Pembatalan Perjanjian Perikatan Jual Beli Hak Atas Tanah Secara Sepihak
Pembatalan Perjanjian Perikatan Jual Beli Hak Atas Tanah Secara Sepihak
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis pembatalan perjanjian pengikatan jual beli hak
atas tanah secara sepihak. Khususnya yang terkait dengan keabsahan perjanjian jual beli hak
atas tanah dengan menggunakan akta pengikatan jual beli dan pembatalannya. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan: (1). Perjanjian pengikatan jual beli merupakan perjanjian yang
lahir dari adanya sifat terbuka yang ada pada Buku III Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUHPer). Perjanjian pengikatan jual beli ini timbul karena adanya hal-hal (persyaratan) yang
belum terpenuhi atau adanya hal-hal (persyaratan) disepakati para pihak harus dipenuhi,
misalnya terkait dengan pembayaran harga yang belum lunas. (2). perubahan atas harga yang
telah disepakti oleh para pihak sebelumnya hanya dapat dilakukan jika ada kesepakatan dari
kedua belah pihak dalam hal ini Pihak Penjual dan Pihak Pembeli. Artinya penyesuaian
terhadap harga dalam jual beli hak atas tanah tidak dapat dijadikan alasan oleh pihak penjual
untuk membatalkan perjanjian secara sepihak.
Kata Kunci: Pembatalan, Perikatan jual beli, Sepihak
ABSTRACT
This research aims to analyze the annulment of agreements binding sale and purchase
rights over land unilaterally. Particularly related to the validity of the agreement and selling
land rights by using a binding sale and purchase deed and its cancellation. Based on the
results showed: (1) the treaty binding sale and purchase agreements is born of nature opens
in Book III of the book of law civil law (KUHPer). Binding agreement and selling these arise
due to things (requirement) that have not been fulfilled or things (requirements) was agreed
upon by the parties must be met, for example, are related to the payment of the price has not
been paid. (2) changes to the price that has been disepakti by the parties previously could
only be done if there is agreement from both parties in this case the seller and the buyer. This
means that adjustment against price in selling land rights cannot be used as an excuse by the
seller to cancel the agreement unilaterally.
Pokok Muatan
PEMBATALAN PERJANJIAN PERIKATAN JUAL BELI
HAK ATAS TANAH SECARA SEPIHAK .......................................................................... 319
A. PENDAHULUAN........................................................................................................... 320
B. PEMBAHASAN ............................................................................................................. 322
1. Syarat-syarat sahnya Perbuatan Hukum Jual Beli Hak Atas Tanah Akta................ 322
kan kata “atau saling mengikatkan dirinya” Penyusunan Kontrak, (Jakarta : Sinar Grafika,2010), hlm
4
322 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]
Sistem pengaturan kontrak adalah ini berarti kebebasan para pihak dalam
sistem terbuka dalam arti bahwa setiap membuat kontrak perlu memper-
orang bebas untuk mengadakan perjanjian hatikan hal-hal berikut:8
baik yang sudah di atur maupun yang a. Memenuhi syarat-syarat sahnya
belum di atur di dalam undang-undang. kontrak;
Hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan b. Untuk mencapai tujuan para pihak,
yang tercantum dalam Pasal 1338 ayat (1) kontrak harus mempunyai causa;
KUHPerdata yang dirumuskan “Semua c. Tidak mengandung causa palsu
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku atau dilarang undang-undang;
sebagai undang-undang bagi mereka yang d. Tidak bertentangan dengan undang-
membuatnya. undang, kesusilaan, ketertiban
Menurut Nindyo Pramonodalam umum, kebiasaan, kepatutan.
Agus Yudha Hernoko, mengemukakan e. Harus dilaksanakan dengan itikad
bahwa di dalam hukum kontrak dikenal 4 baik.
(empat) asas penting yaitu asas kebebasan 2. Asas konsensualisme
berkontrak, asas konsensualisme, asas Pasal 1320 KUHPerdata me-
pacta sunt servanda, asas itikad baik.6 nyebutkan terdapat 4 (empat) syarat
1. Asas kebebasan berkontrak. untuk sahnya perjanjian, yaitu adanya
kesepakatan para pihak, kecakapan para
Asas kebebasan berkontrak adalah
pihak yang membuat perjanjian, adanya
asas yang memberikan kebebasan ke-
obyek atau suatu hal tertentu, dan
pada para pihak untuk:7
terdapat causa yang halal.Asas konsen-
(i) Membuat atau tidak membuat sualisme merupakan asas yang me-
perjanjian nyatakan bahwa perjanjian terjadi
(ii) Memilih pihak dengan siapa ia dengan adanya kesepakatan kedua belah
ingin membuat perjanjian. pihak. Asas ini dapat disimpulkan dari
(iii) Menentukan atau memilih causa Pasal 1320 angka 1 KUHPerdata yang
dari perjanjian yang akan dibuat- menentukan bahwa salah satu syarat
nya, syahnya perjanjian adalah adanya kese-
(iv) Menentukan objek perjanjian pakatan kedua belah pihak.
(v) Menentukan bentuk suatu per-
Asas konsensualisme menentukan
janjian
“adanya” perjanjian.Bahwa perjanjian
(vi) Menerima atau menyimpangi ke-
telah lahir dengan adanya kata sepakat
tentuan undang-undang yang
yang berupa persesuaian kehendak.
bersifat opsional (aanvullend,
Asas konsensualisme mengandung arti
optional).
