Anda di halaman 1dari 38

I.

PENGANTAR

1. Pendahuluan
Dokter gigi mempunyai tugas memberikan pelayanan di bidang kesehatan
gigi, yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien. Adapun
pelaksanaannya antara lain adalah mencegah timbulnya penyakit, mengurangi
rasa sakit, meningkatkan efisiiensi pengunyahan/ mastikasi, meningkatkan
kemampuan bicara, dan memperbaiki penampilan.
Dokter gigi dalam melaksanakan tugasnya memerlukan peralatan,
ketrampilan dan ilmu pengetahuan. Pada setiap perawatan memerlukan obat-
obatan maupun material. Oleh karena itu perlu dipahami bahwa material juga
mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan suatu tindakan medis.

2. Pengertian biomaterial
Kata biomaterial menurut definisi Clemson Advisory Board for biomaterials
adalah: substansi inert (tidak mempengaruhi dan tidak dipengaruhi) secara
sistematis dan farmakologis yang didesain untuk ditanamkan di dalam atau
digabungkan dengan sistem atau jaringan hidup.
Material : sesuatu yang mempunyai massa, menempati ruang serta mempunyai
sifat tertentu dan energi. Energi : sebagai kemampuan untuk melakukan keija atau
usaha

ILMU BIOMATERIAL KG:


Yaitu ilmu yang mempelajari tentang struktur, komposisi, sifat, manipulasi
material yang berkontak dengan jaringan keras/ Iunak tubuh manusia yang
berinteraksi dengan sistem biologis untuk mengembalikan fungsi dan estetis dalam
sistem stomatognatik
Biomaterials
Three interactive components should be considered:
The chemical nature of the surface The mediating pellicle layer
Microbial and host response
Ruang lingkup pemakaian biomaterial adalah:
1. Material restorasi gigi, misalnya logam dan komposit untuk material tumpatan,
aloi cor dan keramik untuk protesa gigi lepasan maupun cekat.
2. Material implan, misalnya implan oral dan maxillo facial
3. Impian kardiovaskuler, misalnya kateter, protesa katub jantung dan pembuluh
darah serta membran dialysis dan oksigenator.

Teknologi material, berkaitan dengan sintesa dan memanfaatkan pengetahuan


dasar maupun empiris untuk mengembangkan, mempersiapkan, mengolah dan
menggunakan material untuk tujuan tertentu.
Technology of materials concerns with the structure, properties, production,
application and handling of materials such as metals, polymers, ceramics, glass
and composites materials, also other industrial chemical which are essential for
social welfare

3. Sejarah material kedokteran gigi


Kejadian - kejadian penting dalam sejarah kedokteran gigi adalah sebagai berikut :
600 SM Pada orang Etruscan (nenek moyang orang Romawi) ditemukan
memakai jembatan gigi emas
1480 Sumber otentik pertama tentang tumpatan gigi dan emas oleh Johannes
Arculanus, Universitas Bologna.
1500 Gigi tiruan dan gading yang diukir dan model malam.
1728 Fauchard mengusulkan penggunaan porselin sebagai pengganti gading
untuk gigi tiruan.
1744 Duchateau pertama kali membuat catatan gigi tiruan porselin.
1800 drg James Gardette dan Philadelphia membuat satu set gigi tiruan dan
gading.
1826 Taveau dan Paris menyerankan penggunaan perak dan air raksa untuk
membuat pasta sebagai tumpatan gigi.
1839 Jurnal dental yang pertama diterbitkan bernama : American Journal of
Dental Science
1840 Perang amalgam, penggunaan amalgam perak dilarang
1844 drg. Horace Wells menemukan obat pati rasa nitrous oksida yang lebih
dikenal dengan gas ketawa digunakan untuk pencabutan gigi.
1850 Charles Goodyear menemukan vulkanit-sulfur encer untuk
memperkeras karet.
1879 Semen pertama yang setting dalam mulut, diperkenalkan, yaitu zink
fosfat semen.
1880 Semen silikat berkembang.
1895 G.V. Black menerbitkan studi tentang sifat material amalgam secara
detail.
1907 W.H. Taggart dan Chicago menemukan metode praktis tentang inlai
coran emas
1950 Pengenalan resin akrilik untuk tumpatan dan gigi tiruan.
1955 Buanacore menemukan teknik etsa asam untuk mengikat email.
1970 Resin komposit mulai mengganti semen silikat.
1976 Semen ionomer kaca diketemukan oleh A. Wilson.
1978 Resin komposit dengan aktivasi sinar muncul dipasaran.
1985 Perkembangan agen pengikat dentin.

4. Syarat material kedokteran gigi


1. Apa pengaruh material terhadap lingkungan ? sangatlah penting bahwa
material kedokteran gigi tidak mempunyai efek yang berbahaya di dalam
rongga mulut atau tubuh. Hal mi berhubungan dengan sifat biologis.
2. Bagaimana sifat antar muka/interface antara material dari jaringan rongga
mulut? Hal ini berhubungan dengan sifat adhesi.
3. Bagaimana pengaruh lingkungan rongga mulut terhadap material? Hal ini
ditunjukkan oleh sifat kimiawi dan mekanis material. Material tidak larut oleh
saliva atau cairan yang secara normal masuk ke dalam rongga mulut. Material
harus memiliki kekuatan yang sesuai, kekerasan permukaan, dan rigidly.
4. Apakah sifat estetis menjadi pertimbangan penting? Penampilan material waktu
diaplikasikan dalam rongga mulut atau setelah periode waktu tertentu perlu
dipertimbangkan.
5. Sifat fisik lain yang diperlukan antara lain adalah densitas dan sifat thermal.
6. Apakah material mudah dan nyaman digunakan? Misalnya sifat reologis
material saat masih dalam kemasan, setelah pencampuran, selama
pengerasan, dan setelah mengeras.

5. Proses pemilihan material


Proses pemilihan material secara ideal meliputi:
1. Analisis masalah : Analisis masalah yang dihadapi oleh dokter gigi merupakan
hal penting. Analisis yang kurang baik akan menghasilkan keputusan yang titik
tepat, sehingga dapat menyebabkan kegagalan perawatan. Contoh, bila akan
memilih material tumpatan maka perlu dianalisis apakah material tersebut
digunakan pada gigi anterior atau posterior? Apakah material restorasi
ditempatkan pada daerah dengan tekanan tinggi ? Apakah kavitasnya dalam
atau dangkal?
2. Mempertimbangkan persyaratan yang diperlukan : setelah situasi yang
dihadapi dianalisis secara menyeluruh, perlu dibuat daftar persyaratan material
yang memenuhi kebutuhan yang ada. Misalnya, untuk tumpatan gigi anterior
diperlukan material sewarna gigi
3. Mempertimbangkan material yang tersedia dan sifat-sifatnya : Pertimbangan
atas material yang tersedia, sifat-sifat yang dimilikinya, dan
membandingkannya dengan persyaratan yang diperlukan dapat dilakukan
dalam dua tahap:
Pertama, dokter gigi memilih material yang ada dan telah biasa digunakan
Kedua, dokter gigi dapat mempertimbangkan penggunaan material alternatif
atau produk baru yang dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.
4. Pemilihan material : setelah membandingkan antara sifat-sifat material yang
ada dan persyaratan yang diperlukan, maka dokter gigi dapat mempersempit
pilihan pada kelompok produk material. Pilihan akhir pada satu merk produk
dapat dipengaruhi faktor-faktor seperti kemudahan penanganan, ketersedian
dan harganya.

6. Cara evaluasi material


Dilakukan dengan cara:
1. SPESIFIKASI STANDAR. Material dievaluasi menggunakan spesifikasi standar
yang ada, baik yang dibuat oleh organisasi standar nasional maupun
internasional.
2. EVALUASI LABORATORIS. Uji laboratoris seperti yang dilakukan pada
spesifikasi standar dapat digunakan untuk mengiundikasikan kecocokan suatu
material. Jenis uji disesuaikan dengan keadaan klinis.
3. UJI KLINIS. Uji laboratoris dapat memberikan data penting dan bermanfaat
tentang material. Uji paling baik adalah uji klinis yang terkontrol dan keputusan
praktisi setelah pemakaian dalam jangka waktu tertentu di tempat praktek.

Organisasi internasional yang menangani spesifikasi dan standar material kedokteran


gigi yaitu: FDI (Federation Dentaire internationale) dan ISO (international Organization
for standardization. Organisasi nasional antara lain adalah ADA (American Dental
Association ) CEN (Comite Europeen de Normalisation), SIl (Standar Industri
Indonesia.)

