Matematika Terapan
Matematika Terapan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
zaman. Hal ini terjadi karena adanya penggunaan matematika dalam kehidupan
memiliki peranan penting sebagai ilmu pengetahuan yang sangat erat kaitannya
hari, yang sering kali dan bahkan tidak di ketahui sehingga berjalan secara alami.
Ini merupakan manifestasi dari identitas matematika yang secara langsung ada
menalar, atau memecahkan masalah. Sebagai contoh, pada transaksi jual beli di
bukanlah merupakan ilmu pengetahuan yang baru, melainkan sudah di kenal sejak
lama dan di perkenalkan oleh ilmuan matematika itu sendiri. Hanya saja, disiplin
menjadi bagian dari ilmu matematika. Sejak dikenal secara luas, etnomatematika
1
2
mulai dikembangkan melalui kajian berbagai keilmuan yang relevan (Rosa &
Orey, 2011).
dengan berbagai jenis kegiatan, maka salah satu hal penting yang perlu ada yaitu
identitas budayanya yang berkaitan dengan aktivitas matematika. Hal ini dengan
sendirinyan akan menunjukkan bahwa Negara kita kaya dengan budaya dan
masyarakat Toraja.
kerajinan tangan yang tak dapat di hindarkan dari adanya keterkaitan dengan
konsep matematika adalah anyaman yang terbuat dari bambu. Dalam dunia
memiliki konsep yang dapat di kaitkan dengan matematika oleh karena itu
Toraja telah mengunakan konsep matematika dalam kegiatan atau seni yang di
konsep matematika apa saja yang terdapat pada anyaman bambu. Seperti dalam
bahan dasarnya dan mengukur permukaan yang berbentuk segi enam sampai
tahap akhir yaitu mengukur lebar alas yang berbentuk lingkaran. Berdasarkan segi
motif dari pola yang terbentuk dari beberapa jenis anyaman dari bambu, terdapat
konsep matematika seperti konsep geometri yang di lihat pada pola motif yang
materi bangun datar geometri. Anyaman bambu dapat digunakan sebagai alat
khususnya bangun datar bersisi lurus dan bangun datar bersisi lengkung(elips dan
lingkaran).
lebih lanjut melalui penelitian yang berjudul “Identifikasi Bangun Datar Geometri
B. Rumusan Masalah
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bangun datar
geometri apa saja yang terdapat pada anyaman bambu masyarakat Toraja di
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang ingin di capai dalam penelitian
ini adalah “Untuk mengetahui bangun datar geometri yang terdapat pada ayaman
D. Kegunaan Penelitian
2. Penelitian ini di harapkan dapat menjadi panduan bagi peneliti lain yang
budaya Toraja
E. Defenisi Istilah/Operasional
1. Bangun Datar Geometri merupakan suatu bentuk geometris yang terdiri dari
dua dimensi atau hanya sekedar memiliki luas namun tidak memiliki volume
ilmu matematika.
3. Anyaman Bambu adalah kerajinan tangan yang di buat berbahan dasar bambu
kebutuhan lapangan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Konsep adalah dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk
konsep-konsep selanjutnya.
hubungan antara titik, garis, sudut, bidang serta bangun datar dan bangun
merupakan suatu bentuk geometris yang terdiri dari dua dimensi atau
Kenedi, 2018).
6
7
sehingga untuk
7
menvisualisasikan bangun datar masih tergolong sulit karena tidak ada yang bisa
digunakan sebagai contoh nyata dari bidang geometris namun dapat menggunakan
seperti permukaan dinding, lantai atau bahkan selembar kertas untuk mewakili
merupakan sifat sedangkan yang konkret atau nyata nerupakan benda yang
macam dan sifat-sifat bangun datar, rumus-rumus seperti luas, keliling dan
Bangun datar di tinjau dari segi sisinya dapat digolongkan menjadi dua(2),
yaitu: bangun datar bersisi lurus dan bangun datar bersisi lengkung .
7
8
Bangun datar
Elips
Sembarang Lancip
Persegi Belahketupat
panjang
Sama Kaki Tumpul
Bangun datar bersisi lurus terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
a. Persegi
A D
9
B C
K=AB+BC+CD+DA
K= 4s
L= s2
b. Persegi panjang
Persegi panjang merupakan suatu bangunan segi empat yang kedua sisi
yang berhadapan sama panjang serta kemepat sudutnya adalah sudut siku-
siku.
A D
B C
BC=DA (l)
K=2 p +2 l
K= 2(p+l)
L=p×l
c. Segitiga
10
Segitiga adalah sebuah bangun datar yang jumlah sudutnya sebesar 180°
serta dibentuk dengan menghubungkan tiga buah titik yang tidak segaris dalam
satu bidang.
s s
L=1/2×a×t
K=s+s+s
d. Jajar genjang
Jajar genjang adalah sebuah bangun yang memiliki dua pasang sisi yang
saling sejajar
D C
t
a
a
A B
a
K=2×(a+b)
11
e. Layang-layang
sama panjang.
A C
L=1/2×d1×d2
K=AB+BC+CD+DA
f. Trapesium
yang sejajar
B C
A D
L=1/2×t×(AB+CD)
K=AB+BC+CD+DA
g. Segi n
12
Segi-n atau segi banyak adalah bangun yang dibatasi oleh n buah sisi.
1) Pentagon
Dalam geometri, segi lima atau pentagon adalah bangun datar dua
dimensi yang memiliki lima sisin lurus dan lima titik sudut yang jika
Runus: L=(k×r)/2
Dengan
Segi enam adalah sebuah segi banyak bangun datar yang memiliki 6
sisi dan 6 titik sudut. Sudut dalam pada segi enam adalah 120 o dan
sebuah poligon dengan tujuh sisi dan tujuh sudut. Dalam segi tujuh
beraturan, panjang semua sisi dan besar semua sudut sama, setiap sisi
Segi delapan adalah sebuah polygon bangun datar yang memiliki sisi
dan sudut berjumlah delapan. Segi delapan memiliki 8 sudut internal yang
Gambar2.11 Oktagon
14
Rumus
a = (2+2√2)s²
p = 8s
sepuluh sudut. Segi sepuluh biasa memiliki sisi yang sama panjang dan
a. Lingkaran
Lingkaran adalah bentuk yang terdiri dari semua titik dalam bidang
yang berjarak tertentu dari titik yang bergerak dari titik tertentu.
d=2×r
L=π×r×r
K=2πr
15
b. Elips
panjangkan ke satu arah. Elips adalah salah satu contoh dari irisan kerucut
dan dapat didefenisikan sebagai lokus dari semua titik, dalam satu bidang,
yang memiliki jumlah jarak, yang sama dari dua titik tetap yang telah di
tentukan sebelumnya.
b
B a a D
C
Gambar 2.14 Elips
Keliling=1/2 π(AC+BD)
B. Etnomatematika
segala jenis kegiatan sosial dalam masyarakat pasti selalu berhubungan dengan
diterima sebagai suatu istilah luas yang merujuk kepada konteks sosial-kultural
dan oleh karena itu meliputi bahasa, mitos, dan symbol. Asal dari mathema
mengurutkan, menarik kesimpulan, dan memodel. Akhiran –tics dari kata techne
memiliki akar yang sama dengan teknik dan seni. (Wahyuddin, 2018:13).
Sehingga dengan kata lain etno mengacu kepada kelompok suatu lingkungan
budaya yang ditandai oleh budaya mereka, kode, symbol, mitos dan cara-cara
Kebudayaan suku Toraja adalah manifestasi dari cara berpikir dan cara
merasa serta segenap karya warga masyarakat Toraja sejak keberadaanya yang
Budaya Toraja yang tergolong unik menarik banyak wisatawan yang ingin
Toraja berasal dari bahasa Bugis “To Riaja” yang berarti orang yang
tinggal atau berdiam di pengunungan atau “To Riajang” yang memiliki arti
orang yang berdiam di wilayah Barat. (Nurdin, 2019:48). Dalam bahasa daerah
masyarakat Tana Toraja dan Toraja Utara di kenal Toraa dan Toraya. Toraa dari
kata To yang berarti orang dan Raa artinya murah, sehingga Toraa di artikan
sebagai murah hati. Toraya dari kata To yang artinya orang dan raya berarti
besar, jadi Toraya artinya orang yang besar/ orang yang terhormat.
sebut sebagai “tallu lolona”. Tallu lolona yang berarti tiga kehidupan yaitu lolo
tau atau kehidupan manusia, lolo patuan yang berarti kehidupan hewan dan lolo
tananan yang berarti kehidupan lingkungan. Falsafah tallu lolona ini digunakan
Hubungan yang harmonis antar sesama makhluk dan dengan yang Kuasa selalu di
pada nilai keutuhan yang saling menghidupkan, sehingga dari itulah tercipta
dan hewan.
