Bab3 Pengendalian Sektor Publik
Bab3 Pengendalian Sektor Publik
DI SUSUN OLEH:
Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai
berikut:
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana
risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifkasi
organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan
keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU. Manajemen risiko menganalisis hubungan
risiko asersi spesifik laporan keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan,
pengikhtisaran, dan pelaporan data-data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan
keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan
secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas,
dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena berbagai keadaan, antara lain
perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru
atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas baru,
restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.
3. Aktivitas Pengendalian
4. Informasi Dan Komunikasi
5. Pemantauan / Monitoring
1. Perencanaan
2. Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi
3. Komunikasi informasi
4. Pengambilan keputusan
5. Motivasi orang-orang dalam organisasi agar perilaku sesuai dengan tujuan organisasi
6. Pengendalian, dan
7. Penilaian kinerja
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian karna sistem
pengendalian manajamen berfokus pada unit-unit organisasi sebagai pusat
pertanggungjawaban
3.3. KONTROVERSI
3.3.1. PERENCANAAN VS PENGENDALIAN
A. PENGERTIAN PERENCANAAN
Dalam proses akuntansi, yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan. Jadi bagai
awal kita melakukan proses akuntansi sebelum kita melakukan pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan.
Dalam pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara lain:
Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasar kan pada fakta, data dan keterangan
kongkret.
Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi
dan kesanggupan melihat kemasa yang akan datang.
Perencanaan mengenai masa yang akan dating dan menyangkut tindakan-tindakan apa
yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang
sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana
sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan
rencana kegiatan tertentu.
B. PENGERTIAN PENGENDALIAN
Pengendalian akuntansi merupakan suatu istilah yang umum dan makin banyak
digunakan dalam berbagai variasi kepentingan dan pengertian. Kadang-kadang digunakan
untuk pemeriksaan rutin intern, Misalnya pada penyusunan kembali pembukaan. Biasanya
interprestasi yang lebih sempit ini ternyata merupakan salah satu kegiatan dari pada
struktur pengendalian akuntansi yang luas itu. Pengendalian akuntasi adalah semua usaha
perusahaan yang mencakupmetode, prosedurdanstrategiperusahaan yang mengacu pada
efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan, agar dipatuhinya kebijakan akuntansi serta
tercapainya tujuan perusahaan.
Birokrasi adalah fenomena kehidupan yang setidaknya sejakabad 19, telah menjadi
actor sedemikian penting dalam sejarah umat manusia secara teoritis pengertian birokrasi
dapat dipahami secara simple sebagai aparatur Negara, secara praktis pengertian birokrasi
ini masih sering menimbulkan kontroversi pada konsepsi yang paling luas. Birokrasi sering
disebut sebagai badan / sector pemerintah, atau dalam konsepsi bahasa Inggris disebut
public sector, ataujuga public service atau public administration.
B. PENGERTIAN FLEKSIBILITAS
Birokrasi adalah fenomena kehidupan yang setidaknya sejak abad 19, telah menjadi
aktor sedemikian penting dalam sejarah umat manusia. Apabila orang ditanya tentang
organisasi apakah yang paling mereka butuhkan dalam hidup, maka jawaban semua orang
adalah hampir pasti :Birokrasi.Sejak sebelum lahir sampai meninggalnya, seorang manusia
yang hidup di dunia modern akan senantiasa berurusan dengan institusi pemerintah yang
kita kenal dengan nama birokrasi itu.
Para ahli memiliki berbagai macam pengertian dan definisi tentang birokrasi, mulai
dari yang sederhana sampai dengan yang paling kompleks. Beberapa definisi itu
terangkum sebagai berikut :
1. Birokrasi adalah Organisasi yang terdiri dari aparat bergaji yang melaksanakan
detail tugas pemerintah, memberikan nasehat dan melaksanakan
keputusankebijakan “ (the bureacraucracy consists of salaried officials who
conduct the detailed business of government, advising on and applying policy
decisions)” (Hague, Harrop & Breslin, 1998, h. 219).
2. Didalam konsep sosial, istilah birokrasi ….digunakan untuk menggambarkan
pengaturan/pemerintahan yang dilakukan oleh pejabat yang tidak dipilih, mesin
administrasi kerja pemerintah, dan bentuk organisasi rasional (in the social
sciences, the concept of bureaucracy….refers to phenomena as different as rule by
nonelected officials, the administrative machinery of government, and a rational
mode of organization)” (Heywood, 2002, h. 359).
3. Birokrasi adalah “institusi....yang berada padasektor Negara.…yang memiliki
karakteristik adanya kewajiban, memiliki hubungan dengan hukum dan
berhubungan dengan pertanggungjawaban kepada publik dalam menjalankan
tugasnya (institutions ….its location in the state ..its cumpalsory character, its
particular relation to the law (and) the public accountability of its operations)”
(Beetham, 1987 h. 3-4).
4. Birokrasi adalah Organisasi dengan sebuah hierarki penggajian, pejabat tetap/penuh
waktu yang menyusun rantai komando (organizations with a hierarchy of paid full
time officials who formrd a chain of command) (Weber, 1978, dikutip dlam
Krieken, 2000, h. 283).
5. Birokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan, sebuah control/kekuasaan yang
sepenuhnya di tangan pejabat yang kekuasaan mereka merenggut kebebasan dari
rakyat kebanyakan ( a system of government, the control of wich is so completely
in the hands of officials that their power jeopardizes the liberties of ordinary
citizens)” (Harold Laski, dikutip dalam Buechner, 1984, h. 46).
6. Birokrasi adalah Sistem manajemen kerja yang hierarkis dimana orang
diperkerjakan untuk bekerja mendapatkan upah (a hierarchically stratified
managerial employment sytem in which people are employed to work for wage or
salary)” (Jacques, 1976).
Setiap organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam
bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem pengendalian
manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif
dan efisisen sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi
beberapa aktivitas, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Koordinasi antar berbagai bagian dalam
organisasi, (3) Komunikasi informasi, (4) Pengambilan keputusan, (5) Memotivasi
orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi agar
berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi, (6) Pengendalian, (7) Penilaian kinerja.
Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi
karena adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses
pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada
bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efesien sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan
perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian
manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang
mendukung.
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya;
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat;
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisisen; dan
7. Sebagai alat pengendalian anggaran;
Dalam tujuan organisasi setiap orang memiliki tujuan personal (individual goal).
Untuk menyikapi hal tersebut perlu adanya suatu “jembatan” yang mampu mengantarkan
organisasi mencapai tujuannnya, yaitu tercapainya keselarasan antara individual
goal denganorganization goal. Dalam hal ini, sistem pengendalian manajemen hendaknya
dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan adanya goal congruence, yaitu keselarasan
antara tujuan organisasi dengan tujaun personal.
Berikut ini ada berbagai topik yang dapat dikembangkan sebagai alat
pengendalian organisasi sektor publik (Bastian, 2001:70) yaitu:
5. Pengukuran output. Teknik ini lebih memfokuskan pada indicator kualitas output.
Indikator output dikembangkan untuk menjembatani analisis antar bagian
organisasi, antar waktu serta aspek kuantitatif dan kualitatif. Proses pembandingan
dengan ukuran industri atau organisasi yang sama seringkali dijadikan pilihan
utama.
Pengendalian manajemen sektor publik yang ada di Indonesia ini diterapkan dalam
beberapa kelompok, di antaranya:
1. Pengendalian Preventif.
Sesuai dengan namanya, pengendalian ini dilakukan sebelum berjalannya proses
manajemen sehingga meminimalisir kesalahan dan merencanakan strategi untuk mencapai
tujuan organisasi. Strategi tersebut dirumuskan dalam bentuk program-program kerja yang
harus diselesaikan dan mencapai tujuan-tujuan jangka pendek yang dicanangkan.
Perencanaan yang detil akan sangat membantu organisasi beroperasi dengan minim
kesalahan dan hal ini tentu saja berdampak pada efektivitas serta efisiensi kerja.
2. Pengendalian Operasional.
Tipe pengendalian ini merupakan waktu saat manajemen melakukan pengawasan terkait
pelaksanaan atau operasional organisasi, yaitu dalam bentuk berjalannya program-program
kerja yang disusun. Alat pengawasan pada tipe pengendalian ini adalah anggaran yang
dibuat di awal tahun kerja untuk setiap program kerja yang dibuat. Anggaran dana ini akan
menjadi alat yang menghubungkan antara perencanaan dengan pengendalian
3. Pengendalian Kinerja.
Jika program kerja sudah diselesaikan atau organisasi telah mencapai tahun akhir kerja,
maka manajemen melakukan tipe pengendalian ketiga yaitu pengendalian kinerja melalui
penilaian program kerja dan bagaimana kinerja orang-orang dalam organisasi tersebut.
Evaluasi terhadap kinerja tahun terkait bisa berdasarkan poin-poin yang sudah dicapai pada
setiap program kerja yang sudah direncanakan dari awal atau dibandingkan dengan kinerja
tahun lalu sebagai standar nya.
Alokasi belanja tertinggi yaitu belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal
berturut turut sebesar 42,51 persen, 28,50 persen, dan 19,93 persen dari total belanja
daerah tahun 2020. Dari sisi kinerja penyerapan, sampai dengan triwulan I 2020 ini,
anggaran belanja pemerintah daerah DIY terserap sebesar 12,94 persen (Rp2 triliun) dari
pagu anggaran. Realisasi belanja modal pada triwulan I 2020 mencapai yaitu 9,29 persen
meningkat dari triwulan 1 2019 yang hanya sebesar 5,72 persen, peningkatan realisasi
belanja modal dapat menjadi stimulan bergeraknya investasi swasta sehingga mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah. Sedangkan realisasi belanja barang dan belanja hibah
masing-masing 10,04 persen dan 1,2 persen dari realisasi belanja daerah.