II. STRUKTUR
1. Pendahuluan
Material dibentuk dari atom dan molekul, sehingga terdapat hubungan
antara basis atom dan sifatnya. Dalam hal ini yang penting adalah sifat dasar
dan cara atom-atom tersusun. Kombinasi susunan atom menentukan struktur
mikro benda padat, sehingga menentukan sifatnya.
Semua logam, sebagian besar keramik dan beberapa polimer jika
membeku akan membentuk kristal, yang atom-atomnya mengatur diri secara
teratur dan berulang dalam pola tiga dimensi. Misanya kristal kuarsa (Si02).
Memahami sifat bahan padat yang dapat berubah bentuk kristalnya,
sebagai akibat perubahan suhu danlatau tekanan, bahwa perubahan tersebut
memerlukan pemutusan ikatan, pergerakan atom dan pembentukan ikatan barn
yang memerhikan alat transformasi.
2. Struktur kristal
Susunan atom paling sederhana adalah Kubus. Atom-atomnya menduduki
delapan sudut. Dengan menggunaan model tersebut, maka susunan atom
beserta masingmasing bola saling bersentuhan, sehingga panjang sisi dan
kubus itu sama dengan diameter atom. Maka akan diperoleh sel struktural.
Dengan menyusun sel-sel struktural, yaitu satu atom diletakkan diatas atom
yang lain, maka terbentuklah bangunan tiga dimensi benda padat.
3. Ikatan atom.
Ikatan primer : jika 2 atom membuat ikatan akan membentuk sebuah molekul.
Kondisi pada 2 atom yang akan saling berikatan tergantung pada konfigurasi
elektron atomnya yang akan menentukan reaksi kimia.
Tipe-2 ikatan primer:
1. Ikatan lonik.
2. Ikatan Kovalen.
3. Ikatan Logam
Ikatan lonik
Merupakan bentuk ikatan kimia yang paling sederhana. Dibentuk dengan
pemindahan electron dari 1 atom ke atom lainnya. Ikatan kimia ini tidak
langsung namun kuat.
Na. + .Cl Na : Cl
Suatu atom seperti Sodium akan lebih mudah melepaskan satu elektron
valensinya, dan akan memberikan konvigurasi yang serupa dengan neon. Jika
atom sodium dan atom khlor berinteraksi, maka akan terjadi transfer elektron
valensi secara sempurna dan atom sodium ke atom khlorina. Keduanya
mendapatkan struktur gas mulia dengan sodium mempunyai muatan positip,
karena melepaskan elektron negatipnya, dan khlonna bermuatan negatip
karena menerima elektron yang lebih. Kedua elektron ini akan saling tarik
menarik, karena muatan listriknya saling berlawanan, dan ada pengurangan
energi total pada pasangan tersebut ketika saling mendekat.
Perbedaan penting antara ikatan kovalen dan ikatan ionik adalah, bahwa
ikatan ionik tidak langsung, oleh karena merupakan hasil dan medan
elektrostatik yang mengelilingi ion-ion itu. Medan tersebut akan berinteraksi
dengan ion-2 lain disekitarnya, merupakan ikatan yang paling sederhana dan
paling kuat.

Ikatan Kovalen
Terjadi bila atom-2 saling memberikan elektronnya, sehingga masing-
masing kulit elektron dapat mencapai struktur gas mulia. Sifat ikatan ini adalah
langsung dan tithk larut dalam air.
Contoh : 2 atom H bergabung melalui ilatan kovalen membentuk gas hidrogen.
Ketika 2 atom saling mendekati satu dengan yang lainnya, dan orbit elektron-
elektronnya mulai menutupi sebagian, maka orbit molekulnya terbentuk. Kedua
elektron tadi saling memberi diantara kedua inti atom.

Ikatan metalik
Adalah iatan pada logam. Dihasilkan dari penisian atom positip dengan
pemberian awan electron bebas.

Ikatan sekunder
Yaitu gaya antar molekul yang disebut gaya van der waals.
Molekul : sekelompok atom yang terikat dengan kuat dengan ikatan antar
kelompok atom sejenis yang relatip lekah.
1. Gaya di pol
2. Gaya induksi
3. Gaya dispersi
4. Ikatan Hidrogen = jembatan hydrogen

III. KLASIFIKASI BIOMATERIAL


A. Berdasarkan struktur atomnya, biomaterial dibedakan menjadi 4 macam,
yaitu:
1. Polimer molekul rantai panjang yang terdin dan banyak monomer. Molekul
padat berdasarkan ikatan kovalen dan ikatan sekunder.
Macam polimer : Alami : misal protein, agar, alginat.
Sintetis : misal nilon, polikarbonat, poliester, silikon,
polistiren, polimetil metaknilat / resin akrilik.
2. Keramik: Substansi yang merupakan kombinasi elemen logam dan non
logam Beradasrkan katan ionic, yang mempunyai kristal dan bentuk
amorphous.
Misal : porselin, semen, kaca /glass.
3. Logam : mumi dan campuran (alloy)
Berdasrkan ikatan logam.
Mumi : emas, platina
Campuran : amalgam, Ni Cr, silver-paladium.
4. Komposit: merupakan gabungan lebih dari satu macam material.
Misal gabungan antara polimer dengan keramik yaitu resin komposit.
Alami : Tulang dan dentin adalah komposit yang komplek, kandungan
utamanya adalah kolagen (merupakan polimer), dan apatit
(merupakan keramik)
Sintesis : Mengandung serat kaca, polimer, dan polimer berisi partikel
keramik. Contoh material tumpatan resin komposit
B. Berdasarkan sifatnya
Beberapa faktor harus diperhatikan ketika mempertimbangkan sifat-sifat
yang relevan untuk berhasilnya penampilan material yang digunakan untuk
perawatan. Beberapa material tersedia dalam dua komponen atau lebih, jika
dicampur akan mengalami reaksi kimia. Pada saat itu sifat mekanis maupun
fisis dapat mengalami perubahan. Misalnya material cetak tersedia dalam
bentuk dua pasta cair yang akan mengeras jika dicampur. Material set dapat
berupa padatan tegar atau karet fleksibel tergantung dan susunan kimianya.
SIFAT - SIFAT MATERIAL
1. Selama penyimpanan
a. Sebelum dipakai
2. Selama pencampuran
a. Metoda penakaran.
b. Waktu pencampuran.
c. Viskositas.
3. Selama setting
a. Kecepatan set.
b. Waktu kerja.
c. Waktu setting.
d. Kenaikkan suhu saat seting.
e. Perubahan dimensi.
4. Material set
a. Sifat mekanis : kekuatan
b. Sifat fisis : warna, Sifat termal : konduktivitas termal
c. Sifat kimia : kelarutan
d. Sifat biologi : toksisitas
Sifat material selama pencampuran, manipulasi dan setting.
Melibatkan sifat reologi dan cara perubahannya sebagai fungsi waktu
selama setting. Pencampuran tergantung pada faktor afinitas komponen
kimiawi, viskositas, suhu kamar, metode penakaran dan metode pencampuran.
Pencampuran pada dua pasta yang telah merata ditandai dengan adanya
warna yang homogen. Komponen dicampur dalam waktu yang dianjurkan dan
atau tercapainya konsistensi yang dianjurkan. Pemakaian material yang
dicampur secara mekanis memberikan dua keuntungan, yaitu pencampuran
lebih mudah dan proporsi komponen telah ditetapkan dalam kapsul.
Waktu kerja : adalah waktu yang tersedia untuk mencampur dan memanipulasi
material.
Waktu setting: adalah waktu yang diperlukan material untuk mencapai tingkat
ketegaran atau elastisitas tertentu.

Sifat-sifat material material yang telah mengeras


Material yang telah terbentuk memiliki seperangkat sifat mekanis, fisik,
termal, kimiawi, biologis. Pada umumnya sifat-sifat yang relevan tergantung
pada aplikasinya. Jika dalam penggunaannya mengalami perubahan struktur,
maka sifat dan perilakunya akan berubah pula.

SIFAT MEKANIS
Material harus cukup kuat untuk menahan gaya pengunyahan Tanpa
mengalami fraktur. Cukup tegar untuk mempertahankan bentuknya terhadap
beban yang diterima. Sifat ter sebut dicirikan dengan hubungan tegangan-
regangan (stress-strain relation-ship)

TEGANGAN (STREES):
Jika aplikasi gaya eksternal pada spesimen material yang diuji, gaya
internal yang sama besar tetapi berlawanan arah timbul dalam benda uji.
Tegangan: gaya per unit luas penampang, yang bereaksi pada suatu material.
Unit tegangan adalah pascal (Pa). Tegangan yang dihasilkan dari gaya 1
Newton yang beraksi pada permukaan satu meter persegi.
Tegangan = F/A
F : Force: gaya yang diaplikasikan
A: Area : daerah potongan melintang
Merupakan persamaan dan kompresi (compression) atau tegangan
(tension) sederhana. Batang material diberi tekanan dengan gaya tank atau
pembebanan, maka batang akan memanjang. Batang yang dikenai gaya
tarikan F pada arah panjang, maka tegangan adalah:
F
Nm - 2 (Newton/m2 )
A
Tegangan didapatkan dengan pembebanan yang diberikan dari axial
(sepanjang batang). Pada prakteknya, suatu tekanan dapat dibenkan dari
segala arah dan lebih dari satu beban yang terlibat. Beban tersebut
memberikan pola tekanan secara kompleks dalam strukturnya.

Tipe tegangan:
a. Tegangan tarik (tensile stress)
b. Tegangan kompresi (comprerssion stress) : adalah tegangan yang
menahan gaya kompresi.
c. Tegangan geser (shear strees) : adalah tegangan yang menahan gaya
tarik.
Unit tegangan adalah Pa (Pascal), yaitu tegangan yang dihasilan dan gaya 1 N
(Newton)
n) yang beraksi pada permukaan 1 m2

REGANGAN
Yaitu pemberian gaya eksternal
eksternal pada benda uji, menghasilkan perubahan
dimensi. Merupakan perubahan kecil dalam dimensi akibat suatu
suatu gaya. Bila
gaya diberikan, panjang batang
batang berubah dari panjang asli L0 menjadi L1 (tidak
berdimensi)
perubahan panjang
Regangan =
panjang awal
Gaya yang diberikan dihilangkan, kemungkinan yang terjadi adalah:
1. Material kembali ke panjang semula.
2. Material kembali sebagian ke panjang semua.
3. Material tidak dapat kembali ke panjang semula./berubah bentuk.

HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN


Tegangan-regangan
regangan merupakan hubungan sebab dan akibat. Tegangan
dan regangan bukan sifat material, tetapi merupakan batasan angka dan sifat
mekanis yang tidak
ak dapat didefinisikan
didefinisikan dengan kebalikannya. Hubungan antara
tegangan dan regangan digunakan untuk menggolongkan sifat-sifat
sifat sifat mekanis
material. Aplikasi gaya eksternal akan menghasilkan suatu tegangan,
perubahan dimensi atau regangan.
OP : - garis lurus
- merupakan hubungan linier
antara tegangan dan
regangan
- Daerah
ah kelenturan limer
menunjukkan : perubahan
elastis.
Jika regangan dihilangkan, material
kembali kebentuk aslinya. Jadi
merupakan tegangan maksimum dan
material. Regangan material
rial u
untuk
dapat bertahan tanpa menga
mengalami
deformasi permanen.
Hubungan antara tegangan regangan berupa garis linier sampai pada titik
P. Peningkatan besar tegangan sampai material patah pada titik T. Tegangan
yang diberikan pada titik T merupakan tegangan patah. Nilai tegangan yang
berhubungan dengan batas proporsional (P) disebut BATAS PROPORSIONAL
(proportional limit) Titik E adalah batas ELASTIK (elastic limit), terjadi karena
tegangan berlebihan, Sehingga regangan maksimum, tanpa mengalami
deformasi permanen.

MODULUS ELASTISITAS = Modulus Youngs=modulus of elasticity


Kemiringan garis lurus yang terbentuk pada grafik tegangan-regangan
memberikan indikasi tentang ketegaran (rigidity).
Jika kemiringan tajam, nilai modulus tinggi, berarti material bersifat tegar mis.
Material tumpatan. Keminngan tidak tajam, nilai modulus rendah, berarti
material bersifat fleksibel. Mis. material cetak.
Tegangan
Modulud Youngs = E = GPA (Giga Pascal)
Regangan
Pada peningkatan tegangan yang lebih besar, kurva mulai menyimpang dari
garis Iinier, sehingga berubah bentuk secara tetap, Jika regangan dihilangkan,
tidak akan mengembalikan material kebentuk aslinya, ini disebut: perubahan
plastis.
Jika tegangan ditingkatkan terus maka sampai pada titik x, material patah. Jadi
tegangan yang diberikan pada titik x merupakan tegangan patah.
Pada uji tarik hal tersebut merupakan nilai kekuatan tarik. Jika pada uji
kompresi didapatkan nilai kekuatan kompresi, nilai tegangan yang berhubungan
dengan batas proposional disebut: batas proposional = proposional limit
Daerah dibawah grafik tegangan-regangan dapat digunakan untuk menghitung:
1. Kekenyalan resilience OPB
2. Ketangguhan toughness OXD
Nilai regangan antara titik P dan X mengindikasikan tingkat perubahan bentuk
permanen. sampai dengan titik patah.
Pada uji tarik mengindikasikan keuletan (ductilitly), Mis. Aloi untuk kawat
mempunyai keuletan tinggi karena akan diperpanjang selama proses produksi
dan sebagai klammer gigi tiruan dibentuk dengan dibengkokkan. Keuletan
logam, mis. baja lunak, berperilaku pada daerah elastisitas linier, yield point
dan derajad keuletan.
Gip plaster adalah zat padat keras dan getas, menunjukkan therah elastisitas
linier dan kemudian patah, tanpa perubahan plastis.
Material plastik , yaitu polimetilmetakrilat, adalah getas.
Material cetak, misal elastomer, tithk menunjukkan therah elastisitas linier &
therah patalinya elastisitas sangat besar.
Hasil uji tank bermanfaat thiam mendesain struktur, karena pengetahuan
tentang karakteristik perubahan elastisitas material diperlukan untuk
memprediksi perolehan
olehan struktur, bila diberi
d beban.

Uji tekan
Terutama untuk material
mat getas, uji tarikkk sulit dilaksanakan. Untuk uji yang
sebanding adalah kekuatan tarik diametral.

Uji pelentukan tiga titik (three


(three-point
point bending test)/uji transversal.
Pelentukan balok memberikan tegangan ta
tarik dan
kompresi. Jika gaya eksternal diaplikasikan pada
titik tengah balok uji maka :
3FL
stress =
2bD 2
L : Jarak antara penyangga
B : Lebar spesimen
D : kedalaman
Uji tarikk kompresi diametral ((diametral
compressive tensile test),
), digunakan jika material
yang diuji getas. Jika silinder material yang getas
ditekan sepanjang diametemya.
2F
Tegangan =
DT
F : gaya
D : diameter silinder
T : panjang silinder
untuk uji kompresi menunjukkan ketertempaan (malleabilitty).
( ). Material yang ulet
(ductile)) dapat dibengkokkan atau diregangkan tanpa terjadi patah. Material
malleable dapat ditempa menjadi lembaran tipis. Sifat yang digunakan untuk
keuletan adalah perpanjangan sampai saat patah (elongation
(elongation offracture
offracture)
KEKENYALAN (RESILIENCE)
Adalah energi yang diserap oleh material saat mengalami perubahan bentuk
elastik. sampai dengan batas elastis
Nilai kekenyalan berada didaerah dibawa kurva sampai batas elastis. Nilai
kekenyalan yang tinggi diperlukan oleh material elastomer.
KETANGGUHAN (TOUGHNESS)
Adalah jumlah total energi yang diserap oleh material sampai mencapai titik
patah.
Daerah keseluruhan dibawah grafik adalah tegangan regangan Lawan
ketangguhan adalah kegetasan
Uji DAMPAK (impct strength)
Untuk menguji daya tahan suatu material terhadap pembenan beban secara
tiba-tiba.
Terjadi bila tegangan ditambah dengan cepat.
Alat uji dengan pendulum berayun charpy impact tester.
Posisi yang dicapai oleh pendulum setelah mematahkan spesimen tersebut
akan memberikan pengukuran pada energi yang diserap oleh spesimen selama
pematahan. Kekuatan dampak merupakan sifat penting untuk material plat
dasar gigi tiruan resin akrilik yang mempunyai kecenderungan patah jika tanpa
sengaja jatuh kepermukaan yang keras.
KELELAHAN (fatique strength)
Adalah material jika terkena tegangan yang berubah-ubah, akumulasi gradual
regangan plastis dengan jumlah sedikit-sedikit yang dihasilkan masing-masing
siklik dan regangan yang fluktuasi. Kelelahan dapat mengakibatkan patah.
Material yang digunakan untuk restorasi maupun protesa gigi terkena tegangan
berkala dalam periode waktu yang lama, sehingga terjadi kepatahan.
Kegagalan tersebut Sebagai akibat dan proses kelelahan. Kegagalan
merupakan retak kecil yang mungkin terjadi karena pemusatan tegangan pada
permukaan yang cekat atau karena pembentukan restorasi atau protesa. Retak
tersebut secara perlahan merambat sampai terjadi patah. Walaupun tegangan
kecil sebagai penyebab patah pada material jika diuji tarik atau transversal,
namun kemungkinan pada waktu yang lama dapat terjadi patah oleh karena
proses kelelahan. Kegagalan meliputi pembentukan retak kecil (microcrack)
akibat pemusatan tegangan permukaan restorasi atau protesa. Secara
perlahan retak tersebut merambat sampai terja-di patah. Patah akhir sering
muncul pada tegangan yang sangat kecil. Pasien mengatakan bahwa gigi
tiruannya patah ketika menggigit makanan yang lunak.

KETAHAN terhadap ABRASI (abrasion resistance)


Wear dapat terjadi karena mekanis atau kimiawi.
1. Abrasive wear adalah : Wear karena identasi dan goresan pada permukaan
oleh pasta gigi atau makanan yang abrasif.Kekerasan suatu material
digunakan untuk memberikan indikasi tentang ketahanan terhadap tipe
abrasi ini.
2. Fatique wear adalah :Wear karena adanya tegangan yang sebentar-
sebentar. Contoh kontak antara gigi dengan restorasi, goresannya minimal.
Umur lelah dan batas lelah pada bagian sebelumnya merupakan dua hal
yang memberikan petunjuk terhadap fatique wear resistance.
Wear pada material tertentu sering dihubungkan dengan degradasi kimia.
Proses itu mengacu proses erosi, untuk membedakannya dengan degradasi
mekanik yang melibatkan abrasif wear atau fatique wear.

