Anda di halaman 1dari 19

[Jurnal Hukum

[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]

PEMBATALAN PERJANJIAN PERIKATAN JUAL BELI


HAK ATAS TANAH SECARA SEPIHAK
Baiq Silfiana1
Magister Kenotariatan Pascasarjana Universitas Mataram

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis pembatalan perjanjian pengikatan jual beli hak
atas tanah secara sepihak. Khususnya yang terkait dengan keabsahan perjanjian jual beli hak
atas tanah dengan menggunakan akta pengikatan jual beli dan pembatalannya. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan: (1). Perjanjian pengikatan jual beli merupakan perjanjian yang
lahir dari adanya sifat terbuka yang ada pada Buku III Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUHPer). Perjanjian pengikatan jual beli ini timbul karena adanya hal-hal (persyaratan) yang
belum terpenuhi atau adanya hal-hal (persyaratan) disepakati para pihak harus dipenuhi,
misalnya terkait dengan pembayaran harga yang belum lunas. (2). perubahan atas harga yang
telah disepakti oleh para pihak sebelumnya hanya dapat dilakukan jika ada kesepakatan dari
kedua belah pihak dalam hal ini Pihak Penjual dan Pihak Pembeli. Artinya penyesuaian
terhadap harga dalam jual beli hak atas tanah tidak dapat dijadikan alasan oleh pihak penjual
untuk membatalkan perjanjian secara sepihak.
Kata Kunci: Pembatalan, Perikatan jual beli, Sepihak

ABSTRACT
This research aims to analyze the annulment of agreements binding sale and purchase
rights over land unilaterally. Particularly related to the validity of the agreement and selling
land rights by using a binding sale and purchase deed and its cancellation. Based on the
results showed: (1) the treaty binding sale and purchase agreements is born of nature opens
in Book III of the book of law civil law (KUHPer). Binding agreement and selling these arise
due to things (requirement) that have not been fulfilled or things (requirements) was agreed
upon by the parties must be met, for example, are related to the payment of the price has not
been paid. (2) changes to the price that has been disepakti by the parties previously could
only be done if there is agreement from both parties in this case the seller and the buyer. This
means that adjustment against price in selling land rights cannot be used as an excuse by the
seller to cancel the agreement unilaterally.

Keywords: cancellation, trading Alliance, Unilateral

Pokok Muatan
PEMBATALAN PERJANJIAN PERIKATAN JUAL BELI
HAK ATAS TANAH SECARA SEPIHAK .......................................................................... 319
A. PENDAHULUAN........................................................................................................... 320
B. PEMBAHASAN ............................................................................................................. 322
1. Syarat-syarat sahnya Perbuatan Hukum Jual Beli Hak Atas Tanah Akta................ 322

1 Mahasiswa Magister Kenotariatan Pascasarjana Universitas Mataram


[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 319
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
2. Kedudukan Hukum Akta Pengikatan Jual Beli........................................................ 334
C. PENUTUP ....................................................................................................................... 335
1. Simpulan .................................................................................................................. 335
2. Saran......................................................................................................................... 336

A. PENDAHULUAN Salah satu syarat yang harus terpenuhi


dalam transaksi jual beli adalah masalah
Tanah sangat erat sekali hubungan-
harga. Artinya sebelum harga dibayar
nya dengan kehidupan manusia. Setiap
lunas maka belum memenuhi syarat untuk
orang tentu memerlukan tanah bahkan
melakukan proses balik nama melalui
bukan hanya dalam kehidupannya, untuk
PPAT. Oleh karena itu dalam kasus
matipun manusia masih memerlukan se-
tertentu untuk mengikat para pihak
bidang tanah.
dibuatlah Akta Perjanjian Pengikatan Jual
Dalam masyarakat kita, perolehan beli yang dibuat di depan Notaris. Di
hak atas tanah lebih sering dilakukan dalam akta pengikatan jual beli telah
dengan pemindahan hak, yaitu dengan ditentukan batas akhir dari tahapan
melalui jual beli. Perkataan jual beli dalam pembayaran yang harus dilakukan oleh
pengertian sehari-hari dapat diartikan, di pembeli.
mana seseorang melepaskan uang untuk
Hal ini diperkuat dengan Peraturan
mendapatkan barang yang dikehendaki
Pemerintah Nomor 37 tahun 1998, tentang
secara sukarela1.
Peraturan Pejabat Pembuat Akta Tanah
Semenjak diundangkanya UUPA, (PPAT) dalam Pasal 2 ayat (1) yang
maka pengertian jual-beli tanah bukan lagi berbunyi sebagai berikut: ”PPAT bertugas
suatu perjanjian seperti dalam Pasal 1457 pokok melaksanakan sebagian kegiatan
jo 1458 KUH Perdata Indonesia, melain- pendaftaran tanah dengan membuat akta
kan perbuatan hukum pemindahan hak sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan
untuk selama-lamanya yang bersifat tunai hukum tertentu mengenai hak atas tanah
dan kemudian selanjutnya diatur dalam atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
Peraturan Pelaksanaan dari UUPA yaitu PP yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran
No. 10 tahun 1961 yang telah diperbaruhi perubahan data pendaftaran tanah yang
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 diakibatkan oleh perbuatan hukum itu.”
tahun 1997, tentang Pendaftaran Tanah,
Namun, pada praktiknya, karena
yang menentukan bahwa jual-beli tanah
berbagai alasan, konsep terang dan tunai
harus dibuktikan dengan suatu akta yang
itu seringkali belum dapat dipenuhi. Belum
dibuat oleh dan di hadapan Pejabat
terpenuhi, bukan berarti transaksi tidak
Pembuat Akta Tanah (PPAT).
bisa dilakukan, ada instrumen lain, yaitu
Berdasarkan ketentuan dalam UUPA dengan Akta Pengikatan Jual Beli (“PJB”)
Jo. PP 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran sebagai pengikat, sebagai tanda jadi tran-
Tanah bahwa setiap peralihan hak atas saksi jual beli tersebut, sambil kelengkapan
tanah (jual beli, hibah, tukar menukar, dokumen persyaratan untuk pembuatan
sewa menyewa) wajib dilakukan di depan Akta Jual Beli (AJB). Belum terpenuhinya
PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah). persyaratan untuk Akta Jual Beli, bisa jadi
karena pembayaran belum lunas/dicicil,
1
sertifikat masih dalam proses pemecahan
John Salindeho, Masalah Tanah Dalam
Pembangunan (Jakarta: Sinar Grafika, 1987), hal. 37. atau proses lainnya, belum mampu

320 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]


[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]

membayar pajak, atau kondisi lainnya yang dengan sepengetahuan Penggugat 2


legal. dan Tergugat 2 di hadapan tergugat 3
telah tercantum /tertulis secara jelas
Akan tetapi dalam kehidupan
dan Nyata tertuang dalam Pasal-pasal
masyarakat sehari-hari masih banyak jual
Akta Perikatan Jual beli Nomor 37
beli tanah yang dilakukan antara penjual
tertanggal 26 Februari 2013 yang
dan pembeli tanpa campur tangan Pe-
secara garis besarnya adalah sebagai
jabat Pembuat Akta Tanah. Untuk men-
berikut:
jamin kepastian hukum dalam transaksi
- Bahwa Para Penggugat menjual
jual beli hak atas tanah tersebut maka para
obyek sengketa kepada Tergugat 1
pihak membuat Akta Pengikatan Jual Beli
seharga Rp. 900.000.000,- (sem-
di hadapan notaris. Khusus terhadap jual
bilan Ratus juta rupiah).
beli hak atas tanah secara diangsur di
- Bahwa dari Total harga Rp.
dalam prakteknya sering berakhir di meja
900.000.000,- (sembilan Ratus juta
hijau (Pengadilan) terutama apabila pem-
rupiah), Tergugat 1 dengan se-
bayaran harga yang tidak sesuai dengan
pengetahuan Tergugat 2 telah
waktu yang disepakati dalam perjanjian.
membayar hanya sebesar Rp.
Hal ini misalnya yang terjadi antara 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh
H. SUDIRMAN dengan MADE RASNA juta rupiah).
dan N KOMANG DIARMINI yang telah - Bahwa sisa uang pembayaran
diputus oleh Pengadilan Negeri Mataram sebesar Rp. 550.000.000,- (lima
dengan kasus posisi sebagai berikut: ratus lima puluh juta rupiah) akan
1. Bahwa Para Penggugat mempunyai Tergugat 1, dan Tergugat 2 bayar
sebidang tanah dan bangunan Per- setelah 6 (enam) bulan dan akan di
manen yang berdiri di atasnya sebagai- berikan perpanjangan selama 1
mana Sertifikat Hak Milik Nomor 718 / bulan sehingga akan jatuh tempo
Bagik Polak, Gambar situasi tanggal 1 pembayaran pada tanggal 26 - 09 -
Mei 1986 Nomor 1157 / 1986 seluas 2013.
609 M2 (enam ratus sembilan meter - Bahwa apabila dari tanggal jatuh
persegi) tertetak di Desa Bagik Polak, tempo tersebut Tergugat 1 dan
Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lom- Tergugat 2 tidak membayar maka
bok Barat, Prov. NTB atas nama H. Tergugat 1 akan dikenakan Pinalti/
SUDIRMAN Pemotongan uang muka sebesar
2. Bahwa oleh karena adanya kepentingan 10% dari 350.000.000, yang artinya
yang mendesak, Para Penggugat Akhir- Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima
nya berniat untuk menjual obyek juta rupiah)
sengketa sehingga Terjadi kesepakatan 4. Bahwa selain dibuatnya Akta perikatan
berupa Transaksi Jual beli antara Peng- Jual beli, antara Para Penggugat de-
gugat 1 dengan Tergugat 1 dengan ngan Tergugat 1 dan Tergugat 2 telah
sepengetahuan Penggugat 2 dan Ter- pula dibuat kuasa terhadap obyek
gugat 2 sebagaimana Akta Perikat-an sengketa sebagaimana Akta Surat
Jual beli Nomor 37 yang dibuat di Kuasa Nomor 38 yang dibuat di
hadapan Tergugat 3 ( Notaris Rinanto hadapan Tergugat 3 ( Notaris Rinanto
Agus Chudhori, SH, MKn) Tertanggal Agus Chudhori, SH, MKn) Tertanggal
26 Februari 2013. 26 Februari 2013.
3. Bahwa tata cara Transaksi Jual beli 5. Bahwa kemudian setelah Jatuh tempo
antara Penggugat 1 dengan Tergugat 1 pembayaran Plus penambahan waktu
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 321
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
1(satu) bulan, Ternyata Tergugat 1 dan dalam Pasal 1313 KUHPerdata sehingga
Tergugat 2 tidak melakukan kewaji- rumusannya menjadi “perjanjian adalah
bannya untuk membayar sisa harga jual perbuatan hukum, dimana satu orang atau
obyek sengketa yaitu sebesar Rp. lebih mengikatkan dirinya atau saling
550.000.000,- (lima ratus lima puluh mengikatkan dirinya terhadap satu orang
juta rupiah) sebagaimana tertuang atau lebih”.2
dalam Pasal 2 Akta Perikatan jual beli Adapun Purwahid Patrik menyatakan
tertanggal 26 Februari 2013. bahwa kata“mengikatkan” merupakan kata
Meskipun dengan berbagai upaya kerja yang sifatnya datang dari satu pihak,
telah ditempuh agar pembeli segera men- tidak dari kedua pihak, sedangkan maksud
jalankan kewajibannya, namun tidak ber- perjanjian itu para pihak saling mengikat-
hasil dan akhirnya penyelesaiannya di- kan diri sehingga seharusnya di tambah
tempuh melalui jalur hukum. Pihak penjual dengan rumusan “saling mengikatkan diri”.
mengajukan gugatan agar perjanjian jual Sedangkan kata “perbuatan” menunjukkan
beli hak atas tanah sebagaimana tertuang makna yang luas dan yang menimbulkan
dalam Akta Perikatan Jual beli tertanggal akibat hukum sehingga kata perbuatan
26 Februari 2013 dibatalkan. termasuk pula perbuatan tanpa kesepakatan
seperti perbuatan mengurus kepentingan
Dari latar belakang di atas, dapat
orang lain (zaakwaarneming) dan per-
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
buatan melanggar hukum (onrechtmatige
Bagaimanah keabsahan perjanjian jual beli
daad).3
hak atas tanah dengan menggunakan akta
pengikatan jual beli? Menurut Van Dunne, perjanjian me-
rupakan hubungan hukum karena dua
B. PEMBAHASAN
perbuatan hukum yang masing-masing
1. Syarat-syarat sahnya Perbuatan bersisi satu (twee eenzijdige recht-han-
Hukum Jual Beli Hak Atas Tanah deling) yaitu penawaran dan pene-rimaan
Akta yang di dasarkan kepada kata sepakat
a. Syarat subyektif dan syarat obyektif antara dua orang atau lebih yang saling
dalam perbuatan hukum (perjanjian) berhubungan untuk menimbulkan akibat
jual beli hukum (rechtsgevolg).4

Pasal 1313 KUHPerdata merumus- Definisi tersebut tidak hanya meng-


kan kontrak atau perjanjian adalah suatu kaji kontrak pada tahap kontraktual
perbuatan dengan mana satu orang atau semata-mata tetapi juga memperhatikan
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu perbuatan sebelum dan sesudahnya. Per-
orang lain atau lebih. buatan sebelumnya (pra-contractual) meli-
puti tahap penawaran dan penerimaan,
Terhadap definisi yang di rumuskan sedangkan perbuatan sesudahnya (post-
oleh Pasal 1313 KUHPerdata tersebut, para contractual) adalah pelaksanaan per-
sarjana seperti Setiawan dan Purwahid janjian.5
Patrik menganggap masih perlu dilengkapi.
Setiawan menyebutkan bahwa perbuatan 2Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan,
dalam Pasal 1313 KUHPerdata harus (Jakarta : Bina Cipta,1987), hlm 49
diartikan sebagai perbuatan hukum yaitu 3Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum
perbuatan yang bertujuan untuk menimbul- Perikatan, (Bandung: Mandar Maju,1994), hlm 45-46
4Ibid., hlm.5
kan akibat hukum; kemudian menambah- 5Salim HS, Hukum Kontrak Teori dan Teknik

kan kata “atau saling mengikatkan dirinya” Penyusunan Kontrak, (Jakarta : Sinar Grafika,2010), hlm
4
322 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]

Sistem pengaturan kontrak adalah ini berarti kebebasan para pihak dalam
sistem terbuka dalam arti bahwa setiap membuat kontrak perlu memper-
orang bebas untuk mengadakan perjanjian hatikan hal-hal berikut:8
baik yang sudah di atur maupun yang a. Memenuhi syarat-syarat sahnya
belum di atur di dalam undang-undang. kontrak;
Hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan b. Untuk mencapai tujuan para pihak,
yang tercantum dalam Pasal 1338 ayat (1) kontrak harus mempunyai causa;
KUHPerdata yang dirumuskan “Semua c. Tidak mengandung causa palsu
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku atau dilarang undang-undang;
sebagai undang-undang bagi mereka yang d. Tidak bertentangan dengan undang-
membuatnya. undang, kesusilaan, ketertiban
Menurut Nindyo Pramonodalam umum, kebiasaan, kepatutan.
Agus Yudha Hernoko, mengemukakan e. Harus dilaksanakan dengan itikad
bahwa di dalam hukum kontrak dikenal 4 baik.
(empat) asas penting yaitu asas kebebasan 2. Asas konsensualisme
berkontrak, asas konsensualisme, asas Pasal 1320 KUHPerdata me-
pacta sunt servanda, asas itikad baik.6 nyebutkan terdapat 4 (empat) syarat
1. Asas kebebasan berkontrak. untuk sahnya perjanjian, yaitu adanya
kesepakatan para pihak, kecakapan para
Asas kebebasan berkontrak adalah
pihak yang membuat perjanjian, adanya
asas yang memberikan kebebasan ke-
obyek atau suatu hal tertentu, dan
pada para pihak untuk:7
terdapat causa yang halal.Asas konsen-
(i) Membuat atau tidak membuat sualisme merupakan asas yang me-
perjanjian nyatakan bahwa perjanjian terjadi
(ii) Memilih pihak dengan siapa ia dengan adanya kesepakatan kedua belah
ingin membuat perjanjian. pihak. Asas ini dapat disimpulkan dari
(iii) Menentukan atau memilih causa Pasal 1320 angka 1 KUHPerdata yang
dari perjanjian yang akan dibuat- menentukan bahwa salah satu syarat
nya, syahnya perjanjian adalah adanya kese-
(iv) Menentukan objek perjanjian pakatan kedua belah pihak.
(v) Menentukan bentuk suatu per-
Asas konsensualisme menentukan
janjian
“adanya” perjanjian.Bahwa perjanjian
(vi) Menerima atau menyimpangi ke-
telah lahir dengan adanya kata sepakat
tentuan undang-undang yang
yang berupa persesuaian kehendak.
bersifat opsional (aanvullend,
Asas konsensualisme mengandung arti
optional).
“kemauan” (will) para pihak untuk
Asas tersebut dapat disimpulkan saling berprestasi, ada kemauan untuk
dari Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata saling mengikat diri. Kemauan ini
yang penerapannya perlu dikaitkan membangkitkan kepercayaan bahwa
dengan asas-asas hukum kontrak lain- perjanjian itu dipenuhi. Asas
nya seperti asas-asas yang terdapat kepercayaan ini merupakan nilai etis
dalam Pasal 1320, 1335,1337,1338 yang bersumber pada moral bahwa
ayat (3), dan 1339 KUHPerdata. Hal manusia terhormat akan memelihara

6Agus Yudha Hernoko, Op.Cit., hlm 92


7Sutan 8Agus
Remy Sjahdeini (1), Op.Cit., hlm 47 Yudha Hernoko,Op.Cit., hlm 103
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 323
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
janjinya9. Adapun pada situasi tertentu perjanjian tersebut dianggap tidak
terdapat kontrak yang tidak mencer- pernah terjadi.
minkan kesepakatan atau persesuaian 3. Asas Kekuatan Mengikat (Pacta Sunt
kehendak disebabkan adanya cacat Servanda)
kehendak untuk terjadinya kontrak.
Cacat kehendak tersebut meliputi: Asas kekuatan mengikat (pacta
sunt servanda) adalah asas bahwa
a. Kesesatan (dwaling); hakim atau pihak ketiga harus meng-
b. Penipuan (bedrog);. hormati substansi kontrak yang dibuat
c. Paksaan (dwang) oleh para pihak sebagaimana layaknya
Jadi apabila kata sepakat yang undang-undang. Asas ini dapat di-
diberikan para pihak karena adanya simpulkan dalam Pasal 1338 ayat (1)
cacat kehendak maka hal ini akan KUHPerdata yang rumusannya: ”Per-
mengakibatkan kontrak tersebut dapat janjian yang dibuat secara sah berlaku
dibatalkan. sebagai undang-undang”. Perjanjian
yang dibuat secara sah adalah perjanjian
Menurut Subekti, asas konsen-
yang memenuhi persyaratan Pasal 1320
sualisme mempunyai hubungan yang
KUHPerdata, dan perjanjian yang
erat dengan asas kebebasan berkontrak
dibuat sesuai dengan Pasal 1320 KUH
dan asas kekuatan mengikat (pacta sunt
Perdata mempunyai kekuatan mengikat.
servanda) yang terdapat dalam Pasal
1338 ayat (1) KUHPerdata. Pelang- Menurut Niewenhuis dalam Agus
garan terhadap ketentuan ini akan Yudha Hernoko, kekuatan mengikat
mengakibatkan perjanjian tidak sah dan perjanjian yang muncul seiring dengan
tidak mengikat sebagai undang- asas kebebasan berkontrak yang mem-
undang.10 berikan kebebasan dan kemandirian
kepada para pihak, pada situasi tertentu
Lebih lanjut Subekti menyebut-
daya berlakunya dibatasi. Pertama, daya
kan, dua syarat pertama disebut syarat
mengikat perjanjian itu dibatasi oleh
“Subjektif”, karena mengenai orang-
itikad baik sebagaimana diatur dalam
orangnya atau “subjeknya” yang meng-
pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata bahwa
adakan perjanjian, sedangkan dua
perjanjian itu harus dilaksanakan de-
syarat terakhir disebut syarat
ngan itikad baik; kedua, adanya
“Objektif”, karena mengenai perjan-
overmacht atau force majeure (daya
jiannya sendiri atau objek dari
paksa) membatasi daya mengikatnya
perbuatan hukum yang dilakukan itu.11
perjanjian terhadap para pihak yang
Jika syarat subjektif tidak ter- membuat perjanjian tersebut.
penuhi, maka terhadap perjanjian itu
Menurut M.Isnaeni, kekuatan
dapat dimintakan pembatalan. Sedang-
mengikat perjanjian bersifat terbatas
kan jika syarat objektif tidak terpenuhi,
kepada para pihak yang membuat
maka terhadap perjanjian tersebut
perjanjian karena hak yang lahir dari
adalah batal demi hukum. Artinya,
perjanjian itu maupun perikatan pada
umumnya adalah hak perorangan dan
9Mariam Darus Badrulzaman, Beberapa Masalah
bersifat relatif, Artinya bahwa hak itu
Hukum Dalam Perjanjian Kredit Bank Dengan Jaminan
Hypotheek Serta Hambatan-Hambatannya Dalam dapat ditegakkan pada pihak tertentu
Praktek Di Medan, (Bandung : Alumni, 1983), hlm khususnya kepada rekan sekontraknya.
42(selanjutnya disebut Mariam Darus Badrulzaman (1) Ini merupakan konsekuensi dari per-
10Ibid., hlm 33
11Subekti.Loc.Cit, hal. 17. janjian yang bersifat pribadi sebagai-
324 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]

mana tercermin dalam pasal 1315 jo Menurut Van Dunne, daya ber-
pasal 1340 KUHPerdata, sedangkan laku itikad baik meliputi seluruh proses
yang termaktub dalam pasal 1317 dan kontrak. Dengan demikian, itikad baik
1318 KUHPerdata merupakan suatu meliputi tiga tahap kontrak yaitu tahap
pengecualian.12 pra-kontrak; tahap kontrak, dan tahap
post-kontrak.14Pasal 1338 ayat (3)
4. Asas itikad baik
KUHPerdata tersebut pada umumnya
Asas itikad baik adalah asas selalu dihubungkan dengan Pasal 1339
bahwa para pihak yaitu pihak kreditur KUHPerdata yang menyebutkan bahwa
dan debitur harus melaksanakan “persetujuan tidak hanya mengikat apa
substansi kontrak berdasarkan keper- yang dengan tegas ditentukan di
cayaan atau kemauan baik dari para dalamnya, melainkan juga segala se-
pihak.Asas ini disimpulkan dari Pasal suatu yang menurut sifatnya per-
1338 ayat (3) KUHPerdata yang setujuan dituntut berdasarkan kepatutan,
dirumuskan “Perjanjian harus dilak- kebiasaan, atau undang-undang.”
sanakan dengan itikad baik”.
Dengan demikian untuk sahnya
Menurut Subekti, ketentuan ter- perbuatan hukum dalam transaksi jual
sebut mengandung pengertian bahwa beli hak atas tanah selain harus tunduk
hakim diberikan kekuasaan untuk pada sahnya perjanjian berdasarkan
mengawasi pelaksanaan suatu perjan- pasal 1320 KUH Perdata, juga harus
jian jangan sampai pelaksanaan itu tunduk pada UUPA dan Peraturan
melanggar kepatutan atau keadilan. Ini Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
berarti, hakim itu berkuasa untuk tentang Pendaftaran Tanah.
menyimpang dari isi perjanjian menurut
hurufnya, apabila pelaksanaan menurut b. Pejabat Pembuat Akta Tanah
huruf itu akanbertentangan dengan (PPAT) Sebagai Pejabat Umum
itikad baik. Yang Berwenang Dalam Membuat
Akta Jual Beli
Lebih lanjut Subekti mengemuka-
Menurut ketentuan Pasal 1 angka 24,
kan bahwa kalau ayat (1) Pasal 1338
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997,
KUHPerdata dapat dipandang sebagai
disebutkan Pejabat Pembuat Akta Tanah
suatu syarat atau tuntutan kepastian
(PPAT), adalah sebagai pejabat umum
hukum (janji itu mengikat) maka ayat
yang diberi kewenangan untuk membuat
(3) Pasal 1338 KUHPerdata harus
akta-akta tanah tertentu sebagai yang diatur
dipandang sebagai tuntutan keadilan.
dalam peraturan perundang-undangan yang
Memang hukum itu selalu mengejar dua
bersangkutan, yaitu akta pemindahan dan
tujuan yaitu menjamin kepastian (keter-
pembebanan hak atas tanah dan Hak Milik
tiban) dan memenuhi tuntutan keadilan.
Atas Satuan Rumah Susun, dan akta
Kepastian hukum menghendaki supaya
pemberian kuasa untuk membebankan Hak
apa yang dijanjikan harus dipenuhi
Tanggungan.15
(ditepati), namun dalam menuntut
dipenuhinya janji itu, janganlah orang Pejabat umum, adalah orang yang
meninggalkan norma-norma keadilan diangkat oleh instansi yang berwenang,
atau kepatutan.13
14Agus Yudha Hernoko, Op.Cit., hlm 118
12M.Isnaeni, 15
Hipotek Pesawat Udara Di Purwahid Patrik, Asas-asas Itikad Baik dan
Indonesia, (Surabaya : Dharma Muda, 1996), hlm 32 Kepatutan Dalam Perjanjian, (Semarang : Badan
13Subekti,Op.Cit., hlm 41-43 Penerbit UNDIP, 1986), hal. 3.
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 325
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
dengan tugas melayani masyarakat umum Kegiatan PPAT membantu Kepala
di bidang atau kegiatan tertentu. Kantor Pertahanan dalam melaksanakan
tugas di bidang pendaftaran tanah, khusus-
Pejabat Umum dalam bahasa
nya dalam kegiatan pemeliharaan data
Belanda, adalah “Openbaar Ambtenaar”
pendaftaran, diatur dalam Pasal 3740
Openbaar artinya bertalian dengan peme-
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
rintahan, urusan yang terbuka untuk
tentang, pemindahan hak, Pasal 44 Kitab
umum, kepentingan umum, Openbaar
Undang-Undang Hukum Perdata tentang
Ambtenar berarti pejabat yang bertugas
pembebanan hak, Pasal 51 Kitab Undang-
membuat akta umum (openbare akten),
Undang Hukum Perdata tentang pem-
seperti notaris dan jurusita.16
bagian hak bersama, Pasal 62 Kitab
Dalam jabatannya itu tersimpul suatu Undang-Undang Hukum Perdata tentang
sifat atau ciri khas, yang membedakannya (sanksi administratif jika dalam melak-
dari jabatan lainya dalam masyarakat, sanakan tugasnya mengabaikan ketentuan-
sekalipun untuk menjalankan jabatan- ketentuan yang berlaku).
jabatan lainnya itu kadang-kadang diper-
Sebagai Pejabat Pembuat Akta
lukan juga pengangkatan atau izin dari
Tanah (PPAT), yang juga Notaris mau-
pemerintah, misalnya pengangkatan ad-
pun camat selaku PPAT dan Pejabat PPAT
vokat, dokter, akuntan dan lain-lainnya,
lainnya, sekalipun adalah pejabat umum
maka sifat dan pengangkatan itu
untuk melayani pembuatan akta jual beli
sesungguhnya pemberian izin, pemberian
tanah hak milik (misalnya), mereka itu
wewenang itu merupakan lisensi untuk
tidak dibenarkan membuat akta dalam
menjalankan suatu jabatan.
bentuk lain, selain yang telah ditentukan
Untuk mempermudah rakyat di dalam peraturan perundang-undangan.
daerah terpencil yang tidak ada PPAT Notaris PPAT dan Camat PPAT dibatasi
dalam melakukan perbuatan hukum kewenangan dan atau fungsinya untuk
mengenai tanah, dapat ditunjuk PPAT berada di dalam batas-batas sesuai UUPA
sementara. Yang di tunjuk sebagai PPAT dan PP No.24 tahun 1997.
sementara itu, adalah pejabat pemerintah
Dalam pada itu, para Notaris PPAT
yang menguasai keadaan daerah yang
dan Camat PPAT dilarang untuk melayani
bersangkutan: yaitu Kepala Desa.17
adanya kuasa-kuasa mutlak yang pada
Menurut Penjelasan Umum dikemu- hakekatnya merupakan pemindahan hak
kakan bahwa akta PPAT merupakan salah atas tanah. Sebenarnya Instruksi MDN
satu sumber utama dalam rangka No.14 Tahun 1982 yang berisikan larangan
pemeliharaan data pendaftaran tanah, maka itu ditujukan kepada para Camat dan
pokok-pokok tugas PPAT serta cara Kepala Desa atau pejabat yang setingkat
melaksanakannya diatur dalam Peraturan dengan itu (Lurah) untuk tidak membuat/
Pemerintah No. 24 tahun 1997. Adapun menguatkan pembuatan Surat Kuasa
ketentuan umum mengenai jabatan PPAT Mutlak yang pada hakekatnya merupakan
diatur dalam PP No.37 tahun 1998 tentang pemindahan hak atas tanah yang
Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta terselubung, tetapi pada akhirnya pihak-
Tanah (PPAT) (LNRI 1998-52; TLN pihak tertentu muncul atau mendatangi
3746). para Notaris/Camat PPAT.
Pejabat Umum (Camat/Notaris/
16 John Salehindo, Masalah Tanah Dalam pejabat lain selaku PPAT) mestinya hanya
Pembangunan, (Jakarta, Sinar Grafika: 1987) hal.53
17 Budi Harsono, Op-cit, hal. 469
melayani pembuatan sesuai bentuk, syarat

326 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]


[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]

dan cara yang ditetapkan ditempat Undang-undang bagi mereka yang mem-
kedudukannya di mana ia berwenang buatnya, sepanjang memenuhi ketentuan
membuat akta otentik itu. Oleh karena itu Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
ditetapkan pula bahwa di depan kantor Perdata.
tempat di mana ia menjalankan tugas itu, Sedangkan menurut ketentuan Pasal
di tempatkan/di pasang “Papan Pengenal 1870 KUH Perdata, yaitu tentang kekuatan
PPAT”, agar umum mengetahui dan di dan akta otentik sebagai alat pembuktian
situlah ia menyelenggarakan tugasnya adalah suatu akta otentik memberikan di
secara resmi dan sah. Di sini diartikan antara pihak beserta ahli warisnya atau
pula bahwa PPAT tidak berwenang orang-orang yang mendapat hak dan
membuat akta PPAT untuk transaksi tanah pada mereka, suatu bukti yang sempurna
yang berada diluar wilayah hukum/ tentang apa yang dimuat di dalamnya.
kerjanya di dalam mana ia ditetapkan Akta otentik mempunyai kekuatan pem-
sebagai PPAT. buktian yang mutlak.
c. Fungsi Akta Jual Beli Tanah Apabila timbul sengketa antara
Sebelum menguraikan lebih lanjut pihak, maka yang termuat dalam akta
tentang fungsi akta jual beli tanah, maka otentik merupakan bukti yang sempurna
kiranya terlebih dahulu diketahui tentang sehingga tidak perlu lagi dibuktikan
pemahaman/ pengertian akta terlebih da- dengan alat-alat pembuktian lainnya. Di
hulu, sehingga mempermudah mengerti mana dalam praktek hukum memudahkan
fungsi akta jual beli tanah. pembuktian dan memberikan kepastian
hukum yang lebih kuat. Berbeda dengan
Menurut Pasal 1874 Kitab
akta di bawah tangan yang masih dapat
Undang-Undang Hukum Perdata, Akta,
disangkal dan baru mempunyai kekuatan
ialah suatu salinan yanq memang dengan
pembuktian yang sempurna apabila diakui
sengaja dibuat untuk dijadikan bukti
oleh kedua belah pihak, atau dikuatkan lagi
tentang suatu peristiwa dan ditandatangani.
dengan akta-akta pembuktian lainnya. Oleh
Dengan demikian, unsur-unsur penting
karenanya, dikatakan bahwa akta di bawah
untuk suatu akta, ialah kesengajaan untuk
tangan, merupakan permulaan bukti ter-
menciptakan suatu bukti tertulis dan
tulis.
penandatanganan tertulis.
Fungsi Akta PPAT yang dibuat
Akta dalam arti luas, adalah
adalah sebagai bukti; bahwa benar telah
perbuatan hukum (rechtshandeling). Akta
dilakukan perbuatan hukum yang ber-
dapat dibedakan antara akta otentik dan
sangkutan dan karena perbuatan itu
akta di bawah tangan. Akta otentik adalah
sifatnya tunai sekaligus membuktikan ber-
akta yang dibuat oleh dan di hadapan
pindahnya hak atas tanah yang ber-
pejabat umum yang berwenang. Sedangkan
sangkutan kepada penerima hak. Pemin-
akta di bawah tangan adalah akta yang
dahan haknya hanya dapat didaftarkan jika
dibuat antara pihak satu dengan pihak yang
dibuktikan dengan Akta PPAT. Demikian
lain yang dilegalisasi oleh pejabat yang
ditentukan dalam Pasal 37 ayat (1) PP
berwenang untuk itu, atau akta di bawah
No.24 tahun 1997, jelaslah kiranya bahwa
tangan adalah sah menurut ketentuan Pasal
adanya Akta PPAT tersebut merupakan
1338 Kitab Undang-Undang Hukum
syarat bagi pendaftaran pemindahan
Perdata, di mana menerangkan, bahwa
haknya.
suatu perjanjian yang dibuat secara di
bawah tangan, sah, dan berlaku sebagai
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 327
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
Dalam arti bahwa tanpa adanya Akta Desa adalah sah menurut hukum, bila-
PPAT Kepala Kantor Pertanahan dilarang mana dipenuhi syarat-syarat materiil-
untuk mendaftarnya. Pasal tersebut tidak nya yang disebutkan di atas. Jual beli
menentukan, bahwa dilakukannya perbua- yang dilakukan di hadapan Kepala
tan hukum pemindahan hak di hadapan Desa memenuhi syarat terang, artinya
PPAT, yang membuat akta pemindahan tidak dilakukan secara sembunyi-sem-
haknya sebagai alat buktinya, merupakan bunyi. Tetapi Kepala Kantor Per-
syarat bagi terjadinya dan sahnya tahanan akan menolak untuk mendaf-
perbuatan hukum pemindahan hak yang tarnya.19
dilakukan.
Sahnya perbuatan hukum yang di- d. Fungsi Alat Bukti Dalam Perjanjian
lakukan ditentukan oleh terpenuhinya Jual Beli
syarat- syarat materiil yang bersangkutan, Pembuktian dalam Hukum Perdata
yaitu Pasal 1320 KUH Perdata.18 diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata Pasal 1866, yaitu alat-alat
Akta jual beli tanah akta otentik
bukti terdiri atas:
yang dibuat oleb Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT), di mana memiliki fungsi 1) Bukti tulisan
antara lain: Berdasarkan ketentuan Pasal 1867
1. Akta PPAT membuktikan secara KUH Perdata, yang berbunyi sebagai
otentik telah terjadinya jual beli se- berikut: ”pembuktian dengan tulisan dila-
bidang tanah tertentu, pada hari kukan dengan tulisan-tulisan dibawah
tertentu, oleh pihak-pihak tertentu yang tangan”, Surat dibawah tangan yang
disebut di dalamnya. bukan akta hanya disebut dalam Pasal
2. Adanya bukti berupa suatu akta 1874 Kitab Undang-Undang Perdata.
PPAT merupakan syarat bagi pen- Dalam Pasal 1881 dan Pasal 1883 Kitab
daftaran Jual Belinya oleh Kepala Undang-Undang Hukum Perdata, diatur
Kantor Pertanahan. secara khusus beberapa surat-surat
3. Dilakukannya jual beli di hadapan dibawah tangan yang bukan akta, yaitu
PPAT, dengan akta PPAT sebagai buku daftar (register), surat-surat urusan
buktinya bukan merupakan sahnya jual rumah tangga dan catatan-catatan yang
beli yang dilakukan. dibutuhkan oleh seorang kreditur pada
4. Sahnya jual beli ditentukan oleh ter- suatu alas hak yang selamanya dipegang-
penuhinya syarat-syarat materiil bagi nya. Catatan-catatan mengenai tanah
jual beli: dalam buku register tidak mempunyai
a) Syarat-syarat umum bagi sahnya kekuatan bukti yang mutlak bahwa nama
suatu perbuatan hukum (Pasal 1320 yang tercantum di dalamnya adalah
KUH Perdata); pemilik.
b) Pembeli memenuhi syarat bagi Selanjutnya menurut ketentuan Pasal
pemegang hak atas tanahnya; 1895 Kitab Undang-Undang Hukum
c) Tidak dilanggar ketentuan Land- Perdata, yang berbunyi sebagai berikut:
reform. ”pembuktian dengan saksi-saksi diper-
d) Dilakukan secara tunai, terang, dan kenankan dalam segala hak dimana itu
nyata. (Kpts MA 123/K/1970) tidak dikecualikan oleh Undang-Undang”.
5. Jual beli dilakukan di hadapan Kepala
19 Peraturan Pemerintah Tentang Pendaftaran
18 Boedi Harsono, Op.Cit., hal. 500—501 Tanah, PP No. 24 Tahun 1997, No. 59, (a).
328 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]

Dalam segala hal dimana oleh undang- menutup kemungkinan untuk mem-
undang diperintahkan suatu pembuktian buktikan alat-alat bukti yang lainnya,
dengan tulisan, maka diperlukan saksi- apalagi dengan jaman teknologi yang
saksi dalam tulisan tersebut, yaitu saksi- makin canggih ini.
saksi yang membenarkan atas benarnya
5) Bukti Dengan Akta
dalam tulisan tersebut.
Yang dimaksud dengan bukti de-
2) Bukti Persangkaan-Persangkaan ngan akta adalah di kategorikan dua
Menurut ketentuan Pasal 1915 Kitab macam yaitu sebagai berikut:
Undang-Undang Hukum Perdata, yang a. Akta otentik, berdasarkan Pasal
berbunyi sebagai berikut: ”Persangkaan- 1868 Kitab Undang-Undang Hukum
persangkaan ialah kesimpulan-kesimpulan Perdata, akta otentik ini dibuat dalam
yang oleh Undang-Undang atau oleh bentuk sesuai dengan ditentukan oleh
hakim ditariknya dari suatu Peristiwa yang Undang-Undang. Harus dibuat oleh
terkenal kearah suatu peristiwa yang tidak atau di hadapan Pejabat Umum yang
dikenal.” berwenang, mempunyai kekuatan
Ada dua macam persangkaan yaitu: pembuktian yang sempurna, terutama,
persangkaan menurut Undang-Undang, dan mengenai waktu, tanggal pembuatan,
persangkaan yang tidak berdasarkan isi perjanjian, penandatangan, tempat
Undang-Undang. pembuatan, dan dasar hukumnya;
3) Bukti Pengakuan b. Akta di bawah tangan, berdasarkan
Pasal 1869b Kitab Undang-Undang
Menurut ketentuan Pasal 1923 Kitab Hukum Perdata, menurut ketentuan
Undang-Undang Hukum Perdata, yang dalam Pasal ini, adalah tidak terikat
diamksud dengan pengakuan adalah se- dalam bentuk formal, melainkan
bagai berikut: bebas, dan dapat dibuat bebas oleh
”Pengakuan yang dikemukan ter- setiap subyek hukum yang berkepen-
hadap suatu pihak, ada yang dilakukan tingan.
dimuka hakim, dan ada yang dilakukan di Apabila diakui oleh penandatangan/
luar sidang Pengadilan” tidak disangkal, akta tersebut mempunyai
4) Bukti Sumpah kekuatan pembuktian yang sempurna
sama halnya seperti akta otentik, tetapi
Menurut ketentuan Pasal 1929 Kitab
bila kebenarannya di sangkal, pihak yang
Undang-Undang Hukum Perdata, ada dua
mengajukan sebagia bukti yang harus
macam sumpah:
membuktikan kebenarannya (melalui
1. Sumpah yang oleh pihak yang satu bukti/saksi-saksi).
diperintahkan kepada pihak yang
Seperti pada perkara perdata, yaitu
lainnya untuk menggantungkan pemu-
tentang adanya putusan-putusan penga-
tusan perkara padanya: sumpah ini
dilan mengenai itikad baik dalam kontrak.
dinamakan sumpah pemutus.
Ketika mengadili suatu perkara, hakim
2. Sumpah Hakim, yaitu sumpah yang pertama-tama harus mengoreksi benar
dilakukan karena jabatannya, yang tidaknya peristiwanya, hakim harus
diperintahkan kepada salah satu pihak. mengkualifikasi peristiwanya.
Disamping alat-alat bukti yang di-
sbeutkan dalam Kitab Undang- Perkara-perkara yang diputus di
Undang Hukum Perdata, tersebut tidak Pengadilan tidak seluruhnya berdasarkan
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 329
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
pada Kitab Undang-Undang Hukum diberhentikan oleh pemerintah dan di
Perdata, akan tetapi dapat pula dari berikan wewenang dan kewajiban untuk
perkara pidana, misalnya seperti perkara melayani publik dalam hal-hal tertentu
over kredit secara terselubung dengan karena itu ia ikut serta melaksanakan
perjanjian jika nanti, setelah dibayarkan kewajiban (gezag) dari pemerintah.
lunas sertifikat mau diambil oleh pihak Dalam jabatannya itu tersimpul suatu
penjual akan tetapi pada kenyataannya saat sifat atau ciri khas, yang membedakannya
sertifikat mau di ambil di Bank penjual dari jabatan lainya dalam masyarakat,
menghilang tidak tentu rimbanya. sekalipun untuk menjalankan jabatan-
Peristiwa seperti ini juga bisa jabatan lainnya itu kadang-kadang diperlu-
diperkarakan dalam kasus tindak pidana kan juga pengangkatan atau izin dari
yaitu penipuan, tetapi putusannya adalah pemerintah, misalnya pengangkatan ad-
perdata, jadi perkara perdata yang vokat, dokter, akuntan dan lain-lainnya.
mengandung unsaur pidana. Dan ini semua Maka sifat dan pengangkatan itu sesung-
ada di tangan keputusan hakim, maka guhnya pemberian izin, pemberian wewe-
hakim dalam hal ini atau perkara-perkara nang itu merupakan lisensi untuk
yang lain harus dapat menemukan hukum menjalankan suatu jabatan.20
untuk tiap-tiap masalah atau perkara yang Untuk mempermudah rakyat di
di tangannya. daerah terpencil, yang tidak ada Pejabat
Pada saat ini masyarakat umumnya , Pembuat Akta Tanah (PPAT), dalam
banyak yang terbelenggu dengan per- melakukan perbuatan hukum mengenai
masalahan surat tanah yang seharusnya tanah, dapat di tunjuk Pejabat Pembuat
dapat dibuktikan sebagai pembuktian Akta Tanah (PPAT) sementara. Yang di
miliknya padahal bukti fisik sudah dikuasai tunjuk sebagai Pejabat Pembuat Akta
sekian tahun bahkan sampai berpuluh- Tanah (PPAT) sementara itu, adalah
puluh tahun, sehingga untuk mendapatkan pejabat pemerintah yang menguasai
suatu kepastian hukum tentang status tanah keadaan daerah yang bersangkutan: yaitu
yang dimilik oleh masyarakat tidak Kepala Desa.21
terdapat adanya suatu kepastian hukum, Fungsi akta jual beli yang dibuat
oleh karena kurang pengetahuan masya- oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
rakat tentang hukum pertanahan, atau adalah sebagai bukti; bahwa benar telah
peraturan mengenai pertanahan. dilakukan perbuatan hukum, yang ber-
e. Fungsi Akta Jual beli Yang Dibuat sangkutan dan karena perbuatan itu, sifat-
Oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah nya tunai sekaligus membuktikan ber-
(PPAT) pindahnya hak atas tanah yang bersang-
kutan kepada penerima hak. Pemindahan
Berdasarkan ketentuan dari Peraturan
haknya hanya dapat didaftarkan jika
Pemerintah No. 24 tahun 1997, dalam
dibuktikan dengan Akta Pejabat Pembuat
Pasal 1 angka 24, disebutkan, bahwa
Akta Tanah (PPAT). Demikian ditentukan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT),
dalam Pasal 37 ayat (1) PP No.24 tahun
sebagai pejabat umum yang diberi
1997, jelaslah kiranya bahwa adanya Akta
kewenangan untuk membuat akta-akta
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT),
tanah tertentu.
Menurut, R. Soegondo Notodisoerjo 20 R.Soegondo Notodisoerjo, Tata Cara
menjelaskan, bahwa seorang menjadi Pengangkatan Pejabat Umum, (Jakarta : Intan
“Pejabat Umum”, apabila di angkat dan Pariwara, 1989), hal. 25.
21 Budi Harsono, Op-cit, hal. 469

330 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]


[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]

tersebut merupakan syarat bagi pendaftaran di hadapan PPAT. Dengan demikian, tidak
pemindahan haknya. bertentangan dengan Pasal 37 PP. No. 24
Tahun 1997 yang menentukan bahwa
Dalam arti bahwa tanpa adanya Akta
pengalihan hak atas tanah harus dibuktikan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT),
dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang
kepala kantor pertanahan dilarang, untuk
berwenang. Sedangkan ketentuan Pasal 38
mendaftarnya. Pasal tersebut tidak menen-
PP. No. 24 Tahun 1997 mengenai para
tukan, bahwa dilakukannya perbuatan
pihak yang harus hadir dalarn pembuatan
hukum pemindahan hak di hadapan Pejabat
Akta Jual Beli. Dalam Pasal 37 berbunyi
Pembuat Akta Tanah (PPAT), yang mem-
sebagai berikut:
buat akta pemindahan haknya sebagai alat
buktinya, merupakan syarat bagi terjadinya 1) Peralihan hak atas tanah dan hak
dan sahnya perbuatan hukum pemindahan milik atas satuan rumah susun
hak yang dilakukan. Sahnya perbuatan melaui jual beli, tukar menukar,
hukum yang dilakukan ditentukan oleh hibah, pemasukan dalam perusahaan,
terpenuhinya syarat-syarat materiil yang dan perbuatan hukum pemindahan
bersangkutan, yaitu Pasal 1320 Kitab hak lainnya, kecuali pemindahan hak
Undang-Undang Hukum Perdata. melalui lelang hanya dapat didaftar-
kan jika dibuktikan dengan akta yang
Di samping itu, akta jual beli tanah
dibuat oleh PPAT yang berwenang
yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta
menurut ketentuan peraturan per-
Tanah (PPAT), memiliki fungsi, yaitu:
undang-undangan yang berlaku.
1. Untuk membuktikan, secara otentik 2) Dalam keadaan tertentu sebagaimana
telah terjadinya, jual beli sebidang yang ditentukan oleh Menteri Kepala
tanah tertentu, pada hari tertentu, oleh Kantor Pertanahan dapat mendaftar
pihak-pihak tertentu yang disebut di pemindahan hak atas bidang tanah
dalamnya. hak milik, yang dilakukan diantara
2. Merupakan syarat bagi pendaftaran perorangan Warga Negara Indonesia
Jual Belinya ke Kantor Pertanahan yang dibuktikan dengan akta yang
setempat. Dilakukannya jual beli, tidak dibuat oleh PPAT, tetapi yang
dihadapan Pejabat Pembuat Akta menurut kepala Kartor Pertanahan
Tanah (PPAT), sebagai bukti, bukan tersebut kadar kebenarannya dianggap
merupakan sahnya jual beli yang cukup untuk mendaftar pemindahan
dilakukan. hak yang bersangkutan.
Berkaitan dengan syarat formal Dalam pasal 38 berbunyi sebagai
maupun materielnya sebagaimana telah berikut:
diuraikan di atas bahwa untuk terjadinya
1) Pembuatan akta sebagaimana yang
jual beli tanah hak dihadapan Pejabat
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1)
Pembuat Akta Tanah (PPAT) harus
dihadiri oleh para pihak yang melaku-
bersifat final, baik syarat formal maupun
kan perbuatan hukum yang bersang-
materielnya, untuk syarat formal biasanya
kutan dan disaksikan oleh sekurang-
telah dipenuhinya persyaratan kelengkapan
kurangnya 2 orang saksi yang
surat-surat (sertifikat, dan lainnya) yang
memenuhi syarat untuk bertindak
menjadi bukti hak atas tanah.
sebagai saksi dalam perbuatan hukum
Syarat materiel seperti harus lunas- itu.
nya harga jual beli, merupakan syarat 2) Bentuk, isi dan cara pembuatan akta-
untuk perjanjian pokoknya yaitu jual beli akta PPAT diatur oleh Menteri.
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 331
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
Dalam Pasal 39 berbunyi sebagai tidak memenuhui syarat untuk
berikut: bertindak demikian; atau
a) PPAT menolak untuk membuat (4) Salah satu pihak atau para
akta jika, untruk membuat akta: pihak bertindak atas dasar
(1) Mengenai bidang tanah yang suatu surat kuasa mutlak yang
sudah terdaftar atau hak milik pada hakekatnya berisikan
atas satuan rumah susun ke- pernbuatan hukum pemin-
padanya tidak bisa di- dahan hak;atau
sampaikan sertifikat asli hak (5) Untuk perbuatan hukum yang
yang bersangkutan atau ser- akan dilakukan belum diper-
tifikat yang diserahkan tidak oleh ijin pejabat atau instansi
sesuai dengan daftar-daftar yang berwenang, apabila ijin
yang ada di Kantor Per- tersebut diperlukan menurut
tanahan; peraturan perundang-undangan
(2) Mengenai daftar tanah yang yang berlaku; atau
belum terdaftar kepadanya (6) Obyek perbuatan hukum yang
tidak disampaikan: bersangkutan sedang dalam
(a) Surat bukti hak sebagai- sengketa mengenai dan fisik
mana dimaksud dalam dan atau data yuridisnya; atau
Pasal 24 ayat (1) atau (7) Tidak dipenuhi syarat lain atau
surat keterangan Kepala dilanggar larangan yang diten-
Desa/Kelurahan yang me- tukan dalam peraturan per-
nyatakan bahwa yang undang-undangan yang ber-
bersangkutan menguasai sangkutan.
bidang tanah tersebut Ketentuan tersebut tidak diatur
sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum
dalam Pasal 24 ayat (2); Perdata, namun diakui di dalam lalu lintas
dan bisnis di masyarakat, hal ini merupakan
(b) Surat keterangan yang suatu perikatan yang muncul dari
mengatakan bahwa bi- perjanjian, yang diatur dalam Pasal 1338
dang tanah yang bersang- Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
kutan belum bersertifikat yang mengakui adanya kebebasan ber-
dari kantor pertanahan, kontrak, dengan pembatasan bahwa
atau untuk tanah yang perjanjian itu tidak boleh bertentangan
terletak di daerah yang dengan peraturan perundangan dan harus
jauh dari kedudukan kan- didasari dengan itikat baik.
tor pertanahan, dari peme- Dalam hal ini maka sesungguhnya
gang hak yang bersang- Notaris-PPAT mempunyai peranan yang
kutan dengan dikuatkan sangat besar, terutama dalam proses
oleh Kepala Desa/-Kelu- pembuatan akta-akta, agar akta yang
rahan; atau dibuatnya tersebut tidak bertentangan
(3) Salah satu atau para pihak dengan peraturan perundangan yang
yang akan melakukan per- berlaku dan tidak merugikan para pihak
buatan hukum yang bersang- yang membuatnya.
kutan atau salah satu saksi
sebagaimana dimaksud dalam Dengan mempertimbangkan tugas
Pasal 38 tidak berhak atau dan kewajiban Notaris-PPAT sebagai

332 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]


[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]

pejabat umum yang berwenang membuat Berdasarkan hasil penelitian dan


akta otentik, maka akta yang dibuatnya analisa oleh penulis, bahwa dari tinjauan
tersebut harus merupakan juga alat hukum, dapatlah dilihat bahwa jual beli
pembuktian formal yang mengandung tanah yang dilakukan tanpa akta Jual
kebenaran absolut, sehingga seharusnya Beli PPAT akan dapat menimbulkan
notaris juga berperan untuk mengantisipasi kerugian bagi pihak pembeli, hal ini karena
secara hukum atas timbulnya hal- hal yang ia hanya dapat menguasai secara fisik akan
dapat merugikan para pihak yang tetapi tidak dapat membuktikan kepe-
membuatnya serta akibat hukum dan milikannya tersebut secara yuridis, hal ini
perjanjian tersebut. sesuai dengan peraturan yang tercantum
dalam PP Nomor 24/1997. akan tetapi jual
Menurut peraturan pemerintah
beli yang telah dilakukan antara para pihak
Nomor 24 tahun 1997, setiap perjanjian
adalah sah, karena jual beli tersebut terjadi
yang dimaksud memindahkan hak atas
karena adanya kesepakatan antara kedua
tanah harus dibuktikan dengan Akta
belah pihak, dan para pihak telah cakap
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), jadi
menurut hukum, dan kesepakatan itu
jual beli hak atas tanah harus dilakukan
dihadapan PPAT, sebagai bukti telah untuk hal jual beli (hal tertentu) dan hak
atas tanah dan bangunan tersebut adalah
terjadi jual beli suatu hak atas tanah.
benar milik pihak penjual, hal ini telah
Adapun syarat-syarat yang sesuai dengan ketentuan Pasal 1320 Kitab
diperlukan untuk pelaksanaan jual beli Undang-Undang Hukum Perdata, untuk
dihadapan PPAT, jika diperoleh dari hasil sahnya suatu perjanjian diperlukan empat
surat penetapan pengadilan negeri, yaitu syarat:
meliputi:
1. sepakat mereka yang mengikatkan diri
a. Surat bukti kepemilikan obyek jual beli 2. kecakapan untuk membuat suatu
sertifikat hak atas tanah perjanjian
b. Surat-surat tentang subyek/orangnya, 3. suatu hal tertentu
penjual dan pembeli, yaitu: 4. suatu sebab yang halal
a) Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan
Tindakan yang diambil oleh se-
Kartu Keluarga;
orang Notaris-PPAT dalam menangani
b) Surat Nikah; peralihan hak atas tanah, berdasarkan
c) Putusan Pengadilan Negeri. pertimbangan, bahwa selain sebagai
c. Surat tanda bukti pelunasan BPHTB pejabat pembuat akta tanah juga sebagai
(Bea Peroleh Hak Atas Tanah dan penasehat hukum.22 Oleh karena itu dalarn
Bangunan) sesuai ketentuan Undang- praktek, pada saat menghadapi kasus-kasus
Undang Nomor 21/1997. tersebut, sebagai penasehat hukum,
memberikan alternatif- alternatif tindakan
Dokumen-dokumen tersebut di atas,
yang dapat ditempuh adalah sebagai
wajib di serahkan kepada PPAT sebelum
berikut:
akta Jual belinya dibuat oleh yang
berwenang. Jual beli tanah tidak boleh 1. Agar segera melunasi pembayarannya
tidak harus dilakukan di hadapan dan atau melunasi utangnya yang nantinya
dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah diperhitungkan sebagal harga jual
sesuai dengan akta yang telah ditetapkan
yang merupakan suatu akta otentik. 22 Kartini Soedjendro, Perjanjian Peralihan
Hak atas Tanah yang berpotensi Konflik,
(Yogjakarta : Kanisius, 2001), hal. 116.
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 333
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
tanah tersebut. Setelah sertifikat diper- barang dan harga, walaupun pada saat itu
oleh, maka keduanya datang meng- barang belum diserahkan dan harga belum
hadap kepada PPAT-Notaris untuk dibayarkan (1458 KUHperdata). Unsur
melakukan transaksi jual beli. esensial dari perjanjian jual beli adalah
2. Agar menunggu sertifikat terbit atas barang dan harga. Harga haruslah diartikan
nama pihak penjual, kemudian kedua- sebagai sejumlah uang yang digunakan
nya datang menghadap ke PPAT (diakui) sebagai alat pembayaran yang sah
Notaris untuk melakukan transaksi sebab apabila tidak demikian, maka tidak
akta jual beli. ada perjanjian jual beli melainkan yang ada
adalah perjanjian tukar menukar.
3. Dengan menunggu sertifikat diperoleh
atas nama pihak penjual (sertifikat Sedangkan barang yang menjadi
dalam proses permohonan hak dan obyek perjanjian jual beli adalah haruslah
sudah sampai kanwil Pertanahan), barang yang berada dalam lalu lintas
maka dilakukan perbuatan hukum perdagangan sebagaimana diatur dalam
dengan membuat akta Perjanjian pasal 1332 KUHPerdata. Berdasarkan BW
Pengikatan Jual Beli, dengan syarat barang yang menjadi obyek perjanjian
pembayaran sudah dilunasi. dapat diklasifikasikan menjadi barang yang
sudah ada dan barang yang akan ada
Di sinilah terlihat peran PPAT-
(relative dan absolut).
Notaris terhadap kasus-kasus yang
dihadapi, tentunya tetap memperhatikan Jual beli diatur dalam buku III
dan segi positif maupun negatif, karena KUHPerdata, bab ke lima tentang “jual
tindakan yang diambilnya sekarang, beli”. Dalam pasal 1457 KUHPerdata
tidaklah selesai sampai disitu saja, tetapi dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
dapat pula berakibat di masa mendatang. jual beli adalah suatu perjanjian dengan
mana pihak yang satu (penjual) mengikat-
2. Kedudukan Hukum Akta
kan dirinya untuk menyerahkan suatu
Pengikatan Jual Beli
kebendaan, dan pihak yang lain (pembeli)
Berdasarkan pengertian yang untuk membayar harga yang telah
dikemukakan oleh para ahli bahwa dijanjikan.
perjanjian pengikatan jual beli merupakan
Berdasarkan pengertian tersebut da-
awal untuk lahirnya perjanjian pokok.
pat dikemukankan lebih lanjut bahwa
Dengan demikian jelas bahwa perjanjian
perjanjian jual beli merupakan perjanjian
pengikatan jual beli berfungsi sebagai
timbal balik sempurna, dimana kewajiban
perjanjian awal atau perjanjian pen-
penjual merupakan hak dari pembeli dan
dahuluan yang memberikan penegasan
sebaliknya kewajiban pembeli merupakan
untuk melakukan perjanjian utamanya,
hak dari penjual. Dalam hal ini, penjual
serta menyelesaikan suatu hubungan hu-
berkewajiban untuk menyerahkan suatu
kum apabila hal-hal yang telah disepakati
kebendaan serta berhak untuk menerima
dalam perjanjian pengikatan jual beli telah
pembanyaran, sedang pembeli berkewaji-
dilaksanakan seutuhnya.
ban untuk melakukan pembayaran dan
Berdasarkan teori lahirnya perjan- berhak untuk menerima suatu kebendaan.
jian, maka jual beli termasuk perjanjian Apabila hal tersebut tidak dipenuhi, maka
yang bersifat konsensuil atau mengenal tidak akan terjadi perikatan jual beli.
Asas Konsensualisme (Pasal 1320 ayat (1) KUHPerd mengenal tiga macam barang
KUHPer), di mana perjanjian lahir saat sebagai obyek Jual-Beli yaitu: barang
kedua belah pihak sepakat mengenai bergerak, barang tidak bergerak (barang

334 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]


