Anda di halaman 1dari 15

To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog.

:)

Makalah:

TEORI
KONSTRUKTIVITISME
Mata Kuliah:

BELAJAR dan PEMBELAJARAN 1


Disusun oleh:

Mahasiswa Program Studi Matematika


FKIP UNRAM
Angkatan 2011

Teori Belajar Konstruktivistik 1


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Usaha mengembangkan manusia dan masyarakat yang memiliki kepekaan,
mandiri, bertanggungjawab, dapat mendidik dirinya sendiri sepanjang hayat, serta
mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah, diperlukan layanan pendidikan yang
mampu  melihat kaitan antara ciri-ciri manusia tersebut, dengan praktek-praktek
pendidikan dan pembelajaran untuk mewujudkannya.
Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja,melainkan harus diinterpretasikan
sendiri oleh masing-masing individu. Pengetahuan juga bukan merupakan sesuatu yang
sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Dalam proses itu
keaktifan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya.

Banyak peserta didik yang salah menangkap apa yang diberikan oleh gurunya.
Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tidak begitu saja dipindahkan, melainkan harus
dikonstruksikan sendiri oleh peserta didik tersebut. Peran guru dalam pembelajaran bukan
pemindahan pengetahuan, tetapi hanya sebagai fasilitator, yang menyediakan stimulus
baik berupa strategi pembelajaran, bimbingan dan bantuan ketika peserta didik,
mengalami kesulitan belajar, ataupun menyediakan media dan materi pembelajaran agar
peserta didik itu merasa termotivasi, tertarik untuk belajar sehingga pembelajaran
menjadi bermakna dan ahirnya peserta didik tersebut mampu mengkontruksi sendiri
pengetahuaanya.

Seorang guru perlu memperhatikan konsep awal siswa sebelum pembelajaran.


Jika tidak demikian, maka seorang pendidik tidak akan berhasilkan menanamkan konsep
yang benar, bahkan dapat memunculkan sumber kesulitan belajar selanjutnya. Mengajar
bukan hanya untuk meneruskan gagasan-gagasan pendidik pada siswa, melainkan sebagai
proses mengubah konsepsi-konsepsi siswa yang sudah ada dan di mana mungkin
konsepsi itu salah, dan jika ternyata benar maka pendidik harus membantu siswa dalam
mengkonstruk konsepsi tersebut biar lebih matang.

Teori Belajar Konstruktivistik 2


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

Melihat dari permasalahan tersebut, melatarbelakangi makalah kami. Selain itu


juga untuk mengetahui bagaimana sebenarnya hakikat teori belajar konstruktivisme ini
bisa mengembangkan keaktifan siswa dalam mengkonstruk pengetahuannya sendiri,
sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya peserta didik bisa lebih memaknai
pembelajaran karena dihubungkan dengan konsepsi awal yang dimiliki siswa dan
pengalaman yang siswa peroleh dari lingkungan kehidupannya sehari-hari.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah untuk makalah ini adalah
“Bagaimanakah teori belajar konstruktivitisme pada pelaksanaan kegiatan belajar-
mengajar?”

C. BATASAN RUMUSAN MASALAH


 Apa yang dimaksud dengan teori belajar konstruktivitisme?
 Apakah ciri-ciri dari teori belajar konstruktivitisme?
 Bagaimanakah prinsip teori belajar konstruktivitisme?
 Bagaimanakah proses belajar menurut teori konstruktivitisme?
 Apakah kekurangan dan kelebihan teori belajar konstruktivitisme?
 Bagaimanakah implementasi teori belajar konstruktivitisme?
 Bagaimanakah hakikat teori belajar konstruktivitisme?

D. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori belajar konstruktivitisme
 Untuk mengetahui ciri-ciri dari teori belajar konstruktivitisme
 Untuk mengetahui prinsip teori belajar konstruktivitisme
 Untuk mengetahui proses belajar menurut teori konstruktivisme
 Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan teori belajar konstruktivitisme
 Untuk mengetahui implementasi teori belajar konstruktivitisme
 Untuk mengetahui hakikat teori belajar konstruktivitisme

Teori Belajar Konstruktivistik 3


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

E. MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan teori belajar
konstruktivisme sehingga dapat dijadikan sumber informasi yang bermanfaat bagi dunia
pendidikan.
2. Dapat dipergunakan sebagai pemahaman dan gambaran bagi kita semua untuk
mengetahui teori belajar konstruktivitisme

Teori Belajar Konstruktivistik 4


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVITISME


Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan,
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.
Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman
nyata.
Teori belajar konstruktivisme ini bertitik tolak daripada teori pembelajaran
Behaviorisme yang didukung oleh Skinner yang mementingkan perubahan tingkah laku
pada pelajar. Pembelajaran dianggap berlaku apabila terdapat perubahan tingkah laku
kepada pelajar, contohnya dari tidak tahu menjadi tahu. Hal ini, kemudiannya beralih kepada
teori pembelajaran Kognitivisme yang diperkenalkan oleh Jean Piaget di mana ide utama
pandangan ini adalah mental. Semua dalam diri individu diwakili melalui struktur mental
dikenal sebagai skema yang akan menentukan bagaimana data dan informasi yang diterima,
difahami oleh manusia. Jika ide tersebut sesuai dengan skema, ide ini akan diterima begitu
juga sebaliknya dan seterusnya lahirlah teori pembelajaran Konstruktivisme yang
merupakan pandangan terbaru di mana pengetahuan akan dibangun sendiri oleh pelajar
berdasarkan pengetahuan yang ada pada mereka. Makna pengetahuan, sifat-sifat
pengetahuan dan bagaimana seseorang menjadi tahu dan berpengetahuan, menjadi perhatian
penting bagi aliran konstruktivisme.
Pada dasarnya perspektif ini mempunyai asumsi bahwa pengetahuan lebih bersifat
kontekstual daripada absolut, yang memungkinkan adanya penafsiran jamak (multiple
perspektives) bukan hanya satu perspektif saja. Hal ini berarti bahwa “pengetahuan dibentuk
menjadi pemahaman individual melalui interaksi dengan lingkungan dan orang lain”.
Peranan kontribusi siswa terhadap makna, pemahaman, dan proses belajar melalui kegiatan

Teori Belajar Konstruktivistik 5


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

individual dan sosial menjadi sangat penting. Perspektif konstruktivisme mempunyai


pemahaman tentang belajar yang lebih menekankan proses daripada hasil. Hasil belajar
sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar
juga dinilai penting. Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar dan strategi belajar akan
mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berpikir seseorang. sebagai upaya
memperoleh pemahaman atau pengetahuan yang bersifat subyektif.
Jadi, konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu
tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Kontruktivisme lebih memahami
belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan
memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya. Konstruktivisme
sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita
selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini
menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Menurut paham konstruktivisme, ilmu pengetahuan sekolah tidak dipindahkan dari
guru kepada murid dalam bentuk yang serba sempurna. Murid perlu membina sesuatu
pengetahuan mengikuti pengalaman masing-masing. Pembelajaran adalah hasil daripada
usaha murid itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk murid.

Tokoh-tokoh dalam Teori Belajar Konstruktivisme


1. Jean Piaget
Teori belajar konstruktivistik yang dikembangkan oleh Piaget dikenal dengan nama
konstruktivistik kognitif (personal constructivism).  Teorinya berisi konsep-konsep utama
di bidang psikologi perkembangan dan berkenaan dengan pertumbuhan intelegensi, yang
untuk Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih akurat merepresentasikan dunia, dan
dan mengerjakan operasi-operasi logis dari representasi-representasi konsep realitas
dunia.
Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif
oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Dari pandangan Piaget tentang tahap
perkembangan kognitif anak dapat dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun
kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-beda berdasarkan kematangan intelektual
anak. Pada teori ini konsekuensinya dalah siswa harus memiliki ketrampilan unutk
menyesuaikan diri atau adaptasi secara tepat.

Teori Belajar Konstruktivistik 6


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

2. Teori Vigosky
Teori belajar Vygotsky menekankan pada sosiokultural dan pembelajaran. Siswa
dalam mengkonstruksi pengetahuannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial disekitarnya.
Pengetahuan, sikap, pemikiran, tata nilai yang dimilki siswa akan berkembang melalui
proses interaksi. konsep penting dalam teori Vygosky yaitu Zone Of Proximal
Development (ZPD) dan Scaffolding. Zone Of Proximal Development adalah jarak antara
perkembangan sesungguhnya dengan tingkat perkembangan potensial dimana siswa
mampu mengkonstruksikan pengetahuan dibawah bimbingan orang dewasa. Sedangkan
Scaffolding merupakan pemberian kepada peserta didik selama tahap-tahap awal
pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan mmemberikan kesempatan untuk
mengambil alih tanggung jawb yang makin besar setelah dapat melakukannya sendiri.
Menurut teori Vygosky untuk dapat menjelaskan bagaimana pengetahuan dibentuk,
maka dirangkum dalam dua penjelasan yang bertahap. Pertama, realitas dan kebenaran
dari dunia luar mengarahkan dan menentukan pengetahuan.  Kedua, faktor eksternal dan
internal mengarahkan pembentukan pengetahuan yang tumbuh melalui interaksi faktor-
faktor esternal (kognitif) dan internal (lingkungan dan sosial).

B. CIRI-CIRI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVITISME


Ada beberapa ciri-ciri dalam pembelajaran model konstruktivisme, yaitu:
a. Mencari tahu dan menghargai titik pandang/pendapat siswa
b. Pembelajaran dilakukan atas dasar pengetahuan awal siswa
c. Memunculkan masalah yang relevan dengan siswa
d. Menyusun pembelajaran yang menantang dugaan siswa
e. Menilai hasil pembelajaran dalam konteks pembelajaran sehari-hari
f. Siswa lebih aktif dalam proses belajar karena fokus belajar mereka pada proses
pengintegrasian pengetahuan baru yang diperoleh dengan pengalaman/pengetahuan
lama yang mereka miliki
g. Setiap pandangan sangat dihargai dan diperlukan. Siswa didorong untuk menemukan
berbagai kemungkinan dan mensintesiskan secara terintegrasi

Teori Belajar Konstruktivistik 7


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

h. Proses belajar harus mendorong adanya kerjasama, tapi bukan untuk bersaing. Proses
belajar melalui kerjasama memungkinkan siswa untuk mengingat pelajaran lebih lama
i. Kontrol kecepatan, dan fokus pembelajaran ada pada siswa
j. Pendekatan konstruktivis memberikan pengalaman belajar yang tidak terlepas dengan
apa yang dialami langsung oleh siswa

C. PRINSIP TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVITISME


Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar
mengajar adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan
murid sendiri untuk menalar
3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan
konsep ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan
lancer
5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
6. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
7. Mencari dan menilai pendapat siswa
8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh
hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun
pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan
cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan
bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan
strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa
yang mana tangga itu nantinya dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat
pemahaman yang lebih tinggi. Tetapi harus diupayakan agar siswa itu sendiri yang
memanjatnya.

Teori Belajar Konstruktivistik 8


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

D. PROSES TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVITISME


Proses belajar konstruktivistik adalah pemberian makna oleh siswa kepada
pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutahkiran
struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi
perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. Oleh sebab itu pengelolaan
pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan siswa dalam memproses gagasannya,
bukan semata-mata pada pengelolaan siswa dan lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk
kerja atau prestasi belajarnya dikaitkan dengan sistem penghargaan dari luar seperti nilai,
ijazah, dan sebagainya.
 Peran siswa (si-belajar)
Siswa harus aktif dalam melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan
memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari. Guru harusnya dapat memberikan
peluang optimal bagi terjadinya proses belajar. Namun, yang menentukan terwujudnya
gejala belajar adalah niat belajar siswa sendiri. Paradigma konstruktivistik memandang
siswa sudah memilik kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal
tersebut adalah menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab
itu, meskipun kemampuan awal tersebut masih sangat sederhana atau tidak  sesuai
dengan pendepat guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan
pembimbingan.

 Peran guru
Guru membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut
memahami jalan pikiran siswa dalam belajar. Guru tidak dapat mengeklaim bahwa satu-
satunya cara yang tepat adalah sama dan sesuai dengan kemauannya.

 Sarana Belajar
Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya
disediakan untuk membantu pembentukan siswa dalam mengkonstruksikan pengetahuan
sendiri. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya
tentang sesuatu yang dihadapinya. Dengan demikian siswa akan terbiasa dan terlatih

Teori Belajar Konstruktivistik 9


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

untuk berfikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, dan
mampu mempertanggung jawabkan pemikkirannya secara rasional.

 Evaluasi Belajar
Lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan
interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas lain yang
didasarkan pada pengelaman. Pandangan konsrktivistik mengemukakan bahwa relitas ada
pada pikiran seseoramg. Manusia mengkonstruksi dan menginterprestasikannya
berdasarkan pengalamannya.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI KONSTRUKTIVISTIK


1. Kelebihan Teori Belajar Konstruktivistik
Teori Konstruktivistik memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
 Dalam Aspek Berfikir  yakni pada proses membina pengetahuan baru, murid berfikir
untuk menyelesaikan masalah, menggali ide dan membuat keputusan;
 Dalam aspek kefahaman seorang  murid terlibat secara langsung dalam mebina
pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan mampu mengapliksikannya dalam
semua situasi;
 Dalam aspek mengingat yakni murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka
akan mengingat lebih lama konsep. melalui pendekatan ini murid dapat
meningkatkan kefahaman mereka;
 Dalam aspek Kemahiran sosial yakni Kemahiran sosial diperoleh apabila seorang
murid berinteraksi dengan teman, kelompok kerja maupun dengan guru dalam proses
mendapatkan ilmu pengetahuan maupun wawasan baru.

2. Kekurangan Teori Belajar Konstruktivistik


Teori belajar konstuktivisme memiliki kekurangan atau kelemahan yakni:
 Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi
siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan
sehingga menyebabkan miskonsepsi;

Teori Belajar Konstruktivistik 10


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

 Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal


ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan
yang berbeda-beda;
 Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki
sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa;
 Meskipun guru hanya menjadi pemotivasi dan memediasi jalannya proses belajar,
tetapi guru disamping memiliki kompetensi dibidang itu harus memiliki perilaku
yang elegan dan arif sebagai spirit bagi anak sehingga dibutuhkan pengajaran yang
sesungguhnya mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan;
 Dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang
begitu mendukung; siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya;.

F. PENERAPAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME DI DALAM KELAS


Implementasikan berbagai metode mengajar kepada pebelajar. Pengusaaan berbagai
metode mengajar, dapat diplikasikan oleh guru setiap kali guru tersebut melaksanakan
pembelajaran di kelas. Guru yang kaya akan metode mengajar, niscaya dapat menciptakan
suasana kelas yang dinamis dan ceria di setiap pertemuannya. Konstruktivisme
mempertimbangkan keterlibatan siswa dalam memaknai pengalaman sebagai inti dari
pembelajaran.

1. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar


Dengan menghargai gagasan-gagasan atau pemikiran siswa serta mendorong siswa
berpikir mandiri, berarti guru telah membantu siswa menemukan identitas intelektual
mereka. Para siswa yang merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan kemudian menganalisis
serta menjawabnya berarti telah mengembangkan tanggung jawab terhadap proses belajar
mereka sendiri serta menjadi “pemecah masalah” (problem solvers).

2. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu


kepada siswa untuk merespon

Teori Belajar Konstruktivistik 11


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

Berpikir reflektif memerlukan waktu yang cukup dan seringkali atas dasar gagasan-
gagagsan dan komentar orang lain. Cara-cara guru mengajukan pertanyaan dan cara siswa
merespon atau menjawabnya akan mendorong siswa mampu membangun keberhasilan
dalam melakukan penyelidikan.

3. Mendorong siswa berfikir tingkat tinggi


Guru yang menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang para
siswa untuk mampu menjangkau hal-hal yang berada di balik respon-respon faktual yan
sederhana. Guru mendorong siswa untuk menghubungkan dan merangkum konsep-
konsep melalui analisis, prediksi, justifikasi, dan mempertahankan gagasan atau
pemikirannya.

4. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa lainnya
Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat
intensif sangant membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan gagasan-
gagasannya. Jika mereka memiliki kesempatan untuk mengemukakan apa yang mereka
pikirkan dan mendengarkan gagasan orang lain, maka mereka akan mampu membangun
pengetahuan sendiri yang didasarkan atas pemahaman sendiri. Jika merasa nyama dan
aman untuk mengemukakan gagasan-gagasannya, maka dialog yang sangat bermakna
akan tercipta di kelas.

5. Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi
Jika diberi kesempatan untuk menyusun berbagai macam prediksi, seringkali siswa
menghasilkan hipotesis tentang fenomena alam ini. Guru yang menerapkan
konstruktivisme dalam pembelajaran memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
siswa untuk menguji hipotesis mereka, terutama melalui diskusi kelompok dan
pengalaman nyata.

6. Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif


Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme melibatkan
para siswa dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata. Guru

Teori Belajar Konstruktivistik 12


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

kemudian membantu siswa untuk menghasilkan abstraksi atau pemikiran-pemikiran


tentang fenomena-fenomena alam tersebut secara bersama-sama.

G. HAKIKAT TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVITISME


Dalam belajar sesuatu peserta didik telah mempunyai prakonsep berdasarkan
pengalaman yang telah di perolehnya. Untuk itu, guru perlu mencermati prakonsep ini dalam
menanamkan konsep-konsep baru. Apabila prakonsep ini tidak diperhatikan, kemungkinan
akan terjadi miskonsepsi atau konsep yang salah. Apabila peserta didik mempunyai
miskonsepsi yang tidak dikoreksi atau dibiarkan, maka akan menyulitkan peserta didik
untuk belajar sesuatu secara benar.
Dalam menerapkan teori kontruktivisme dalam belajar dapat digunakan model
pembelajaran yang melibatkan beberapa tahap, yaitu:
1. Pengenalan
Tahap pengenalan merupakan pemberian hal-hal yang konkrit dan mudah dengan
contoh-contoh sederhana yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini,
guru perlu mencermati melalui penilaian prakonsep atau kompetensi awal yang dimiliki
peserta didik untuk maju ke tahap berikutnya. Tahap pembelajaran kompetensi
merupakan tahap di mana peserta didik mulai beranjak dari mengenali kompetensi baru
ke menguasai kompetensi dasar. Hasil penilaian akan menunjukkan apakah peserta
didik perlu diberi tahapan pemulihan, yaitu tahap di mana peserta didik memulihkan
prakonsep menjadi suatu konsep/kompetensi secara benar.

2. Pembelajaran kompetensi
Bila peserta didik telah menguasai kompetensi secara benar, guru dapat menilai
sejauh mana minat, potensi, dan kebutuhan dalam penguasaan kompetensi dasar.
Apabila peserta didik cukup berminat dan kompetensi dasar telah dikuasai secara tuntas,
tahap pemulihan dapat dilewati dan maju ke tahap berikutnya yaitu tahap pendalaman.
Apabila tahap pendalaman telah dilaksanakan, terdapat otomatisasi berpikir dan
bertindak sebagai perwujudan kompetensi. Selanjutnya, dapat diberikan tahap
pengayaan agar peserta didik memperoleh variasi pengalaman belajar. Berbagai latihan
dapat digunakan untuk mendalami atau memperkaya kompetensi.
Teori Belajar Konstruktivistik 13
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

3. Pemulihan
Penilaian yang dilakukan menunjukkan apakah suatu kompetensi telah tuntas
dikuasai atau belum. Dari hasil penilaian dapat diketahui jenis-jenis latihan yang perlu
diberikan kepada peserta didik sebagai pemulihan, pendalaman, dan pengayaan.

4. Pendalaman
Perlu dipertegas, bahwa strategi pembelajaran perlu mengikuti kaedah pedagogik,
yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke abstrak, dari yang sederhana ke yang
kompleks, dan dari yang mudah ke sulit. Peserta didik perlu belajar secara aktif dengan
berbagai cara untuk mengkontruksi atau membangun pengetahuannya. Suatu rumus,
konsep, atau prinsip dalam mata pelajarn sebaiknya dibangn siswa dalam bimbingan
guru. Strategi pembelajaran perlu mengkondisikan peserta didik untuk menemukan
pengetahuan sehingga mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan
sesuatu.

5. Pengayaan
Dalam hal pembelajaran seluruh peserta didik dalam hal ini perlu rasanya untuk
meningkatkan integrasi dan aktif dalam pembelajaran.

Teori Belajar Konstruktivistik 14


To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses
pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan)
diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui
pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi
dengan lingkungannya.
Pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan
pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan
siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata
lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui
asimilasi dan akomodasi

B. SARAN
 Diharapkan kepada guru untuk menggunakan teori belajar konstruktivitisme dalam proses
belajar mengajar. Khususnya mata pelajaran matematika.
 Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model mental yang
digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran yang dikembangkan
dan yang dibuat para sisiwa untuk mendukung model-model itu.
 Saat menerapkan teori belajar konstruktivitisme guru harus kreatif mengelola kelas.
 Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai
dengan dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang membuat
situasi kondusif untuk terjadinya konstruksi engetahuan pada diri peserta didik

Teori Belajar Konstruktivistik 15

Anda mungkin juga menyukai