“kemauan” (will) para pihak untuk
Asas tersebut dapat disimpulkan saling berprestasi, ada kemauan untuk
dari Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata saling mengikat diri. Kemauan ini
yang penerapannya perlu dikaitkan membangkitkan kepercayaan bahwa
dengan asas-asas hukum kontrak lain- perjanjian itu dipenuhi. Asas
nya seperti asas-asas yang terdapat kepercayaan ini merupakan nilai etis
dalam Pasal 1320, 1335,1337,1338 yang bersumber pada moral bahwa
ayat (3), dan 1339 KUHPerdata. Hal manusia terhormat akan memelihara
mana tercermin dalam pasal 1315 jo Menurut Van Dunne, daya ber-
pasal 1340 KUHPerdata, sedangkan laku itikad baik meliputi seluruh proses
yang termaktub dalam pasal 1317 dan kontrak. Dengan demikian, itikad baik
1318 KUHPerdata merupakan suatu meliputi tiga tahap kontrak yaitu tahap
pengecualian.12 pra-kontrak; tahap kontrak, dan tahap
post-kontrak.14Pasal 1338 ayat (3)
4. Asas itikad baik
KUHPerdata tersebut pada umumnya
Asas itikad baik adalah asas selalu dihubungkan dengan Pasal 1339
bahwa para pihak yaitu pihak kreditur KUHPerdata yang menyebutkan bahwa
dan debitur harus melaksanakan “persetujuan tidak hanya mengikat apa
substansi kontrak berdasarkan keper- yang dengan tegas ditentukan di
cayaan atau kemauan baik dari para dalamnya, melainkan juga segala se-
pihak.Asas ini disimpulkan dari Pasal suatu yang menurut sifatnya per-
1338 ayat (3) KUHPerdata yang setujuan dituntut berdasarkan kepatutan,
dirumuskan “Perjanjian harus dilak- kebiasaan, atau undang-undang.”
sanakan dengan itikad baik”.
Dengan demikian untuk sahnya
Menurut Subekti, ketentuan ter- perbuatan hukum dalam transaksi jual
sebut mengandung pengertian bahwa beli hak atas tanah selain harus tunduk
hakim diberikan kekuasaan untuk pada sahnya perjanjian berdasarkan
mengawasi pelaksanaan suatu perjan- pasal 1320 KUH Perdata, juga harus
jian jangan sampai pelaksanaan itu tunduk pada UUPA dan Peraturan
melanggar kepatutan atau keadilan. Ini Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
berarti, hakim itu berkuasa untuk tentang Pendaftaran Tanah.
menyimpang dari isi perjanjian menurut
hurufnya, apabila pelaksanaan menurut b. Pejabat Pembuat Akta Tanah
huruf itu akanbertentangan dengan (PPAT) Sebagai Pejabat Umum
itikad baik. Yang Berwenang Dalam Membuat
Akta Jual Beli
Lebih lanjut Subekti mengemuka-
Menurut ketentuan Pasal 1 angka 24,
kan bahwa kalau ayat (1) Pasal 1338
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997,
KUHPerdata dapat dipandang sebagai
disebutkan Pejabat Pembuat Akta Tanah
suatu syarat atau tuntutan kepastian
(PPAT), adalah sebagai pejabat umum
hukum (janji itu mengikat) maka ayat
yang diberi kewenangan untuk membuat
(3) Pasal 1338 KUHPerdata harus
akta-akta tanah tertentu sebagai yang diatur
dipandang sebagai tuntutan keadilan.
dalam peraturan perundang-undangan yang
Memang hukum itu selalu mengejar dua
bersangkutan, yaitu akta pemindahan dan
tujuan yaitu menjamin kepastian (keter-
pembebanan hak atas tanah dan Hak Milik
tiban) dan memenuhi tuntutan keadilan.
Atas Satuan Rumah Susun, dan akta
Kepastian hukum menghendaki supaya
pemberian kuasa untuk membebankan Hak
apa yang dijanjikan harus dipenuhi
Tanggungan.15
(ditepati), namun dalam menuntut
dipenuhinya janji itu, janganlah orang Pejabat umum, adalah orang yang
meninggalkan norma-norma keadilan diangkat oleh instansi yang berwenang,
atau kepatutan.13
14Agus Yudha Hernoko, Op.Cit., hlm 118
12M.Isnaeni, 15
Hipotek Pesawat Udara Di Purwahid Patrik, Asas-asas Itikad Baik dan
Indonesia, (Surabaya : Dharma Muda, 1996), hlm 32 Kepatutan Dalam Perjanjian, (Semarang : Badan
13Subekti,Op.Cit., hlm 41-43 Penerbit UNDIP, 1986), hal. 3.
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 325
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
dengan tugas melayani masyarakat umum Kegiatan PPAT membantu Kepala
di bidang atau kegiatan tertentu. Kantor Pertahanan dalam melaksanakan
tugas di bidang pendaftaran tanah, khusus-
Pejabat Umum dalam bahasa
nya dalam kegiatan pemeliharaan data
Belanda, adalah “Openbaar Ambtenaar”
pendaftaran, diatur dalam Pasal 3740
Openbaar artinya bertalian dengan peme-
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
rintahan, urusan yang terbuka untuk
tentang, pemindahan hak, Pasal 44 Kitab
umum, kepentingan umum, Openbaar
Undang-Undang Hukum Perdata tentang
Ambtenar berarti pejabat yang bertugas
pembebanan hak, Pasal 51 Kitab Undang-
membuat akta umum (openbare akten),
Undang Hukum Perdata tentang pem-
seperti notaris dan jurusita.16
bagian hak bersama, Pasal 62 Kitab
Dalam jabatannya itu tersimpul suatu Undang-Undang Hukum Perdata tentang
sifat atau ciri khas, yang membedakannya (sanksi administratif jika dalam melak-
dari jabatan lainya dalam masyarakat, sanakan tugasnya mengabaikan ketentuan-
sekalipun untuk menjalankan jabatan- ketentuan yang berlaku).
jabatan lainnya itu kadang-kadang diper-
Sebagai Pejabat Pembuat Akta
lukan juga pengangkatan atau izin dari
Tanah (PPAT), yang juga Notaris mau-
pemerintah, misalnya pengangkatan ad-
pun camat selaku PPAT dan Pejabat PPAT
vokat, dokter, akuntan dan lain-lainnya,
lainnya, sekalipun adalah pejabat umum
maka sifat dan pengangkatan itu
untuk melayani pembuatan akta jual beli
sesungguhnya pemberian izin, pemberian
tanah hak milik (misalnya), mereka itu
wewenang itu merupakan lisensi untuk
tidak dibenarkan membuat akta dalam
menjalankan suatu jabatan.
bentuk lain, selain yang telah ditentukan
Untuk mempermudah rakyat di dalam peraturan perundang-undangan.
daerah terpencil yang tidak ada PPAT Notaris PPAT dan Camat PPAT dibatasi
dalam melakukan perbuatan hukum kewenangan dan atau fungsinya untuk
mengenai tanah, dapat ditunjuk PPAT berada di dalam batas-batas sesuai UUPA
sementara. Yang di tunjuk sebagai PPAT dan PP No.24 tahun 1997.
sementara itu, adalah pejabat pemerintah
Dalam pada itu, para Notaris PPAT
yang menguasai keadaan daerah yang
dan Camat PPAT dilarang untuk melayani
bersangkutan: yaitu Kepala Desa.17
adanya kuasa-kuasa mutlak yang pada
Menurut Penjelasan Umum dikemu- hakekatnya merupakan pemindahan hak
kakan bahwa akta PPAT merupakan salah atas tanah. Sebenarnya Instruksi MDN
satu sumber utama dalam rangka No.14 Tahun 1982 yang berisikan larangan
pemeliharaan data pendaftaran tanah, maka itu ditujukan kepada para Camat dan
pokok-pokok tugas PPAT serta cara Kepala Desa atau pejabat yang setingkat
melaksanakannya diatur dalam Peraturan dengan itu (Lurah) untuk tidak membuat/
Pemerintah No. 24 tahun 1997. Adapun menguatkan pembuatan Surat Kuasa
ketentuan umum mengenai jabatan PPAT Mutlak yang pada hakekatnya merupakan
diatur dalam PP No.37 tahun 1998 tentang pemindahan hak atas tanah yang
Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta terselubung, tetapi pada akhirnya pihak-
Tanah (PPAT) (LNRI 1998-52; TLN pihak tertentu muncul atau mendatangi
3746). para Notaris/Camat PPAT.
Pejabat Umum (Camat/Notaris/
16 John Salehindo, Masalah Tanah Dalam pejabat lain selaku PPAT) mestinya hanya
Pembangunan, (Jakarta, Sinar Grafika: 1987) hal.53
17 Budi Harsono, Op-cit, hal. 469
melayani pembuatan sesuai bentuk, syarat
dan cara yang ditetapkan ditempat Undang-undang bagi mereka yang mem-
kedudukannya di mana ia berwenang buatnya, sepanjang memenuhi ketentuan
membuat akta otentik itu. Oleh karena itu Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
ditetapkan pula bahwa di depan kantor Perdata.
tempat di mana ia menjalankan tugas itu, Sedangkan menurut ketentuan Pasal
di tempatkan/di pasang “Papan Pengenal 1870 KUH Perdata, yaitu tentang kekuatan
PPAT”, agar umum mengetahui dan di dan akta otentik sebagai alat pembuktian
situlah ia menyelenggarakan tugasnya adalah suatu akta otentik memberikan di
secara resmi dan sah. Di sini diartikan antara pihak beserta ahli warisnya atau
pula bahwa PPAT tidak berwenang orang-orang yang mendapat hak dan
membuat akta PPAT untuk transaksi tanah pada mereka, suatu bukti yang sempurna
yang berada diluar wilayah hukum/ tentang apa yang dimuat di dalamnya.
kerjanya di dalam mana ia ditetapkan Akta otentik mempunyai kekuatan pem-
sebagai PPAT. buktian yang mutlak.
c. Fungsi Akta Jual Beli Tanah Apabila timbul sengketa antara
Sebelum menguraikan lebih lanjut pihak, maka yang termuat dalam akta
tentang fungsi akta jual beli tanah, maka otentik merupakan bukti yang sempurna
kiranya terlebih dahulu diketahui tentang sehingga tidak perlu lagi dibuktikan
pemahaman/ pengertian akta terlebih da- dengan alat-alat pembuktian lainnya. Di
hulu, sehingga mempermudah mengerti mana dalam praktek hukum memudahkan
fungsi akta jual beli tanah. pembuktian dan memberikan kepastian
hukum yang lebih kuat. Berbeda dengan
Menurut Pasal 1874 Kitab
akta di bawah tangan yang masih dapat
Undang-Undang Hukum Perdata, Akta,
disangkal dan baru mempunyai kekuatan
ialah suatu salinan yanq memang dengan
pembuktian yang sempurna apabila diakui
sengaja dibuat untuk dijadikan bukti
oleh kedua belah pihak, atau dikuatkan lagi
tentang suatu peristiwa dan ditandatangani.
dengan akta-akta pembuktian lainnya. Oleh
Dengan demikian, unsur-unsur penting
karenanya, dikatakan bahwa akta di bawah
untuk suatu akta, ialah kesengajaan untuk
tangan, merupakan permulaan bukti ter-
menciptakan suatu bukti tertulis dan
tulis.
penandatanganan tertulis.
Fungsi Akta PPAT yang dibuat
Akta dalam arti luas, adalah
adalah sebagai bukti; bahwa benar telah
perbuatan hukum (rechtshandeling). Akta
dilakukan perbuatan hukum yang ber-
dapat dibedakan antara akta otentik dan
sangkutan dan karena perbuatan itu
akta di bawah tangan. Akta otentik adalah
sifatnya tunai sekaligus membuktikan ber-
akta yang dibuat oleh dan di hadapan
pindahnya hak atas tanah yang ber-
pejabat umum yang berwenang. Sedangkan
sangkutan kepada penerima hak. Pemin-
akta di bawah tangan adalah akta yang
dahan haknya hanya dapat didaftarkan jika
dibuat antara pihak satu dengan pihak yang
dibuktikan dengan Akta PPAT. Demikian
lain yang dilegalisasi oleh pejabat yang
ditentukan dalam Pasal 37 ayat (1) PP
berwenang untuk itu, atau akta di bawah
No.24 tahun 1997, jelaslah kiranya bahwa
tangan adalah sah menurut ketentuan Pasal
adanya Akta PPAT tersebut merupakan
1338 Kitab Undang-Undang Hukum
syarat bagi pendaftaran pemindahan
Perdata, di mana menerangkan, bahwa
haknya.
suatu perjanjian yang dibuat secara di
bawah tangan, sah, dan berlaku sebagai
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 327
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
Dalam arti bahwa tanpa adanya Akta Desa adalah sah menurut hukum, bila-
PPAT Kepala Kantor Pertanahan dilarang mana dipenuhi syarat-syarat materiil-
untuk mendaftarnya. Pasal tersebut tidak nya yang disebutkan di atas. Jual beli
menentukan, bahwa dilakukannya perbua- yang dilakukan di hadapan Kepala
tan hukum pemindahan hak di hadapan Desa memenuhi syarat terang, artinya
PPAT, yang membuat akta pemindahan tidak dilakukan secara sembunyi-sem-
haknya sebagai alat buktinya, merupakan bunyi. Tetapi Kepala Kantor Per-
syarat bagi terjadinya dan sahnya tahanan akan menolak untuk mendaf-
perbuatan hukum pemindahan hak yang tarnya.19
dilakukan.
Sahnya perbuatan hukum yang di- d. Fungsi Alat Bukti Dalam Perjanjian
lakukan ditentukan oleh terpenuhinya Jual Beli
syarat- syarat materiil yang bersangkutan, Pembuktian dalam Hukum Perdata
yaitu Pasal 1320 KUH Perdata.18 diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata Pasal 1866, yaitu alat-alat
Akta jual beli tanah akta otentik
bukti terdiri atas:
yang dibuat oleb Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT), di mana memiliki fungsi 1) Bukti tulisan
antara lain: Berdasarkan ketentuan Pasal 1867
1. Akta PPAT membuktikan secara KUH Perdata, yang berbunyi sebagai
otentik telah terjadinya jual beli se- berikut: ”pembuktian dengan tulisan dila-
bidang tanah tertentu, pada hari kukan dengan tulisan-tulisan dibawah
tertentu, oleh pihak-pihak tertentu yang tangan”, Surat dibawah tangan yang
disebut di dalamnya. bukan akta hanya disebut dalam Pasal
2. Adanya bukti berupa suatu akta 1874 Kitab Undang-Undang Perdata.
PPAT merupakan syarat bagi pen- Dalam Pasal 1881 dan Pasal 1883 Kitab
daftaran Jual Belinya oleh Kepala Undang-Undang Hukum Perdata, diatur
Kantor Pertanahan. secara khusus beberapa surat-surat
3. Dilakukannya jual beli di hadapan dibawah tangan yang bukan akta, yaitu
PPAT, dengan akta PPAT sebagai buku daftar (register), surat-surat urusan
buktinya bukan merupakan sahnya jual rumah tangga dan catatan-catatan yang
beli yang dilakukan. dibutuhkan oleh seorang kreditur pada
4. Sahnya jual beli ditentukan oleh ter- suatu alas hak yang selamanya dipegang-
penuhinya syarat-syarat materiil bagi nya. Catatan-catatan mengenai tanah
jual beli: dalam buku register tidak mempunyai
a) Syarat-syarat umum bagi sahnya kekuatan bukti yang mutlak bahwa nama
suatu perbuatan hukum (Pasal 1320 yang tercantum di dalamnya adalah
KUH Perdata); pemilik.
b) Pembeli memenuhi syarat bagi Selanjutnya menurut ketentuan Pasal
pemegang hak atas tanahnya; 1895 Kitab Undang-Undang Hukum
c) Tidak dilanggar ketentuan Land- Perdata, yang berbunyi sebagai berikut:
reform. ”pembuktian dengan saksi-saksi diper-
d) Dilakukan secara tunai, terang, dan kenankan dalam segala hak dimana itu
nyata. (Kpts MA 123/K/1970) tidak dikecualikan oleh Undang-Undang”.
5. Jual beli dilakukan di hadapan Kepala
19 Peraturan Pemerintah Tentang Pendaftaran
18 Boedi Harsono, Op.Cit., hal. 500—501 Tanah, PP No. 24 Tahun 1997, No. 59, (a).
328 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]
Dalam segala hal dimana oleh undang- menutup kemungkinan untuk mem-
undang diperintahkan suatu pembuktian buktikan alat-alat bukti yang lainnya,
dengan tulisan, maka diperlukan saksi- apalagi dengan jaman teknologi yang
saksi dalam tulisan tersebut, yaitu saksi- makin canggih ini.
saksi yang membenarkan atas benarnya
5) Bukti Dengan Akta
dalam tulisan tersebut.
Yang dimaksud dengan bukti de-
2) Bukti Persangkaan-Persangkaan ngan akta adalah di kategorikan dua
Menurut ketentuan Pasal 1915 Kitab macam yaitu sebagai berikut:
Undang-Undang Hukum Perdata, yang a. Akta otentik, berdasarkan Pasal
berbunyi sebagai berikut: ”Persangkaan- 1868 Kitab Undang-Undang Hukum
persangkaan ialah kesimpulan-kesimpulan Perdata, akta otentik ini dibuat dalam
yang oleh Undang-Undang atau oleh bentuk sesuai dengan ditentukan oleh
hakim ditariknya dari suatu Peristiwa yang Undang-Undang. Harus dibuat oleh
terkenal kearah suatu peristiwa yang tidak atau di hadapan Pejabat Umum yang
dikenal.” berwenang, mempunyai kekuatan
Ada dua macam persangkaan yaitu: pembuktian yang sempurna, terutama,
persangkaan menurut Undang-Undang, dan mengenai waktu, tanggal pembuatan,
persangkaan yang tidak berdasarkan isi perjanjian, penandatangan, tempat
Undang-Undang. pembuatan, dan dasar hukumnya;
3) Bukti Pengakuan b. Akta di bawah tangan, berdasarkan
Pasal 1869b Kitab Undang-Undang
Menurut ketentuan Pasal 1923 Kitab Hukum Perdata, menurut ketentuan
Undang-Undang Hukum Perdata, yang dalam Pasal ini, adalah tidak terikat
diamksud dengan pengakuan adalah se- dalam bentuk formal, melainkan
bagai berikut: bebas, dan dapat dibuat bebas oleh
”Pengakuan yang dikemukan ter- setiap subyek hukum yang berkepen-
hadap suatu pihak, ada yang dilakukan tingan.
dimuka hakim, dan ada yang dilakukan di Apabila diakui oleh penandatangan/
luar sidang Pengadilan” tidak disangkal, akta tersebut mempunyai
4) Bukti Sumpah kekuatan pembuktian yang sempurna
sama halnya seperti akta otentik, tetapi
Menurut ketentuan Pasal 1929 Kitab
bila kebenarannya di sangkal, pihak yang
Undang-Undang Hukum Perdata, ada dua
mengajukan sebagia bukti yang harus
macam sumpah:
membuktikan kebenarannya (melalui
1. Sumpah yang oleh pihak yang satu bukti/saksi-saksi).
diperintahkan kepada pihak yang
Seperti pada perkara perdata, yaitu
lainnya untuk menggantungkan pemu-
tentang adanya putusan-putusan penga-
tusan perkara padanya: sumpah ini
dilan mengenai itikad baik dalam kontrak.
dinamakan sumpah pemutus.
Ketika mengadili suatu perkara, hakim
2. Sumpah Hakim, yaitu sumpah yang pertama-tama harus mengoreksi benar
dilakukan karena jabatannya, yang tidaknya peristiwanya, hakim harus
diperintahkan kepada salah satu pihak. mengkualifikasi peristiwanya.
Disamping alat-alat bukti yang di-
sbeutkan dalam Kitab Undang- Perkara-perkara yang diputus di
Undang Hukum Perdata, tersebut tidak Pengadilan tidak seluruhnya berdasarkan
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 329
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
pada Kitab Undang-Undang Hukum diberhentikan oleh pemerintah dan di
Perdata, akan tetapi dapat pula dari berikan wewenang dan kewajiban untuk
perkara pidana, misalnya seperti perkara melayani publik dalam hal-hal tertentu
over kredit secara terselubung dengan karena itu ia ikut serta melaksanakan
perjanjian jika nanti, setelah dibayarkan kewajiban (gezag) dari pemerintah.
lunas sertifikat mau diambil oleh pihak Dalam jabatannya itu tersimpul suatu
penjual akan tetapi pada kenyataannya saat sifat atau ciri khas, yang membedakannya
sertifikat mau di ambil di Bank penjual dari jabatan lainya dalam masyarakat,
menghilang tidak tentu rimbanya. sekalipun untuk menjalankan jabatan-
Peristiwa seperti ini juga bisa jabatan lainnya itu kadang-kadang diperlu-
diperkarakan dalam kasus tindak pidana kan juga pengangkatan atau izin dari
yaitu penipuan, tetapi putusannya adalah pemerintah, misalnya pengangkatan ad-
perdata, jadi perkara perdata yang vokat, dokter, akuntan dan lain-lainnya.
mengandung unsaur pidana. Dan ini semua Maka sifat dan pengangkatan itu sesung-
ada di tangan keputusan hakim, maka guhnya pemberian izin, pemberian wewe-
hakim dalam hal ini atau perkara-perkara nang itu merupakan lisensi untuk
yang lain harus dapat menemukan hukum menjalankan suatu jabatan.20
untuk tiap-tiap masalah atau perkara yang Untuk mempermudah rakyat di
di tangannya. daerah terpencil, yang tidak ada Pejabat
Pada saat ini masyarakat umumnya , Pembuat Akta Tanah (PPAT), dalam
banyak yang terbelenggu dengan per- melakukan perbuatan hukum mengenai
masalahan surat tanah yang seharusnya tanah, dapat di tunjuk Pejabat Pembuat
dapat dibuktikan sebagai pembuktian Akta Tanah (PPAT) sementara. Yang di
miliknya padahal bukti fisik sudah dikuasai tunjuk sebagai Pejabat Pembuat Akta
sekian tahun bahkan sampai berpuluh- Tanah (PPAT) sementara itu, adalah
puluh tahun, sehingga untuk mendapatkan pejabat pemerintah yang menguasai
suatu kepastian hukum tentang status tanah keadaan daerah yang bersangkutan: yaitu
yang dimilik oleh masyarakat tidak Kepala Desa.21
terdapat adanya suatu kepastian hukum, Fungsi akta jual beli yang dibuat
oleh karena kurang pengetahuan masya- oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
rakat tentang hukum pertanahan, atau adalah sebagai bukti; bahwa benar telah
peraturan mengenai pertanahan. dilakukan perbuatan hukum, yang ber-
e. Fungsi Akta Jual beli Yang Dibuat sangkutan dan karena perbuatan itu, sifat-
Oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah nya tunai sekaligus membuktikan ber-
(PPAT) pindahnya hak atas tanah yang bersang-
kutan kepada penerima hak. Pemindahan
Berdasarkan ketentuan dari Peraturan
haknya hanya dapat didaftarkan jika
Pemerintah No. 24 tahun 1997, dalam
dibuktikan dengan Akta Pejabat Pembuat
Pasal 1 angka 24, disebutkan, bahwa
Akta Tanah (PPAT). Demikian ditentukan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT),
dalam Pasal 37 ayat (1) PP No.24 tahun
sebagai pejabat umum yang diberi
1997, jelaslah kiranya bahwa adanya Akta
kewenangan untuk membuat akta-akta
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT),
tanah tertentu.
Menurut, R. Soegondo Notodisoerjo 20 R.Soegondo Notodisoerjo, Tata Cara
menjelaskan, bahwa seorang menjadi Pengangkatan Pejabat Umum, (Jakarta : Intan
“Pejabat Umum”, apabila di angkat dan Pariwara, 1989), hal. 25.
21 Budi Harsono, Op-cit, hal. 469
tersebut merupakan syarat bagi pendaftaran di hadapan PPAT. Dengan demikian, tidak
pemindahan haknya. bertentangan dengan Pasal 37 PP. No. 24
Tahun 1997 yang menentukan bahwa
Dalam arti bahwa tanpa adanya Akta
pengalihan hak atas tanah harus dibuktikan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT),
dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang
kepala kantor pertanahan dilarang, untuk
berwenang. Sedangkan ketentuan Pasal 38
mendaftarnya. Pasal tersebut tidak menen-
PP. No. 24 Tahun 1997 mengenai para
tukan, bahwa dilakukannya perbuatan
pihak yang harus hadir dalarn pembuatan
hukum pemindahan hak di hadapan Pejabat
Akta Jual Beli. Dalam Pasal 37 berbunyi
Pembuat Akta Tanah (PPAT), yang mem-
sebagai berikut:
buat akta pemindahan haknya sebagai alat
buktinya, merupakan syarat bagi terjadinya 1) Peralihan hak atas tanah dan hak
dan sahnya perbuatan hukum pemindahan milik atas satuan rumah susun
hak yang dilakukan. Sahnya perbuatan melaui jual beli, tukar menukar,
hukum yang dilakukan ditentukan oleh hibah, pemasukan dalam perusahaan,
terpenuhinya syarat-syarat materiil yang dan perbuatan hukum pemindahan
bersangkutan, yaitu Pasal 1320 Kitab hak lainnya, kecuali pemindahan hak
Undang-Undang Hukum Perdata. melalui lelang hanya dapat didaftar-
kan jika dibuktikan dengan akta yang
Di samping itu, akta jual beli tanah
dibuat oleh PPAT yang berwenang
yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta
menurut ketentuan peraturan per-
Tanah (PPAT), memiliki fungsi, yaitu:
undang-undangan yang berlaku.
1. Untuk membuktikan, secara otentik 2) Dalam keadaan tertentu sebagaimana
telah terjadinya, jual beli sebidang yang ditentukan oleh Menteri Kepala
tanah tertentu, pada hari tertentu, oleh Kantor Pertanahan dapat mendaftar
pihak-pihak tertentu yang disebut di pemindahan hak atas bidang tanah
dalamnya. hak milik, yang dilakukan diantara
2. Merupakan syarat bagi pendaftaran perorangan Warga Negara Indonesia
Jual Belinya ke Kantor Pertanahan yang dibuktikan dengan akta yang
setempat. Dilakukannya jual beli, tidak dibuat oleh PPAT, tetapi yang
dihadapan Pejabat Pembuat Akta menurut kepala Kartor Pertanahan
Tanah (PPAT), sebagai bukti, bukan tersebut kadar kebenarannya dianggap
merupakan sahnya jual beli yang cukup untuk mendaftar pemindahan
dilakukan. hak yang bersangkutan.
Berkaitan dengan syarat formal Dalam pasal 38 berbunyi sebagai
maupun materielnya sebagaimana telah berikut:
diuraikan di atas bahwa untuk terjadinya
1) Pembuatan akta sebagaimana yang
jual beli tanah hak dihadapan Pejabat
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1)
Pembuat Akta Tanah (PPAT) harus
dihadiri oleh para pihak yang melaku-
bersifat final, baik syarat formal maupun
kan perbuatan hukum yang bersang-
materielnya, untuk syarat formal biasanya
kutan dan disaksikan oleh sekurang-
telah dipenuhinya persyaratan kelengkapan
kurangnya 2 orang saksi yang
surat-surat (sertifikat, dan lainnya) yang
memenuhi syarat untuk bertindak
menjadi bukti hak atas tanah.
sebagai saksi dalam perbuatan hukum
Syarat materiel seperti harus lunas- itu.
nya harga jual beli, merupakan syarat 2) Bentuk, isi dan cara pembuatan akta-
untuk perjanjian pokoknya yaitu jual beli akta PPAT diatur oleh Menteri.
