Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

ARGUMEN UTAMA

Program Studi : Hubungan Internasional


Mata Kuliah : Penulisan Akademik
Kelas :B
Dosen Pengampuh : Dra. Nurmasari Situmeang, M.Si.
Anggota Kelompok 1 :
- Muflihati Chairunnisa 2110412062
- Lintang Kemilau Sakti 2110412068
- Faiz Tamara Ramadhani 2110412069
- Kalila Untsa 2110412078

Pembicara 1 : Reza Yamora Siregar


“Covid-19 and Indonesia’s Economic Policy”
Pandemi Covid-19 menyebabkan kerugian yang besar terhadap ekonomi dunia, tak
tertinggal Indonesia. Hal ini menyebabkan pemerintah cukup kesusahan dalam membuat
peraturan demi memulihkan keadaan ekonomi negara dikarenakan pandemi ini memberikan
dampak yang cukup berat ketimbang krisis-krisis yang pernah terjadi sebelumnya. Pandemi
Covid-19 sangat mempengaruhi angka permintaan dan penawaran serta mobilitas masyarakat.
Untuk menghadapi permasalahan yang terjadi, pada Juli 2021 Presiden meresmikan Peraturan
Presiden No. 82/2020 yang berfokus pada kebijakan tentang tentang Komite Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Pembicara 2 : Edward Aspinall (Australian National University)


“The Pandemic and politics in Southeast Asia and Indonesia”
Ketika membahas hubungan mengenai Pandemi Covid-19 dengan politik, terdapat dua
pandangan yang berbeda yang bisa didapat.Pada pandangan pertama, kebijakan dalam politik
dalam menangani pandemi Covid-19 sangat berpengaruh. Lebih spesifiknya lagi, dapat
dikatakan bahwa terdapat berbagai bentuk rezim dan pemerintahan yang berpengaruh terhadap
intensitas pandemi. Namun, sampai saat ini, masih diperdebatkan rezim demokratis atau rezim
otoriter yang lebih efektif menangani pandemi. Hal ini dipengaruhi dari kebijakan pemerintah itu
sendiri, pilihan kepemimpinan, serta kapasitas negara, terutama dalam sistem kesehatan
masyarakat yang paling penting. Kita dapat membandingkan seperti pada rezim China dan rezim
Amerika Serikat, dimana rezim Amerika Serikat sendiri dinilai kurang efektif daripada China
dalam menangani pandemi Covid-19. Yang kedua yaitu bagaimana pandemi membentuk
pergeseran pergerakan politik baru dalam kehidupan politik, struktur politik, dan sistem politik.
Dilihat dari pola dalam teori demokrasi global, terdapat 2 mekanisme, yaitu mekanisme atas
yang terdiri dari perebutan kekuasaan, perluasan eksekutif, kesempatan yang ada, dan tindakan
yang dilakukan dalam keadaan darurat sehingga sifatnya otoriter serta mekanisme bawah yang
terdiri dari masyarakat itu sendiri yang mendukung tindakan otoriter. Di Asia Tenggara sendiri,
demokrasi pernah mengalami kemunduran terjadi di Negara Filipina di bawah pimpinan Dutertu,
kudeta di Negara Thailand tahun 2014, serta Indonesia yang secara bertahap mengalami
kemunduran demokrasi. Pada era Covid-19, kemunduran demokrasi yang terjadi dari tahun 2021
hingga tahun 2021 dapat dilihat dari beberapa negara seperti kudeta yang terjadi di Myanmmar
pada bulan Februari 2021, konfrontasi Thailand dengan oposisi, tindakan kekerasan yang terjadi
di Malaysia, serta omnibus law dan pelemahan KPK yang terjadi di Indonesia.

Pembicara 3: Mohd Sazili Shahibi


“Challenges in Creating Mobile Commerce (MC) Content.”
Pandemi yang disebabkan oleh virus COVID-19 membawa banyak dampak negatif dan
mengubah tatanan dunia. Namun, pandemi ini secara tidak langsung mendorong salah satu
bidang yaitu e-commerce. Meningkatnya penggunaan gawai selama pandemi membuat mobile
commerce memiliki potensi pasar yang tinggi secara global. Peningkatan konten digital harus
dilakukan demi kesuksesan dari mobile commerce. Mobile commerce terbuktikan telah
menyediakan dan membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan serta menghasilkan
penghasilan. Selain itu, mobile commerce juga diharapkan untuk mengisi lingkungan
perekonomian masa depan.
Pembicara 4 : Valerii L. Muzykant
“New Media Utilization during Covid-19 Pandemic”
Sebuah berita di media dianggap sebagai salah satu hal paling berpengaruh yang
manipulatif. Berita palsu (hoax) telah memiliki tempatnya di dunia digital dan para pembuat
berita dapat membuat informasi salah mengenai COVID-19 yang merupakan subjek diskusi
publik dan mengecewakannya. Namun hoax tentang COVID-19 sudah berkurang karena
berbagai faktor. Diketahui bahwa media sosial menjadi sumber berita utama untuk mendapatkan
informasi dan dengan ini, informasi yang salah pun menemukan saluran barunya. Semua elemen
dari masyarakat diperlukan untuk menyelesaikan masalah rumit ini. Pemerintah perlu
memusatkan semua informasi dan komunitas-komunitas juga ikut mengambil bagian dalam
mengedukasi dan memverifikasi sehingga meningkatkan pemahaman di masyarakat. Indonesia
sendiri tergolong sangat lambat dalam merespon dan masyarakat pun menelan berita hoax.
Melihat ini, pemerintah dan masyarakat Indonesia berusaha untuk memverifikasi berbagai fakta
dengan cepat agar informasi yang ada di masyarakat adalah benar.

Pembicara 5: Chris Alden


“From Global Solidarity to Global Pandemic: Indonesia and Africa through a Foreign Policy
Analysis lens”
Indonesia dan Afrika memiliki pondasi yang kuat. Indonesia adalah negara berkembang
aktif yang mengekspor modal investasi. Titik tumpu maritim global memiliki semacam bingkai
hubungan yang rasional untuk menghubungkan lautan India dengan Afrika. Migrasi sejarah yang
mendalam antara kepulauan Indonesia dan litoral Afrika Timur telah meninggalkan penanda
budaya dalam hal praktek Bahasa. Ini masih menjadi titik referensi untuk kedua masyarakat.
Awal hubungan dekat Indonesia dan Afrika ditandai dengan adanya konferensi yang diadakan di
Bandung, Jawa Barat. Kebijakan Indonesia terhadap Afrika berakar pada pengakuan bahwa
Indonesia sebagai negara ekonomi demokratis akan memperluas persediaan mereka ke Afrika
sebagai pasar. Perdagangan Indonesia-Afrika pada 2017 mencerminkan pertumbuhan
perdagangan sekitar 16%. Hal ini merupakan hal baik dari perspektif Indonesia. Ini dilakukan
sebagai kerangka strategi besar Indonesia. Semua negara di Afrika memainkan peran penting
dalam menumbuhkan hubungan ekonomi dan membangun hubungan diplomatik. Indonesia
bertindak positif terhadap pengembangan aspirasi Afrika. Keamanan dan pengembangan dapat
membangun kemitraan untuk kemajuan dan membangun semua tren. Jadi hubungan Indonesia
dan Afrika harus diperkuat dalam jangka waktu kemungkinan hubungan baik di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai