I. Pengantar 1. Pendahuluan: Clemson Advisory Board For Biomaterials
I. Pengantar 1. Pendahuluan: Clemson Advisory Board For Biomaterials
PENGANTAR
1. Pendahuluan
Dokter gigi mempunyai tugas memberikan pelayanan di bidang kesehatan
gigi, yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien. Adapun
pelaksanaannya antara lain adalah mencegah timbulnya penyakit, mengurangi
rasa sakit, meningkatkan efisiiensi pengunyahan/ mastikasi, meningkatkan
kemampuan bicara, dan memperbaiki penampilan.
Dokter gigi dalam melaksanakan tugasnya memerlukan peralatan,
ketrampilan dan ilmu pengetahuan. Pada setiap perawatan memerlukan obat-
obatan maupun material. Oleh karena itu perlu dipahami bahwa material juga
mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan suatu tindakan medis.
2. Pengertian biomaterial
Kata biomaterial menurut definisi Clemson Advisory Board for biomaterials
adalah: substansi inert (tidak mempengaruhi dan tidak dipengaruhi) secara
sistematis dan farmakologis yang didesain untuk ditanamkan di dalam atau
digabungkan dengan sistem atau jaringan hidup.
Material : sesuatu yang mempunyai massa, menempati ruang serta mempunyai
sifat tertentu dan energi. Energi : sebagai kemampuan untuk melakukan keija atau
usaha
II. STRUKTUR
1. Pendahuluan
Material dibentuk dari atom dan molekul, sehingga terdapat hubungan
antara basis atom dan sifatnya. Dalam hal ini yang penting adalah sifat dasar
dan cara atom-atom tersusun. Kombinasi susunan atom menentukan struktur
mikro benda padat, sehingga menentukan sifatnya.
Semua logam, sebagian besar keramik dan beberapa polimer jika
membeku akan membentuk kristal, yang atom-atomnya mengatur diri secara
teratur dan berulang dalam pola tiga dimensi. Misanya kristal kuarsa (Si02).
Memahami sifat bahan padat yang dapat berubah bentuk kristalnya,
sebagai akibat perubahan suhu danlatau tekanan, bahwa perubahan tersebut
memerlukan pemutusan ikatan, pergerakan atom dan pembentukan ikatan barn
yang memerhikan alat transformasi.
2. Struktur kristal
Susunan atom paling sederhana adalah Kubus. Atom-atomnya menduduki
delapan sudut. Dengan menggunaan model tersebut, maka susunan atom
beserta masingmasing bola saling bersentuhan, sehingga panjang sisi dan
kubus itu sama dengan diameter atom. Maka akan diperoleh sel struktural.
Dengan menyusun sel-sel struktural, yaitu satu atom diletakkan diatas atom
yang lain, maka terbentuklah bangunan tiga dimensi benda padat.
3. Ikatan atom.
Ikatan primer : jika 2 atom membuat ikatan akan membentuk sebuah molekul.
Kondisi pada 2 atom yang akan saling berikatan tergantung pada konfigurasi
elektron atomnya yang akan menentukan reaksi kimia.
Tipe-2 ikatan primer:
1. Ikatan lonik.
2. Ikatan Kovalen.
3. Ikatan Logam
Ikatan lonik
Merupakan bentuk ikatan kimia yang paling sederhana. Dibentuk dengan
pemindahan electron dari 1 atom ke atom lainnya. Ikatan kimia ini tidak
langsung namun kuat.
Na. + .Cl Na : Cl
Suatu atom seperti Sodium akan lebih mudah melepaskan satu elektron
valensinya, dan akan memberikan konvigurasi yang serupa dengan neon. Jika
atom sodium dan atom khlor berinteraksi, maka akan terjadi transfer elektron
valensi secara sempurna dan atom sodium ke atom khlorina. Keduanya
mendapatkan struktur gas mulia dengan sodium mempunyai muatan positip,
karena melepaskan elektron negatipnya, dan khlonna bermuatan negatip
karena menerima elektron yang lebih. Kedua elektron ini akan saling tarik
menarik, karena muatan listriknya saling berlawanan, dan ada pengurangan
energi total pada pasangan tersebut ketika saling mendekat.
Perbedaan penting antara ikatan kovalen dan ikatan ionik adalah, bahwa
ikatan ionik tidak langsung, oleh karena merupakan hasil dan medan
elektrostatik yang mengelilingi ion-ion itu. Medan tersebut akan berinteraksi
dengan ion-2 lain disekitarnya, merupakan ikatan yang paling sederhana dan
paling kuat.
Ikatan Kovalen
Terjadi bila atom-2 saling memberikan elektronnya, sehingga masing-
masing kulit elektron dapat mencapai struktur gas mulia. Sifat ikatan ini adalah
langsung dan tithk larut dalam air.
Contoh : 2 atom H bergabung melalui ilatan kovalen membentuk gas hidrogen.
Ketika 2 atom saling mendekati satu dengan yang lainnya, dan orbit elektron-
elektronnya mulai menutupi sebagian, maka orbit molekulnya terbentuk. Kedua
elektron tadi saling memberi diantara kedua inti atom.
Ikatan metalik
Adalah iatan pada logam. Dihasilkan dari penisian atom positip dengan
pemberian awan electron bebas.
Ikatan sekunder
Yaitu gaya antar molekul yang disebut gaya van der waals.
Molekul : sekelompok atom yang terikat dengan kuat dengan ikatan antar
kelompok atom sejenis yang relatip lekah.
1. Gaya di pol
2. Gaya induksi
3. Gaya dispersi
4. Ikatan Hidrogen = jembatan hydrogen
SIFAT MEKANIS
Material harus cukup kuat untuk menahan gaya pengunyahan Tanpa
mengalami fraktur. Cukup tegar untuk mempertahankan bentuknya terhadap
beban yang diterima. Sifat ter sebut dicirikan dengan hubungan tegangan-
regangan (stress-strain relation-ship)
TEGANGAN (STREES):
Jika aplikasi gaya eksternal pada spesimen material yang diuji, gaya
internal yang sama besar tetapi berlawanan arah timbul dalam benda uji.
Tegangan: gaya per unit luas penampang, yang bereaksi pada suatu material.
Unit tegangan adalah pascal (Pa). Tegangan yang dihasilkan dari gaya 1
Newton yang beraksi pada permukaan satu meter persegi.
Tegangan = F/A
F : Force: gaya yang diaplikasikan
A: Area : daerah potongan melintang
Merupakan persamaan dan kompresi (compression) atau tegangan
(tension) sederhana. Batang material diberi tekanan dengan gaya tank atau
pembebanan, maka batang akan memanjang. Batang yang dikenai gaya
tarikan F pada arah panjang, maka tegangan adalah:
F
Nm - 2 (Newton/m2 )
A
Tegangan didapatkan dengan pembebanan yang diberikan dari axial
(sepanjang batang). Pada prakteknya, suatu tekanan dapat dibenkan dari
segala arah dan lebih dari satu beban yang terlibat. Beban tersebut
memberikan pola tekanan secara kompleks dalam strukturnya.
Tipe tegangan:
a. Tegangan tarik (tensile stress)
b. Tegangan kompresi (comprerssion stress) : adalah tegangan yang
menahan gaya kompresi.
c. Tegangan geser (shear strees) : adalah tegangan yang menahan gaya
tarik.
Unit tegangan adalah Pa (Pascal), yaitu tegangan yang dihasilan dan gaya 1 N
(Newton)
n) yang beraksi pada permukaan 1 m2
REGANGAN
Yaitu pemberian gaya eksternal
eksternal pada benda uji, menghasilkan perubahan
dimensi. Merupakan perubahan kecil dalam dimensi akibat suatu
suatu gaya. Bila
gaya diberikan, panjang batang
batang berubah dari panjang asli L0 menjadi L1 (tidak
berdimensi)
perubahan panjang
Regangan =
panjang awal
Gaya yang diberikan dihilangkan, kemungkinan yang terjadi adalah:
1. Material kembali ke panjang semula.
2. Material kembali sebagian ke panjang semua.
3. Material tidak dapat kembali ke panjang semula./berubah bentuk.
Uji tekan
Terutama untuk material
mat getas, uji tarikkk sulit dilaksanakan. Untuk uji yang
sebanding adalah kekuatan tarik diametral.
UJI KEKERASAN
Yaitu mengukur daya tahan material terhadap alat indentor.
Kekerasan memberikan indikasi terhadap penetrasi diindentasi oleh benda
yang keras.
Digunakan sebagai indikasi tentang kemampuan untuk menahan goresan, dan
ketahanan abrasi suatu material.
Nilai kekerasan disebut angka kekerasan.
Metode untuk menilai kekerasan adalah:
1. Brinell, menggunakan indentor bola baja , yang menghasilkan indentasi
lingkaran Penilaian kekerasan diambil dan diameter lingkaran
2. Vickers atau Knoop, menggunakan indentor intan berbentuk piramida.
Metode Vickers piramida memiliki dasar persegi empat. Salah satu garis
tengah piramida lebih panjang an pada yang lain Pada Vickers dan Knoop
penilaian diambil dan jarak lintang aksis diagonal
3. Rockwell menggunakan indentor intan berbentuk kerucut. Pada Rockwell,
dilakukan pengukuran Iangsung pada kedalam penetrasi indentor yang
berupa intan kerncut. Indentor ditekankan pada permukaan material
selama waktu tertentu, menunjukkan cetakan indentor, yang biasanya
tergantung pada kekerasan material. Kekerasan digunakan sebagai
indikasi tentang:
1. Kemampuan untuk menahan goresan.
2. Ketahan abrasi suatu material.
Material akrillik mudah tergores. karena relatif lunak.
Material aloi Co/Cr tidak mudah tergores karena relatif keras. Akibatnya
material yang lebih keras sulit untuk dipoles dengan alat mekanis.
SIFAT FISIK
Penggunaan material kedokteran gigi sebagian besar memerlukan beberapa
bentuk proses sampai material tersebut mengeras. Proses ini sering melibatkan
pencampuran material dengan yang lain untuk menghasilkan suatu campuran
yang apat ditempatkan dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan pasien
SWAT REOLOGI
Reologi adalah studi tentang aliran atau deformasi suatu material. Merupakan
pemahaman bagaimana material itu mengalir pada saat dicampur, dituangkan
atau dicetak.
Untuk cairan aliran, diukur dengan viskositas. Untuk padatan, harus memahami
tentang creep dan viskoelastisitas.
Faktor lain yang ikut menentukan reologi antara lain adalah laju geser dan
waktu (working time dan setting time)
Diterapkan pada material padat atau cair serta pada kondisi padat atau
elastomer menyangkut penggunaan teori elastisitas dan viskoelastisitas dan
variasi faktor yang ikut menentukannya seperti laju geser dan waktu.
VISKOSITAS
Yaitu suatu zat mengalir karena pengaruh kekuatan ekstemal(mis. gaya
gravitasi), molekul atau atom saling berekatan dan berkontak dengan atom-
atom sekelilingnya. Ikatan antara atom tersebut putus dan tersusun lagi,
sehingga menaikkan daya tahannya untuk mengalir. Misalnya:
Air, kekuatan ikat molekul-molekulnya sangat lemah dan mudah berpencar,
sehingga air mengalir cukup mudah dan mempunyai daya viskositas yang
rendah.
Cairan sirup, molekulnya besar, daya tank intermolekul kuat. Molekul-molekul
tersebut dapat terikat satu sama lain dan menaikkan daya viskositas yang
sangat tinggi. Hal tersebut terjadi pada polimer dengan BM tinggi. Bila
mengaduk cairan, sebenarnya memberikan tegangan geser dan derajad
kekuatan saat mengaduk dapat dihitung dengan laju geser. Jadi viskositas
ditentukan dan tegangan geser dan laju geser pada perioda waktu tertentu.
Material dengan viskositas rendah memerlukan tekanan kecil untuk
menghasilkan laju aliran yang tinggi. Sedang material yang lebih kental
memerlukan tekanan besar untuk menghasilkan kecepatan aliran relatif kecil.
F:
Tegangan geser Tegangan geser = ns =
A
v
Laju geser Laju geser Laju geser = e =
d
Material Pseudoplastik:
Adalah nilai indeks aliran lebih kecil dibanding dengan satuan maka
kenaikan laju geser menghasilkan kenaikkan tegangan geser yang lebih kecil
dan proporsional. Viskositas material menurun clengan peningkatan laju geser.
Pada beberapa macam cairan, pertambahan laju geser tidak menambah
tegangan geser. Berarti cairan menjadi lebih mudah bercampur pada laju geser
yang lebih tinggi dan pada Newtonian atau cairan dilatan. Hal itu merupakan
keistimewaan cairan, dikenal sebagai geseran encer (shear thinning) Contoh di
kg adalah pengaruh material cetakan silikon, geseran encer membuat aliran
cairan dan syringe lebih mudah dibandingkan dengan yang lain.
Material dilatan:
Bila nilai indeks aliran lebih besar dan satuan maka peningkatan laju
geser menghasilkan kenaikan tegangan geser yang lebih tinggi dari
proporsional, sehingga meningkatkan viskositas secara efektif. mi berarti
bahwa makin cepat cairan dicampur, makin sulit cairan itu bercampur.
Perilaku Newtonian dan pseudoplastik senng dijumpai pada material
kedokteran gigi, sedang dilatan jarang dijumpai.Nilai viskositas material
tergantung pada suhu. Kenaikan suhu dapat menyebabkan penurunan
viskositas.
Untuk beberapa zat, viskositas akan berubah geser pada laju geser
tertentu. Jika diplotkan antakan antara tegangan antara tegangan geser dengan
laju geser untuk suatu macam cairan akan didapatkan basil sebagai berikut:
Pada keadaaan tersebut, viskositas untuk Regangan geser menaikkan laju
geser berbeda dengan viskositas untuk menuninkan laju geser. Hal tersebut
merupakan contoh 1 HISTERISIS, yaitu viskositas cairan tergantung pada
perubahan awal cairan.
REAKSI EKSOTERMIS
Beberapa material terdiri dan dua atau Iebih komponen yang dicampur dan
diikuti proses setting. Proses setting terjadi in situ dan senng terjadi reaksi
kimiawi.
PERUBAHAN DIMENSI
Ketepatan dimensi syarat penting untuk material. Keberhasilan restorasi
tergantung pada perubahan dimensi yang terjadi selama pencetakan,
pengerasan aloi atau selama pengerasan material restorasi langsung.
Pencampuran komponen material diikuti reaksi kimiawi yang menghasilkan
pengerasan material. Reaksi kimiawi kebanyakan menghasilkan perubahan
dimensi. Misalnya pada reaksi polimerisasi resin aknuik umumnya terjadi
kontraksi sedangkan jems lainnya menyebabkan ekspansi. Suatu kemungkinan
pada satu tahap ekspansi yang terjadi dapat digunakan sebagai imbangan dan
kontraksi yang terjadi pada tahap lain Pada restorasi yang memerlukan
beberapa tahapan, kemungkinan:
1. Terjadi perubahan dimensi pada tiap tahap
2. Jika teijadi ekspansi pada suatu tahap thpat dibagi imbangan dan kontruksi
yang terjadi pada tahapan lain.
Contohnya pada pembuatan restorasi coran logam, ekspansi setting dan
material tanam sebagian dapat mengkompensasi pengkerutan dan coran aloi.
DENSITAS
Merupakan sifat yang berpengaruh pada aspek desain alat kedokteran
gigi. Misal pada pembuatan protesa gigi rahang atas adalah menggunakan aloi
dengan densitas rendah dan ketebalannya semimmal mungkin. Hal itu untuk
mengurangi daya destabilisasi dan untuk mendapatkan retensi.
SIFAT OPTIK
Persepsi warna merupakan respon fisiologi terhadap stimulus
fisik.Cahaya adalah radiasi elektromagnetik yang dapat dideteksi mata.
Sifat radiasi elektromagnetik, yaitu sifat gelombang radiasi
elektromagnetik. Muatan listrik dan kutub magnit menimbulkan gaya pada
ruang sekelilingnya
Pengertian wama menurut Anusavice (2003) adalah pancaran cahaya
yang dapat menentukan sifat-sifat tertentu yang merupakan kombinasi
inensitas suatu panjang gelombang.
Cahaya merupakan suatu sinar elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh
mata manusia. Mata manusia sensitive terhadap panjang gelombang antara
400 nm(violet) sampai 700 nm(merah tua). Persepsi wama sangat subyektif
karena merupakan respon fisiologi terhadap stimulus fisik. Salah satu syarat
yang diperlukan material restorasi gigi adalah hams sesuai dengan penampilan
sifat alamiah janngan lunak dan keras. Wama dideskripsikan secara kuantitatif
dalam istilah kartu wama tiga dimensi. Tiga parameter independen dalam
diagram sebagai berikut:
1. Panjang gelombang dominan atau HUE, digambarkan dengan posisi
melingkar. Meggambarkan warna dominan sebuah obyek, misal merah,
hijau, biru.
2. Intensitas warna atau CHR OMA , digambarkan denganjarak radial dari
pusat ke gans lingkaran.
3. Kecerahan atau BRIGHTNESS digambarkan dengan kolom vertikal.
Hue dan chroma merupakan sifat bawaan material. Brightness dapat
dipengamhi factor luar.
Alat pengukur wama adalah: analisis kolorimeter, system koordinat wama
Munsell Perubahan merupakan kegagalan terbesar pada tumpatan gigi, antara
lain disebabkan oleh pewarnaan pada permukaan tumpatan, kebocoran tepi
tumpatan, perubahan bentuk permukaan akibat pemakaian, adanya sifat yang
kurang baik pada material turnpatan
SIFAT KIMIAWI
Salah satu faktor utama yang menentukan keawetan material yang
digunakan adalah stabilitas kimiawi. Sifat tersebut adalah : material tidak larut,
erosi atau korosi maupun melepas unsur penting dan material ke dalam cairan
mulut.
PELEPASAN KOMPONEN
Beberapa material yang ditempatkan dalam lingkungan air akan menyerap air
dengan proses difusi. Komponen material mungkin hilang dan masuk dalam
cairan mulut dengan proses difusi dan dikenal sebagai leaching.
Pelepasan thpat berakibat serius jika material yang terlepas bersifat toksis dan
iritan. Tetapi dapat juga menguntungkan, seperti semen yang mengandung
kalsium hidroksida, pelepasan lambat mengakibatkan lingkungan thsar kavitas
yang thlam menjath alkalis. Hal tersebut bermanfaat ganth yaitu antibakterial
dan mendorong pembentukan dentin sekunder.
Polimer akrilik lunak yang digunakan sebagai bantalan fitting surface protesa
gigi mengandalkan pada jumlah pemlastis/plasticizer. Terlepasnya pemlastis
secara perlahan mengakibatkan resin menjadi keras dan tidak efektif sebagai
bantalan.
Material yang direnthm thiam air suling, akan mengalami:
1. Degradasi 2. Dissolusi. 3. Desintegrasi. 4. Erosi.
Erosi total = dissolusi + disintegrasi.
Dissolusi adalah jumlah baham yang terlepas ke dalam cairan dalam benntuk
terlarut (soluble)
Disintegrasi adalahjumlah bahan yang tidak terlarut (insoluble) dihasilkan akibat
hancurnya material.
Erosi adalah terlepasnya material yang mengalami degradasi dalam cairan.
Degradasi terjadi oleh karena dissolusi.
Kelarutan material dipengaruhi PH, suhu, macam tekanan, volume dan
tegangan permukaan larutan padat.
Kelarutan merupakan gabungan jumlah bahan yang dilpaskan ke dalam larutan
atau dissolusi ditambah dengan adanyajumlah bentuk yang dihasilkan akibat
hancurnya bahan atau disintegrasi.
GIPS
1. PENDAHULUAN:
Gip adalah mineral serbuk yang berwama putih yang terdapat di
alam.Nama kimia yang sering digunakan adalah kalsium sulfat dihidrat
(CaSO4.2H20). Kegunaan di Kedokteran gigi adalah untuk mengecor atau membuat
model, die dan material tanam (investment).
Banyak restorasi gigi ataupun alat lain seperti alat orthodonsi dan gigi tiruan
dibuat diluar mulut pasien, dengan menggunakan model atau die yang hams
meniru secara akuratjaringan keras dan lunak pasien.
Model umumnya diguiiakan untuk menerangkan replika dan beberapa gigi
dan jaringan lunaknya atau rahang tanpa gigi. Istilah Die digunakan untuk replika
satu gigi.
Morfologi jaringan keras atau lunak dicatat dalam cetakan dan model serta
die disiapkan menggunakan material yang mula-mula cair dan dapat dituang ke
dalam cetakan kemudian mengeras untuk membentuk replika yang tegar.
CARA PEMBUATAN
Mineral gipsum dipanaskan Plaster/stone/die stone
Ketel terbuka 11O°C-120°C Kalsium sulfat β hemihidrat
Ketel tertutup 120°C-130°C Kalsium sulfat α hemihidrat
Gip putih (Dental plaster /Plaster of Paris) : Dibuat dengan proses kalsinasi.
Gips dipanaskan pada suhu 120°C untuk menghilangkan sebagian kristal air
menghasilkan partikel irreguler, porus, yang kadang-kadang disebut betha
hemihidrat. Pemanasan berlebih akan menyebabkan kehilangan air yang berlanjut
membentuk kalsium sulfat anhidrat (CaSO4), sedangkan pemanasan yang kurang
akan menghasilkan sisa dihidrat yang nyata.
Gips keras (Dental stone) Dapat dihasilkan dengan salah satu dan dua
cam. Jika gips dipanaskan pada sekitar 120°C di bawah tekanan dalam autokiaf
maka terbentuk hemihidrat yang reguler dan kurang porus, sering disebut alfa
hemihidrat. Altematif lain direbus dalam larutan garam seperti CaCI2.menghasilkan
material yang sama dengan yang dibuat dengan autokiaf. Pabrik biasanya
memberikan zat wama pada gips keras untuk membedakan dengan gips putih.
JENIS GIPS
Menurut Iso 1996 jems gips ada 5 yaitu:
1. Tipe 1 : Impression plaster
2. Tipe 2 : Plaster/gips lunak
3. Tipe 3 : Dental stone ( gips keras)
4. Tipe 4 : High strength low expanssion
5. Tipe 5 : High strength high expanssion
W.P ratio:
Sejumlah harus ditakar secara tepat sesuai dengan perbandingan serbuk dan air
dari masing-masingjenis gips, sering digambarkan sebagai W.P ratio. Sebagai
contoh jika 100 gm serbuk plaster dicampur dengan 60 ml air maka W.P ratio
menjadi 0,6.
Jika 100 gm dental stone dicampur dengan 28 ml air maka W.P nya akan menjadi
0,28.
Setting time:
Waktu yang dibutuhkan dari mulai mencampurkan serbuk gips dan air sampai
material gips menjadi keras disebut sebagai setting time (gips). Biasanya diukur
dengan menggunakan alat penetrasi (tes)
Normal setting time untuk gips sekitar 10-15 menit, yang dibedakan menjadi initial
setting time dan final setting time.
Hal- hal yang mempengaruhi setting time:
1. Perbandingan air dan serbuk: Semakin banyak air yang digunakan maka
nukleus dalam volume yang terjadi semakin kecil/sedikit sehingga setting
timenya menjadi panjang.
2. Kontaminasi : Apabila kalsinasi tidak komplit sehingga terdapat partikel gypsum
atau pabrik memang menambahkan partikel gipsum maka setting timenya akan
diperpendek oleh karena potensial nukleus untuk kristalisasi meningkat
3. Bahan tambahan: Metode paling praktis dan efektif dalam mengontrol setting
time adalah dengan menambahkan berbagai material kimia pada pencampuran
plaster atau stone. Apabila material tambahan memperpendek setting time
dinamakan accelerator, sedangkan untuk memperpanjang setting time
dinamakan retarder.
Retarder biasanya berefek dengan membentuk lapisan permukaan pada
hemihidrat sehingga kelarutamiya menumn dan pada kristal gipsum untuk
menghambat pertumbuhan kristal. contohnya: gelatin, lem, garam. sitrat, asetat
dan borat.
Accelerator mempengaruhi kelarutan hemihidrat. Garam dalam konsentrasi
kecil at mempercepat setting time tetapi apabila konsentrasinya besar menjadi
retarder.
Contoh material accelerator : Potassium sulfat dipakai dengan konsentrasi lebih
dan 2 atau 3 persen.
4. Waktu pengadukan : Semakin lama dan semakin cepat plaster tercampur maka
setting time akan semakin pendek. Beberapa material gips akan membentuk
kristal secara cepat saat serbuk berkontak dengan air. Dalam pengadukan :
terbentuk kristal, dan pada waktu yang bersamaan terjadi pemecahan kristal
oleh karena spatulasi sehingga pembentukan nukleus kristal semakin
meningkat, dan setting time akan menjadi pendek
5. Temperatur Walaupun secara umum kenaikan temperatur akan mempercepat
reaksi tetapi pada pencampuran gip temperatur akan memberikan efek yang
berbeth. Apabila temperatur air Oo sampai dibawah 50 oC maka akan sedikit
mempercepat setting time. tetapi apabila temperatur air lebih dan 50 oC akan
berlaku sebagai redarder. Apabila temperatur mendekati 100 °C maka tidak
akan ada reaksi yang terjadi.
Setting ekspansi:
Selama terjadi perubahan dan hemihidrat menjadi dihidrat akan terjadi perubahan
volume. Besarnya tergantung dari komposisi gipsum produk, Paling kecil 0,06
persen limer dan tertinggi 0,5 persen.
Hal-hal yang mempengaruhi besarnya setting ekspansi adalah : W.P ratio dan
adanya material retarder ataupun accelerator.
KEKUATAN GIPS
Secara umum gips mempunyai sifat-sifat mekanik yang dipengaruhi oleh:
1. Material yang digunakan
Contoh : Autoclaved/ kalsinasi
Adanya material lain (tambahan)
2. W.P ratio
3. Kekeringan bahan : Keadaan ini akan terlihat sekali bedanya saat gips basah
dengan setelah 16 jam,
DISINFEKSI:
Untuk menghindari adanya kontaminasi pada dokter gigi atapun laboran oleh
mikroorganisme termasuk Hepatitis B dan HIV, maka dilakukan disinfeksi pada
cetakan.
Material yang dipakai dan caranya:
Lodophor,
odophor, glutaraldehyde atau phenol
1. Caranya disemprotkan pada permukaan, atau dimasukkan dalam plastik
tertutup selama 10 menit
2. Dicampurkan dalam gip. : campurkan serbuk gips dengan air yang
mengandung material disinfektan dengan konsentrasi rendah.
Pendahuluan:
Dibuat pola malam (secara langsungltidak), kemudian dibentuk cetakan dengan
menggunakan material tanam. Sprite dilekatkan pada pola malam dan dipasangkan
pada tabung cor (gambarl). Material tanam dituangkan mengelilingi pola malam saat
masih cair. Apabila material tanam sudah
sudah mengeras, malam dan sprue diambil dengan
pelunakan atau pembakaran untuk membuat rongga yang dapat diisi dengan aloi atau
keramik, menggunakan teknik pengecoran.
II. KOMPOSISI
Material tanam terdiri dari campuran:
a. Material tahan panas (refractory) biasanya silika. Bahan ini dapat bertahan
pada suhu tinggi tanpa mengalami degradasi.
b. Material pengikat (binder) yang mengikat partikel tahan panas. Sifat material
pengikat memberi karakter material tanam.
Contoh : Kalsium sulfat hemihidrat, sodium silikat, ethil silikat, ammonium
sulfat.
c. Bahan kimia lain
1. GYPSUM-BONDED-INVESTMENT
Material ini tersedia dalam bentuk serbuk yang dicampur dengan air dan
merupakan campuran dari :
a. Silika (Si 02): tahan panas pengecoran. Tersedia dalam bentuk alotropik yaitu
kuarsa, kristobalit dan tridimit. Secara kimiawi ketiganya identik tetapi sedikit
berbeda dalam bentuk kristalnya.
b. Kalsium sulfat hemihidrat (produk gips). Merupakan komponen utama karena
reaksinya dengan air membentuk kalsium sulfat dihidrat yang mengikat silica.
Ekspansi setting dan kalsium sulfat dihidrat bila dicampur dengan air untuk
kompensasi Sebagian dan pengerutan aloi yang terjadi pada waktu pengecoran.
Kompensasi Selanjutnya adalah ekspansi setting higroskopis yang terjadi apabila
material tanani tempatkan dalam air pada tahap awal setting. Metode im dikenal
dengan metode ekspansi higroskopik imersi air. Menghasilkan ekspansi 5x dan
ekspansi normal.
Metode lain adalah penambahan air (water added) yaitu menempatkan air
dengan volume terukur pada permukaan atas material tanam dalam tabung cor.
Metode ini menghasilkan ekspansi yang lebih terkontrol. Ekspansi selanjutnya
dengan melapisi tabung cor menggunakan lapisan asbes lembab yang terdapat
memberi air ke daerah permukaan yang luas dan cetakan material tanam. Teknik
ini rutin digunakan bahkan tanpa ada usaha untuk menambah ekspansi higroskopis
dengan merendam atau menambah air.
Mekanisme ekspansi higroskopis terdapat digambarkan: air masuk diantara
kristal melalui aksi kapiler dan adanya tambahan jarak partikel menyebabkan
ekspansi.
Besarnya ekspansi setting higroskopis yang terjadi dalam material tanam
gypsum- bonded lebih besar daripada yang terjadi dalam material gips untuk model
dan die.
Gip tidak begitu memuaskan sebagai material tanam untuk pengecoran aloi,
karena gips berkontraksi pada pemanasan akibat hilangnya air dan pecah sebelum
suhu pengecoran tercapai. Besar kontraksi yang terjadi sangat cepat di alas suhu
320°C dan menurunkan secara bennakna dalam material tanam dengan tambahan
natrium klorida dan asam borat.
c. Reducing agent: Serbuk charcoal, untuk mengurangi oksida yang terbentuk pada
hasil cor
MANIPULASI
a. Pencampuran sama dengan dental stone
b. Pola malam dibasahi dengan detergent yang tidak berbusa. Hal im dilakukan
untuk menghilangkan sisa minyak dan pola malam mudah terbasahi.
c. Casting ring, biasanya dilapisi dengan asbes.
d. Penanaman pola malam (investing) dapat dilakukan:
1. Keadaan vakum, menggunakan alat khusus, untuk mengurangi adanya
gelembung udara.
2. Mengolesi pola malam dengan campuran invesment menggunakan kuas.
3. Mould (ring yang berongga), sebelum dilakukan pengecoran dipanasi dulu
sampai 150°C kemudian 700°C.
3. SILICA-BONDED INVESTMENT
Berisi serbuk kuarsa atau kristobalit yang diikat bersama dengan gel silika. Pada
pemanasan gel silika berubah menjadi silika sehingga cetakan dipadati oleh massa
partikel silika.
Larutan pengikat biasanya dibuat dengan mencampur etil silikat atau salah satu
oligomemya dengan campuran asam hidrokiorit encer. Hidrolisis yang lambat dari etil
silikat menghasilkan asam silikat bentuk sol dengan pelepasan etil alkohol sebagai
hasil samping.
Tahap I : hidrolisis
Si (OC2H3) 4 +4 H2O Si(OH)4 + 4 C2HOH
Tahap II : Gelasi
Sol + kristobalit / quartz Gel
Tahap III : Pengeringan
Penghilangan alkohol dan air 4 partikel silika kompak
Agar material mempunyai kekuatan yang cukup pada suhu pengecoran
diperlukan penambahan sebanyak mungkin serbuk ke dalam larutan pengikat. Proses
ini dibantu oleh gradasi ukuran partikel sehingga butir kecil mengisi ruang antara butir
yang besar. Digunakan material tanam yang sangat kental, bahkan agak kering dan
divibrasi untuk membantu pemadatan dan menghasilkan matanal tanam yang kuat.
Bahan ini perlu adanya celah udara.
IV. APLIKASI
Tabel 1 : Aplikasi beberapa tipe material tanam
Material tanam Pemakaian
Gips putih, gips keras Cetakan untuk gigi tiruan akrilik