Makalah Kelompok 3
Makalah Kelompok 3
DISUSUN OLEH :
1. YUNI FITRI 200101221
SEMESTER/KELAS: 4/G
Syukur alhamdulilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Alah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Teori-Teori Birokrasi dengan judu :
PENGENDALIANKORUPSI DI INDONEISA.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa saran dan kritik sehngga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna di karenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari
berbagaipihak.Akhirnnys kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
D. Membangun Birokrasi............................................................................................ 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 20
B. Saran....................................................................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk merealisasikan tata pemerintahan yang baik (good governance). Sistem ini memungkinkan
terjadinya mekanisme penyelengaraan pemerintah Negara yang efektif dan efesien dengan
sinergi kontruktif diantara pemerintahan, sector suasta dan masyarakat. Politikal will pemerintah
yang berkuasa dapat dijaadikan tolak ukur meninjau tingkat keseriusan dalam menjalakan
Reformasi birokrasi pemerintah menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat Negara
karena melalui reformasi birokrasi,peran dan lingkup interpeksi Negara melalui pemerintah
mengubah polah pikir (mindset) dan poa budaya (culturalset ) birokrasi untuk berbagai peran
terancam,yang berfokus dalam perubahan kelembagaan dan berdampak pada perubahan ketata
laksanaan dan culture birokrasi pada tataran institusi pelaksana pemerintahan di bidang
dengan korupspi yaitu inefisinesi penggunaan anggara Negara tidak tuntas dibenahi. Pemberatan
korupsi harus menyentuh birokrat dan menyedian instrument handal untuk mencegah korupsi.
tindakan konkrit yang dapat mengadili dan memenjarakan koruptor, sebagaimana dikemukakan
1
oleh H.S. Dilon dalam Lijan (2007;134), menurutnya pemberantasan korupsi harus dilakukan
oleh pemerintah secara simultan dengan langkah-langkah sebagai berikut : pertama, bekerja
keras, melalui aparat hukumnya baik tingkat pusat maupun daerah untuk membangun
hajat hidup kaum miskin; kedua, mengangkap dan mengadili koruptor kelas kakap harus menjadi
prioritas penegakan hukum. Tindakan ini penting untuk membangun kembali kepercayaan public
setidaknya melalui pembentukan komisi pembentukan korupsi yang diharapkan dapat menjadi
tindak pidana korupsi secara efektif dan efesien. Hal ini menunjukkan kinerja birokrasi di sector
B. Rumusan Masalah
1. Reformasi birokrasi
2. Akuntabilitas tanggung-renteng
4. Membangun birokrasi
2
C. Tujuan Penulisan
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis diatas,hingga tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Reformasi birokrasi
Menurut Riswanda (1998), dalam Kaelan (2008) makna “reformasi” secara etimologis
dari kata “reformation” dengan akar kata “reform” yang secara semantic bermakna “make or
become better by removing or putting right what is bad or wrong”. Secara harfiah reformasi
memiliki makna : suatu gerakan untuk memformat ulang,menata ulang kembali hal-hal yang
menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk-bentuk semula sesuai dengan nilai-
Reformasi birokrasi adalah upaya pemerintah meningkatkan kinerja melalui berbagai cara
dilakukan melalui :
1. Penataan keelembagaan, struktur organisasi ramping dan flat (tidak banyak jenjang
mudah dan akurat mulalui optimalisasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
3. Penataan sumber daya manusia aparatur, agar bersih sesuai kebutuhan organisasi dari
sejahtera.
4
5. Pelayanan dan kualitas pelayanan, pelayanan prima (cepat, tepat, adil, konsisten,
Reformasi birokrasi pertama dilaksanakan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada era
pemerintah Soekarno tahun 1962, dengan dibentuknya Panitia Retooling Aparatur Negara yang
Selanjutnya pada era pemerintahan Soeharto tahun 1966 melalui keputusan Presidium cabinet
Ampera nomor 75, dibentuk Tim Penertiban Aparatur dan Administrasi Pemerintahan (PAAP)
Pada tahun 1980-an hingga hingga tahun 1990-an dikenal kebijakan debirokratisasi dan
deregulasi berkaitan erat dengan upaya pemerintahan Soeharto untuk menggairahkan investasi
modal domestic maupun asing di Indonesia melalui model sistem ekonomi pasar terbuka,
sehingga resistensi birokrasi dan regulasi terhadap pembukaan lading invertasi mengalami revisi
dan rasionalisasi. Masa orde baru,birokrasi di Indonesia berafiliasi dengan partai Golkar (partai
mayoritas tungga di DPR) ditambah dengan militer. Pelayanan yang diberikan birokrasi pada
masa orde baru mendapat banyak sorotan,terutama perlakuan istimewa terhadap konstitusi
Golkar. Kondisi antiklimaks kemudian muncul, pada tahun 1997-an terjadi krisis moneter dan
pemerintah yang dijalankan aparatur pemerintah, baik pada level pemerintah lokal maupun
5
pendekatan sistematik yang secara konseptual lebih mengutamakan komprehensi dibandingkan
ekstensi.
dimensi aspek yang perlu ditata ulang melalui rekomendasi kebijakan antara lain ; kebijakan
dan relokasi untuk mengatasi permasalahan sumber daya manusia aparatur; kebijakan simplikasi
berwujud pada pergeseran pola pikir dari orientasi birokrasi yang semula melayani kepentingan
dan keuangan Negara karena kompleksitas permasalahan yang dihadapi birokrasi Indonesia
saling berkaitan dengan dimensi-dimensi tersebut. Setiap upaya yang telah dilakukan perlu
Keberhasilan reformasi birokrasi ditentukan juga oleh kreativitas dan inovasi dari setiap
pelaksana. Reformasi birokrasi harus mendorong praktik pemerintahan yang semakin terbuka
(transparan) yang melibatkan actor di luar birokrasi pemerintah sebagai stakeholders pemerintah.
Dengan kata lain,reformasi birokrasi menjadi sarana perwujudkan paradigm baru pemerintah
6
B. Akuntabilitas Tanggung - Renteng
Pertanggung jawaban yang bersifat eksternal. Dari pihak yang menjalankan tugas (agent)
kepada pihak lain yang mempunyai kuasa dan memberikan otoritas (principal). Sebagaimana
definisi tanggung renteng, keberadaan sebuah kelompok merupakan tanggung jawab bersama
dari seluruh anggota. Pengertian tanggung jawab bersama inilah yang kemudian dijabarkan
Dalam sistem tanggung renteng semua keputusan harus melalui proses musyawarah pada
saat pertemuan kelompok. Artinya seluruh anggota bisa terlibat dalam proses pengambilan
keputusan kelompok. Karena diputuskan bersama maka konsekuensi dari keputusan itupun harus
ditanggung jawabi bersama.Dari sinilah kemudian muncul istilah di tanggung renteng (di
TR).Istilah ini untuk tanggung jawab secara bersama atas dilanggarnya sebuah keputusan atau
keterbukaan dan tanggung jawab.Tanggung renteng mendorong lahirnya sistem yang menjamin
tujuan koperasi sehingga dapat tercapai secara kolektif. Dengan adanya tanggung renteng, maka
akan melahirkan banyak koperasi yang kuat dengan jumlah asset yang besar. Bahkan untuk
pengusaha kecil atau usahanya masih baru berjalan (mikro), koperasi akan tetap memberikan
kemudahan dalam permodalan kepada masyarakat atau warga. Salah satu fungsi koperasi adalah
menyalurkan dana kredit ke anggota dan masyarakat. Dimana dana ini bisa digunakan untuk
kegiatan usaha yang produktif, seperti untuk kegiatan membuka usaha atau memperluas kegiatan
usaha.
7
masyarakat Perumnas Antang. Sehingga pada akhirnya akan tercapainya semua keinginan
bersama dalam mewujudkan kesejahteraan sosial yang merata dan menurunkan angka
ekonomi.