UJI KEKERASAN
Yaitu mengukur daya tahan material terhadap alat indentor.
Kekerasan memberikan indikasi terhadap penetrasi diindentasi oleh benda
yang keras.
Digunakan sebagai indikasi tentang kemampuan untuk menahan goresan, dan
ketahanan abrasi suatu material.
Nilai kekerasan disebut angka kekerasan.
Metode untuk menilai kekerasan adalah:
1. Brinell, menggunakan indentor bola baja , yang menghasilkan indentasi
lingkaran Penilaian kekerasan diambil dan diameter lingkaran
2. Vickers atau Knoop, menggunakan indentor intan berbentuk piramida.
Metode Vickers piramida memiliki dasar persegi empat. Salah satu garis
tengah piramida lebih panjang an pada yang lain Pada Vickers dan Knoop
penilaian diambil dan jarak lintang aksis diagonal
3. Rockwell menggunakan indentor intan berbentuk kerucut. Pada Rockwell,
dilakukan pengukuran Iangsung pada kedalam penetrasi indentor yang
berupa intan kerncut. Indentor ditekankan pada permukaan material
selama waktu tertentu, menunjukkan cetakan indentor, yang biasanya
tergantung pada kekerasan material. Kekerasan digunakan sebagai
indikasi tentang:
1. Kemampuan untuk menahan goresan.
2. Ketahan abrasi suatu material.
Material akrillik mudah tergores. karena relatif lunak.

Material aloi Co/Cr tidak mudah tergores karena relatif keras. Akibatnya
material yang lebih keras sulit untuk dipoles dengan alat mekanis.

RELAKSASI TEGANGAN (STRESS RELAXATION)


Adalah ukuran penurunan tegangan pada regangan yang konstan. Melibatkan
penerapan dengan regangan yang konstan.

SIFAT FISIK
Penggunaan material kedokteran gigi sebagian besar memerlukan beberapa
bentuk proses sampai material tersebut mengeras. Proses ini sering melibatkan
pencampuran material dengan yang lain untuk menghasilkan suatu campuran
yang apat ditempatkan dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan pasien
SWAT REOLOGI
Reologi adalah studi tentang aliran atau deformasi suatu material. Merupakan
pemahaman bagaimana material itu mengalir pada saat dicampur, dituangkan
atau dicetak.
Untuk cairan aliran, diukur dengan viskositas. Untuk padatan, harus memahami
tentang creep dan viskoelastisitas.
Faktor lain yang ikut menentukan reologi antara lain adalah laju geser dan
waktu (working time dan setting time)
Diterapkan pada material padat atau cair serta pada kondisi padat atau
elastomer menyangkut penggunaan teori elastisitas dan viskoelastisitas dan
variasi faktor yang ikut menentukannya seperti laju geser dan waktu.
VISKOSITAS
Yaitu suatu zat mengalir karena pengaruh kekuatan ekstemal(mis. gaya
gravitasi), molekul atau atom saling berekatan dan berkontak dengan atom-
atom sekelilingnya. Ikatan antara atom tersebut putus dan tersusun lagi,
sehingga menaikkan daya tahannya untuk mengalir. Misalnya:
Air, kekuatan ikat molekul-molekulnya sangat lemah dan mudah berpencar,
sehingga air mengalir cukup mudah dan mempunyai daya viskositas yang
rendah.
Cairan sirup, molekulnya besar, daya tank intermolekul kuat. Molekul-molekul
tersebut dapat terikat satu sama lain dan menaikkan daya viskositas yang
sangat tinggi. Hal tersebut terjadi pada polimer dengan BM tinggi. Bila
mengaduk cairan, sebenarnya memberikan tegangan geser dan derajad
kekuatan saat mengaduk dapat dihitung dengan laju geser. Jadi viskositas
ditentukan dan tegangan geser dan laju geser pada perioda waktu tertentu.
Material dengan viskositas rendah memerlukan tekanan kecil untuk
menghasilkan laju aliran yang tinggi. Sedang material yang lebih kental
memerlukan tekanan besar untuk menghasilkan kecepatan aliran relatif kecil.
F:
Tegangan geser Tegangan geser = ns =
A
v
Laju geser Laju geser Laju geser = e =
d

Tegangan geser dan laju geser cairan Newtonian:


Kemungkinan kurva adalah viskositasnya. Sehingga definisi dan viskositas
adalah:
Tegangan geser
U Pa-S (Pascal detik)
Laju geser

Karakteristik sifat reologis material:


Tegangan geser = K (laju geser) n
K dan n adalah tetap. Konstanta. n indeks alir(flow index).
Pada keadaan n1, tegangan geser berbanding langsung dengan laju geser dan
viskositas material konstan, tidak tergantung pada laju geser. Material yang
bersifat demiklan disebut sebagai cairan Newtonian (Newtonian fluids)

Material Pseudoplastik:
Adalah nilai indeks aliran lebih kecil dibanding dengan satuan maka
kenaikan laju geser menghasilkan kenaikkan tegangan geser yang lebih kecil
dan proporsional. Viskositas material menurun clengan peningkatan laju geser.
Pada beberapa macam cairan, pertambahan laju geser tidak menambah
tegangan geser. Berarti cairan menjadi lebih mudah bercampur pada laju geser
yang lebih tinggi dan pada Newtonian atau cairan dilatan. Hal itu merupakan
keistimewaan cairan, dikenal sebagai geseran encer (shear thinning) Contoh di
kg adalah pengaruh material cetakan silikon, geseran encer membuat aliran
cairan dan syringe lebih mudah dibandingkan dengan yang lain.

Material dilatan:
Bila nilai indeks aliran lebih besar dan satuan maka peningkatan laju
geser menghasilkan kenaikan tegangan geser yang lebih tinggi dari
proporsional, sehingga meningkatkan viskositas secara efektif. mi berarti
bahwa makin cepat cairan dicampur, makin sulit cairan itu bercampur.
Perilaku Newtonian dan pseudoplastik senng dijumpai pada material
kedokteran gigi, sedang dilatan jarang dijumpai.Nilai viskositas material
tergantung pada suhu. Kenaikan suhu dapat menyebabkan penurunan
viskositas.
Untuk beberapa zat, viskositas akan berubah geser pada laju geser
tertentu. Jika diplotkan antakan antara tegangan antara tegangan geser dengan
laju geser untuk suatu macam cairan akan didapatkan basil sebagai berikut:
Pada keadaaan tersebut, viskositas untuk Regangan geser menaikkan laju
geser berbeda dengan viskositas untuk menuninkan laju geser. Hal tersebut
merupakan contoh 1 HISTERISIS, yaitu viskositas cairan tergantung pada
perubahan awal cairan.

Ketergantungan viskositas-waktu (waktu kerja dan waktu setting)


Material yang terdiri dua komponen, pada pencampuran terjadi inisiasi
reaksi kimiawi yang menyebabkan perubahan material dari cair ke padat-tegar
atau elastomer. Manipulasi material menjadi tidak mungkin lagi bila kenaikan
viskositas melewati titik tertentu. Waktu yang dipenlukan untuk mencapai titik
tersebut merupakan waktu kerja.
Waktu setting, adalah waktu yang diperlukan material untuk mencapai keadaan
mengeras final atau menimbulkan sifat-sifat yang dipertimbangkan cukup untuk
aplikasi.
Salah satu metode untuk pengukuran karakteristik setting adalah ketahanan
terhadap penetrasi. Material dianggap mengeras bila mampu menahan
penetrasi jarum yang berat dan diameter ujungnya diketahui (jarum Gilmore)

ELASTISITAS dan VISKOELASTISITAS


Batas elastik adalah nilai tegangan saat material tersebut berubah
secara permanen, yaitu regangan tidak pulih secara keseluruhan setelah beban
yang diberikan dihilangkan.
Sifat elastik merupakan kemampuan suatu material untuk mengalami
pemulihan elastik. Jika material mengalami pemulihan elastik secara sempuma
setelah beban yang diberikan dihilangkan, maka material disebut elastik. Jika
pemulihan terjadi lambat atau jika tetap ada deformasi permanen maka material
dikatakan mempunyai sifat viskoelastik.

UJI PERAMBATAN (CREEP TESI)


Merupakan pertambahan regangan secara perlahan di bawah beban
yang diaplikasikan secara konstan. Dengan pengaruh tegangan yang tetap,
material dapat mengalami perubahan tetap jika tekanan diberikan dalam waktu
lama. Perubahan material yang tergantung waktu disebut Creep. Lama
kelamaan akan mengakibatkan patah.
Nilai creep sangat penting untuk material amalgam. Diperkirakan bahwa creep
merupakan pencetus adanya keretakan pada pinggir tumpatan dan hal
inimerupakan kegagalan.

SIFAT TERMOPHISIK / THERMOPHYSICAL PROPERTIES


Suhu/ temperatur, adalah level aktivitas termal
Kandungan kalor adalah energi tennal.
Suhu dan kandungan kalor berkaitan dengan kapsitas kalor.
Fluktuasi suhu terjadi dalam rongga mulut, karena makanan atau
minuman panas dan dingin. Pulpa gigi sangat sensitif terhadap perubahan
suhu. Email dan dentin merupakan isolator termal yang baik.Material untuk
restorasi harus dapat memberikan isolasi serupa gigi dan tidak mengalami
kenaikkan suhu yang besar saat setting in situ.
Material pada umumnya jika dipanaskan akan mengalami ekspansi
dan terjadi kontraksi jika didinginkan. Perubahan suhu dapat menyebabkan
terjadinya perubahan dimensi, dan dapat menyebabkan masalah untuk material
tumpatan terutama di therah antar muka gigi dan restorasi.
Konduktor termal adalah material yang cepat mengalirkan panas. Insulator
tennal adalah material yang menahan aliran panas.

1. KONDUKSIVITAS TERMAL (THERMAL CONDUCTIHTY) = K


Adalah satu factor yang menentukan mudahnya panas ditransfer melalui
suatu material.
K didifinisikan sebagai laju panas yang mengalir per satuan gradien suhu.
Satuannya: Cal. Cm—i. Sec.-l OC-i
Material dengan sifat konduktor yang baik mempunyai nilai konduktivitas
tinggi. Panas dikonduksi melalui logam dan aloi lebih mudah dari pada
melalui resin akrilik. Nilai konduktivitas pada amalgam relatif tinggi. Hal itu
menunjukkan material tidak dapat memberikan isolasi terhadap pulpa,
sehingga dalam praktek digunakan semen dasar kavitas, yang mempunyai
nilai konduktivitas termal lebih rendah.
Panas Spesifik =Cp
Kenaikkan suhu tergantung panas spesifik material yang ditentukan dengan
energi panas ang dibutuhkan untuk menaikkan suhu dalam volume dengan
satu derajad
Celcius. Jadi merupakan perbandingan antara kapasitas kalor dan maten
dengan kapasitas kalor air.
Satuannya: cal.gm-10C-i
Panas peleburan (heat offusion) dan panas penguapan (head of
vaporization)
Yaitu kalor yang diperlukan untuk mencairkan atau menguapkan material.
Melibatkan perubahan struktur atom atau molekul.
Muai panasThermal expansion
Pemuaian material yang dipanaskan, ditimbulkan oleh peningkatan getaran
termal atau atom-atom.
L/L
=XI T
Pertambahan panjang sebanding dengan naikknya suhu
XI = koefisien muai linier.
2. DIFUSITAS TERMAL/THERMAL DIFFUSIVITY
K
D=
Cp X p
D : Difusitas Termal
K : konduktivitas termal
Cp : kapasitas panas
p : densitas
Jika meminum minuman dingin, pengaruh pada gigi atau permukaan
restorasi hanya selama 1 atau 2 detik, difusitas memberikan hitungan
perubahan suhu pada pulpa gigi

Tabel nilai konduktivitas termal


Material Konduktivitas termal (Wm C)
Email 0,92
Dentin 0,63
Resin akrilik 0,21
Amalgam 23,02
Semen zink fosfat 1,17
Semen zink oksid /eugenol 0,46
Silikat 0,75
Porselen 1,05
Emas 291,70

REAKSI EKSOTERMIS
Beberapa material terdiri dan dua atau Iebih komponen yang dicampur dan
diikuti proses setting. Proses setting terjadi in situ dan senng terjadi reaksi
kimiawi.

3. KOEFFISIEN EKSPANSI TERMAL


Adalah pertambahan panjang material untuk setiap kenaikan suhu
per derajat Celcius.
Sifat ini penting terutama untuk material tumpatan. Bila pasien minum
dingin, material tumpatan dan substansi gigi berkontraksi, jumlah kontraksi
tergantung pada nilai masing masing. Jika mlai material> substansi gigi,
maka cairan akan terjadi celah kecil kearah bawah, sehingga cairan yang
berisi bakteri akan berpenetrasi.
Koefisien ekspansi termal merupakan sifat keseimbangan dan ekspansi
atau kontraksi akibat rangsang sementara, merupakan fungsi dan ekspansi
termal dan koefisien difusitas termal. Untuk material tumpatan, kombinasi
yang paling ideal dan sifat-sifat tersebut adalah nilai difusitas yang rendah
dikombinasi dengan koefisien ekspansi terma! yang nilainya mirip substansi
gigi.
Tabel nilai koefisien ekspansi termal
Material koefisien ekspansi termal ( ppm C)
Email 11,4
Dentin 8,0
Resin akrilik 90
Porselen 4
Amalgam 25
Resin komposit 25-60
Semen silikat 10

PERUBAHAN DIMENSI
Ketepatan dimensi syarat penting untuk material. Keberhasilan restorasi
tergantung pada perubahan dimensi yang terjadi selama pencetakan,
pengerasan aloi atau selama pengerasan material restorasi langsung.
Pencampuran komponen material diikuti reaksi kimiawi yang menghasilkan
pengerasan material. Reaksi kimiawi kebanyakan menghasilkan perubahan
dimensi. Misalnya pada reaksi polimerisasi resin aknuik umumnya terjadi
kontraksi sedangkan jems lainnya menyebabkan ekspansi. Suatu kemungkinan
pada satu tahap ekspansi yang terjadi dapat digunakan sebagai imbangan dan
kontraksi yang terjadi pada tahap lain Pada restorasi yang memerlukan
beberapa tahapan, kemungkinan:
1. Terjadi perubahan dimensi pada tiap tahap
2. Jika teijadi ekspansi pada suatu tahap thpat dibagi imbangan dan kontruksi
yang terjadi pada tahapan lain.
Contohnya pada pembuatan restorasi coran logam, ekspansi setting dan
material tanam sebagian dapat mengkompensasi pengkerutan dan coran aloi.

DENSITAS
Merupakan sifat yang berpengaruh pada aspek desain alat kedokteran
gigi. Misal pada pembuatan protesa gigi rahang atas adalah menggunakan aloi
dengan densitas rendah dan ketebalannya semimmal mungkin. Hal itu untuk
mengurangi daya destabilisasi dan untuk mendapatkan retensi.
SIFAT OPTIK
Persepsi warna merupakan respon fisiologi terhadap stimulus
fisik.Cahaya adalah radiasi elektromagnetik yang dapat dideteksi mata.
Sifat radiasi elektromagnetik, yaitu sifat gelombang radiasi
elektromagnetik. Muatan listrik dan kutub magnit menimbulkan gaya pada
ruang sekelilingnya
Pengertian wama menurut Anusavice (2003) adalah pancaran cahaya
yang dapat menentukan sifat-sifat tertentu yang merupakan kombinasi
inensitas suatu panjang gelombang.
Cahaya merupakan suatu sinar elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh
mata manusia. Mata manusia sensitive terhadap panjang gelombang antara
400 nm(violet) sampai 700 nm(merah tua). Persepsi wama sangat subyektif
karena merupakan respon fisiologi terhadap stimulus fisik. Salah satu syarat
yang diperlukan material restorasi gigi adalah hams sesuai dengan penampilan
sifat alamiah janngan lunak dan keras. Wama dideskripsikan secara kuantitatif
dalam istilah kartu wama tiga dimensi. Tiga parameter independen dalam
diagram sebagai berikut:
1. Panjang gelombang dominan atau HUE, digambarkan dengan posisi
melingkar. Meggambarkan warna dominan sebuah obyek, misal merah,
hijau, biru.
2. Intensitas warna atau CHR OMA , digambarkan denganjarak radial dari
pusat ke gans lingkaran.
3. Kecerahan atau BRIGHTNESS digambarkan dengan kolom vertikal.
Hue dan chroma merupakan sifat bawaan material. Brightness dapat
dipengamhi factor luar.
Alat pengukur wama adalah: analisis kolorimeter, system koordinat wama
Munsell Perubahan merupakan kegagalan terbesar pada tumpatan gigi, antara
lain disebabkan oleh pewarnaan pada permukaan tumpatan, kebocoran tepi
tumpatan, perubahan bentuk permukaan akibat pemakaian, adanya sifat yang
kurang baik pada material turnpatan

SIFAT KIMIAWI
Salah satu faktor utama yang menentukan keawetan material yang
digunakan adalah stabilitas kimiawi. Sifat tersebut adalah : material tidak larut,
erosi atau korosi maupun melepas unsur penting dan material ke dalam cairan
mulut.

KELARUTAN DAN EROSI


Kelarutan merupakan ukuran banyaknya material terlarut dalam
saliva.. Erosi : merupakan kombinasi proses disolusi kimiawi dengan aksi
mekanis ringan. Lapisan permukaan material lunak oleh karena disolusi,
lapisan akan terlepas seluruhnya oleh karena abrasi ringan.
PH cairan mulut adalah 4 s/d 8,5 sedikit asam s/d basa.
Minuman ringan dengan keasaman tinggi dan pasta gigi yang mengandung
kapur, akan meluaskan rentang dan PH 2-11.Material akan stabil pada PH
netral. Pada keadaan asam atau basa yang ekstrem, material akan tererosi.
Uji kelarutan dilakukan dengan merendam spesimen material bentuk cakram
dalam air untuk periode waktu tertentu. Hasil dalam persentase.

PELEPASAN KOMPONEN
Beberapa material yang ditempatkan dalam lingkungan air akan menyerap air
dengan proses difusi. Komponen material mungkin hilang dan masuk dalam
cairan mulut dengan proses difusi dan dikenal sebagai leaching.
Pelepasan thpat berakibat serius jika material yang terlepas bersifat toksis dan
iritan. Tetapi dapat juga menguntungkan, seperti semen yang mengandung
kalsium hidroksida, pelepasan lambat mengakibatkan lingkungan thsar kavitas
yang thlam menjath alkalis. Hal tersebut bermanfaat ganth yaitu antibakterial
dan mendorong pembentukan dentin sekunder.
Polimer akrilik lunak yang digunakan sebagai bantalan fitting surface protesa
gigi mengandalkan pada jumlah pemlastis/plasticizer. Terlepasnya pemlastis
secara perlahan mengakibatkan resin menjadi keras dan tidak efektif sebagai
bantalan.
Material yang direnthm thiam air suling, akan mengalami:
1. Degradasi 2. Dissolusi. 3. Desintegrasi. 4. Erosi.
Erosi total = dissolusi + disintegrasi.
Dissolusi adalah jumlah baham yang terlepas ke dalam cairan dalam benntuk
terlarut (soluble)
Disintegrasi adalahjumlah bahan yang tidak terlarut (insoluble) dihasilkan akibat
hancurnya material.
Erosi adalah terlepasnya material yang mengalami degradasi dalam cairan.
Degradasi terjadi oleh karena dissolusi.
Kelarutan material dipengaruhi PH, suhu, macam tekanan, volume dan
tegangan permukaan larutan padat.
Kelarutan merupakan gabungan jumlah bahan yang dilpaskan ke dalam larutan
atau dissolusi ditambah dengan adanyajumlah bentuk yang dihasilkan akibat
hancurnya bahan atau disintegrasi.
GIPS

1. PENDAHULUAN:
Gip adalah mineral serbuk yang berwama putih yang terdapat di
alam.Nama kimia yang sering digunakan adalah kalsium sulfat dihidrat
(CaSO4.2H20). Kegunaan di Kedokteran gigi adalah untuk mengecor atau membuat
model, die dan material tanam (investment).
Banyak restorasi gigi ataupun alat lain seperti alat orthodonsi dan gigi tiruan
dibuat diluar mulut pasien, dengan menggunakan model atau die yang hams
meniru secara akuratjaringan keras dan lunak pasien.
Model umumnya diguiiakan untuk menerangkan replika dan beberapa gigi
dan jaringan lunaknya atau rahang tanpa gigi. Istilah Die digunakan untuk replika
satu gigi.
Morfologi jaringan keras atau lunak dicatat dalam cetakan dan model serta
die disiapkan menggunakan material yang mula-mula cair dan dapat dituang ke
dalam cetakan kemudian mengeras untuk membentuk replika yang tegar.

2. PERSYARATAN MATERIAL GIPS DI KG


Beberapa kualitas material dibutuhkan untuk membuat model atau die.
Diantaranya adalah ketepatan dimensi, stabilitas dimensi, mainpu meniru detail
yang halus, kuat dan tahan abrasi, mudah beradaptasi dengan cetakan, wama
kontras dengan cetakan, aman, murah serta mudah digunakan. Selanjutnya
persyaratan tersebut tergantung pada kebutuhan dokter gigi. Contohnya : Dokter
gigi tidak terlalu membutuhkan ketepatan dimensi jika model digunakan untuk studi,
lain halnya apabila digunakan untuk membuat mahkota, maka presisi hams akurat.
Diantara persyaratan tersebut di atas maka ketepatan dimensi dan stabilitas
dimensi sangat diutamakan oleh karena model atau die hams menggambarkan
struktur dalam mulut secara akurat dan hams selalu dalam ukuran yang sama.
Kekuatan dan ketahanan abrasi penting karena pada waktu membuat pola malam
jangan sampai peralatan yang digunakan merusak permukaan gip. Wama hams
kontras dengan material cetak agar mudah dibedakan. Namun demikian tidak ada
material yang sempuma, oleh karenanya dibutuhkan pemilihan material sesuai
dengan kebutuhan.
3. KOMPOSISI
Produk gips yang digunakan di KG dibentuk dengan menghilangkan sebagian
kristal air dari gips untuk membentuk kalsium sulfat hemihidrat. Secara fisik
berbeda tetapi kimiawinya sama yaitu kalsium sulfat hemihidrat ( CaSo4. 1/2 H20).
Gips produk gips + air
2CaSO4.2H20 (CaSO4)2.H20 +3H2O
Kalsium sulfat kalsium sulfat hemihidrat
dihidrat
Aplikasi produk gips dalam Kedokteran Gigi melibatkan kebalikan reaksi di atas.
Hemihidrat dicampur air akan membentuk dihidrat.
(CaSO4)2 + 3H20 2CaSO4.2H20
Berbagai tipe produk gips yang digunakan di KG secara kimia identik, yaitu berisi
kalsium sulfat hemihidrat, tetapi berbeda dalam bentuk fisiknya, tergantung metode
yang digunakan dalam pembuatannya.

CARA PEMBUATAN
Mineral gipsum dipanaskan Plaster/stone/die stone
Ketel terbuka 11O°C-120°C Kalsium sulfat β hemihidrat
Ketel tertutup 120°C-130°C Kalsium sulfat α hemihidrat

Gip putih (Dental plaster /Plaster of Paris) : Dibuat dengan proses kalsinasi.
Gips dipanaskan pada suhu 120°C untuk menghilangkan sebagian kristal air
menghasilkan partikel irreguler, porus, yang kadang-kadang disebut betha
hemihidrat. Pemanasan berlebih akan menyebabkan kehilangan air yang berlanjut
membentuk kalsium sulfat anhidrat (CaSO4), sedangkan pemanasan yang kurang
akan menghasilkan sisa dihidrat yang nyata.
Gips keras (Dental stone) Dapat dihasilkan dengan salah satu dan dua
cam. Jika gips dipanaskan pada sekitar 120°C di bawah tekanan dalam autokiaf
maka terbentuk hemihidrat yang reguler dan kurang porus, sering disebut alfa
hemihidrat. Altematif lain direbus dalam larutan garam seperti CaCI2.menghasilkan
material yang sama dengan yang dibuat dengan autokiaf. Pabrik biasanya
memberikan zat wama pada gips keras untuk membedakan dengan gips putih.
JENIS GIPS
Menurut Iso 1996 jems gips ada 5 yaitu:
1. Tipe 1 : Impression plaster
2. Tipe 2 : Plaster/gips lunak
3. Tipe 3 : Dental stone ( gips keras)
4. Tipe 4 : High strength low expanssion
5. Tipe 5 : High strength high expanssion
W.P ratio:
Sejumlah harus ditakar secara tepat sesuai dengan perbandingan serbuk dan air
dari masing-masingjenis gips, sering digambarkan sebagai W.P ratio. Sebagai
contoh jika 100 gm serbuk plaster dicampur dengan 60 ml air maka W.P ratio
menjadi 0,6.
Jika 100 gm dental stone dicampur dengan 28 ml air maka W.P nya akan menjadi
0,28.
Setting time:
Waktu yang dibutuhkan dari mulai mencampurkan serbuk gips dan air sampai
material gips menjadi keras disebut sebagai setting time (gips). Biasanya diukur
dengan menggunakan alat penetrasi (tes)
Normal setting time untuk gips sekitar 10-15 menit, yang dibedakan menjadi initial
setting time dan final setting time.
Hal- hal yang mempengaruhi setting time:
1. Perbandingan air dan serbuk: Semakin banyak air yang digunakan maka
nukleus dalam volume yang terjadi semakin kecil/sedikit sehingga setting
timenya menjadi panjang.
2. Kontaminasi : Apabila kalsinasi tidak komplit sehingga terdapat partikel gypsum
atau pabrik memang menambahkan partikel gipsum maka setting timenya akan
diperpendek oleh karena potensial nukleus untuk kristalisasi meningkat
3. Bahan tambahan: Metode paling praktis dan efektif dalam mengontrol setting
time adalah dengan menambahkan berbagai material kimia pada pencampuran
plaster atau stone. Apabila material tambahan memperpendek setting time
dinamakan accelerator, sedangkan untuk memperpanjang setting time
dinamakan retarder.
Retarder biasanya berefek dengan membentuk lapisan permukaan pada
hemihidrat sehingga kelarutamiya menumn dan pada kristal gipsum untuk
menghambat pertumbuhan kristal. contohnya: gelatin, lem, garam. sitrat, asetat
dan borat.
Accelerator mempengaruhi kelarutan hemihidrat. Garam dalam konsentrasi
kecil at mempercepat setting time tetapi apabila konsentrasinya besar menjadi
retarder.
Contoh material accelerator : Potassium sulfat dipakai dengan konsentrasi lebih
dan 2 atau 3 persen.
4. Waktu pengadukan : Semakin lama dan semakin cepat plaster tercampur maka
setting time akan semakin pendek. Beberapa material gips akan membentuk
kristal secara cepat saat serbuk berkontak dengan air. Dalam pengadukan :
terbentuk kristal, dan pada waktu yang bersamaan terjadi pemecahan kristal
oleh karena spatulasi sehingga pembentukan nukleus kristal semakin
meningkat, dan setting time akan menjadi pendek
5. Temperatur Walaupun secara umum kenaikan temperatur akan mempercepat
reaksi tetapi pada pencampuran gip temperatur akan memberikan efek yang
berbeth. Apabila temperatur air Oo sampai dibawah 50 oC maka akan sedikit
mempercepat setting time. tetapi apabila temperatur air lebih dan 50 oC akan
berlaku sebagai redarder. Apabila temperatur mendekati 100 °C maka tidak
akan ada reaksi yang terjadi.

Setting ekspansi:
Selama terjadi perubahan dan hemihidrat menjadi dihidrat akan terjadi perubahan
volume. Besarnya tergantung dari komposisi gipsum produk, Paling kecil 0,06
persen limer dan tertinggi 0,5 persen.
Hal-hal yang mempengaruhi besarnya setting ekspansi adalah : W.P ratio dan
adanya material retarder ataupun accelerator.

