Kathleen Finola-220426995-Summary Bab 1 Dan 2-PB-Uwu
Kathleen Finola-220426995-Summary Bab 1 Dan 2-PB-Uwu
Summary Bab 1.
Pengantar Bisnis.
Definition:
Bisnis adalah kegiatan memproduksi atau menjual barang/jasa untuk memperoleh
laba; Kegiatan yang berorientasi pada profit.
Profit: Pendapatan > Pengeluaran.
Berbagaimacam Produk:
o Tangible goods, diantaranya:
1. Produk berwujud: Barang bergerak meliputi kendaraan bermotor.
2. Barang tidak bergerak atau tidak dapat dipindahkan seperti tanah, rumah, dan
lain sebagainya.
3. Barang berwujud meliputi meja, kursi, tempat tidur, dan lain sebagainya.
4. Barang tidak berwujud meliputi air dan gas.
o Service, diantaranya: Jasa Laundry, jasa Dokter, jasa transportasi dan lainnya.
o Idea, diantaranya: Akuntan, pengacara, konsultan, dan lainnya.
Organisasi Nirlaba; non profit organizations: Organisasi yang dibentuk dengan tujuan tertentu
namun tidak untuk mengejar laba. E.g: Yayasan, institusi dan sebagainya.
Anthony dan Young (Gies et al., 1990) mencoba merumuskan beberapa karakteristik yang
melekat pada organisasi Nirlaba:
1. Tidak bermotif mencari keuntungan.
2. Adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak.
3. Ada kecendrungan berorientasi semata-mata pada pelayanan.
4. Banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi.
5. Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan
bantuan keuangan.
6. Dominasi professional.
7. Pengaruh politik biasanya memainkan peranan yang sangat penting
Didalam menjalankan bisnis terdapat stakeholders, yakni:
A. Stakeholder Internal: Organisasi/industri itu sendiri, pemegang saham, pemilik bisnis,
dan para karyawan.
B. Stakeholder Eksternal: Konsumen, supplier, pesaing, investor, pemerintah, sebuah
komunitas lokal di suatu daerah, media, masyarakat secara umum, dll.
Aktivitas dan orang-orang dalam bisnis:
a) Marketing and Sales (M/S): Menjual dan mempromosikan produk dengan argument
dan deskripsi yang jelas.
b) Supply Chain Management (SCM): Merencanakan, mengatur, dan menjadwalkan arus
produk dari awal produksi hingga distribusi.
c) Accounting and Finance (A/F): Mengatur penggunaa uang secara efektif dan efesien.
d) Human Resources (HR): Mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan tenaga
kerja.
Manfaat belajar Bisnis:
i. Mengembangkan keterampilan dan memperoleh pengetahuan
ii. Memahami aktivitas yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa
iii. Menjadikan konsumen dan anggota masyarakat yang terinformasi dengan baik.
Faktor-faktor ekonomi:
1. Land: Sumber Daya Alam.
2. Labour: Sumber Daya Manusia.
3. Capital: Modal.
4. Enterpreneurship: Kewirausahaan.
5. Knowledge: Ilmu pengetahuan dan Teknologi.
Sistem ekonomi dunia:
Menurut Marvin secara garis besar terdapat 2 sistem ekonomi, yaitu:
I. Sistem Ekonomi Pasar Bebas: Pasar menjadi pihak yang sangat menentukan
barang dan jasa yang akan diproduksi, siapa yang mendapatkannya dan
bagaimana ekonomi akan tumbuh.
II. Sistem Ekonomi Komando: Pemerintah yang menentukan sebagian besar
barang dan jasa yang akan diproduksi, siapa yang mendapatkanya da
bagaimana ekonomi akan tumbuh.
Pembagian secara spesifik:
i. Sistem ekonomi kapitalis: Sistem ekonomi yang semua atau sebagian besar faktor
produksi dan distribusi dimiliki dan dioperasikan secara pribadi untuk memperoleh
keuntungan.
E.g: Amerika, Kanada, Australia, dan negara-negara industri.
State Capitalisme: Kombinasi pasar bebas dan control pemerintah. E.g: Tiongkok.
ii. Sistem ekonomi sosialisme: Bisnis dasar harus dimiliki oleh pemerintah sehingga
keuntungan dapat didistribusikan secara merata diatara masyarakat.
iii. Sistem ekonomi komunisme: Hampir seluru keputusan ekonomi dan memiliki hamper
semua faktor produksi utama oleh pemerintah.
