkawinan.
Sejak kehadiran awal Homo 2 juta tahun yang lalu, manusia telah mempertahankan fitur anatomi
tertentu yang membuatnya sangat cocok untuk lari jarak jauh. Banyak fitur ini membantu manusia
menghemat energi. Sebagai contoh, kaki manusia terdiri dari tendon seperti pegas panjang yang
terhubung ke otot pendek.

Fitur ini memungkinkan manusia mengeluarkan lebih sedikit energi saat mengangkat kaki dari tanah.
Secara khusus, manusia memiliki tendon Achilles, yang menghubungkan tumit ke fleksor plantar di
kaki. Faktanya, fleksor plantar ini, atau lengkung longitudinal, mengembalikan sekitar 17% energi
yang dikeluarkan kaki.

Kemampuan seperti pegas ini membantu berkontribusi pada panjang langkah 2 meter hingga 3,5
meter yang dibuat oleh manusia, memungkinkan mereka untuk menempuh jarak yang lebih jauh
dengan kecepatan lebih lambat. Panjang langkah panjang ini juga dapat dikaitkan dengan panjang
kaki panjang yang dimiliki manusia relatif terhadap massa tubuh mereka.

Meskipun struktur asli dari tubuh manusia memiliki fitur-fitur yang membuat orang mampu lari jarak
jauh, manusia telah mengadaptasi sifat-sifat tertentu yang membuatnya lebih cocok untuk kegiatan
tersebut. Menurut hipotesis evolusi, “seleksi alam mendorong manusia purba untuk menjadi lebih
atletis”.

Ini karena manusia yang mampu berlari lebih jauh dapat menangkap lebih banyak mangsa dan dengan
demikian bertahan untuk kawin dan menghasilkan keturunan yang layak. Karena variasi yang hadir
dalam genom manusia, sifat-sifat yang mungkin kurang umum yang menguntungkan generasi yang
bertahan menjadi lebih umum.

Dengan demikian, manusia berevolusi untuk memiliki kaki yang lebih panjang dan jari kaki yang
lebih pendek untuk mengeluarkan lebih sedikit energi dan melakukan perjalanan lebih cepat untuk lari
jarak pendek, lebih sedikit rambut dan multiplikasi kelenjar keringat ekrin untuk mengurangi panas
metabolik, dan mekanisme telinga bagian dalam untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas.

Evolusi sifat-sifat fisik yang telah mendorong manusia untuk menjadi pelari yang lebih terampil
menggambarkan pengaruh aktivitas tersebut terhadap kelangsungan hidup mereka; dengan demikian,
lari jarak jauh harus terus berdampak pada perkembangan struktur tubuh manusia saat ini.
Selanjutnya, selama manusia mengejar lari jarak jauh sebagai aktivitas fisik, struktur dan mekanisme
tubuh akan terus beradaptasi untuk membuat mereka lebih terampil.

Anda mungkin juga menyukai