[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]

tetap), dan barang tidak berwujud seperti itu merupakan peristiwa yang pasti akan
piutang, penagihan, atau claim. terjadi, maka perikatan tersebut merupakan
perikatan bersyarat dengan ketepatan
Perjanjian jual beli saja tidak lantas
waktu (syarat Positif, Pasal 1258 KUH
menyebabkan beralihnya hak milik atas
Perdata).
barang dari tangan penjual ke tangan
pembeli sebelum dilakukan penyerahan Jadi Perjanjian Pengikatan jual Beli
(levering). Pada hakekatnya perjanjian jual merupakan perikatan bersyarat seperti
beli itu dilakukan dalam dua tahap yaitu yang telah dijelaskan sebelumnya dan
tahap kesepakatan kedua belah pihak bukan perjanjian Pendahuluan karena
mengenai barang dan harga yang ditandai dalam perjanjian Pendahuluan sifatnya
dengan kata sepakat (Jual beli) dan yang seperti MOU dan belum masuk dalam
kedua, tahap penyerahan (levering) benda perjanjian pokok serta dalam perjanjian
yang menjadi obyek perjanjian, dengan Pendahuluan belum ada kata sepakat.
tujuan untuk mengalihkan hak milik dari sedangkan dalam perjanjian jual-beli
benda tersebut. mengenal asas Konsensualisme arti bahwa
perjanjian cukup dengan kata sepakat saja
Kesepakatan para pihak dalam per-
sudah lahir atau dilahirkan suatu perikatan.
janjian jual beli sebagaimana diatur dalam
Pada detik tersebut perjanjian sudah
pasal 1320 KUHPerdata melahirkan dua
mengikat, dan bukannya pada detik-detik
macam perjanjian, yaitu perjanjian obli-
lain yang terkemudian atau sebelumnya.
gatoir (perjanjian yang menimbulkan
perikatan) dan perjanjian kebendaan C. PENUTUP
(perjanjian untuk mengadakan, mengubah
1. Simpulan
dan menghapuskan hak-hak kebendaan).
Akibat pembedaan perjanjian tersebut, Keabsahan Perjanjian pengikatan
maka dalam perjanjian jual beli harus jual beli ditentukan berdasarkan ketentuan
disertai dengan perjanjian penyerahan Pasal 1338 jo. Pasal 1320 KUH Perdata.
(levering), yaitu sebenarnya merupakan Lahirnya perjanjian pengikatan jual beli
perjanjian untuk melaksanakan perjanjian hak atas tanah merupakan konsekwensi
jual beli. dari adanya sifat terbuka yang ada pada
Buku III Kitab Undang-undang Hukum
Pasal 1253 KUHPerdata menyatakan
Perdata (KUHPer). Sifat terbuka di sini
bahwa suatu perikatan adalah bersyarat,
memberikan kebebasan yang seluas-luas-
apabila digantungkan pada suatu peristiwa
nya kepada subyek hukum untuk meng-
yang masih akan datang dan yang belum
adakan perjanjian baik menyangkut para
tentu akan terjadi, baik secara menang-
pihak, isi dan bentuk perjanjian tersebut,
guhkan perikatan sehingga terjadinya
akan tetapi tidak boleh melanggar per-
peristiwa tersebut (syarat tangguh, Pasal
aturan perundang-undangan, ketertiban
1263-1264 dan 1463 KUHPerdata) mau-
umum dan kesusilaan. Perjanjian peng-
pun secara membatalkan perikatan me-
ikatan jual beli timbul karena terhambatnya
nurut terjadinya atau tidaknya peristiwa itu
atau terdapatnya bebe-rapa persyaratan
(syarat batal, Pasal 1265-1266 KUH-
yang ditentukan oleh undang-undang yang
Perdata). Jika mengacu pada ketentuan
berkaitan dengan jual beli hak atas tanah
pasal 1253 KUHPerdata, maka dapat
yang akhirnya menghambat penyelesaian
diketahui bahwa ukuran dari pelaksanaan
dalam jual beli hak atas tanah. Perjanjian
perikatan adalah adanya syarat terjadinya
pengikatan jual beli ini timbul karena
atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang
adanya hal-hal (persyaratan) yang belum
belum tentu akan terjadi. Apabila peristiwa
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 335
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JATISWARA]
terpenuhi atau adanya hal-hal (persyaratan) Sejarah Pembentukan Undang-
disepakati para pihak harus dipenuhi. Hal- Undang Pokok Agraria, Isi dan
hal (persyaratan) tersebut dapat menjadi Pelaksanaanya, Hukum Tanah
penghambat terselesaikannya perjanjian Nasional Jilid 1, (Jakarta:
jual beli, yang dapat dibedakan menjadi 2 Djambatan, 2003)
yakni karena factor belum terpenuhinya Hamitjio Soemitro, Rony, Metode
persyaratan yang disyaratkan dalam pera- Penelitian Jurimetri, (Ghalia
turan perundangan seperti halnya yang Indonesia. 1990)
ditentukan dalam Pasal 39 PP Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah ------------, Metodologi Penelitian Hukum
atau pun dari factor kesepakatan penjual/ dan Jurimetri, Cetakan V, Ghalia
pembeli itu sendiri, misalkan tentang Indonesia, Jakarta, 1994.
mekanisme pembayarannya. Ibrahim, Jhonny, Teori dan Metodologi
2. Saran Penelitian Hukum Normatif, UMM
Press, Malang, 2007
Untuk menghindari digunakannya
akta pengikatan jual beli hak atas tanah Muhammad, Abdulkadir, Hukum Peri-
sebagai sarana menghindari pembayaran katan, (Bandung: Citra Aditya
pajak, maka perlu ada regulasi yang Bakti, 1992)
membatasi penggunaan PJB misalnya M. Harahap, Yahya, Segi-segi Hukum
hanya diperuntukkan bagi yang secara riil Perjanjian, (Alumni, Bandung,
membeli tanah untuk kepentingan pribadi 1986)
bukan untuk investasi.
MR Tirtaamidjaja, Pokok-Pokok Hukum
Perniagaan, (Jakarta Djambatan,
1970)
DAFTAR PUSTAKA
Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara
Perdata Indonesia, (Liberty,
1. Buku-buku Yogyakarta, 1977)
Amiruddin & Asikin, Zainal, Metode Notodisoerjo, R.Soegondo, Tata Cara
Penelitian Hukum, Citra Aditya Pengangkatan Pejabat Umum,
Bakti, Bandung, 2006 (Intan Pariwara, Jakarta, 1989)
Al–Rashid, Harun, Sekilas Tentang Jual– Saleh, K.Wantjik, Hak Anda Atas Tanah,
Beli Tanah (Berikut Peraturan– (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1977)
Peraturanya), (Jakarta: Ghalia Soedjendro, Kartini, Perjanjian Peralihan
Indonesia, 1986 Hak atas Tanah yang berpotensi
Hadi, Soetrisno, Metodologi Research Konflik, (Yogjakarta: Kanisius,
Jilid II, (Yogyakarta: Yayasan 2001)
Penerbit Fakultas Hukum Psikologi Syamsudin, A.Qiram Meliala, Pokok-
UGM, 1985) pokok Hukum Perjanjian Beserta
Harsono, Boedi, Hukum Agraria Perkembangannya,
Indonesia, Himpunan Peraturan- Sugono, Bambang, Metode Penelitian
Peraturan Hukum Tanah, (Jakarta: Hukum, Raja Grafindo Persada,
Djambatan, 2002) Jakarta, 1997
----------, Hukum Agraria Indonesia, Salindeho, John, Masalah Tanah Dalam
336 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JATISWARA]

Pembangunan (Jakarta: Sinar Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997


Grafika, 1987) tentang Pendaftaran Tanah;
Patrik, Purwahid, Dasar-Dasar Hukum Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Perikatan (Perikatan yang lahir Badan Pertanahan Nasional No-
dari perjanjian dan dari Undang- mor 1 Tahun 2006 tentang Keten-
Undang), (Bandung: Mandar Maju, tuan Pelaksanaan Peraturan Peme-
1994) rintah Nomor 37 Tahun 1998
tentang Peraturan Jabatan Pejabat
Perangin, Effendi, Praktek Jual Beli
Pembuat Akta Tanah;
Tanah, (Jakarta: Rajawali Pers,
1987) Kitab Undang Undang Hukum Perdata
----------, Asas-asas Itikad Baik dan
Kepatutan Dalam Perjanjian,
(Semarang: Badan Penerbit UNDIP,
1986)
R.Setiawan, Pokok-pokok Hukum
Perikatan, (Bandung: Bina Cipta,
1994)
R. Subekti, Hukum Pembuktian, (Jakarta,
Pradnya Paramita 1979)
Soekanto, Soerjono Pengantar Penelitian
Hukum, Penerbit Universitas
Indonesia (UI – Press), Jakarta,
1986)
Soimin, Sudaryo, Status Tanah Dan
Pembebasan Tanah, (Jakarta: Sinar
Grafika, 1994)

2. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang nomor 5 tahun 1960,


tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria;
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah;
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
1998 tentang Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah;
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Badan Pertanahan Nasional No-
mor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 337

Anda mungkin juga menyukai