E.g: Laos, Korea Utara, Kuba, dan lainnya.
iv. Sistem ekonomi Campuran: 50% - 50%. Alokasi sumber daya dibuat oleh pasar dan
beberapa oleh pemerintah.
Komunisme: Pemerintah
mengendalian pesaingan
& Ekonomi.
Sosialisme: Dibatasi
Kompetisi
Komunisme: Masuk ke
pemerintah untuk mendukung
lembaga sosial & ekonomi.
Sosialisme: Keuntungan usaha
kecil diinvestasikan kembali
Laba
Sosialisme: Lebih
banyak pilihan karir,
banyak juga bekerja
untuk pemerintah.
Pasar persaingan.
Pasar Persaingan Sempurna: Suatu pasar yang ditandai oleh tidak adanya sama sekali
persaingan yang bersifat pribadi diantara perusahaan-perusahaan individu yang ada
didalamnya. Karakteristiknya:
Jumlah penjual dan pembeli masing-masing banyak dan mereka masing-masing
bertindak sebagai penerima harga.
Jenis barang yang diperjualbelikan bersifat homogen (sama).
Adanya kebebasan bagi penjual dan pembeli untuk keluar masuk pada bidang
usaha atau pasar barang yang bersangkutan.
Setiap pembeli dan penjual memiliki pengetahuan yang sempurna tentang keadaan
pasar.
Adanya mobilitas sumber daya yang ada secara sempurna, artinya pembeli mudah
untuk mendapatkan sumber daya produksi.
Contohnya: Perusahaan beras, pasar buah dan sayur, pasar minyak wangi, dan
lainnya.
Pasar Persaingan Monopolistik: Bentuk pasar di mana produsen saling berkompetisi dengan
produsen lain yang memiliki produk hampir serupa, namun terdapat perbedaan di antara
masing-masing mereka. Karakteristiknya:
Terdapat cukup banyak penjual dan juga pembeli.
Produk yang dihasilkan produsen heterogen,
Terdapat kebebasan bagi perusahaan untuk masuk dan keluar dari pasar dalam
batas-batas tertentu produsen dapat mempengaruhi harga (meskipun tidak sekuat
monopoli).
Diperlukan promosi untuk memperluas pasar.
Contohnya: Sampo, sabun, televisi, sepatu, air mineral, dan lain-lain.
Pasar oligopoli: Pasar yang terdiri dari beberapa produsen saja, namun ada kalanya
pasar oligopoli terdiridari dua perusahaan saja, yang dinamakan duopoli (Sukirno,
2000). Karakteristiknya:
Pasar hanya terdapat dua penjual disebut duopoly, jika produk yang dijual
homogen disebut pure poligopoly.
Kemungkinan produsen baru dapat masuk dalam pasar atau industri, dan
kemudian masuknya produsen tersebut tidak sulit seperti monopoli dan
tindakan seorang produsen dalam pasar oligopoli akan mempengaruhi
produsen lain.
Contoh: Industri semen, industri rokok, jasa penerbangan, dan lainnya.
Pasar Monopoli: Suatu pasar hanya ada satu penjual atau produsen yang tidak ada
substitusinya. Karakteristiknya:
Hanya ada satu penjual,
Tidak ada penjual lain yang menjual output yang dapat mengganti secara baik
(close subtitute) output yang dijual monopolis,
Ada halangan (baik alami maupun buatan) bagi perusahaan lain untuk
memasuki pasar.
Contoh: PLN, Pertamina, dan PDAM.
Siklus Ekonomi dan Produktivitas.
Ekspansi ekonomi: Periode ketika aktivitas ekonomi agregat meningkat, ditandai dengan
peningkatan produksi dan pemanfaatan sumber daya.
Inflasi: Keadaan di mana terjadinya kenaikan beberapa harga-harga barang dan jasa.
Kontraksi ekonomi: Terjadi ketika aktivitas ekonomi agregat menurun.
Resesi: Kondisi perekonomian suatu negara mengalami penurunan selama dua
kuartal secara berturut-turut.
Pengangguran: Kondisi dimana orang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari
pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru.
Depresi: Kondisi penurunan perkonomian yang terjadi selama empat kuartal berturut-
turut atau lebih; resesi yang terjadi dalam periode yang lama dan lebih buruk.
1. Ekspansi (Expansion): adanya kenaikan indikator ekonomi yang positif. Aktivitas
ekonomi seperti keuntungan bisnis, permintaan, penawaran barang dan jasa,
peluang kerja, pendapatan, dan output ekonomi bergerak meningkat (produktif).
Peredaran uang dan investasi juga tinggi. Perusahaan rata-rata beroperasi dengan
baik dan mendapat keuntungan yang bagus.
2. Puncak (Peak): Sudah mencapai batas maksimum pertumbuhan. Tidak ada tanda-
tanda pertumbuhan ekonomi ke atas, namun perlambatan pertumbuhan. Selama
fase puncak, biaya tenaga kerja tinggi dan harga-harga juga tinggi. Daya beli atau
pengeluaran konsumen masih tinggi tapi tumbuh lebih lambat dari fase ekspansi.
3. Kontraksi (Contraction): Dimana perekonomian tidak mengalami pertumbuhan
naik dan tidak juga menurun drastis.
a. Resesi (Recession): Terjadi saat tingkat PDB berubah negatif. Permintaan barang
dan jasa mulai menurun dengan cepat.
b. Depresi (Depression): Pertumbuhan ekonomi terus melemah. Akibatnya, akan ada
banyak pengangguran di fase ini.
c. Pengangguran: Pengurangan ketenaga kerjaan karena permintaan barang, jasa serta
perekonomian turun drastis.
4. Palung (Trough): Tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi terus negatif atau titik
ekonomi terendah.
5. Pemulihan (Recovery): Kegiatan ekonomi mulai bergerak ke arah positif atau
meningkat lagi.
Sukses dalam berbisnis: Ilmu pengetahuan, skills, pengalaman, memiliki penilaian yang baik.
Summary Bab 2.
Etika
Definition: Dalam bahasa Yunani “ethos” dan “ethikos”. Pengertian etika secara etimologis
dari kata “ethos” memiliki arti sifat, watak, adat, kebiasaan, dan tempat yang baik
Etika dalam Berbisnis:
1. Pribadi (Personal): Etika bisnis diterapkan dengan tujuan untuk tidak
menyalahgunakan properti orang lain.
2. Kebijakan Internal Organisasi: membantu organisasi atau perusahaan untuk
mempraktikkan bisnis secara adil, terutama dalam berurusan dengan karyawan
dan para pemangku kepentingan lainnya. Serta membantu organisasi dan
perusahaan dalam memiliki komunikasi yang terbuka dan lebih baik di semua
tingkatan.
3. Tingkat Sosial: Membantu organisasi atau perusahaan memiliki tingkat
kepedulian sosial yang tinggi, sehingga ini menjadi perhatian utama bagi
organisasi bisnis.
4. Tingkat Pemangku Kepentingan: Menjaga hubungan dengan para pemangku
kepentingan seperti, pemegang saham, pelanggan, pemasok barang, karyawan,
bank dan lembaga keuangan, pemerintah dan semua pihak lain yang terhubung
dengan organisasi atau perusahaan kita.
Tanggung Jawab berbisnis: Memaksimalkan dampak positif dan meminimalisir dampak
negatif.
Hukum Bisnis.
Definition: Suatu perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya) yang mengatur
tentang tata cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industry atau keuangan yang
dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang
dari para entrepreneur dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (dari
entrepreneur tersebut adalah untuk mendapatkan keuntungan tertentu). Melalui hukum bisnis
banyak konflik yang dapat dihindari jika pemilik, manager, dan karyawan mengetahui hukum
bisnis dan sistem hukum.
Time Line: Bertanggung Jawabn secara Etnis dan Sosial.
1960-an: Isu sosial, RUU Hak Konsumen, Konsumen yang dirugikan, masalah
lingkungan, keamanan produk.
1970-an: Etika bisnis, Tanggung Jawab Sosial, keragaman, penyuapan, diskriminasi,
mengidentifikasi masalah etika.
1980-an: Standar perilaku etis, perilaku keuangan yang salah, diri sendiri regulasi,
kode etik, pelatihan etika.
1990-an: Program etika perusahaan, regulasi untuk mendukung etika bisnis, masalah
Kesehatan, kondisi kerja yang aman, mendeteksi kesalahan.
2000-an Transparasi di pasar keuangan, keamanan siber, intelektual properti, regulasi
akuntansi dan keuangan, eksekutif kompensasi, pencurian identitas.
Pandangan masyarakat mempengaruhi kemampuan organisasi. Konflik etika dapat menjadi
perselisihan hukum.
Masalah Etis dalam Bisnis.
Definition:
Masalah Etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai
perilaku yang layak harus di buat (Arens dan Loebbecke, 1991).
Penyuapan adalah tindakan memberikan uang, barang atau bentuk lain dari
pembalasan dari pemberi suap kepada penerima suap yang dilakukan untuk mengubah
sikap penerima atas kepentingan/minat si pemberi, walaupun sikap tersebut
berlawanan dengan penerima.
Contoh-contoh pelanggaran organisasi: Perilaku kasar, berbohong kepada
stakeholders, konfluk kepentingan, penyalah-gunaan internet, pelanggaran kesehatan,
mengkompromikan standar, pembalasan karena pelaporan, dan sebagainya.
Bentuk nyata Masalah etika dalam bisnis:
1. Penyalahgunaan waktu perusahaan: E.g. Bermain sosial media dan berbelanja
pada jam kerja.
2. Perilaku kasar dan mengintimidasi: E.g. Ancaman fisik, tuduhan palsu, kata-
kata kotor, hinaan, teriakan, bullying, mengabaikan seseorang, perilaku tidak
bersahabatan, dan sebagainya.
3. Perilaku Mengganggu: E.g. Menyebarkan rumor untuk merusak nama baik
orang lain, memblokir komunitas orang lain ditempat kerja, memamerkan
status/wewenang, tidak mendengarkan pendapat orang lain, gagal
berkomunikasi, membedakan-bedakan berdasarkan kriteria tertentu: ras, jenis
kelamin, dan sebagainya, gerakan tubuh yang menyakiti orang lain.
4. Penyalahgunaan Sumber daya perusahaan: E.g. menyerahkan pengeluaran
pribadi pada laporan keuangan perusahaan, menggunakan barang-barang
perusahaan untuk kepentiang pribadi,
5. Masalah kepentingan: Egoisme, KKN, dan sebagainya.
6. Masalah keadilan dan kejujuran: Iklan palsu, penipuan, plagiasi, dan
sebagainya.
Meningkatkan Perilaku Beretika dalam Bisnis.
a. Keputusan etis dalam organisasi, dipengaruhi 3 faktor:
1. Standar dan nilai moral individu.
2. Pengaruh manajer dan rekan kerja.
3. Kesempatan untuk terlibat dalam perilaku yang salah.
b. Kode etik profesi: Norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi yang
mengarahkan dan memberi petunjuk kepada anggota bagaimana seharusnya berbuat
dan sekaligus menjamin mutu moral profesi di mata masyarakat.
c. Whistleblowing: Sistem pelaporan pelanggaran yang memungkinkan seluruh
pihak dalam organisasi melaporkan tindakan pelanggaran apa pun yang
disaksikannya, baik pelanggaran kecil maupun penipuan berskala besar.
Alasan kode etik sangat penting:
a. Memberi tahu karyawan mengenai masalah dan risiko yang harus ditangani.
b. Memberi nilai-nilai seperti integritas, transparasi, kejujuran, keadilan.
c. Memberikan bimbingan kepada karyawan saat menghadapi situasi yang
membingungkan atau masalah etika yang belum pernah dihadapi.
d. Memberitahu karyawan sistem pelaporan atau tempat-tempat untuk konsultasi saat
menghadapi masalah etika.
e. Membantu menetapkan perilaku nilai-nilai etika yang seragam untuk menangani
keputusan etis.
f. Sebagai sarana dan prasaran penting untuk berkomunikais kepada public, pemasok,
dan otoritas pengatur tentang nilai dan kepatuhan perusahaan.
g. Dasar evaluasi dna peningkatan etika pengambilan keputusan.
Sifat Tanggung Jawab Sosial. E.g:
a. Memiliki hubungan yang baik dengan semua warga perusahaan, pemilik, dan
pemegang saham.
b. Menjaga prosedur akuntansi yang tepat.
c. Memberikann investor akan semua informasi yang relevan.
d. Lindungi hak dan investasi pemilik.
Adapun persyaratan tanggung jawab sosial: E.g. Perusahaan Starbuck.
Tahap 1: Kelayakan finansial dan ekonomi. Perusahaan Starbuck menawarkan investor
pengembalian investasi yang sehat, termasuk dividen.
Tahap 2: Prinsip hukum da nilai persyaratan. Perusahaan Starbuck menetapkan kode etik
pembayaran kepada pejabat pemerintah asing harus menurut hukum Amerika dan negara
asing,
Tahap 3: Etika dan peraturan kepatuhan. Misi dan nilai perusahaan Starbuck menciptakan
budaya etis dengan pemimpin yang etis.
Tahap 4: Filantropi kegiatan. Perusahaan Starbuck membuat rencana pencapaian, seperti
bantuan biaya kuliah penuh kepada karyawan.
k
ila
.F
4
0
e
ro
3
P T
:sy
tn
g
&
E
h
u
p 1
K
c
2
m
N