Pukul 08.

30 tes dimulai, waktu ngaretnya hampir satu jam dengan alasan persiapan panitia dan
menunggu peserta yang belum datang. Kebetulan saya tes di ruang M lantai 3, suatu ruangan kuliah
yang tak terlalu luas berisikan sekitar 25 peserta, 9 peserta tidak hadir waktu itu. Pengawas ada dua
orang dari pihak Bappenas yang namanya sudah lupa, hehe, dan dari pihak Perhutani namanya
Bapak Suryana. Tes berlangsung selama tiga jam, sesi pertama satu jam adalah tes verbal atau olah
kata, sesi kedua adalah tes matematika, dan sesi ketiga adalah tes logika. Dokumen semuanya
bersifat rahasia, tiap sesi diselesaikan dalam satu jam, apabila sesi berikutnya mulai tidak
diperbolehkan mengerjakan soal sesi sebelumnya.

Satu jam pertama adalah tes verbal, soalnya antara lain berupa padanan kata dimana kata-katanya
dapat disebut istilah ‘sansekerta’ yang dipadankan dengan kata Indonesia baku, sungguh
menyusahkan hampir 80 % tidak mengenali kata tersebut. Ada lawan kata, kata yang mirip dan
menyerupai, dan tes membaca cepat dengan artikel yang banyak dan katanya susah dipahami. Tes
seperti ini merupakan tes yang paling membingungkan buat saya. Persentase tes sesi ini yang
berhasil dikerjakan adalah 60 %

Sesi berikutnya adalah matematika, sesi ini merupakan kelemahan dalam semua bidang pelajaran
selama ini, mengerjakan sesi ini hanya diniatkan sebisanya saja, tapi ternyata satu soal yang
penasaran membuat waktu yang terbuang-buang sehingga meninggalkan soal-soal lainnya yang
mungkin mudah dikerjakan dahulu. Soal-soal tersebut antara lain aljabar, persamaan garis, deret
aritmatika, dll yang sebagian besar sesungguhnya ada teknik kunci mengerjakan cepatnya tetapi
memang dasarnya tidak tahu dan tidak bisa. Persentase soal yang dikerjakan secara sungguh-
sungguh hanya sekitar 15 %, 30 % nya mengarang, dan sisanya dibiarkan. Sebenarnya secara moral
mengarang jawaban tidaklah enak, kan namanya tes potensi akademik masak potensi kita hanya
dikarang-karang, hahaha.

Sesi berikutnya adalah tes logika. Kunci dari tes sesi ini sebenarnya adalah materi logika matematika.
Pernah belajar ini terakhir waktu semester 1 di perkuliahan, dan pada waktu tes sekarang hanya
menggunakan logika pemikiran sendiri tanpa teknik-teknik kuncinya jadi benar atau tidaknya
jawaban ya Insya Allah. Mendekati soal terakhir adalah bangun ruang dan pola-pola gambar, sesi ini
sudah terlalu pusing dan lelah sehingga hanya sedikit yang dikerjakan. Total persentase sesi tiga yang
dikerjakan adalah 30 % saja.

Berdasarkan pengalaman tersebut maka bisa diambil pelajaran kalau ingin mengikuti tes TPA lagi
harus dipersiapkan secara matang. Pikiran dan jasmani harus tenang, dan sebenarnya tidak perlu
mengisi secara asal-asalan karena justru akan mematikan potensi kita. Sekian rekam jejak minggu ini.
Dokumentasinya kurang karena memang saat dan waktunya belum tepat. Selamat dinikmati