Anda di halaman 1dari 7

LITERATUR REVIEW

JURNAL 1
Judul Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita
Jurnal JOMIS (Journal of Midwifery Science)
P-ISSN : 2549-2543
E-ISSN : 2579-7077
Volume & Halaman Volume 6, No 1, 25 Januari 2022
Tahun 2022
Penulis Zurhayati, dan Nurul Hidayah
Reviewer Senja Novalia Hastuti
NPM 6221449
Tanggal 12 April 2022
Latar Belakang Stunting termasuk gangguan pertumbuhan pada anak usia dua
tahun kebawah. Terjadi pada periode seribu hari pertama dari
dalam kandungan yang akan berdampak bagi kelangsungan hidup
anak. Badan tidak tinggi, beresiko memiliki berat badan lebih dan
berkurangnya kesehatan reproduksi serta menurunnya
kemampuan produktif suatu bangsa adalah dampak dari stunting
Masalah yang akan mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting
diselesaikan pada balita di wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Batu
Kepri.
Tujuan Penelitian Melihat hubungan hubungan pendidikan dengan kejadian
stunting, hubungan pendapatan dengan kejadian
Stunting, hubungan kunjungan ANC
Dengan kejadian stunting
Subjek Penelitian Populasi penelitian merupakan keseluruhanbalita di wilayah kerja
UPT Puskesmas Tanjung Batu Kepri sampel yang diambil
sebanyak 97 balita.
Metode Penelitian  Penelitian dengan jenis kuantitatif menggunakan desain
penelitian analisis korelasi dengan pendekatan cross-sectional.
 Populasi penelitian merupakan keseluruhan balita di wilayah
kerja UPT Puskesmas Tanjung Batu Kepri sampel yang diambil
sebanyak 97 balita dengan menggunakan teknik consecutive
sampling.
 Pengumpulan data menggunakan data primer dengan
menggunakan kuesioner dan pemeriksaan.
 Analisa data menggunakan univariat dan bivariat dengan uji chi-
square
Hasil Hasil dari penelitian ini
 Ada hubungan pendidikan dengan kejadian stunting yang
mananilai P-value adalah 0,15 < 0,1.
 Ada hubungan pendapatan dengan kejadian stunting yang
mana nilai P-value adalah 0,000 < 0,1.
 Ada hubungan kunjungan ANC dengan kejadian stunting
dengan nilai P-valueadalah 0,004 <0,1.
Kesimpulan Terdapat hubungan pendidikan, pendapatan dan kunjungan
ANCdenganStuntingdi wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung
Batu Kepri Tahun2020.
Saran Perlu ditingkatkan pemberian informasi khususnya pada ibu-ibu
mengenai pencegahan terjadinya stunting.

LITERATUR REVIEW

JURNAL 2
Judul Faktor Risiko Balita Stunting Di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Jurnal JOMIS (Journal of Midwifery Science)
P-ISSN : 2549-2543
E-ISSN : 2579-7077
Volume & Halaman Volume 6, No 1, 25 Januari 2022
Tahun 2022
Penulis Irni Setyawati, 2) Baiq Nining Handayani, 3)Agus Supinganto
Reviewer Senja Novalia Hastuti
NPM 6221449
Tanggal 12 April 2022
Latar Belakang Usia balita adalah masa emas perkembangan dan pertumbuhan otak
bayi yang biasa disebut dengan golden period, khususnya masa
1000 hari pertama. Dibalik pentingnya menjaga pertumbuhan dan
perkembangan bayi, terdapat kondisi gagal tumbuh berupa tinggi
badan pendek untuk usianya karena kekurangan gizi kronis yang
disebut stunting
Masalah yang akan Faktor Risiko Balita Stunting Di Provinsi Nusa Tenggara Barat
diselesaikan
Tujuan Penelitian mengetahui faktor risiko stunting di provinsi NTB
Subjek Penelitian anak usia balita 0-59 bulan di provinsi NTB..
Metode Penelitian  Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas provinsi
NTB tahun 2018 yang diperoleh dari Badan penelitian dan
pengembangan kesehatan (Balitbangkes) Kementerian
Kesehatan RI dengan unit analisis anak usia balita 0-59 bulan di
provinsi NTB.
 Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan
bantuan program SPSS 25,0.
 Uji bivariat menggunakan uji Chisquare dan uji multivariat
menggunakan uji regresi logistik.
Hasil Hasil dari penelitian ini
 Tidak terdapat perbedaan status gizi responden menurut
karakteristik anak baik riwayat pernah sakit ataupun jenis
kelamin, dibuktikan dengan nilai p >0,05
 terdapat perbedaan status gizi responden yang bermakna
menurut pendidikan ibu dengan nilai p<0,05.
 terdapat perbedaan jumlah anggota rumah tangga dengan nilai
p<0,05.
 tidak terdapat perbedaan status gizi responden menurut
lingkungan dengan nilai p>0,05.
Kesimpulan  Pendidikan ibu dan jumlah anggota rumah tangga lebih dari sama
dengan 5 orang menjadi faktor risiko paling dominan dengan
kejadian balita stunting. Pendidikan ibu tamat SLTA dan SLTP
mempunyai risiko 0,51 kali lipat terjadi balita stunting di provinsi
NTB.
Saran Diharapkan pemerintah provinsi NTB, Dinas Kesehatan Provinsi
NTB, BKKBN provinsi NTB, dan Pemerintah kabupaten/kota
setempat dapat saling bersinergi melaksanakan program intervensi
balita stunting khususnya pada ibu dengan pendidikan rendah dan
menengah.
LITERATUR REVIEW

JURNAL 3
Judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Stunting Pada Balita
Usia 24-59 Bulan
Jurnal SCHOLER
ISSN 2579-762X
Volume & Halaman Volume 7, No 1 : 25-31 Januari 2021
Tahun 2022
Penulis Lisa Tanzil¹, Hafriani²
Reviewer Senja Novalia Hastuti
NPM 6221449
Tanggal 12 April 2022
Latar Belakang Stunting merupakan penggambaran dari status gizi kurang yang
bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak
awal kehidupan. Banyak factor yang dapat menyebabkan terjadinya
stunting pada balita seperti karakteristik balita maupun social
ekonomi. Prevalensi stunting di Indonesia menempati peringkat
kelima terbesar di dunia
Masalah yang akan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Stunting Pada Balita
diselesaikan Usia 24-59 Bulan
Tujuan Penelitian mengetahui factor-faktor yang menyebabkan terjadinya stunting
pada balita usia 24-59 bulan
Subjek Penelitian balita usia 24-59 bulan yang dilakukan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Simpang Ulim, Aceh Timur.
Metode Penelitian  Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan kasus kontrol yang dilakukan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Simpang Ulim, Aceh Timur.
 Sampel yang diambil sebanyak 20 balita sebagai kelompok
kasus dan 20 balita sebagai kelompok kontrol dengan teknik
purposive sampling.
 Analisis data menggunakan uji chi square serta menggunakan
tabulasi silang untuk menganalisis keeratan hubungan antara
dua variabel dengan melihat nilai Odds Ratio (OR).
Hasil Hasil dari penelitian ini
 Hasil: Pada penelitian menunjukkan bahwa kecukupan energy
(OR=9.333; CI=2.180-39.962),
 kecukupan protein (OR=7000; CI=1.739-28.174),
 pengetahuan ibu (OR=7000; CI=1.739-28174),
 pendidikan ibu (OR=22.667; CI=4.374-117.468),
 pendapatan keluarga (OR=13.222; CI=2.790-62.670)
merupakan factor resiko terjadinya stunting,
- sedangkan factor lainnya dalam penelitian ini yaitu
 berat badan lahir rendah (BBLR) (OR=1.588; CI (0.236-10.704),
 Riwayat ASI (OR=0.474; CI (0.39-5.688) dan
 pekerjaan ibu (OR=1.238; CI=0.343-4.64)
bukan merupakan factor resiko terjadinya stunting.
Kesimpulan Asupan energi dan protein yang kurang, pengetahuan ibu yang
kurang, pendidikan ibu yang rendah serta pendapatan keluarga
yang rendah merupakan fakor resiko terjadinya stunting pada balita
usia 24-59 bulan.
Saran Saran Bagi pihak Puskesmas dan lintas sektoral yang terkait
 diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang
kebutuhan nutrisi pada balita melalui kegiatan penyuluhan gizi
yang meliputi edukasi mengenai angka kecukupan gizi pada
balita sesuai umur, cara mengolah makanan yang benar, serta
memberikan bantuan finansial bagi keluarga yang tidak mampu.
 Bagi ibu balita diharapkan dapat aktif mengikuti kegiatan
posyandu supaya lebih sering terpapar dengan informasi
pemenuhan nutrisi pada balita.
KESIMPULAN (SETELAH 5 JURNAL KESEMUANYA DI SIMPULKAN MASUKAN KE TABEL)

NO KETERANGAN KESAMAAN KONTRAS KRITIK SINTESIS RINGKASAN


(BANDINGKAN) (KETIDAK (PANDANGAN)
SAMAAN)
1 Latar Belakang Stunting merupakan -
penggambaran dari
status gizi kurang
yang bersifat kronik
pada masa
pertumbuhan dan
perkembangan
sejak awal
kehidupan
2 Masalah yang Tentang Faktor-
akan diselesaikan faktor yang
mempengaruhi
terjadinya stunting
pada balita

3 Tujuan Penelitian Mengetahui Factor- Factor-faktor


faktor yang yang diteliti pada
mempengaruhi setiap jurnal
terjadinya stunting berbeda.
pada balita
4 Subjek Penelitian Ibu yang memiliki Subjek yang
Balita usia 0-59 diteliti hanya
bulan pada sampel
balita usia 24-59
bulan
5 Metode Penelitian  Analisa data Metode
menggunakan penelitian
univariat dan berbeda beda
bivariat dengan
uji chi-square
6 Hasil  Ada hubungan
pendidikan
dengan
kejadian
stunting yang
mananilai P-
value adalah
0,15 < 0,1.
 pendidikan ibu
(OR=22.667;
CI=4.374-
117.468),
 Ada hubungan
pendapatan
dengan
kejadian
stunting yang
mana nilai P-
value adalah
0,000 < 0,1.
 pendapatan
keluarga
(OR=13.222;
CI=2.790-
62.670)
7 Kesimpulan Pendidikan ibu, dan
pendapatan
keluarga
merupakan factor
yang berhubungan
dengan kejadian
stunting pada balita

Anda mungkin juga menyukai