Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

INTOLERANSI TERHADAP PERBEDAAN PENDAPAT

DOSEN PENGAJAR : Drs. Sumarsono, M. Si

NAMA : DIAH AYUNING TRIAS

NIM : 211252105

SEMESTER : 1

AKADEMI FARMASI JEMBER TAHUN 2021

LATAR BELAKANG
Masyarakat bangsa Indonesia merupakan masyarakat yang sangat beragam, dengan
masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, ataupun kelompok. Keragaman menjadi
modal bangsa untuk maju dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. Keragaman
memang indah dan menjadi kekayaan bangsa yang sangat berharga, namun dibaliknya juga
terkandung pula potensi konflik yang beragam didalamnya. Pada era sekarang keragaman
masyarakat cenderung menjadi beban dari pada modal bangsa Indonesia. Keanekaragaman yang
tidak disikapi dan dikelola dengan baik justru menjadi factor pemicu konflik antar kelompok,
agama yang beranekaragam dalam persatuan bangsa Indonesia. Konflik social sering kali muncul
dalam keragaman yang dimiliki bagsa Indonesia, sehingga diperlukannya sikap toleransi agar
dapat meminimalisir rasa benci, curiga, iri diantara sesame anak bangsa. Dengan semnagat
kebersamaan serta toleransi dalam masyarakat semakin meningkat. Toleransi merupakan sikap
yang sangat diperlukan dalam keragaman bangsa Indonesia, mengingat banyaknya kasus
pelanggaran-pelanggaran berbau intoleransi merambat ke berbagai elemen masyarakat
Indonesia.

Sikap toleransi tentu tidak muncul dengan sendirinya, jadi diperlukan pembentukan sikap
pada diri sendiri yang akan di pengaruhi oleh beberapa factor, antara lain pengalaman pribadi,
kebudayaan, pendidikan, media massa, dan lain-lain. Sikap individu terhadap berbagai hal
berkembang sejalan dengan adanya interaksi dengan individu lain, termasuk diri sendiri di dalam
kelompok sendiri ataupun kelompok lain. Sikap intoleransi serta konflik masih saja terjadi,
namun dapat diatasi oleh kelompok masyarakat yang menjunjung tinggi toleransi. Sikap toleransi
ini harus dikembangkan dalam masyarakat untuk menjalin hubungan yang baik dalam
keragaman masyarakat sekitarnya. Agar tidak terjadi konflik, toleransi harus menjadi kesadaran
diri pada seluruh keompok masyarakat termasuk kelompok mahasiswa. Dalam berinteraksi tidak
hera jika terjadi konflik antar kelompok yang dimana mereka mempunyai pandangan serta sikap
yang berbeda satu sama lain.
BAGAIMANA PERISTIWANYA

Adanya kesepakatan kelompok masyarakat yang menolak seseorang tinggal didaerah


tertentu atas dasar agama. Sehingga menimbulkan konflik yang menyebabkan kehidupan
berbangsa dan bernegara kurang berjalang dengan baik. Keberagaman dan persatuan di
Indonesia disebut pakar sebagai nilai dasar Negara yang wajb diterjemahkan oleh seluruh
aparatur(pejabat) pemerintah, tak terkecuali masyarakat yang berada di tingkat desa maupun
rukun tetangga. Pemerintah harus memastikan dari struktur paling atas sampai bawah memiliki
perspektif kebhinekaan yang kokoh. Penguatan konservatisme agama dapat memunculkan
dampak social yang berkepanjangan. Pemerintah pun juga seharusnya responsive terhadap hal ini
karena dapat mengancam persatuan masyarakat dan dapat disebut bahwa hal ini melanggar nilai
– nilai pancasila sila ke 3.

Factor Iternal

Perbedaa identitas kultural menentukan perbedaan sikap, pikiran serta perasaan sehingga
menjadi sebab munculya kelompok-kelompok yang mementingkan diri sendiri, didorong dengan
etnisitas yang tinggi sehingga mempunyai sudut pandang yang berbeda dengan kelompok lain.
Mendalamnya sifat etnosentrisme dalam kelompok yang menjunjung etnitas menimbulkan
cenderung kepada sikap toleransi, hal ini merupakan salah satu kecacatan moral yang dimiliki
bangsa Indonesia terhadap keragaman yang dimilikinya, padahal nilai moral sudah ditanamkan
pada diri individu sejak kecil dalam dunia pendidikan. Intoleransi yang terjadi dalam bentuk
ketidaksetujuan yang akhirnya menjadi konflik dikalangan masyarakat merupaka salah satu
akibat dari kuranya nilai moral dalam diri mereka.

Factor Eksternal

Perkembagan medsos yang dapat menyebar dengan meluas disertai dengan kebencian
yang merupakan sebagai gejala intoleransi. Media social juga sering kali juga dimanfaatkan
untuk menyebarkan pesan-pesan intoleran menjelang PEMILU. Hal ini terjadi dengan adanya
kesempatan dan opportunity yang biasa dipakai dalam momen politik. Website-website yang
berisi ujaran kebencian itu dapat dilaporkan sehingga dapat di netralisirkan agar tidak memicu
tindakan kekerasan.
Upaya Penyelesaian

Konflik antar-umat beragama umumnya tidak murni disebabkan oleh factor agama, tetapi
oleh factor politik, dan lainnya yang kemudian dikaitkan dengan agama. Sedangkan yang terkait
persoalan agama munculnya sikap keagamaan secara radikal dan intoleran pada sebagian kecil
keompok agama, juga dipicu oleh persoalan tentang pendirian rumah ibadah dan penyiaran
agama serta tuduhan penodaan agama. Adapun upaya penyelesaian konflik dengan cara arif dan
berdamai karena ini sebagai salah satu perlindungan kebebasan beragama.

Upaya Pencegahan

1. Tidak memaksakan kehendak diri sendiri kepada orang lain


2. Peduli terhadap lingkungan sekitar
3. Tidak mementingkan suku bangsa sendiri atau sikap yang menganggap suku
bangsanya lebih baik
4. Tidak menonjolkan suku, agama, ras, golongan, maupun budaya tertentu
5. Tidak menempuh tindakan yang melanggar norma untuk mencapai tujuan
6. Tidak mencari keuntungan diri sendiri darpada kesejahteraan orang lain
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai