Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH UNIT PROSES

“NETRALISASI DAN DISINFEKSI”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

1. Johana Rose RP (D131201052)

2. Achmad Gilbani (D131201054)

3. Jihan Nabila Nur (D131201056)

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulisan Makalah Unit Proses terkait “Netralisasi dan
Disinfeksi” berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen dan teman-teman yang telah
bersedia membagi ilmu dan mempermudah dalam penyelesaian laporan makalah ini. Dimana
makalah ini disusun sebagai pelengkap tugas.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya. mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami
sebagai penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang kami harapkan untuk perbaikan
dimasa yang akan datang. Dan semoga laporan ini bermanfaat bagi kami dan juga pembaca
sehingga bisa dijadikan acuan untuk selanjutnya.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Air limbah ialah cairan dalam suatu wilayah atau tempat tertentu yang mengalami
penyimpangan dari keadaan normal akibat adanya bahan – bahan kimia yang telah
dipergunakan untuk berbagai kegiatan. Dalam air yang terkontaminasi limbah banyak
senyawa logam berat dan bahan organik di dalamnya. Hal-hal tersebut bisa mencemari
dan membahayakan lingkungan di sekitarnya, seperti tumbuh – tumbuhan, hewan, dan
manusia yang berada di sekitar. Salah satu faktor pencemaran tersebut disebabkan oleh
limbah cair yang berasal dari industri, domestik, pertanian, dan lain sebagainya.
(Hardjono, 2020)
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-
hari terutama untuk minum, masak, mandi dan mencuci. dalam upaya penyediaan air
bersih dan sehat bagi masyarakat, saat ini perlu membuat alat pengolahan air minum
sederhana yang murah dan dapat dibuat oleh masyarakat dengan bahan yang ada
dipasaran. Kebutuhan akan teknologi untuk pengontrolan sirkulasi air berperan penting
dalam pengolahan air bersih dimana pada prosesnya diharapakan dapat bekerja secara
otomatis, peran penting otomatis ini sangat berguna selain memudahkan untuk
pengolahan air bersih dan tentunya dapat juga menghasilkan air bersih yang lebih efektif,
(Hendi Matalata, 2018)
Saat ini, dalam pengolahan air dan limbah cair banyak pengolahan yang dilakukan.
Salah satunya dengan netralisasi dan disinfeksi. proses kerja yang dapat di lakukan pada
tahap netralisasi dan disinfeksi antara lain mengatur proses pengadukan air dengan
menambahkan bahan kimia untuk menstabilkan pH air sekaligus membunuh
mikroorganisme yang terkandung dalam air, proses pengendapan dan bukak tutup valpe
atau keran otomatis di atur berdasarkan waktu yang diatur agar sirkulasi air berjalan
maksimal. dari hasil tersebut di dapatkan kualitas air sesuai dengan ambang baku mutu air
bersih yang di harapkan, (Rahmania, 2021)
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah ini adalah
“Bagaimana penerapan Netralisasi dan Disinfeksi pada Pengolahan air dan limbah Cair?”

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara Netralisasi dan
Disinfeksi pada pengolahan air dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar
pengolahan air dapat dilaksanakan secara efisien dan tepat.
BAB II

PEMBAHASA

2.1 Pengertian Netralisasi dan Disinfeksi

Netralisasi dalam pengolahan air merupakan proses penambahan bahan kimia untuk
menaikkan atau menurunkan pH air, tujuannya agar diperoleh air minum atau air bersih
dengan pH yang memenuhi persyaratan baku mutu dan optimal (pH berkisar antara 6,5 –
8,5). Adapun Disinfeksi merupakan proses pengolahan air dengan tujuan untuk
membunuh Mikroorganisme (bakteri) dalam air yang menyebabkan penyakit.

Pada proses netralisasi, Jenis bahan kimia yang ditambahkan tergantung pada jenis
dan jumlah air dan air limbah serta kondisi lingkungan setempat. Netralisasi air yang
bersifat asam dapat menambahkan Ca(OH)2 atau NaOH, sedangkan bersifat basa dapat
menambahkan H2SO4, HCl, HNO3, H3PO4, atau CO2 yang bersumber dari flue gas.

Pada proses disinfeksi, faktor yang mempengaruhi disinfeksi dalam air antara lain
waktu kontak, konsentrasi dan jenis disinfektan, temperature air, jumlah mikroorganisme
yang terkandung dalam air, jenis mikroorganisme, dan kondisi air. Tujuan mekanis dari
proses disinfeksi sendiri adalah menghambat atau meruskan aktivitas mikroorganisme
dalam air agar air yang diolah layak digunakan kembali.

2.2 Penerapan Netralisasi dan Disinfeksi dalam pengolahan Air

Netralisasi sebenarnya merupakan bagian dari disinfeksi sendiri, karena penambahan


bahan kimia untuk menetralkan pH juga diatur dalam proses disinfeksi. Netralisasi dapat
dilakukan dengan dua system, yaitu: batch atau continue, tergantung pada aliran air
limbah. Netralisasi sistem batch biasanya digunakan jika aliran sedikit dan kualitas air
buangan cukup tinggi. Netralisasi sistem continue digunakan jika laju aliran besar
sehingga perlu dilengkapi dengan alat kontrol otomatis untuk penambahan zat kimia.

Adapun Penerapan yang dilakukan dalam proses disinfeksi dalam pengolahan air
terdiri dari 2 cara yaitu dengan cara fisik dan kimia. Dimana cara fisik ini antara lain :
pemanasan (pendidihan air dengan suhu tertentu sekitar 5-20 menit), Penyinaran dengan
sinar UV atau sinar Gamma, dan dengan cara mekanis (yaitu dengan cara sedimentasi,
dan filtrasi). Selain itu, disinfeksi dapat dilakukan dengan cara kimia antara lain :
penambahan oksidator ( 𝐶𝑙2, 𝑂2) dan penambahan asam/basa (HCl, NaOH).
Pada umumnya, disinfeksi bertujuan untuk menghilangkan pathogen dalam air yang
sering dijumpai antara lain Salmonella, Escheria Coli, Yersinia, Camplyobacteria, dan
Vibro. Persyaratan air minum telah ditetapkan bahwa kandungan bakteri Koliform
maupun E.Coli sekitar 0/100 ml. metode disinfeksi yang sejak bertahun-tahun telah
diterapkan pada pengolahan air menggunakan kaporit atau klorinasi. Meskipun klorinasi
sangat efektif untuk disinfeksi air minum karena sangat sederhana dan biaya murah,
klorinasi dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan kesehatan secara tidak
langsung. Hal itu dikarenakan senyawa-senyawa yang terbentuk jika klorin bereaksi
dengan bahan-bahan organic secara alami terdapat didalm air atau senyawa hasil
dekomposisi vegetasi atau hewan. Saat ini perlu dibutuhkan terobosan baru untuk proses
disinfeksi agar efek samping yang ditimbulkan semakin sedikit.
BAB III

KESIMPULAN

1. Saat ini, pengolahan air telah banyak dilakukan salah satunya adalah proses
disinfeksi dan netralisasi. Proses itu bertujuan untuk menginduksi kualitas air
agar dapat digunakan kembali agar terbebas dari pengaruh mikroorganisme
organik lainnya.
2. Netralisasi dalam pengolahan air merupakan proses penambahan bahan kimia
untuk menaikkan atau menurunkan pH air, tujuannya agar diperoleh air
minum atau air bersih dengan pH yang memenuhi persyaratan baku mutu.
Adapun Disinfeksi merupakan proses pengolahan air dengan tujuan untuk
membunuh Mikroorganisme (bakteri) dalam air yang menyebabkan penyakit.
3. Netralisasi sebenarnya merupakan bagian dari disinfeksi sendiri, karena
penambahan bahan kimia untuk menetralkan pH juga diatur dalam proses
disinfeksi. Adapun Penerapan yang dilakukan dalam proses disinfeksi dalam
pengolahan air terdiri dari 2 cara yaitu dengan cara fisik dan kimia. cara fisik
ini antara lain : pemanasan, Penyinaran dengan sinar UV atau sinar Gamma,
dan dengan cara mekanis. Selain itu, disinfeksi dapat dilakukan dengan cara
kimia antara lain : penambahan oksidator ( 𝐶𝑙2, 𝑂2) dan penambahan
asam/basa (HCl, NaOH).
DAFTAR PUSTAKA

Agung Satrialam, 2018. “PERANCANGAN ALAT PENGOLAHAN AIR MINUM


OTOMATIS PADA PROSES NETRALISASI Ph DAN AERASI.” Jambi.

Hardjono, 2017. “Pengontrolan pH Menggunakan Algoritma Logika Fuzzy pada Pengolahan


Limbah Cairan Kimia.” Jakarta.

Rahmania, 2021. “Proses Teknologi Pengolahan Air dengan Metode Disinfeksi.” Banten.

Anda mungkin juga menyukai