Anda di halaman 1dari 6

Policy Breif

Kontinuitas Pembelajaran di Madrasah di Masa Pandemi Covid-19

Sumarni
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama
Jl. MH. Thamrin N0. 6 Jakarta Pusat
E-Mail: marni_ch@yahoo.com.au

Daftar Isi
 Ringkasan Executive
 Pesan Utama
 Pendahuluan
 Deskripsi Masalah
 Alternatif Kebijakan
 Hasil dan Simpulan
 Rekomendasi Kebijakan
 Referensi

Ringkasan Eksekutif
Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam memberlakukan Belajar
dari Rumah untuk seluruh siswa/i madrasah melalui surat edaran Dirjen Pendis No. B-
686.1/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/03/2020 perihal Mekanisme Pembelajaran dan Penilaian Madrasah
dalam Masa Darurat Pencegahan Covid-19. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk
membantu kelancaran program belajar dari rumah (BDR) seperti menerbitkan kurikulum
darurat, kelonggaran penggunaan dana BOS, bantuan quota internet, pelatihan guru, dan
penyediaan sumber belajar seperti e learning. Namun demikian hasilnya belum maksimal.
Sampai saat ini pembelajaran di madrasah masih sekedar “berjalan”, belum menyentuh
pada peningkatan mutu pembelajaran dan capaian hasil. Madrasah juga sebagian besar
belum memiliki strategi untuk keberlangsungan pembelajaran di masa pandemic Covid 19
ini.
Pesan Utama
Akselerasi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) di madrasah dengan tetap
menjalankan protokol kesehatan yang ketat di satuan pendidikan dan pertimbangan
epidemiologis kasus COVID-19 berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Kesehatan
(Menkes), dan Menteri Agama (Menag) tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-1).
Pendahuluan

1
Pada awal tahun 2020 dunia menghadapi bencana wabah pandemic corona virus disease
(covid-19) termasuk Indonesia. Pemerintah mengeluarkan kebijakan physical
Distancing/Social Distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak di antara masyarakat,
menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya
pertemuan yang melibatkan banyak orang. Dengan adanya pembatasan interaksi,
Kementerian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan
meliburkan sekolah dan mengganti proses belajar dari rumah (BDR). Keputusan itu dite-
tapkan berdasar keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indone-
sia No 01/KB/20202 dan Menteri Agama Republik Indonesia No 516 Tahun 2020, Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No HK.03.01/enkes/363/2020 tentang Panduan Penyeleng-
garaan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di
masa pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19). Berdasarkan kebijakan tersebut, guru
dan siswa tetap harus melaksanakan pembelajaran di rumah masing-masing dengan metode
daring (dalam jaringan), metode luring (jaringan luar) atau dengan media lainnya yang bisa
mengakses model pembelajaran sesuai dengan aturan protokol di satuan pendidikan mas-
ing-masing.
Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen
Pendis) memberlakukan Belajar dari Rumah untuk seluruh siswa/i madrasah di lingkungan
kementerian agama, sejak ditetapkan masa pembelajaran dari rumah, melalui surat edaran
Dirjen Pendis No. B-686.1/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/03/2020 perihal Mekanisme Pembelajaran dan
Penilaian Madrasah dalam Masa Darurat Pencegahan Covid-19, salah satu media yang dis-
arankan adalah penggunaan E-learning Madrasah.
Berbagai kebijakan dikeluarkan pemerintah untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran
pada masa pandemic Covid-19. Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pen-
didikan Islam sudah menerbitkan Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah dalam Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020, tertanggal 18
Mei 2020. Kurikulum darurat dalam proses belajar dari rumah ini lebih menekankan pada
pengembangan karakter, akhlak mulia, ubudiyah dan kemandirian siswa namun tetap mem-
perhatikan pemenuhan aspek kompetensi, baik dasar maupun inti. Disamping itu Ditjen
Pendis juga telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
2491 Tahun 2020 tentang Kalender Pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran 2020/2021.
Pemerintah bekerjasama dengan berbagai provider internet untuk memberikan bantuan
quota internet bagi guru dan siswa. Pemerintah juga memberikan fleksibelitas penggunaan
dana BOS untuk mempriotitaskan pada kebutuhan pembelajaran jarak jauh. Selain itu be-
berapa kegiatan pelatihan guru tentang penggunakan teknologi pembelajaran juga
diberikan. Namun demikian pelaksanaan pembelajaran sampai saat ini belum ada peruba-
han yang signifikan. Banyak madrasah yang belum melakukan pengembangan kurikulum
darurat. Pengembangan masih dimaknai sebatas pengurangan materi dan jam belajar. Ban-
tuan quota internet selama ini hanya diberikan sesekali padahal kebutuhannya rutin setiap
bulan. Pelatihan guru belum intensif dilakukan dan belum menjamah semua guru terutama
madrasah swasta. Penggunaan E-learning madrasah juga bermasalah karena kesulitan akses
dan boros quota. Di sisi lain, madrasah belum memiliki strategi keberlangsungan pembela-
jaran di masa pandemic Covid 19 ini. Keterbatasan dana menjadi kendala utamanya. Pelak-
sanaan pembelajaran jarak jauh di madrasah tidak berjalan maksimal.