Setting ekspansi higroskopis


Material gips akan mengeras di udara. Apabila pengerasan terjadi di dalam air
maka setting ekspansi bisa menjadi 2 kalinya.
Alasan kenaikan ekspansi ini adalah saat hemihidrat bereaksi dalam air
maka terjadi penambahan pertumbuhan kristal. Secara reaksi kimiawinya sama
tetapi fisiknya yang berbeda.
Untuk membedakan setting gips yang terjadi di udara senng disebut
sebagai Normal setting expansion, sedangkan bila setting gips terjadi dalam imersi
air disebut sebagai Hygroscopic setting expansion.
Penurunan W.P rasio akan menaikkan H. Setting Exp. Demikianjuga
kenaikkan spatulasi akan menaikkan H. setting Exp.
(gambar dalam kuliah)

KEKUATAN GIPS
Secara umum gips mempunyai sifat-sifat mekanik yang dipengaruhi oleh:
1. Material yang digunakan
Contoh : Autoclaved/ kalsinasi
Adanya material lain (tambahan)
2. W.P ratio
3. Kekeringan bahan : Keadaan ini akan terlihat sekali bedanya saat gips basah
dengan setelah 16 jam,

Kekuatan mekanik gips diantaranya adalah:


1. Kekuatan kompresif
Apabila pada waktu mencampur serbuk dan air tepat maka gips mempunyai
kekuatan kompresif yang tinggi. Kandungan air yang tinggi akan menurunkan
kekuatan kompresifnya. Pada waktu kering kekuatan kompresifgips kira-kira 2
kali pada waktu basah. Kekuatan mi sangat dipengaruhi oleh W.P ratio
2. Kekerasan
Kekerasan gip berhubungan dengan kekuatan kompresif Kekerasan
permukaan tercapai lebih dahulu dibanding kekuatan kompresif oleh karena
massa bagian permukaan lebih cepat kering dibanding massa bagian tengah.
Untuk menaikkan kekerasan gips dilakukan impregnasi dengan monomer
methyl methacrylate.
3. Kekuatan tank
Untuk mengetahui kekuatan tank gips bisa dilakukan dengan tes kompresi
diametral karena gip merupakan material yang bersifat brittle
JENIS GIPS
Menurut Iso 1996 jems gips ada 5 yaitu:
1. Tipe 1 : Impression plaster
2. Tipe 2 : Plaster/ gips lunak ripe
3. Tipe 3 : Dental stone ( gips keras)
4. Tipe 4 : lonHigh strength low expanss
5. Tipe 5 : High strength high expansion

1. Tipe 1 (Bahan cetak), sekarang jarang dipergunakan lagi


a. Keras dan brittle
b. Setting time pendek yaitu 4-5 memt
c. setting ekspansi rendah ( 0,13%)
d. W.P=0,6
e. Kekuatan rendah yaitu 27,5 MPa (4000Psi)
2. Tipe 2: Model p1 aster
a. Untuk model studi, artikulator mounting dan flask gigi tiruan! resin akrilik
b. W.P = 0,5 sampai 0,6
c. Setting ekspansi 0,3%
d. Lebih kuat dibandingkan tipe 1
3. Tipe 3: Stone
a. Dipergunakan rencana perawatan dan untuk mengisi cetakan kerja
b. Lebih kuat dan keras dibanding tipe 1 ataupun 2
c. W.P=0,28 -0,3
d. Setting ekspansi 0,15 sampai 0,2%
e. Kekuatan 62 MPa ( 9000 Psi)
4. Tipe 4: Die Stone
a. Kekerasan tinggi
b. Kekauatan tinggi =79 MPa (11.500 Psi)
c. Setting ekspansi rendah yaitu: 0,08%
d. Dipergunakan untuk membuat die
e. W.P 0,24
5. Tipe 5: High strength, high ekspansi
a. Dipergunakan utuk pembuatan die yang akan dicor menggunakan
pemanasan tinggi
b. Ekspansinya tinggi = 0,3%
c. W.P=0,18 sampai0,22
d. Mempunyai kekuatan yang tinggi

MANIPULASI MATERIAL GIPS


1. Penyimpanan : Hams tertutup rapat untuk menghindan kelembaban udara
2. Kontaminasi harus dihindarkan
3. Cara mencampur: Serbuk dimasukkan ke dalam air, kemudian diaduk
sampai homogen, siap untuk dituang kedalam cetakan
4. Vibrasi: terutama pada model untuk casting atau membuat die. Vibrasi
dimaksudkan untuk menghindari udara yang terperangkap saat menuang
adononan gips
5. W.P ratio harus
s benar
6. Separasi : diberikan sebelum dilakukan pola malam

DISINFEKSI:
Untuk menghindari adanya kontaminasi pada dokter gigi atapun laboran oleh
mikroorganisme termasuk Hepatitis B dan HIV, maka dilakukan disinfeksi pada
cetakan.
Material yang dipakai dan caranya:
Lodophor,
odophor, glutaraldehyde atau phenol
1. Caranya disemprotkan pada permukaan, atau dimasukkan dalam plastik
tertutup selama 10 menit
2. Dicampurkan dalam gip. : campurkan serbuk gips dengan air yang
mengandung material disinfektan dengan konsentrasi rendah.

Gambar : a) Partikel kalsium sulfat 3 hemihidrat


hemihidrat ;b) Partikel kalsium sulfat
hemihidrat
MATERIAL TANAM/ INVESTMENT GIPS

Pendahuluan:
Dibuat pola malam (secara langsungltidak), kemudian dibentuk cetakan dengan
menggunakan material tanam. Sprite dilekatkan pada pola malam dan dipasangkan
pada tabung cor (gambarl). Material tanam dituangkan mengelilingi pola malam saat
masih cair. Apabila material tanam sudah
sudah mengeras, malam dan sprue diambil dengan
pelunakan atau pembakaran untuk membuat rongga yang dapat diisi dengan aloi atau
keramik, menggunakan teknik pengecoran.

Gambar 1: Diagram yang menggambarkan bagaimana rongga material tanam dibuat


dan pola malam.

Pada pembuatan gigitiruan akrilik., plat dasar malam ditanam


ditanam dalam cetakan
yang terdiri dari dua bagian terpisah menggunakan gips putih atau gips keras sebagai
bahan tanam. Setelah penghilangan malam, rongga yang dihasilkan diisi dengan resin
akrilik.
Cetakan yang digunakan untuk pengecoran aloi dan keramik harus dibuat dan
material yang tahan pada kondisi suhu pengecoran. Gips putih atau gips keras tidak
tepat untuk pekerjaan ini.

I. Persyaratan material tanam


1. Material tanam harus mainpu meniru bentuk ukuran dan detil pola malam
karena pengecoran dikerjakan pada suhu tinggi, sering lebih dari 1000 °C.
Cetakan dari material harus mampu bertahan dalam bentuknya pada kenaikan
suhu.
2. Material tanam harus cukup tinggi kekuatan kompresinya pada suhu
pengecoran sehingga dapat menahan tegangan yang timbul saat logam leleh
untuk masuk ke dalam rongga.
3. Harus cukup berekspansi.
Aloi mengalami kontraksi pada saat pendinginan dan suhu pengecoran ke
suhu kamar. Kontraksi ini thpat menyebabkan basil cor tidak tepat (contoh :
inlai klas 1, kehilangan fitingnya sedangkan mahkota menjadi lebih kecil dan
pendek pada tepinya). Salah satu fungsi cetakan material tanam adalah
sebagai kompensasi pengerutan waktu pengecoran. Hal ini diperoleh dengan
kombinasi ekspansi setting selama pengerasan cetakan material tanam dan
ekspansi termal selama pemanasan cetakan pada suhu pengecoran.
4. Permukaan halus pada basil cor, untuk memuthhkan polishing.
5. Cukup porus. Agar udara dan rongga cetakan dapat keluar oleh desakan oloi
yang masuk ke dalamnya maka material tanam harus cukup porus.
6. Setelah pengecoran mudah dipecah. Sewaktu pengambilan hasil cor, material
tanam hams mudah dipecah.
7. Mudah dimanipulasi.
Pada waktu pencampuran mudah dilakukan. Cepat membasabi pola malam
dan keras dalam waktu yang relatif singkat.
8. Harganya murah.

II. KOMPOSISI
Material tanam terdiri dari campuran:
a. Material tahan panas (refractory) biasanya silika. Bahan ini dapat bertahan
pada suhu tinggi tanpa mengalami degradasi.
b. Material pengikat (binder) yang mengikat partikel tahan panas. Sifat material
pengikat memberi karakter material tanam.
Contoh : Kalsium sulfat hemihidrat, sodium silikat, ethil silikat, ammonium
sulfat.
c. Bahan kimia lain

Terdapat tiga kelompok utama material tanam yang sering digunakan di


Kedokteran Gigi berdasarkan pada suhu yaitu:
1. Gypsum-bonded investment. Untuk aloi emas ( titik cair rendah)
2. Phosphate-bonded investment
Untuk aloi Cobalt-Cromium. Dapat dipanasi pada suhu tinggi
3. Silica-bonded investment
Material altematif Phosphate-bonded

1. GYPSUM-BONDED-INVESTMENT
Material ini tersedia dalam bentuk serbuk yang dicampur dengan air dan
merupakan campuran dari :
a. Silika (Si 02): tahan panas pengecoran. Tersedia dalam bentuk alotropik yaitu
kuarsa, kristobalit dan tridimit. Secara kimiawi ketiganya identik tetapi sedikit
berbeda dalam bentuk kristalnya.
b. Kalsium sulfat hemihidrat (produk gips). Merupakan komponen utama karena
reaksinya dengan air membentuk kalsium sulfat dihidrat yang mengikat silica.
Ekspansi setting dan kalsium sulfat dihidrat bila dicampur dengan air untuk
kompensasi Sebagian dan pengerutan aloi yang terjadi pada waktu pengecoran.
Kompensasi Selanjutnya adalah ekspansi setting higroskopis yang terjadi apabila
material tanani tempatkan dalam air pada tahap awal setting. Metode im dikenal
dengan metode ekspansi higroskopik imersi air. Menghasilkan ekspansi 5x dan
ekspansi normal.
Metode lain adalah penambahan air (water added) yaitu menempatkan air
dengan volume terukur pada permukaan atas material tanam dalam tabung cor.
Metode ini menghasilkan ekspansi yang lebih terkontrol. Ekspansi selanjutnya
dengan melapisi tabung cor menggunakan lapisan asbes lembab yang terdapat
memberi air ke daerah permukaan yang luas dan cetakan material tanam. Teknik
ini rutin digunakan bahkan tanpa ada usaha untuk menambah ekspansi higroskopis
dengan merendam atau menambah air.
Mekanisme ekspansi higroskopis terdapat digambarkan: air masuk diantara
kristal melalui aksi kapiler dan adanya tambahan jarak partikel menyebabkan
ekspansi.
Besarnya ekspansi setting higroskopis yang terjadi dalam material tanam
gypsum- bonded lebih besar daripada yang terjadi dalam material gips untuk model
dan die.
Gip tidak begitu memuaskan sebagai material tanam untuk pengecoran aloi,
karena gips berkontraksi pada pemanasan akibat hilangnya air dan pecah sebelum
suhu pengecoran tercapai. Besar kontraksi yang terjadi sangat cepat di alas suhu
320°C dan menurunkan secara bennakna dalam material tanam dengan tambahan
natrium klorida dan asam borat.
c. Reducing agent: Serbuk charcoal, untuk mengurangi oksida yang terbentuk pada
hasil cor

MANIPULASI
a. Pencampuran sama dengan dental stone
b. Pola malam dibasahi dengan detergent yang tidak berbusa. Hal im dilakukan
untuk menghilangkan sisa minyak dan pola malam mudah terbasahi.
c. Casting ring, biasanya dilapisi dengan asbes.
d. Penanaman pola malam (investing) dapat dilakukan:
1. Keadaan vakum, menggunakan alat khusus, untuk mengurangi adanya
gelembung udara.
2. Mengolesi pola malam dengan campuran invesment menggunakan kuas.
3. Mould (ring yang berongga), sebelum dilakukan pengecoran dipanasi dulu
sampai 150°C kemudian 700°C.

2. PHOSPHA TE-BONDED INVESTMENT


Terdiri dan serbuk yang menganclung silika, magnesium oksida dan amonium
fosfat. Pada pencampuran dengan air atau larutan silika koloidal terjadi reaksi antara
fosfat dan oksida membentuk magnesium amonium fosfat.
Mg O + NH4 H2 P04 Mg. NH4. PO4.6H2O
Senyawa ini mengikat silika, membentuk cetakan material tanam yang keras.
Pembentukan magnesium amonium fosfat melibatkan reaksi hidrasi diikuti oleh
kristalisasi seperti pada pembentukan gips. Terjadi sedikit ekspansi sebagai hasil dan
pertumbuhan kristal ke arah luar. Mengalami ekspansi higroskopis jika kontak dengan
kelembaban selama pengerasan.
Penggunaan larutan koloidal sebagai pengganti air untuk pencampuran dengan
serbuk mempunyai 2 efek : menaikkan ekspansi setting dan menguatkan material yang
telah mengeras.
Saat pemanasan material sebelum pengecoran, terjadi pembesaran cetakan
dengan ekspansi termal dan inversi silika. Ekspansi termal lebih besar pada material
yang dicampur dengan silika koloidal dibanding material yang dicampur air.
Pada suhu yang lebih tinggi sisa fosfat bereaksi dengan silika membentuk
kompleks silikofosfat. Hal ini menyebabkan peningkatan kekuatan material yang
bermakna pada suhu pengecoran.

3. SILICA-BONDED INVESTMENT
Berisi serbuk kuarsa atau kristobalit yang diikat bersama dengan gel silika. Pada
pemanasan gel silika berubah menjadi silika sehingga cetakan dipadati oleh massa
partikel silika.
Larutan pengikat biasanya dibuat dengan mencampur etil silikat atau salah satu
oligomemya dengan campuran asam hidrokiorit encer. Hidrolisis yang lambat dari etil
silikat menghasilkan asam silikat bentuk sol dengan pelepasan etil alkohol sebagai
hasil samping.
Tahap I : hidrolisis
Si (OC2H3) 4 +4 H2O Si(OH)4 + 4 C2HOH
Tahap II : Gelasi
Sol + kristobalit / quartz Gel
Tahap III : Pengeringan
Penghilangan alkohol dan air 4 partikel silika kompak
Agar material mempunyai kekuatan yang cukup pada suhu pengecoran
diperlukan penambahan sebanyak mungkin serbuk ke dalam larutan pengikat. Proses
ini dibantu oleh gradasi ukuran partikel sehingga butir kecil mengisi ruang antara butir
yang besar. Digunakan material tanam yang sangat kental, bahkan agak kering dan
divibrasi untuk membantu pemadatan dan menghasilkan matanal tanam yang kuat.
Bahan ini perlu adanya celah udara.

III. SIFAT-SIFAT MATERIAL TANAM


1. Stabilitas termal.
Salah satu syarat utama material tanam adalah hams dapat memperta-
hankan integntasnya pada suhu pengecoran dan mempunyai cukup kekuatan
untuk menahan tegangan yang timbul saat aloi masuk ke dalam cetakan
material tanam.
Material tanam gipsum terurai di atas 1200 °C oleh interaksi silika
dengan kalsium sulfat melepaskan gas sulfur tnoksida.
CaSO4 + SiO2 CaSiO2 + SO3
Hal ini akan melemahkan material dan akan menyebabkan terjadi
porositas pada hasil cor. Material gypsum-bonded umumnya dibatasai
penggunaamiya path aloi yang di cor dibawah 1200 °C. Dalam hal ini termasuk
mayoritas aloi emas dan beberapa material yang mempunyai titik lebur lebih
rendah yaitu aloi logam tak mulia. Sebagian besar aloi logam tak mulia
mempunyai suhu pengecoran yang Iebih tinggi dan membutuhkan pemakaian
material silica-bonded atau phosphate-bonded.
Reaksi lain yang terjadi path saat pemanasan material tanam gypsum-
bonded adalah antara kalsium sulfat dan karbon.
CaSO4 + 4C CaS + 4 CO
Karbon berasal dari sisa pembakaran pola malam atau ada sebagai
granit dalam material tanam. Reaksi selanjutnya dapat terjadi pelepasan sulfur
dioksida.
3CaSO4 + CaS 4 Ca O+4 SO2
Reaksi ini terjadi di atas 700 °C dan efeknya dapat diminimalkan dengan
heat soaking cetakan material tanam path suhu pengecoran untuk membiarkan
reaksi terjadi sempurna sebelum pengecoran.
Material phosphate-bonded dan silica-bonded mempunyai kekuatan
yang cukup pada suhu tinggi yang digunakan untuk pengecoran aloi logam tak
mulia. Kekuatan phosphate bonded dibantu oleh terbentuknya silikofosfat saat
pemanasan.
Kekuatan kohesif dan material tanam fosfat menyebabkan material ini
tidak memerlukan tabung cor logam. Material im umumnya dibiarkan mengeras
dalam tabung plastik yang diambil sebelum pemanasan.
1. Porositas
Material gypsum-bonded dan phosphate-bonded cukup porus untuk
jalannya udara gas dan dalam cetakan selama pengecoran. Sebaliknya
material silica-bonded sakompak sehingga tidak ada porositas dan ada
bahaya timbulnya tekanan balik dan menyebabkan cetakan tidak terisi
sempurna atau hasil cor porus. Problem ini dapat diatasi dengan
pembuatan ventilasi dalam material tanam untuk mencegah kenaikan
tekanan.
2. Ekspansi kompensasi
Keakuratan hasil cor tergantung pada kemampuan material cetak
mengkompensasi pengkerutan aloi yang terjadi saat pengecoran.
Besarnya pengkerutan sangat bervariasi tetapi kira-kira untuk sebagian
besar aloi emas 1,4%, aloi NiCr 2,0% dan aloi Co/Cr 2,3%
Ekspansi kompensasi diperoleh dati kombinasi ekspansi setting,
ekspansi termal dan ekspansi yang terjadi pada saat silika mengalami
inversi pada suhu yang dinaikkan.
Ekspansi higroskopis dapat digunakan untuk tambahan ekspansi
setting dan material gypsum-bonded. Hal ini juga mungkin untuk material
phosphate bonded. Ekspansi setting material gypsum-bonded sekitar 0,3%
yang dapat meningkat hingga sekitar 1,3% karena ekspansi higroskopis.

IV. APLIKASI
Tabel 1 : Aplikasi beberapa tipe material tanam
Material tanam Pemakaian
Gips putih, gips keras Cetakan untuk gigi tiruan akrilik

Gypsum-bonded Cetakan untuk aloi cor logam tak


mulia

Phosphate-bonded Cetakan untuk logam mulia & aloi cor


Emas. Untuk keramik dan kaca

Silica-bonded Cakan untuk logam tak mulia (jarang


digunakan)

Anda mungkin juga menyukai