Selain tallu lolona, masyarakat Toraja juga memiliki filosofi lain yang di
sebut “tau”. Filosofi tersebut memiliki empat pilar utama yang di jadikan sebagai
pandangan hidup orang Toraja. Empat pilar tersebut adalah “sugi” yang berarti
kaya, “barani” yang berarti berani, “manarang” yang artinya Pintar dan “kinawa”
yang artinya berhati mulia atau bijaksana. Ketika keempat pilar ini sudah di
18
amalkan atau di miliki maka seorang masyarakat Toraja bisa di sebut sebagai
7). Seni anyam yang di sebut pangnganan, seni tenun yang di sebut pa’tannun
8). Seni tempa yang di sebut pa’tampa, dan masih banyak lagi.
kesenian yang berada di daerah lain. Seni toraja masing-masing tersebut memiliki
waktu atau moment tertentu untuk di lakukan, hal ini terjadi karena seni itu lahir
menonjol seperti dalam dua aspek kehidupan upacara yaitu rambu tuka’ dan
rambu solo, sehinga kesenian orang Toraja di bagi menjadi dua bagian yaitu
19
kesenian untuk upacara rambu solo’ dan kesenian untuk upacara rambu tuka’.
Kedua dasar serta jenis kesenian tersebut tak dapat di campur atau di tukar .
3. Anyaman Bambu
digunakan pada acara rambu solo’ pada tingkatan upacara adat sapu randanan,
nyiru (barang) yang gunakan untuk membersihkan beras dari gabah dan kotoran
lainnya seperti batu. Beberapa hasil anyaman tersebut terbuat dari bambu yang
dipilih secara khusus. Alat yang di gunakan untuk membuat kurungan ayam
adalah parang, pisau, gergaji, alat ukur. Di Toraja terdapat banyak pengrajin seni
genjang.
pada kain tenun yang mengandung konsep matematika yaitu berupa objek-
sejajar, simetri lipat, simetri putar, segitiga, refleksi,belah ketupat dan bangun
datar gabungan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Kehadiran Penelitian
Peneliti akan terjun langsung kelapangan sendiri untuk dapat berhubungan dengan
infroman ataun objek lainnya dan hanya peneliti yang mampu memahami
fenomena atau kejadian yang ada di lapangan dengan melakukan observasi dan
1. Lokasi Penelitian
Utara. Lokasi ini di pilih karena terdapat pengrajin anyaman Bambu dan lokasi ini
dekat dengan peneliti sehingga peneliti bisa melaksanakan tugas dan tanggung
20
21
2. Subjek Penelitian
Dalam hal ini, subjek penelitian yang di gunakan oleh peneliti ialah
pengrajin anyaman bambu. Subjek penelitian ini dipilih karena di anggap sebagai
sumber yang dapat memberikan informasi yang di pilih sesuai dengan tujuannya.
D. Sumber Data
bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan
Sumber data dalam penelitian ini dibedakan dalam dua bagian yaitu
sumber data manusia sebagai subjek atau informan, adapun kunci informannya
yaitu peneliti tentang kurungan ayam. Sedangkan sumber data bukan manusia
foto, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan apa yang di teliti. Jika di lihat
sumber primer dan sekunder. Sumber data primer sebagai dasar yang merupakan
bukti atau sanksi utama dan di peroleh secara langsung dengan terjun ke lapangan,
serta dapat di peroleh dalam bentuk verbal atau kata-kata secara ucapan lisan
dan perilaku dari subjek (informan) sedangkan data sekunder merupakan data
terjun langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data yang valid, maka
1. Observasi
2. Wawancara
seputar kurungan ayam Toraja akan di siapkan peneliti dan kemudian di ajukan
kepada narasumber.
3. Dokumentasi
proses pembuatan kurungan ayam Toraja dan transkip rekaman hasil wawancara
dengan narasumber.
