Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN I

PEMBUATAN BIOBRIKET

Nama : Ekhel Brema Tarigan


Nim : 2103012
Kelompok : II
Kelas : TPM A

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PENGOLAHAN MIGAS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
PERCOBAAN I
PEMBUATAN BIOBRIKET

Balikpapan, 26 Mei 2022

Mengetahui,

Dosen Pengampu Praktikan

Meita Rezki Vegatama, S.Pd., MT Ekhel Brema Tarigan


NIDN. 1110058901 NIM. 2103012
PERCOBAAN I
PEMBUATAN BIOBRIKET

A. Tujuan
1. Proses pembuatan briket sebagai sumber energi terbarukan sehingga
tidak ada barang sisa yang terbuang dan menambah nilai ekonomis
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengamati sifat pada briket
(Vegatama, 2022)

B. Dasar Teori
Biobriket adalah bahan bakar padat yang dapat diperbaharui yang
dibuat dari campuran biomassa. Limbah tersebut dibuat dari biomassa
yang dimampatkan sehingga dibutuhkan perekat didalamnya. Karakteristik
briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus dan tidak
meninggalkan bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar,
briket juga harus memenuhi kriteria sebagai berikut mudah dinyalakan,
tidak mengeluarkan asap, emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung
racun, kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada
waktu lama, menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju
pembakaran, dan suhu pembakaran) yang baik. Kelebihan penggunaan
biobriket limbah biomassa antara lain: biaya bahan bakar lebih murah,
tungku dapat digunakan untuk berbagai jenis briket, lebih ramah
lingkungan (green energi), merupakan sumber energi terbarukan
(renewable energi), membantu mengatasi masalah limbah dan menekan
biaya pengelolaan limbah (Nugrahaeni, 2008).
Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang fungsinya
secara biologis adalah pelindung inti buah dan terletak di bagian sebelah
dalam sabut dengan ketebalan berkisar antara 3–6 mm. Serbuk
kayu/gergaji merupakan limbah dari industri penggergajian berupa
butiran kayu, sedetan, dan potongan - potongan kayu yang dihasilkan
dari proses menggergaji (Nurhilal, 2017).
Serbuk kayu yang merupakan limbah industri pengolahan kayu
menjadi alternatif bahan campuran briket tempurung kelapa. Pemanfaatan
serbuk kayu secara optimal sebagai bahan campuran briket tempurung
kelapa merupakan upaya strategis dalam peningkatan dan pengelolaan
hasil hutan. Ini merupakan bentuk pemanfaatan lain dari serbuk kayu
selain menjadi briket arang untuk sumber energi, arang kompos sebagai
media peningkat kesuburan tanah, atau arang kandang (arang plus pupuk
kandang) (Anggoro, 2017).
Biobriket dengan kualitas yang baik diantaranya memiliki sifat
seperti tekstur yang halus, tidak mudah pecah, keras, aman bagi manusia
dan lingkungan serta memiliki sifat-sifat penyalaan yang baik. Sifat
penyalaan ini diantaranya adalah mudah menyala, waktu menyala,cukup
lama, tidak menimbulkan jelaga, asap sedikit dan cepat hilang serta nilai
kalor yang cukup tinggi. Lama tidaknya menyala akan mempengaruhi
kualitas dan efisiensi pembakaran, semakin lama menyala dengan nyala
konstan akan semakin baik (Siti Jamilatun, 2008).

C. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Timbangan
2. Cetakan alat briket
3. Tempat pembakaran
4.Wadah lem

b. Bahan
1. Serbuk kayu 500 gram
2. Tempurung kelapa 500 gram
3. Lem kanji 2 bungkus
(Vegatama, 2022)
D. Prosedur Kerja
1. Diambil serbuk kayu kemudian dibakar serbuk kayu hingga halus
2. Diambil tempurung kelapa kemudian dibakar hingga halus
3. Kemudian diambil lem kanji yang telah disediakan
4. Setelah itu ditimbang serbuk kayu sesuai dengan yang dibutuhkan
5. Kemudian dimasukkan kedalam wadah yang disediakan
6. Diambil tempurung kelapa sesuai dengan yang dibutuhkan
7. Kemudian dimasukkan kedalam wadah yang berisi serbuk kayu yang
telah ditimbang
8. Setelah itu ditimbang lem kanji sebanyak 1:1 dengan bahan atau
dilihan dari kecukupannya
9. Kemudian diaduk hingga tercampur rata
10. Dimasukkan kedalam alat pres setelah tercampur rata, setelah sudah
padat dikeluarkan dari cetakan
11. Setelah itu dilakukan proses pengeringan kurang lebih 3 hari
12. Kemudian dilakukan uji pembakaran
13. Diamati hingga berapa menit briket tersebut menjadi abu
(Vegatama, 2022)

E. Pengamatan
Pada pengujian briket pembuatan dari serbuk kayu dan tempurung
kelapa yang dicampurkan dengan lem kanji mendapatkan hasil dengan
metode pembakaran.
 Briket yang telah dibuat berwarna hitam
Pada percobaan biobriket ini berwarna hitam karena percobaan ini
dilakukan secara pengarangan
 Pada saat proses pembakaran briket memperoleh api yang cukup
besar dan durasi pembakaran yang cukup lama

Pada prosse pembakaran ini memiliki waktu yang berbeda dari setiap
percobaan yang dilakukan. Pada percoban pertama bahan yang digunakan
serbuk kayu 10 gram + 90 gram tempurung memiliki waktu 32.02 menit,
pada percobaan kedua bahan yang digunakan serbuk kayu 20 gram + 80
gram tempurung memiliki waktu 18.06 menit, pada percobaan ketiga
bahan yang digunakan serbuk kayu 50 gram + 50 gram tempurung
memiliki waktu 25.29 menit, pada percobaan keempat bahan yang
digunakan serbuk kayu 80 gram + 20 gram tempurung memiliki waktu
25.22 menit, pada percobaan kelima bahan yang digunakan serbuk kayu
90 gram + 10 gram tempurung memiliki waktu 16.23 menit.

 Setelah pembakaran briket sudah tidak terbentuk lagi dan memiliki


tekstur seperti abu
F. Pembahasan
Biobriket adalah bahan bakar padat yang dapat diperbaharui yang
dibuat dari campuran biomassa. Limbah tersebut dibuat dari biomassa
yang dimampatkan sehingga dibutuhkan perekat didalamnya. Karakteristik
briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus dan tidak
meninggalkan bekas hitam di tangan.
Pada percobaan biobriket menggunakan limbah serbuk kayu dan
tempurung kelapa yang dicampurkan dengan lem kanji dengan melalui
proses pembakaran. Maka akan dapat digunakan sebagai pengganti
sumber energi terbarukan.
Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang fungsinya
secara biologis adalah pelindung inti buah dan terletak di bagian sebelah
dalam sabut dengan ketebalan berkisar antara 3–6 mm. Serbuk
kayu/gergaji merupakan limbah dari industri penggergajian berupa
butiran kayu, sedetan, dan potongan - potongan kayu yang dihasilkan
dari proses menggergaji.
Percobaan ini tujuan dilakukannya pengeringan adalah agar proses
pembakaran menjadi lebih cepat. Selanjutnya menyiapkan bahan perekat
dengan tepung kanji dicampurkan dengan air kemudian dicetak. Setelah
itu diambil bahan serbuk kayu dan tempurung dicampurkan dengan
perekat. Lalu dimasukkan ke alat press yang telah disiapkan, Setelah itu
dikeluarkan dari alat press.
Dari percobaan ini adapun perbandingan antar serbuk kayu dengan
tempurung kelapa dan dengan perekat atau lem kanji
Percobaan Serbuk Kayu Tempurung Lem kanji
1 10 gram 90 gram 100 gram
2 20 gram 80 gram 100 gram
3 50 gram 50 gram 100 gram
4 80 gram 20 gram 200 gram
5 90 gram 10 gram 200 gram
Tabel 1. Perbandingan antara serbuk kayu,tempurung dan lem kanji

Pada proses pengeringan briket terjadi masalah yang menimbulkan


retak pada 2 bahan yaitu, serbuk kayu 80 gram + 20 gram tempurung dan
pada bahan serbuk kayu 90 gram + 10 gram. Pada 2 percobaan ini yang
mengakibatkan retak yaitu karena pada perbandingan serbuk kayu dan
tempurung, jika lebih banyak serbuk kayu maka akan menimbulkan retak
pada briket karena ada nya rongga yang terjadi pada serbuk kayu. Serbuk
kayu memiliki pori pori yang berbeda dengan tempurung, pori pori pada
serbuk kayu lebih kecil dibandingkan dengan pori pori tempurung kelapa.

G. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
serbuk kayu dan tempurung kelapa sebagai bahan pembuatan briket, maka
dari percobaan ini dapat meningkatkan pemanfaatan limbah sekaligus
mengurangi pencemaran lingkungan. Pembriketan bertujuan untuk
memperoleh suatu bahan bakar yang berkualitas yang dapat digunakan
untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti.
Biobriket dengan kualitas yang baik diantaranya memiliki sifat
seperti tekstur yang halus, tidak mudah pecah, keras, aman bagi manusia
dan lingkungan serta memiliki sifat-sifat penyalaan yang baik. Pengamatan
pada pengujian briket pembuatan dari serbuk kayu dan tempurung kelapa
yang dicampurkan dengan lem kanji mendapatkan hasil dengan metode
pembakaran.
Serbuk kayu memiliki pori pori yang berbeda dengan tempurung,
pori pori pada serbuk kayu lebih kecil dibandingkan dengan pori pori
tempurung kelapa

DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Didi Dwi, Hanif W, Muhammad Dzikri, Fathoni, Moch Zainal,
2017. “Pembuatan Briket Arang Dari Campuran Tempurung Kelapa
dan Serbuk Gergaji Kayu Sengon”, Departemen Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH,
Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia.

Nugrhaeni, A.B, 2008. “Pengaruh Variasi Jumlah Campuran Perekat


Terhadap Karakter Briket Arang Tongkol Jagung”, Jurnal
Profesional 8.

Nurhilal, Otong, Suryaningsih, Sri, “Karakterisasi Biobriket Campuran


Serbuk Kayu Dan Tempurung Kalapa”, Departemen Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran.

Siti, Jamilatu, 2008. “Country Paper”, Indonesia regional seminar on


commercialization of biomass technology.

Vegatama, Rezki Meita, 2022. “Penuntun Praktikum Biomassa”,


Balikpapan Laboratorium STT Migas Balikpapan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai