Anda di halaman 1dari 2

Madsaneda Anti Nyimeng

Halo! Siapa sih yang gak akrab dengan beberapa hastag berikut ini? #stopnyimeng,
#stopngelem, #stopngejayus, #stopnyabu dan berbagai hastag lainnya yang bermakna
serupa. Yups, kalau kalian sedang scrolling media sosial dan menemukan postingan baik
dalam bentuk gambar maupun video yang menggambarkan perilaku seseorang yang
dianggap menyimpang, terlalu freak atau terlalu halu, saat itulah warganet ramai
meninggalkan jejak hastag tersebut di kolom komentar dan menjadi trending akhir-akhir ini.
Walaupun sebenarnya hastag itu hanya sebatas candaan, namun perlu kita mewaspadai
aktifitas atau kegiatan yang konotasinya memang negatif seperti nyabu dan ngelem yang
sesungguhnya. Berdasarkan situs resmi Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, pada tahun lalu
telah tercatat 57% penyalah guna coba pakai narkoba didominasi oleh remaja. Maka dari itu
sebagai upaya pencegahan, tim BK MTsN 2 Blitar menggandeng tim BNN (Badan Narkotika
Nasional) Kabupaten Blitar untuk memberikan sosialisasi Anti Narkoba kepada siswa-siswi
MTsN 2 Blitar. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 23 mei 2022 di Aula MTsN 2 Blitar.
Dalam kesempatannya penyuluh dari tim BNN Kabupaten Blitar (Anindita Rustian, S. Kom.)
menyampaikan paparan mengenai pengertian narkoba, jenis-jenisnya dan dampak narkoba
pada hidup dan kesehatan. Masih ingat kan, apa itu narkotika? Ya, narkotika merupakan zat
atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang menimbulkan efek
penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang. Pemakaian obat-obatan ini
diperbolehkan loh sebetulnya. Eits, tapi tentu saja dalam dosis yang pas dan untuk
keperluan medis tentunya. Jika pemakaiannya berlebihan maka akan menimbulkan
kecanduan. Penyalahgunaannya tentu bisa terkena sanksi hukum. Adapun jenis Narkotika di
Indonesia diantaranya adalah ganja, sabu, heroin, ekstasi, dll. Tentunya jenis narkotika ini
target pasarnya sangat varian, mulai dari masyarakat ekonomi menengah keatas sampai
yang menengah kebawah.
Ngobrol-ngobrol tentang target pasar, kalian juga pasti penasaran kan bagaimana barang
haram ini beredar di pasaran? Nah, salah satu cerita yang disampaikan oleh Mbak Dita
adalah narkotika yang diedarkan melalui tubuh manusia. Jadi, si pengedar narkotika ini
menelan sekitar 50 pil obat kedalam tubuhnya. Mengapa harus ditelan? Tentu saja untuk
menghindari pemeriksaan ketika penerbangan menuju negara tujuan pasarnya. Nantinya
obat-obatan tersebut akan dikeluarkan kembali melalui veses si pengedar. Jika tidak
dikeluarkan dalam waktu tertentu, apa yang akan terjadi? Tentu saja kematian! Karena
pelapis obat-obatan tersebut terbuat dari bahan yang sangat berbahaya jika berada dalam
tubuh manusia dalam waktu tertentu. Weeew….serem, kan!
Bagi pemakai penyalah gunaan narkoba bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit dalam
tubuh berkurang, akibatnya badan kekurangan cairan dan terjadilah Dehidrasi. Jika efek ini
terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan rasa
sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini dapat menyebabkan
kerusakan pada otak.
Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti ganja.
Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih dan jangka panjang bisa mengakibatkan gangguan
mental, depresi, serta kecemasan terus-menerus. Dampak narkoba yang paling buruk terjadi
adalah jika si pemakai overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium dan kokain jika dibiarkan
dapat menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan
narkotika, nyawa taruhannya.
Nah, ngeri kan dampaknya penyalahgunaan narkotika ini. Kualitas hidup menjadi terganggu,
hubungan dengan keluarga maupun teman kacau, kesehatan menurun, dan yang paling
buruk menyebabkan kematian. Karena itu, jangan pernah icip-icip barang haram ini ya,
guys!
Tetapi jika seseorang sudah pernah mengkonsumsi narkotika dan ingin sembuh atau dengan
kata lain taubatan nasuha #hehe…bisa kok! BNN dapat membantu melayani rehabilitasi
untuk pemakai yang ingin berhenti. Jika demikian maka si pemakai ini tidak terkena sanksi
hukum. Tapi beda cerita ya kalau ia tertangkap pihak berwajib lebih dahulu sebelum
mengajukan rehabilitasi, maka tentu ia akan dikenakan sanksi hukum. Sebagai pelajar
penerus bangsa, tentu menginginkan masa depan gemilang tanpa narkoba. So, War on
drugs!

Foto andalan saiyyyaaaaa hahay

Anda mungkin juga menyukai