Tentu saja musyawarah tidak hanya terkait dengan pengambilan keputusan tentang
besarnya nilai pinjaman.Tapi juga terkait dengan penerimaan anggota baru, mengeluarkan
anggota dan penyelesaian masalah kelompok. Proses tersebut yang kemudian menumbuhkan
keberanian mengemukakan pendapat dari anggota. Karena seluruh anggota dalam kelompoklah
yang akan menanggung akibat dari keputusan yang salah. Sehingga setiap anggota akan
terdorong untuk menyampaikan pendapat bila melihat ketidak benaran dari keputusan yang akan
diambil kelompoknya. Itu pula sebabnya hadir di pertemuan kelompok menjadi suatu kewajiban
Dengan pola yang demikian maka kewajiban anggota secara kelompok akan bisa
dilaksanakan. Karena bila kewajiban tidak dilaksanakan maka kewajiban koperasi kepada
anggota juga tidak akan terealisasi. Inilah keseimbangan yang harus dijaga oleh seluruh anggota
dalam kelompok. Dalam menjaga keseimbangan ini terjadilah proses pendisiplinan anggota. Dari
Pada akhirnya akan berproses pula pada pembentukan karakter yang bertanggung jawab.
Hal itu juga yang akan semakin menguatkan rasa kebersamaan dalam kelompok. Dalam
kebersamaan, kejujuran, saling percaya, musyawarah, kedisiplinan dan tanggung jawab. Semua
itu kemudian disebut sebagai nilai-nilai tanggung renteng yang mewarnai kehidupan berkoperasi.
NPL => 0 %
8
Karena semua kewajiban dalam hal ini angsuran pinjaman sudah diselesaikan secara
kelompok maka tidak ada kredit macet ditingkat koperasi.Tak mengherankan bila sistem ini
kemudian disebut juga sebagai sistem pengaman asset. Tentu saja sistem pengaman asset ini
akan semakin menguat bila nilai-nilai tanggung renteng juga tumbuh mengiringi proses
penerapannya.
Dengan asset yang aman maka koperasi juga akan mempunyai kemampuan lebih dalam
meningkatkan pelayanannya kepada anggota baik secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini pula
yang kemudian akan meningkatkan loyalitas dan rasa memiliki anggota pada koperasinya.
Sehingga anggota akan termotivasi untuk ikut menjaga dan mengembangkan koperasinya.
Dengan demikian koperasi dari, oleh dan untuk anggota bukan sekedar selogan.Tapi menjadi
Birokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan atau pengaturan yang dilakukan dari meja
ke meja secara terpisah. Maksud dilakukannya peraturan dan pengambilan keputusan secara
pengawasan pada satu tangan. Demikian pula dalam hal pengangkatan pejabatnya tidak
mendefinisikan birokrasi secara jelas berdiri sendiri, tetapi hanya mengemukakan ciri-
9
ciri, gejala-gejala, proposisi-proposisi dan dari pengalaman yang ia lihat sehari-hari.
Dari kesemuannya ini para pembaca dapat menafsirkan pengertian birokrasi yang
kesimpulan dari sejumlah besar bagian-bagian kiasan yang dibuatkannya untuk itu.
Salah satu petunjuk bagi konsep umum Weber tampak dalam identifikasinya terhadap
jenis birokrasi patrimonial, di samping jenis birokrasi lain, yaitu birokrasi rasional.
diangkat berdasarkan kriteria subjektif karena ada hubungan emosional dengan pejabat yang
mengangkat, sedangkan birokrasi rasional diangkat berdasarkan kriteria objektif, yakni syarat-
syarat yang sudah ditetapkan lebih dahulu sebelum seseorang masuk menjadi pegawai
pemerintah.
Konsep tentang pejabat merupakan dasar bagi adanya birokrasi menurut Weber, hal ini
terlihat dari seringnya Weber dalam berbagai kesempatan menggunakan Beamtentum (staf
pegawai), sebagai suatu alternatif bagi pengertian birokrasi penyusunan sistem otoritas legal.
Hal ini dimaksudkan para anggota organisasi di birokrasi secara pribadi bebas
bekerja, tidak ada keterikatan hubungan antaranggota keluarga baik itu bawahan maupun
atasan. Keterikatan semata-mata karena terjadinya hubungan tugas atau pekerjaan yang
10
satu sama lain sering berkaitan, bahkan mungkin juga terpisah, namun tetap ada
hubungan kerja.
pandang bulu. Tidak ada diskriminasi dalam pelayanan dan memperlakukan “pelanggan”
Keterikatan semata-mata dengan tugas dan jabatan masing-masing, lepas dari rasa senang
Birokrasi bekerja dalam suatu struktur organisasi yang tersusun secara hierarkis
Setiap jenjang adalah bagian dari sistem organisasi secara keseluruhan, yang diisi oleh
pejabat-pejabat dengan tugas dan fungsi masing-masing yang dapat dipisahkan secara
jelas antara tugas pejabat yang satu dengan pejabat yang lain. Namun demikian, tanggung
jawab akhir berada pada pimpinan puncak organisasi tersebut, karena kewenangan yang
wewenang untuk mengatur bawahan dan diatur secara tertulis sebagai peraturan
organisasi. Di pihak lain, bawahan menyadari bahwa ia dibina dan diawasi oleh
11
kepada atasannya. Selain itu, adanya pengaturan fungsi-fungsi jabatan secara tegas adalah
Oleh karena itu, fungsi-fungsi jabatan harus terurai secara jelas dan rinci sehingga
tidak ada pekerjaan yang terbengkalai karena tidak tertera dalam uraian tugas masing-
Maksudnya adalah para pejabat yang disebut sebagai birokrat adalah tidak
selamanya akan menjadi birokrat karena ada batas waktu yang di Indonesia lazim disebut
waktu pensiun pada batas usia tertentu. Untuk pejabat struktural pensiun pada usia 56
tahun, dan untuk tenaga fungsional pensiun pada usia 65. Jadi, pada dasarnya ada batas
waktu kapan diangkat sebagai birokrat dan kapan harus berhenti sebagai birokrat.
Demikian juga gaji juga diatur sesuai golongan atau pangkat tertentu.Semakin
tinggi gaji menunjukkan golongan/pangkat lebih tinggi, dan masa kerja juga
diperhitungkan dalam penentuan banyaknya gaji yang harus diterima seseorang. Semua
itu sudah tertera dalam ketentuan, di mana seseorang yang akan masuk ke dalam
kontrak yang harus dijalani oleh seorang birokrat sampai akhir masa tugasnya.
di bidang teknik sipil harus dicarikan insinyur teknik sipil dan seterusnya. Dengan
12
demikian, ada spesialisasi kerja sesuai dengan bidang tugas dan keahlian seseorang
Inilah yang dikatakan Weber bahwa ciri birokrasi yang rasional atau ideal harus
yang ada pada seseorang pejabat dapat dilihat dari ijazah formal yang dipunyai oleh
pejabat tersebut.
dimutasikan. Sistem penggajian dan besarnya gaji merupakan salah satu implementasi
dari hal yang telah disampaikan sebelumnya bahwa birokrat diangkat berdasarkan
kontrak. Selain dimaksudkan masa kerja terbatas, juga gaji yang diatur sesuai aturan yang
berlaku kemudian setelah mencapai usia tertentu berhenti sebagai pejabat atau pensiun di
mana setelah habis masa jabatan sebagai birokrat ia diberi hak-hak pensiun di mana gaji
tetap diterima tetapi dengan persentase kurang dari masa sewaktu masih dinas.
pada usia tertentu tetapi dalam keadaan-keadaan yang dianggap oleh pejabat yang
dengan besar kecilnya kesalahan. Pejabat juga dapat berhenti atas kemauan pejabat itu
sendiri dengan berbagai alasan. Hak-hak pensiun juga berbeda antara pejabat yang
bekerja sampai usia pensiun dengan pejabat yang minta pensiun. Karena masa bekerjanya
berbeda maka dalam menentukan tunjangan pensiun juga berbeda, biasanya bagi yang
13
pensiun cepat akan mendapat tunjangan pensiun secara persentase lebih sedikit daripada
7. Pos jabatan adalah lapangan kerjanya sendiri atau lapangan kerja pokoknya.
Maksudnya adalah pejabat itu seharusnya menekuni dan bekerja dengan sungguh-
sungguh agar tujuan organisasi tercapai secara optimal dan efisien. Di samping itu,
jabatan itu merupakan ladang atau sumber penghasilan utama keluarga si pejabat
tersebut, di mana ada kemungkinan pekerjaan di luar jabatan itu sebagai pekerjaan
Hal yang utama adalah pekerjaan yang mereka jabat sekarang sebagai anggota
organisasi birokrasi.Inti dari keterangan ini adalah, siapa pun yang diberi jabatan sebagai
birokrat harus bekerja dengan sungguh-sungguh, tidak sekadarnya, harus ada rasa ikut
sekaligus pelaksana tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu, untuk dapat
D. Membangun Birokrasi
Sejalan dengan prinsip-prinsip birokrasi modem tersebut reformasi birokrasi tidak lain
adalah upaya untuk merubah praktek- praktek birokrasi yang tidak efektif menuju ke arah
14
praktek-praktek administrasi pemerintah yang baik, reformasi birokrasi sangat di perlukan untuk
menciptakan clean and governance dalam hubungan ini diperlukan peran birokrasi yang
masyarakat agar masyarakat mampu mandiri jika semua hal ini disimak secara cermat, maka
reformasi birokrasi pada dasarnya di tujukan pada 3 aspek yaitu struktur organisasi, system yang
Dalam hubungan ini perlu di garis bawahi bahwa reformasi birokrasi adalah perubahan
1. Tahapan dimana berbagai pihak akan terkejut dan shock terhadap perubahan yang di
lakukan mereka akan merasa bahwa, pola-pola yang mereka gunakan dalam
melaksanakan tugas tidak lagi sesuai memerlukan kompetensi baru dan ketakutan akan
2. Tahapan dimana terjadi penolakan terhadap perubahan yang dilakukan pada tahapan ini,
mereka memandang bahwa perubahan yang dilakukan karena mereka percaya perubahan
3. Tahapan dimana sebagian besar pihak yang berkepentingan mulai memahami perlunya
kebermanfaatan bagi mereka maka mereka mulai memahami perubahan tersebut tetapi,
pada tahapan ini mereka belum mau merubah pola-pola perilaku lama.
4. Tahapan dimana semua pihak menyadari secara emosional perlunya suatu perubahan,
pada tahapan ini, mereka mulai merubah pola-pola perilaku dan budaya lama dan
merubahnya kedalam pola-pola perilaku budaya baru, tahapan ini merupakan tahapan
yang kritis dimana jika dalam tahapan sebelumnya tidak dapat berlangsung dengan biak
15
maka tahapan ini perubahan tidak akan berhasil merubah pola-pola dan budaya lama,
bahkan mungkin perubahan akan berhenti sampai di sini atau kembali kepola lama.
5. Tahapan dimana semua pihak mulai mempraktekan mempelajari perubahan pada tahaan
ini semua pihak menerima perubahan mempraktekan proses dan perilaku baru dalam
suatu organisasi keinginan untuk memberikan kontribusi pada perubahan dan melakukan
inovasi-inovasi, pada tahapan ini juga terjadi proses pembelajaran dimana keberhasilan-
keberhasilan, dan kegagalan-kegagalan yang semuanya akan menjadi faktor penting daam
6. Tahapan dimana semua pihak benar-benar menyadari bahwa perubahan memang sangat
pada tahapan ini melalui proses pembelajaran pada tahapan sebelumnya semua pihak
telah merasakan bahwa perubahan itu memberikan suatu pegalaman baru dan
memberikan pemahaman tentang perilaku mana yang sesuai bagi organisasi, budaya yang
7. Tahapan integrasi pada tahapan ini semua pihak terintegrasi melalui budaya, pola pikir
dan bertindak yang baru sehingga menjadi budaya yang rutin dilaksanakan dalam
organisasi.
a. Dalam jangka pendek harus mampu menunjukan dampak positif dari perubahan oleh
karena itu reformasi birokrasi harus memilih prioritas tertentu yang menunjukan hal
tersebut, baik pada internal maupun pada pihak eksternal misalnya, memberikan
informasi pelayanan yang seluas mungkin bagi masyarakat yang ingin memperoleh
pelayanan mengganti stan front liner pelayanan membuka akses pengaduan dan
16
penginformsian hasil tindak lanjut pengaduan dan lainnya, pada pihak internal misalnya
b. Mempertimbangkan dampak negative yang paling kecil, jika perubahan mebawa dampak
negative maka dampak tersebut perlu di cairkan pemecahannya, bagi pegawai yang tidak
mampu menyesuaikan diri dengan dengan perubahan yang diinginakan oleh reformasi
birokrasi, maka harus ada pilihan- pilihan bagi yang bersangkutan pengabaian terhadap
c. Harus ada dorongan motivasi reformasi birokrasi juga harus mampu memberikan
motivasi yang akan mendorong semua yang terlibat memiliki komitmen untuk
melaksanakannya.
d. Harus ada kepastian, reformasi birokrasi dalam jangka panjang harus mematikan
pergantian pimpinan puncak, reformasi yang berjalan stengah- setengah hanya akan
e. Pegawai negeri adalah suatu pilihan profesi karier, oleh karena itu adalah wajar jika
mucul tuntutan akan adanya suatu standard gaji dalam rangka memenuhi beban tugas,
tanggung jawab, kualifikasi, prestasi, periode waktu kerja serta singkat biaya hidup,
esensi dari suatu kebijakan remunerasi adalah atas dasar prinsip-prinsip, dapat menarik
sumber daya manusia yang berkualitas prestasi dan mampu mempertahankan pekerja
yang berkualitas menyediakan rewards terhadap pegawai yang berprestasi dan berprilaku
yang baik (desird behaviour), seperti disiplin, patuh bertanggung jawab, berpengalaman,
dan berprestasi.
17
Reformasi birokrasi dalam konteks pelayanan pelayanan public, pada dasarnya di tujukan
pada kebaikan atau peningkatan kualitas pelayanan public, hal ini dilakukan antara lain dengan
menggunakan pendekatan new public management dengan menganut prinsip runt government
like a business yaituh adanya penggunaan pendekatan bisnis kedalam birokrasi public.
hubungan antar birokrasi penyedia pelayanan dengan customer nya sebagai suatu bentuk
transaksi pelayanan sebagaimana halnya dengan yang banyak dilakukan dalam pasar barang dan
jasa. Dalam hubungan ini birokrasi berperan dalam melakukan pengendalian (stering), dalam
pembuatan berbagai kebijakan public dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan mekanisme
pasar, birokrasi di perkenalkan dan di dorong untuk melakukan kompetisi kinerja pemberian
pelayanan baik antar instansi pemerintahan maupun dengan sector swasta melalui adanya
stimulant pemberian insentif bonus dan punishment tertentu, kesemuanya itu di upayakan
a. Pelayanan memenuhi apa yang di butuhkan oleh masyarakat, dalam kaitannya dengan
perlakuan yang ramah tepat, disiplin, dan penuh perhatian, perlakuan yang demikian akan
membuat masyarakat merasa sangat di hargai dan sebaliknya mereka pun akan
18
c. Bertanggung jawab atas kesalahan masyarakat umumnya juga mengharapkan unit
d. Belajar dari kesalahan, masyarakat juga mengharapkan bahwa setiap instansi pemerintah
harus belajar dari keslahan yang telah mereka lakukan pada masa lalu sehingga kesalahan
lengkap mudah di mengerti dan diakses, sehingga memudahkan bagi masyarakat untuk
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
untuk merealisasikan tata pemerintahan yang baik (goog governance).Sistem ini memungkinkan
terjadinya mekanisme penyelengaraan pemerintah Negara yang efektif dan efesien dengan
sinergi kontruktif diantara pemerintahan,sector suasta dan masyarakat. Politikal will pemerintah
yang berkuasa dapat dijaadikan tolak ukur meninjau tingkat keseriusan dalam menjalakan
Reformasi birokrasi pemerintah menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat Negara
karena melalui reformasi birokrasi,peran dan lingkup interpeksi Negara melalui pemerintah
mengubah polah pikir (mindset) dan poa budaya (culturalset ) birokrasi untuk berbagai peran
terancam,yang berfokus dalam perubahan kelembagaan dan berdampak pada perubahan ketata
laksanaan dan culture birokrasi pada tataran institusi pelaksana pemerintahan di bidang
B. Saran
Pembuatan isi makalah tentang materi diatas masih jauh dari kata sempuna.Penyusun
20
DAFTAR PUSTAKA
21