2
Pemerintah saat itu sudah berencana membuka kembali pembelajaran tatap muka dengan
Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang terdiri dari Menteri Pendidikan dan Ke-
budayaan (Mendikbud), Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada
Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-
19. Namun karena curva pandemic belum melandai, pemerintah memutuskan untuk me-
nunda PTM. Kebijakan ini juga menimbulkan pro dan kontra. Disatu sisi masyarakat
senang dengan penundaan PTM, namun disisi lain banyak orang tua dan siswa yang
menginginkan PTM. Mereka merasa jenuh belajar di rumah dengan berbagai alasan.

Deskripsi Masalah
Permasalahan pembelajaran di madrasah pada masa pandemic Covid 19 masih kompleks.
Implementasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak maksimal karena banyak kendala baik
dari sisi siswa, guru, orang tua siswa maupun lembaga penyelenggara pendidikan
(madrasah). Capaian hasil belajar terus menurun bahkan banyak madrasah yang kesulitan
untuk melakukan pembelajaran jarak jauh sehingga banyak siswa yang mengalami learn-
ing loss. Madrasah sendiri sebagian besar belum memiliki strategi untuk mengatasi per-
masalahan tersebut.

Alternatif Kebijakan
Pembukaan kembali PTM di madrasah merupakan salah satu alternative untuk keberlang-
sungan pembelajaran di madrasah. Untuk melakukan PTM harus memenuhi berbagai per-
syaratan, salah satunya adalah vaksinasi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta
didik. Menurut KPAI warga sekolah atau madrasah harus 70% sudah divaksin. Sementara
sampai saat ini cakupan vaksinasi bagi guru tingkatan Raudhatul Athfal (RA) serta
madrasah baru mencapai 52 persen dari total 767.722 tenaga pendidik di seluruh Indonesia.
Sementara itu, peserta didik atau remaja yang sudah divaksin tahap 1 menurut data 4 Agus-
tus 2021, sebanyak 1,09 juta. Jumlahnya baru 4% dari sasaran. Kemudian yang mendap-
atkan vaksin tahap 2 dari remaja ada 57.000 orang atau 0,2%. Angka tersebut masih jauh
dari persyaratan 70 persen.
Pemerintah (Kementerian Agama) perlu melakukan percepatan pelaksanaan vaksinasi bagi
pendidik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan Surat Edaran Bersama
Menteri Kesehatan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Menteri Agama Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor HK.02.0 1 / Menkes / 524 /2o21, Nomor 4
Tahun 2021, Nomor 2 Tahun 2021, Nomor 440/2142/Sj Tentang Pelaksanaan Vaksinasi
Bagi Kelompok Sasaran Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) dan Surat Edaran No
Hk.02.02/I/ 1727 /2021 Tentang Vaksinasi Tahap 3 Bagi Masyarakat Rentan Serta
Masyarakat Umum Lainnya Dan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Bagi Anak Usia 12-17
Tahun.

Hasil dan Simpulan


Implementasi pembelajaran di madrasah pada masa pandemic Covid-19 tidak maksimal.
3
Media pembelajaran yang digunakan sebagian besar adalah HP dengan aplikasi sedehana
yaitu Whatsapp (WA). Metode pembelajaran tersebut guru lebih banyak menggunakan
metode pembelajaran Project Based Learning (PBL), yang biasanya dalam bentuk penu-
gasan. Dampaknya pembelajaran guru kurang menarik dan anak menjadi stress dengan
banyak tugas. Kurangmaksimalnya pembelajaran juga didukung oleh kondisi siswa yang
sebagian besar masih kurang fasilitas pembelajaran jarak jauh. Selain itu siswa mulai jenuh
belajar di rumah yang berdampak pada menurunnya motivasi belajar.
Capaian hasil belajar menurun (Learning loss). Target ketercapaian kurikulum pembela-
jaran jarak jauh berbeda dengan pembelajaran tatap muka, begitu pula dengan rata-rata
hasil belajar peserta didik. Berbagai kendala yang menyebabkan perbedaan tersebut antara
lain sumber daya manusia, kurang jelasnya arahan dari instansi pembina, belum adanya
kurikulum yang tepat di awal penerapan PJJ, keterbatasan sarana dan prasarana, khususnya
dukungan teknologi dan jaringan internet. Kesiapan sumber daya manusia yang meliputi
pendidik, peserta didik, dan dukungan orang tua menjadi bagian penting dalam perolehan
nilai cukup pada ketercapaian tujuan pembelajaran di masa pandemi covid-19.
Strategi keberlangsungan pembelajaran di madrasah masih terbatas :
1. Strategi madrasah menyiapkan sarana pembelajaran jarak jauh sebagian besar masih
dalam bentuk bantuan pemberian kuota internet. Madrasah belum siap dalam meng-
hadapi pembelajaran jarak jauh, hal ini terbukti dengan tidak adanya persiapan yang
memadai madrasah dalam menyediakan sarana tekologi dan informasi yang digu-
nakan dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid-19. Guru dan siswa
menggunakan sarana milik sendiri secara mandiri.
2. Kualifikasi pendidik memiliki kualifikasi pendidikan minimal S-1, akan tetapi hal
tersebut hanya untuk mendapatkan sertifikasi profesi belum mencerminkan kompe-
tensi guru. Masih banyak guru yang belum menguasai IT dan aplikasi pembelajaran
jarak jauh. Aplikasi media sosial seperti whatsapp menjadi sarana yang paling mudah
digunakan dalam pembelajaran jarak jauh.
3. Kemandirian finansial madrasah masih minim. Pembiayaan proses pembelajaran
jarak jauh masih bertumpu pada dana BOS dan SPP siswa. Madrasah belum memiliki
jiwa enterpreuner dalam menciptakan alternative sumber pendanaan pembelajaran di
masa pandemi covid-19.
4. Kebijakan yayasan dalam mendukung keberlangsungan pembelajaran online masih
terbatas pada penyediaan sarana wifi dan bantuan kuota internet, hal ini dikarenakan
yayasan belum memiliki program antisipasi dalam menghadapi pandemi covid-19.
Program yang tersedia hanya sebatas pelaksanaan pembelajaran di masa normal.
5. Madrasah minim inovasi, terutama dalam mendukung guru menghadirkan pembela-
jaran jarak jauh yang efektif. Inovasi yang dilakukan hanya sebatas pada membuat
media pembelajaran online sederhana, memfasilitasi pelatihan, dan pemanfaatan ap-
likasi media social seperti WA.
6. Dukungan masyarakat untuk keberlangsungan kegiatan pembelajaran jarak jauh dari
rumah cukup tinggi. Relasi yang baik antara madrasah dan masyarakat dalam men-
dukung proses pembelajaran, mampu memberikan hal positif dalam pembelajaran.
Kesimpulan : Keberlangsungan pembelajaran di sebagian besar madrasah swasta yang
berakreditasi B khususnya pada masa pandemic Covid-19 cukup mengkhawatirkan.
Banyak madrasah yang kesulitan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dikarenakan
berbagai factor. Pembelajaran yang dilakukan masih berjalan apa adanya tanpa ada
4
solusinya.