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 331
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
Dalam Pasal 39 berbunyi sebagai tidak memenuhui syarat untuk
berikut: bertindak demikian; atau
a) PPAT menolak untuk membuat (4) Salah satu pihak atau para
akta jika, untruk membuat akta: pihak bertindak atas dasar
(1) Mengenai bidang tanah yang suatu surat kuasa mutlak yang
sudah terdaftar atau hak milik pada hakekatnya berisikan
atas satuan rumah susun ke- pernbuatan hukum pemin-
padanya tidak bisa di- dahan hak;atau
sampaikan sertifikat asli hak (5) Untuk perbuatan hukum yang
yang bersangkutan atau ser- akan dilakukan belum diper-
tifikat yang diserahkan tidak oleh ijin pejabat atau instansi
sesuai dengan daftar-daftar yang berwenang, apabila ijin
yang ada di Kantor Per- tersebut diperlukan menurut
tanahan; peraturan perundang-undangan
(2) Mengenai daftar tanah yang yang berlaku; atau
belum terdaftar kepadanya (6) Obyek perbuatan hukum yang
tidak disampaikan: bersangkutan sedang dalam
(a) Surat bukti hak sebagai- sengketa mengenai dan fisik
mana dimaksud dalam dan atau data yuridisnya; atau
Pasal 24 ayat (1) atau (7) Tidak dipenuhi syarat lain atau
surat keterangan Kepala dilanggar larangan yang diten-
Desa/Kelurahan yang me- tukan dalam peraturan per-
nyatakan bahwa yang undang-undangan yang ber-
bersangkutan menguasai sangkutan.
bidang tanah tersebut Ketentuan tersebut tidak diatur
sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum
dalam Pasal 24 ayat (2); Perdata, namun diakui di dalam lalu lintas
dan bisnis di masyarakat, hal ini merupakan
(b) Surat keterangan yang suatu perikatan yang muncul dari
mengatakan bahwa bi- perjanjian, yang diatur dalam Pasal 1338
dang tanah yang bersang- Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
kutan belum bersertifikat yang mengakui adanya kebebasan ber-
dari kantor pertanahan, kontrak, dengan pembatasan bahwa
atau untuk tanah yang perjanjian itu tidak boleh bertentangan
terletak di daerah yang dengan peraturan perundangan dan harus
jauh dari kedudukan kan- didasari dengan itikat baik.
tor pertanahan, dari peme- Dalam hal ini maka sesungguhnya
gang hak yang bersang- Notaris-PPAT mempunyai peranan yang
kutan dengan dikuatkan sangat besar, terutama dalam proses
oleh Kepala Desa/-Kelu- pembuatan akta-akta, agar akta yang
rahan; atau dibuatnya tersebut tidak bertentangan
(3) Salah satu atau para pihak dengan peraturan perundangan yang
yang akan melakukan per- berlaku dan tidak merugikan para pihak
buatan hukum yang bersang- yang membuatnya.
kutan atau salah satu saksi
sebagaimana dimaksud dalam Dengan mempertimbangkan tugas
Pasal 38 tidak berhak atau dan kewajiban Notaris-PPAT sebagai
tetap), dan barang tidak berwujud seperti itu merupakan peristiwa yang pasti akan
piutang, penagihan, atau claim. terjadi, maka perikatan tersebut merupakan
perikatan bersyarat dengan ketepatan
Perjanjian jual beli saja tidak lantas
waktu (syarat Positif, Pasal 1258 KUH
menyebabkan beralihnya hak milik atas
Perdata).
barang dari tangan penjual ke tangan
pembeli sebelum dilakukan penyerahan Jadi Perjanjian Pengikatan jual Beli
(levering). Pada hakekatnya perjanjian jual merupakan perikatan bersyarat seperti
beli itu dilakukan dalam dua tahap yaitu yang telah dijelaskan sebelumnya dan
tahap kesepakatan kedua belah pihak bukan perjanjian Pendahuluan karena
mengenai barang dan harga yang ditandai dalam perjanjian Pendahuluan sifatnya
dengan kata sepakat (Jual beli) dan yang seperti MOU dan belum masuk dalam
kedua, tahap penyerahan (levering) benda perjanjian pokok serta dalam perjanjian
yang menjadi obyek perjanjian, dengan Pendahuluan belum ada kata sepakat.
tujuan untuk mengalihkan hak milik dari sedangkan dalam perjanjian jual-beli
benda tersebut. mengenal asas Konsensualisme arti bahwa
perjanjian cukup dengan kata sepakat saja
Kesepakatan para pihak dalam per-
sudah lahir atau dilahirkan suatu perikatan.
janjian jual beli sebagaimana diatur dalam
Pada detik tersebut perjanjian sudah
pasal 1320 KUHPerdata melahirkan dua
mengikat, dan bukannya pada detik-detik
macam perjanjian, yaitu perjanjian obli-
lain yang terkemudian atau sebelumnya.
gatoir (perjanjian yang menimbulkan
perikatan) dan perjanjian kebendaan C. PENUTUP
(perjanjian untuk mengadakan, mengubah
1. Simpulan
dan menghapuskan hak-hak kebendaan).
Akibat pembedaan perjanjian tersebut, Keabsahan Perjanjian pengikatan
maka dalam perjanjian jual beli harus jual beli ditentukan berdasarkan ketentuan
disertai dengan perjanjian penyerahan Pasal 1338 jo. Pasal 1320 KUH Perdata.
(levering), yaitu sebenarnya merupakan Lahirnya perjanjian pengikatan jual beli
perjanjian untuk melaksanakan perjanjian hak atas tanah merupakan konsekwensi
jual beli. dari adanya sifat terbuka yang ada pada
Buku III Kitab Undang-undang Hukum
Pasal 1253 KUHPerdata menyatakan
Perdata (KUHPer). Sifat terbuka di sini
bahwa suatu perikatan adalah bersyarat,
memberikan kebebasan yang seluas-luas-
apabila digantungkan pada suatu peristiwa
nya kepada subyek hukum untuk meng-
yang masih akan datang dan yang belum
adakan perjanjian baik menyangkut para
tentu akan terjadi, baik secara menang-
pihak, isi dan bentuk perjanjian tersebut,
guhkan perikatan sehingga terjadinya
akan tetapi tidak boleh melanggar per-
peristiwa tersebut (syarat tangguh, Pasal
aturan perundang-undangan, ketertiban
1263-1264 dan 1463 KUHPerdata) mau-
umum dan kesusilaan. Perjanjian peng-
pun secara membatalkan perikatan me-
ikatan jual beli timbul karena terhambatnya
nurut terjadinya atau tidaknya peristiwa itu
atau terdapatnya bebe-rapa persyaratan
(syarat batal, Pasal 1265-1266 KUH-
yang ditentukan oleh undang-undang yang
Perdata). Jika mengacu pada ketentuan
berkaitan dengan jual beli hak atas tanah
pasal 1253 KUHPerdata, maka dapat
yang akhirnya menghambat penyelesaian
diketahui bahwa ukuran dari pelaksanaan
dalam jual beli hak atas tanah. Perjanjian
perikatan adalah adanya syarat terjadinya
pengikatan jual beli ini timbul karena
atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang
adanya hal-hal (persyaratan) yang belum
belum tentu akan terjadi. Apabila peristiwa
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 335
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
terpenuhi atau adanya hal-hal (persyaratan) Sejarah Pembentukan Undang-
disepakati para pihak harus dipenuhi. Hal- Undang Pokok Agraria, Isi dan
hal (persyaratan) tersebut dapat menjadi Pelaksanaanya, Hukum Tanah
penghambat terselesaikannya perjanjian Nasional Jilid 1, (Jakarta:
jual beli, yang dapat dibedakan menjadi 2 Djambatan, 2003)
yakni karena factor belum terpenuhinya Hamitjio Soemitro, Rony, Metode
persyaratan yang disyaratkan dalam pera- Penelitian Jurimetri, (Ghalia
turan perundangan seperti halnya yang Indonesia. 1990)
ditentukan dalam Pasal 39 PP Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah ------------, Metodologi Penelitian Hukum
atau pun dari factor kesepakatan penjual/ dan Jurimetri, Cetakan V, Ghalia
pembeli itu sendiri, misalkan tentang Indonesia, Jakarta, 1994.
mekanisme pembayarannya. Ibrahim, Jhonny, Teori dan Metodologi
2. Saran Penelitian Hukum Normatif, UMM
Press, Malang, 2007
Untuk menghindari digunakannya
akta pengikatan jual beli hak atas tanah Muhammad, Abdulkadir, Hukum Peri-
sebagai sarana menghindari pembayaran katan, (Bandung: Citra Aditya
pajak, maka perlu ada regulasi yang Bakti, 1992)
membatasi penggunaan PJB misalnya M. Harahap, Yahya, Segi-segi Hukum
hanya diperuntukkan bagi yang secara riil Perjanjian, (Alumni, Bandung,
membeli tanah untuk kepentingan pribadi 1986)
bukan untuk investasi.
MR Tirtaamidjaja, Pokok-Pokok Hukum
Perniagaan, (Jakarta Djambatan,
1970)
DAFTAR PUSTAKA
Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara
Perdata Indonesia, (Liberty,
1. Buku-buku Yogyakarta, 1977)
Amiruddin & Asikin, Zainal, Metode Notodisoerjo, R.Soegondo, Tata Cara
Penelitian Hukum, Citra Aditya Pengangkatan Pejabat Umum,
Bakti, Bandung, 2006 (Intan Pariwara, Jakarta, 1989)
Al–Rashid, Harun, Sekilas Tentang Jual– Saleh, K.Wantjik, Hak Anda Atas Tanah,
Beli Tanah (Berikut Peraturan– (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1977)
Peraturanya), (Jakarta: Ghalia Soedjendro, Kartini, Perjanjian Peralihan
Indonesia, 1986 Hak atas Tanah yang berpotensi
Hadi, Soetrisno, Metodologi Research Konflik, (Yogjakarta: Kanisius,
Jilid II, (Yogyakarta: Yayasan 2001)
Penerbit Fakultas Hukum Psikologi Syamsudin, A.Qiram Meliala, Pokok-
UGM, 1985) pokok Hukum Perjanjian Beserta
Harsono, Boedi, Hukum Agraria Perkembangannya,
Indonesia, Himpunan Peraturan- Sugono, Bambang, Metode Penelitian
Peraturan Hukum Tanah, (Jakarta: Hukum, Raja Grafindo Persada,
Djambatan, 2002) Jakarta, 1997
----------, Hukum Agraria Indonesia, Salindeho, John, Masalah Tanah Dalam
336 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]
2. Peraturan Perundang-undangan