F. Analisis Data
“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan
menyusun kedalam pola,memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari
23
dan membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri maupun
orang lain”(Sugiyono,2006:335).
dengan pengumpulan data serta saat data sudah terkumpul, dalam melakukan
analisis data maka peneliti menggunakan analisis data model miles dan huberman
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
kategori dan uraian teks naratif. Dengan mendisplaykan data maka akan
berdasarkan apa yang telah di pahami. “Bentuk penyajian data kualitatif dapat
bagan. Bentuk ini menggabunngkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk
yang padu dan mudah di raih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang
24
kembali”(Ahmad R,2018:94).
lapangan. Dari mulai pengumpulan data penelitian kualitatif mulai mencari arti
kemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila di temukan bukti-
Apabila kesimpulan yang di kemukakan pada tahap awal di dukung oleh bukti-
bukti tang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang di temukan saat peneliti
yang kredibel. Sehingga pada tahapan ini kita bisa membuat kesimpulan dari data
lebih di tekankan pada data yang di peroleh. Melihat hal tersebut maka
25
terhadap data hasil penelitian sesuai dengan prosedur uji kredeibilitas data dalam
informasi yang di peroleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda
dengan cara mengurangi sebanyak mungkin yang bisa terjadi pada saat
pengumpulan dan analisis data. Dan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini, Peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah
dilakukan. Secara garis besar peneliti akan memaparkan deskripsi penelitian yang
1. Tahap Perencanaan
terhadap apa yang akan diteliti. Hal yang akan dilakukan yaitu menyiapkan sarana
2. Tahap Observasi
tempat di Kelurahan Sa’dan Malimbong untuk mencari warga yang mahir dalam
seni anyam. Pada tahap imi peneliti mulai mengamati beberapa proses yang
dilakukan oleh pengrajin anyaman bambu, mulai dari pemilihan bambu yang
26
27
memisahkan bagian luar dan bagian dalam bambu dan menganyam bambu dan
mulai menganalisa konsep bangun datar geometri apa saja yang terdapat pada
3. Tahap Wawancara
dengan narasumber yang bernama Bapak Thomas yang tinggal di dusun Tangge,
tahapan, dan ada tidaknya konsep geometri didalamnya. Melalui tahapan ini
kepada informan/narasumber
mengamati bentuk dari setiap jenis hasil anyaman yang terbentuk. Ada yang
bagian alasnya berbentuk lingkaran, bagian atasnya berbentuk segi enam dan
sebagainya . dari segi bentuk hasil anyaman tersebut mengandung bangun datar
geometri seperti bangun datar lingkaran, persegi dan berbagai bangun datar
lainnya.
ayaman di Toraja yaitu geometri dimensi dua. Dalam geometri dimensi dua yang
akan dibahas tentang bangun datar pada hasil anyaman bambu . beberapa bangun
Bangun datar bersisi lurus yang terdapat pada hasil anyaman bambu di
a. Segitiga
Segitiga merupakan bangun geometri yang dibentuk oleh tiga ruas garis
yang saling berpotongan pada tiga titik sudut. Dalam anyaman kurungan ayam
Toraja dan Pa’kalamata terdapat jenis segitiga sama kaki berdasarkan panjang
sisinya
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi sama panjang
b. Persegi panjang
Persegi panjang merupakan bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh
dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar. Dan dapat
anyaman Pa’kalamata.
c. Belah Ketupat
30
serta keempat sisinya sama panjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar,
mempunyai dua simetri putar dan dua simetri lipat serta memiliki dua buah
diagonal yang saling berpotongan tegak lurus. Bela ketupat terdapat pada
d. Segi enam
Segi enam adalah sebuah segi banyak bangun datar yang memiliki 6 sisi
dan 6 titik sudut. Sudut dalam pada segi enam adalah 120o dan memiliki 6 simetri
garis dan 6 simetri putar. Segi enam pada kurungan ayam adalah sebagai berikut:
e. Trapesium
Trapezium adalah bangun datar yang hanya memiliki sepasang sisi yang
sejajar. Dalam anyaman bambu yang peneliti amati trapezium terdapat pada
lingkaran. Lingkaran merupakan salah satu bangun datar yang hanya memiliki
satu sisi. Pada kurungan ayam, bakul, nyiru, senoan juga terdapat bentuk
sejak duhulu kala. Untuk membuat berbagai kerajinan dari bambu dengan teknik
anyam tentunya menggunakan beberapa alat dan bahan yang dipersiapkan. Alat
yang digunakan adalah pisau, parang, bambu, alat ukur, dan gergaji.
33
(a) (b)
Gambar 4.12 (a) dan (b) Peralatan dan bahan yang digunakan dalam membuat
dimaksud adalah mengukur panjang dan menentukan lebar bambu yang akan di
gunakan.
dari bambu dengan teknik anyam yaitu mempersiapkan alat dan bahan terlebih
dahulu. Bahan utama yang digunakan adalah bambu yang dipotong sesuai ukuran
itu bambu yang telah dipotong dan dibelah kemudian di pisahkan bagian dalam
dan luarnya (ma’bannu). Setelah itu mulailah tahap menganyam yang di awali
dari menyusun beberapa belahan bambu yang sudah di pisahkan dari bagian luar
dan bagian dalamnya setelah itu, mulail;ah tahapan menganyam yang di awali
oleh anyaman bagian atas kurungan ayam sesuai ukuran yang di inginkan sampai
bagian sampingnya secara keliling sampai terbentuk sesuai dengan kerajinan yang
di buat dan sesuai dengan ukuran yang di inginkan. Dari tahap-tahap tersebut,
dengan poin wawancara nomor empat tentang berapa ukuran dan berapa batang
Jenis-jenis hasil anyaman dari bambu yang peneliti teliti adalah sebagai
berikut
1. Kurungan Ayam
Kurungan Ayam adalah hasil karya seni anyam dari bambu yang
2. Pa’kalamata
Nyiru dan Beno adalah hasil kerajinan anyaman bambu yang sangat
yang dapat dilihat adalah pengukuran dan perhitungan. Pembuat anyaman bambu
PEMBAHASAN
yang unik. Walaupun Toraja di kenal karena kebudayaannya akan tetapi Toraja
juga mampu menghasilkan berbagai jenis karya tangan yang terbuat dari bambu.
Hasil kerajinan dari anyaman bambu sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-
beno/senoan merupakan hasil karya seni anyam yang ada di Toraja yang tidak
berbagai motif menjadi perhatian peneliti karena memiliki beberapa pola yang ada
daerah Kelurahan Sa’dan Malimbong bisa dikatakan bahwa mereka tidak terlepas
nyiru dan Senoan/ Beno. Dari hasil identifikasi anyaman bambu tersebut
adalah suatu bentuk geometris yang terdiri dari dua dimensi atau hanya sekedar
memiliki luas namun tidak volume. Jenis-jenis bangun datar yang ada pada hasil
dua jenis yaitu bangun datar bersisi lurus dan bangun datar bersisi lengkung.
36
37
Bagian-bagian dari bangun datar tersebut adalah Segitiga sama kaki, trapesium,
khusunya bangun datar geometri. Hasil anyaman tersebut dapat memberikan nilai
Malimbong bahwa matematika dan budaya ternasuk seni anyam sangat berkaitan
erat.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
bahwa terdapat konsep bangun datar geometri pada anyaman bambu masyarakat
terdapat konsep bangun datar geometri yaitu bangun datar bersisi lurus dan
bangun datar bersisi lengkung. Bangun datar bersisi lurus yang terdapat pada
anyaman bambu adalah segitiga sama kaki, segi empat (meliputi persegi panjang,
segi enam, trapesium, belah ketupat), sedangkan bangun datar bersisi lengkung
B. SARAN
penelitian yang teelah diuraikan sebelumnya, maka adapun saran yang akan
disampaikan, yaitu :
2. Bagi peneliti selanjutnya, agar karya tulis ini lebih disempurnakan lagi dan
tetap dilestarikan agar masyarakat sadar bahwa matematika sangat penting karena
38
DAFTAR RUJUKAN
(http://ejournal.uinsuska.ac.id/index.php/SosialBudaya/article/download/
Media publishing.
Lembang, S.T.,La’biran, R.,& Kristanto, k.(2019). UKI Toraja sebagai alat peraga
pendidikan,8(2), 33-37.
Rijali,A. 2018. Analisis data kualitatif, (online), Vol. 17, No. 33,
(online), (https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/etnomatnesia/issue/view/
39