Rekomendasi Kebijakan
Rekomendasi terkait dengan permasalahan ini adalah :
1. Akselerasi penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ditengah pandemic
Covid 19 berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes), dan
Menteri Agama (Menag) Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
2. Pengembangan Kapasitas Guru Madrasah Swasta:
 Peningkatan kapasitas guru madrasah swasta secara berkelanjutan menjadi
program yang dianggarkan oleh Kementerian Agama.
 Peningkatan kapasitas guru memuat topik: 1) metode pembelajaran daring
dan luring atau blended learning yang efektif dan menyenangkan (misalnya:
menyiapkan model dan modul pembelajaran yang kreatif). 2) pelatihan
penggunaan digital dasar maupun tingkat lanjut (membuat video materi ajar
dan menggunakan aplikasi kelas virtual).
 Penguatan organisasi dan komunitas pendidikan (MGMP) sebagai ekosistem
belajar guru.
3. Pengembangan Kepemimpinan Pendidikan Madrasah :
 Peningkatan kapasitas kepala madrasah dengan memberikan pelatihan
dalam bentuk penguatan kepemimpinan pembelajaran di masa pandemi
covid-19 dan kemandirian finansial dalam mendukung pembelajaran jarak
jauh.
 Peningkatan kapasitas pengawas agar rutin memantau langsung dan
mendampingi satuan pendidikan, serta komunikatif dan bersinergi dengan
berbagai pihak.

Referensi

Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No


01/KB/20202 dan Menteri Agama Republik Indonesia No 516 Tahun 2020, Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No HK.03.01/enkes/363/2020 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik
2020/2021 di masa pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19).

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020, tertanggal 18
Mei 2020 tentang Pedoman Pengembangan Kurikulum Darurat.

Surat Edaran Dirjen Pendis No. B-686.1/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/03/2020 perihal Mekanisme


Pembelajaran dan Penilaian Madrasah dalam Masa Darurat Pencegahan Covid-19.

Surat Edaran Nomor HK.02.02/1/1727/2021, tentang percepatan vaksinasi covid-19 tahap

5
3 bagi seluruh masyarakat rentan, masyarakat umum lainnya, dan anak-anak usia 12-17
tahun.

Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan.2020. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah


Pada Masa Covid 19 Di Madrasah Dan Sekolah

Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan.2020. Survei Kesiapan Pembelajaran Tatap


Muka di Madrasah

Antaranews.com. 2020. Kemendikbud: Guru masih mengalami kendala hadapi PJJ. Kamis,
22 Oktober 2020 17:29 WIB. Diakses tanggal 8 Januari 2021 di https://www.antaranews.-
com/berita/1798705/kemendikbud-guru-masih-mengalami-kendala-hadapi-pjj

Gatra,com. 2020. Pembelajaran Jarak Jauh Masih Munculkan Kendala Besar. Diakses
tanggal 8 Januari. Tersedia di
https://www.gatra.com/detail/news/477162/milenial/pembelajaran-jarak-jauh-masih-
munculkan-kendala-besar

https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/MkMqPExk-survei-44-persen-anak-
bosan-ikut-pembelajaran-jarak-jauh

Ayunda Pininta Kasih. Kompas.com dengan "47 Persen Anak Indonesia Bosan di Rumah,
Akademisi IPB Beri Saran", diakses di :
https://edukasi.kompas.com/read/2020/11/13/162554571/47-persen-anak-indonesia-bosan-
di-rumah-akademisi-ipb-beri-saran?page=all.

https://www.kemenag.go.id/read/52-guru-ra-dan-madrasah-sudah-divaksin-xmqlk

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/vaksinasi-pada-peserta-didik-untuk-
persiapan-pembelajaran-tatap-muka-terbatas.

Anda mungkin juga menyukai