Laporan Biobriket
Laporan Biobriket
PEMBUATAN BIOBRIKET
Mengetahui,
A. Tujuan
1. Proses pembuatan briket sebagai sumber energi terbarukan sehingga
tidak ada barang sisa yang terbuang dan menambah nilai ekonomis
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengamati sifat pada briket
(Vegatama, 2022)
B. Dasar Teori
Biobriket adalah bahan bakar padat yang dapat diperbaharui yang
dibuat dari campuran biomassa. Limbah tersebut dibuat dari biomassa
yang dimampatkan sehingga dibutuhkan perekat didalamnya. Karakteristik
briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus dan tidak
meninggalkan bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar,
briket juga harus memenuhi kriteria sebagai berikut mudah dinyalakan,
tidak mengeluarkan asap, emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung
racun, kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada
waktu lama, menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju
pembakaran, dan suhu pembakaran) yang baik. Kelebihan penggunaan
biobriket limbah biomassa antara lain: biaya bahan bakar lebih murah,
tungku dapat digunakan untuk berbagai jenis briket, lebih ramah
lingkungan (green energi), merupakan sumber energi terbarukan
(renewable energi), membantu mengatasi masalah limbah dan menekan
biaya pengelolaan limbah (Nugrahaeni, 2008).
Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang fungsinya
secara biologis adalah pelindung inti buah dan terletak di bagian sebelah
dalam sabut dengan ketebalan berkisar antara 3–6 mm. Serbuk
kayu/gergaji merupakan limbah dari industri penggergajian berupa
butiran kayu, sedetan, dan potongan - potongan kayu yang dihasilkan
dari proses menggergaji (Nurhilal, 2017).
Serbuk kayu yang merupakan limbah industri pengolahan kayu
menjadi alternatif bahan campuran briket tempurung kelapa. Pemanfaatan
serbuk kayu secara optimal sebagai bahan campuran briket tempurung
kelapa merupakan upaya strategis dalam peningkatan dan pengelolaan
hasil hutan. Ini merupakan bentuk pemanfaatan lain dari serbuk kayu
selain menjadi briket arang untuk sumber energi, arang kompos sebagai
media peningkat kesuburan tanah, atau arang kandang (arang plus pupuk
kandang) (Anggoro, 2017).
Biobriket dengan kualitas yang baik diantaranya memiliki sifat
seperti tekstur yang halus, tidak mudah pecah, keras, aman bagi manusia
dan lingkungan serta memiliki sifat-sifat penyalaan yang baik. Sifat
penyalaan ini diantaranya adalah mudah menyala, waktu menyala,cukup
lama, tidak menimbulkan jelaga, asap sedikit dan cepat hilang serta nilai
kalor yang cukup tinggi. Lama tidaknya menyala akan mempengaruhi
kualitas dan efisiensi pembakaran, semakin lama menyala dengan nyala
konstan akan semakin baik (Siti Jamilatun, 2008).
b. Bahan
1. Serbuk kayu 500 gram
2. Tempurung kelapa 500 gram
3. Lem kanji 2 bungkus
(Vegatama, 2022)
D. Prosedur Kerja
1. Diambil serbuk kayu kemudian dibakar serbuk kayu hingga halus
2. Diambil tempurung kelapa kemudian dibakar hingga halus
3. Kemudian diambil lem kanji yang telah disediakan
4. Setelah itu ditimbang serbuk kayu sesuai dengan yang dibutuhkan
5. Kemudian dimasukkan kedalam wadah yang disediakan
6. Diambil tempurung kelapa sesuai dengan yang dibutuhkan
7. Kemudian dimasukkan kedalam wadah yang berisi serbuk kayu yang
telah ditimbang
8. Setelah itu ditimbang lem kanji sebanyak 1:1 dengan bahan atau
dilihan dari kecukupannya
9. Kemudian diaduk hingga tercampur rata
10. Dimasukkan kedalam alat pres setelah tercampur rata, setelah sudah
padat dikeluarkan dari cetakan
11. Setelah itu dilakukan proses pengeringan kurang lebih 3 hari
12. Kemudian dilakukan uji pembakaran
13. Diamati hingga berapa menit briket tersebut menjadi abu
(Vegatama, 2022)
E. Pengamatan
Pada pengujian briket pembuatan dari serbuk kayu dan tempurung
kelapa yang dicampurkan dengan lem kanji mendapatkan hasil dengan
metode pembakaran.
Briket yang telah dibuat berwarna hitam
Pada percobaan biobriket ini berwarna hitam karena percobaan ini
dilakukan secara pengarangan
Pada saat proses pembakaran briket memperoleh api yang cukup
besar dan durasi pembakaran yang cukup lama
Pada prosse pembakaran ini memiliki waktu yang berbeda dari setiap
percobaan yang dilakukan. Pada percoban pertama bahan yang digunakan
serbuk kayu 10 gram + 90 gram tempurung memiliki waktu 32.02 menit,
pada percobaan kedua bahan yang digunakan serbuk kayu 20 gram + 80
gram tempurung memiliki waktu 18.06 menit, pada percobaan ketiga
bahan yang digunakan serbuk kayu 50 gram + 50 gram tempurung
memiliki waktu 25.29 menit, pada percobaan keempat bahan yang
digunakan serbuk kayu 80 gram + 20 gram tempurung memiliki waktu
25.22 menit, pada percobaan kelima bahan yang digunakan serbuk kayu
90 gram + 10 gram tempurung memiliki waktu 16.23 menit.
G. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
serbuk kayu dan tempurung kelapa sebagai bahan pembuatan briket, maka
dari percobaan ini dapat meningkatkan pemanfaatan limbah sekaligus
mengurangi pencemaran lingkungan. Pembriketan bertujuan untuk
memperoleh suatu bahan bakar yang berkualitas yang dapat digunakan
untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti.
Biobriket dengan kualitas yang baik diantaranya memiliki sifat
seperti tekstur yang halus, tidak mudah pecah, keras, aman bagi manusia
dan lingkungan serta memiliki sifat-sifat penyalaan yang baik. Pengamatan
pada pengujian briket pembuatan dari serbuk kayu dan tempurung kelapa
yang dicampurkan dengan lem kanji mendapatkan hasil dengan metode
pembakaran.
Serbuk kayu memiliki pori pori yang berbeda dengan tempurung,
pori pori pada serbuk kayu lebih kecil dibandingkan dengan pori pori
tempurung kelapa
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Didi Dwi, Hanif W, Muhammad Dzikri, Fathoni, Moch Zainal,
2017. “Pembuatan Briket Arang Dari Campuran Tempurung Kelapa
dan Serbuk Gergaji Kayu Sengon”, Departemen Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH,
Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia.